Home / Rumah Tangga / ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU / Bab 11. Terlalu banyak tragedi

Share

Bab 11. Terlalu banyak tragedi

Author: Yazmin Aisyah
last update Last Updated: 2022-06-11 12:39:07

DIA BUKAN IBUKU

#11

"Aku telah jujur pada orang tuaku tentang dirimu Naura. Dan aku minta maaf. Mereka tak bisa menerima, terutama karena ibu kandungmu mengidap HIV dan kau dilahirkan saat dia dinyatakan positif."

Aku menghela nafas panjang.

"Sebenarnya aku tak masalah dengan itu semua. Toh selama ini kau sehat sehat saja dan Tante Vivian sudah menjamin dirimu bersih di screening terakhir. Tapi aku tak bisa mengabaikan ketakutan kedua orangtuaku."

Aku mengangguk.

"Tidak apa apa Pak. Saya mengerti."

Sejujurnya, apa yang dikhawatirkannya orang tua Bisma kerap kali menghantuiku. Bagaimana jika suatu saat aku positif? Lalu menulari anak dan suamiku? Mungkin seumur hidup aku tak akan menikah.

Aku mengulas senyum. Papa dan Mama telah mengajariku untuk tegar menghadapi hidupku ke depan yang pasti akan berliku. Aku harus siap keluar dari zona nyaman yang diciptakan Papa dan Mama selama ini karena faktanya, hidup ibu kandungku dulu juga penuh gelombang. Hanya diriku sendirilah yang bisa memutu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 12. Mencari si pelaku

    DIA BUKAN IBUKU#12Adakah yang lebih menyedihkan daripada melihat orang yang kita cintai terbaring tak berdaya?Di rumah sakit, sudah ada adik Papa, Om Alfian dan istrinya. Oma dan Opa sudah lama meninggal dunia, kira kira ketika adikku Alesha berusia lima tahun. Papa masih di IGD, tak sadarkan diri dengan segala selang menempel di tubuhnya. Menurut Adit dan Arsen, mobil Papa menabrak pembatas jalan tol dan berguling beberapa kali sampai akhirnya berhenti dalam posisi ringsek. Sopir Papa yang setia, Rey, meninggal di tempat. Sementara luka luka Papa sangat parah sehingga bahkan dokter pun terlihat pesimis.Tante Ria, istri Om Alfian langsung memeluk Mama, yang kulihat berusaha menegarkan diri. Sepanjang jalan, Mama telah banyak menumpahkan air mata. Dan ketika tiba di rumah sakit, matanya yang sembab dan wajah sendunya masih tersisa. Tapi air mata seakan telah mengering dari matanya yang indah itu. Aku dan Alesha saling menggenggam. Adikku tak berhenti menangis sejak tadi."Jadi baga

    Last Updated : 2022-06-15
  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 13. Cinta yang lain

    DIA BUKAN IBUKU#13Aku mengemudi kembali ke rumah sakit dengan kepala sedikit pusing. Tatapan mata coklat tadi tak bisa kulupakan. Perpaduan antara rasa sakit, rindu, dan dendam berbaur dalam tatapannya. "Aku telah jatuh cinta pada Ibumu sejak kami masih kecil. Kupikir tadinya itu adalah cinta monyet belaka. Nyatanya, aku tak pernah bisa melupakannya sedetikpun. Hingga dia kembali dari luar negeri dan menikah dengan Ayahmu, aku masih menatapnya dengan penuh cinta, tak peduli dia bahkan tak lagi menyadari keberadaanku."Aku terdiam mendengarnya. Pandangannya menerawang, menembus pucuk pucuk palem di halaman yang bergoyang dihembus angin."Ketika dia terkena HIV, aku bersiap, seandainya saja Nabil juga tak bisa menerima, aku akan dengan senang hati merawatnya. Aku tak peduli jika nantinya tertular. Mungkin dengan itu kami bisa selalu bersama, hidup dan mati bersama, berdua selamanya."Aku merinding mendengar kata-katanya. Tanpa sadar, mataku terkunci pada wajah lelaki itu. Dia seorang

    Last Updated : 2022-06-15
  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 14. Rumah yang berbeda

    DIA BUKAN IBUKU#14Papa akhirnya dipindahkan ke ruang ICU karena setelah menunggu selama satu jam tak juga sadarkan diri. Ketika tubuh diamnya di dorong keluar ruang observasi menuju ICU, kami semua terpaku. Mama berulang kali memejamkan mata. Sepertiku, Mama sekuat tenaga menahan air mata karena beliau tak mau anak-anaknya menjadi rapuh jika melihatnya menangis. Padahal tenggorokan kami tercekat oleh rasa sedih yang mengguncang. "Mama dan Alesha serta Naura sebaiknya pulanglah. Biar aku dan Adit yang menjaga Papa." Ujar Arsenio sambil menatap wajah kami yang kuyu.Mama diam saja, duduk dengan mata terpejam. Saat ini hampir tengah malam. Suasana rumah sakit terasa sunyi dan menyesakkan. Di tempat ini, entah berapa ribu tangis, doa dan harapan dilantunkan. "Bagaimana kalau Papa bangun dan Mama tak ada?" Mama menggelengkan kepala. "Adit saja yang pulang membawa Naura dan Alesha. Mama di sini sama Arsen."Kami semua tak beranjak. Rasanya tak ada yang ingin meninggalkan Papa sendirian.

    Last Updated : 2022-06-15
  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 15. Sadar

    DIA BUKAN IBUKU#15Aku memungut buku-buku yang berjatuhan itu, menatanya kembali di rak. Jantungku berdebar keras menyadari ada seseorang yang menguping pembicaraan kami. Selain Nenek dan Gilang, rumah ini hanya berisi para pelayan yang jumlahnya lima orang. Para pelayan, tentu tak berani mengintip majikannya sedang membicarakan sesuatu yang penting. Jadi, siapa lagi kalau bukan Gilang?Langkah kaki Nenek terdengar mendekat. Aku menoleh, melihat perempuan tua itu berjalan susah payah menghampiriku. Aku terdiam sesaat, berapakah usianya saat ini? Dia tampak tua dan lemah. Mungkinkah masih ada pikiran dan niat jahat di hatinya seperti dulu? "Kenapa Naura? Suara apa itu tadi?" Tanpa Nenek.Aku menggeleng."Suara buku buku jatuh. Apa ada tikus di rumah ini?"Nenek tertawa kecil."Tidak mungkin. Nenek selalu memastikan pelayan bekerja maksimal membersihkan rumah. Tapi mungkin saja ada yang luput. Sudahlah. Sebaiknya kau tidur, ini sudah hampir pagi.Aku mengangguk, bermaksud berjalan men

    Last Updated : 2022-06-15
  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 16. Menjemlut Naura

    DIA BUKAN IBUKU#16"Mana Naura?""Oh, Naura sedang pulang Mas. Mungkin pagi ini akan kesini lagi." Jawabku. Adrian tersenyum. Aku sedikit tak enak hati. Apa yang dia pikirkan tentang Naura? Adrian sangat menyayangi Naura, tak sedikitpun dia membedakan perlakuannya pada Naura meski tak ada darahnya mengalir pada gadis itu. "Iya Pa. Semalam Adit suruh Naura pulang karena wajahnya pucat.""Apa Naura sakit?" Tanyaku pada Adit.Adit menggeleng. Dia sepertinya menyembunyikan sesuatu karena beberapa kali dia melirik pada Arsen dan Alesha yang kini tertunduk.Aku menoleh kembali pada Adrian."Naura akan kesini Mas. Mas tak usah khawatir ya."Adrian tersenyum lemah. Tak lama, perawat datang dan mengusir kami dengan halus karena pasien harus beristirahat. Setelah mencium pipinya, kami beranjak keluar. Aku mengeluarkan ponsel, mencoba menghubungi Naura. Papanya tentu sangat ingin melhatnya juga. Namun berkali kali kuhubungi ponselnya tak juga diangkat. Apakah dia tidur?Aku kemudian mencoba m

    Last Updated : 2022-06-23
  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 17. Rumah yang asing

    DIA BUKAN IBUKU 17PoV NAURADari kamarku di lantai atas, dapat kulihat punggung si kembar yang berjalan beriringan di halaman dengan langkah gontai. Wajah mereka murung. Hatiku sedih melihatnya mengingat si kembar kesayangan yang selama ini kubanggakan pada teman-teman harus menelan kekecewaan padaku. Tapi aku terpaksa melakukan ini semua. Aku akan tetap di sini sampai aku tahu siapa yang menyebabkan Papa celaka."Tolong biarkan kami bertemu Naura." Suara Aditya tadi terdengar jelas karena aku mendengarkan di balik gorden ruang tengah."Maaf Nak. Naura tidak mau ditemui siapapun." Ujar Nenek Grace."Tapi Mama meminta Naura untuk pulang.""Rumah Naura di sini. Bilang pada Vivian untuk merelakan Naura kembali pada keluarga aslinya."Adit dan Arsen diam sejenak. Hening bermenit-menit yang kurasakan itu demikian mengganggu. Betapa ingin aku berlari dan memeluk mereka berdua seperti dulu, membiarkan mereka menggoda, mengacak rambutku dan mengatakan kalau aku ini bule kesasar. Tenggorokank

    Last Updated : 2022-06-23
  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 18. Sesungguhnya, aku sangat merindukanmu

    DIA BUKAN IBUKU 18Lis?Aku menatap perempuan yang dipanggil Lis oleh Nenek itu dari belakang. Dia seorang perempuan dewasa, mungkin seusia Kak Tiara. Wajahnya manis khas perempuan daerah pulau Jawa. Dan dia adalah yang termuda di antar pelayan lain yang rata rata usianya empat puluhan ke atas. Perempuan itu tampak salah tingkah melihatku menatapnya tak berkedip. Dia lalu meraih tangan Nenek yang terulur, menuntunnya berjalan menuju ruang tamu yang cukup jauh."Hey, siapa namamu?!"Pelayan itu berbalik, menatapku heran. Bahkan Nenek pun seperti menanti apa yang akan terjadi karena selama ini aku jarang sekali bersuara."Aku tanya siapa namamu Mbak. Aku risih jika harus memanggil kalian Hey hey saja." Ujarku beralasan. Perempuan itu masih diam sejenak."Nama saya Lisa."Aku meneliti wajahnya. Menatap rambut ikal yang dicepol di atas kepala, menyisakan sedikit ikal di bawah leher. Benarkah dia perempuan misterius di kamar atas tadi? Aku tak boleh gegabah. Mungkin sebaiknya aku perlu b

    Last Updated : 2022-06-23
  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 19. Dua orang pengkhianat

    DIA BUKAN IBUKU 19Malam telah larut sempurna, di luar suara binatang nocturnal mulai terdengar. Nyanyian jangkrik, suara burung yang bersahutan bersama kesiur angin kencang. Cuaca memang sedang tidak baik-baik saja. Mungkin, seperti hatiku saat ini yang masih terus berdenyut nyeri. Wajah sedih Mama dan raut bersalah Alesha tak serta merta hilang dari ingatan. Apa yang akan dikatakan Mama pada Papa yang menunggu? Aku tahu semua yang Mama katakan benar, tentang rasa sayang mereka padaku, tentang penerimaan mereka yang tanpa syarat. Hanya saja, entah mengapa aku merasa harus tetap berada disini. Aku tak mau hal yang menimpa Papa terulang lagi pada salah satu orang yang kusayangi.Rasa kantuk seakan menjauh dariku. Kuraih ponsel di atas nakas, bertepatan dengan suara pesan masuk melalui WA. Aku mengerutkan kening, siapa yang mengirimiku pesan selarut ini?(Naura, maafkan aku.)Bisma. Wajahnya terbayang seketika itu juga. Aku menghela nafas. Setelah dua hari tanpa komunikasi, dan pertemu

    Last Updated : 2022-06-23

Latest chapter

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 30. Dia bukan ibuku tapi dia adalah segalanya bagiku (ending)

    DIA BUKAN IBUKU 30 (ENDING)Aku menatap tubuh beku Om Gilang untuk terakhir kalinya sebelum dibawa dengan ambulans. Nenek memutuskan memakamkan Om Gilang di tanah makam keluarga. Bagaimanapun dia telah dianggap anak oleh Nenek. Sungguh miris, sementara makan Mama Meisya berada jauh di pemakaman umum."Kita akan memindahkan makam Mamamu kesini." Ujar Nenek setelah pemakaman Om Gilang selesai. Tak ada yang hadir, hanya kami, pelayan dan satpam yang mengenal Om Gilang. Baru kali inilah aku menyaksikan pemakaman tanpa air mata dan sedu sedan.Aku menggeleng."Tidak Nek, jangan. Makam Mama dan Papa berdampingan. Mereka sudah bahagia di alam sana, biarkan saja seperti itu. Aku telah meminta penjaga untuk merawat makam Mama dan Papa secara khusus."Nenek mengangguk sambil memegang tanganku."Baiklah jika itu keinginanmu Naura. Nenek akan mengikuti semua saranmu. Kau telah dewasa. Zaman Nenek tinggal dan dibesarkan tentu jauh berbeda dengan zaman ini."Aku tersenyum dan menuntun Nenek meningg

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 29. Kematian yang sia sia

    DIA BUKAN IBUKU 29PoV GILANG"Gi, apa kau sudah gila? Naura itu anakku!"Wajah Meisya terlihat sedih. Aku tercenung menatapnya. Dia tampak tak bahagia mengetahui semua yang kulakukan untuknya."Tapi dia mengkhianatimu Mei. Dia hidup bersama musuhmu, Vivian. Dia bahkan terlihat sangat mencintai perempuan itu."Meisya menggeleng."Kau tak mengerti Gi. Aku memang menitipkan Naura pada Vivian. Hanya Vivian yang mau dan bisa merawat Naura, mencintainya dengan tulus seperti anaknya sendiri.""Aku tak percaya itu keinginanmu.""Gi, tolong terima saja kenyataan, bahwa kita sudah berpisah. Bukan hanya jarak, tapi juga ruang dan waktu. Hati kita bahkan telah terpisah lama. Lupakan aku dan hiduplah dengan baik."Aku menggeleng. "Aku ingin bersamamu Mei."Meisya tersenyum. Dua dekikan dalam di pipinya terlihat dengan jelas dan aku tak pernah tak terpesona melihatnya."Aku menyayangimu sebagai sahabat dan saudara. Tak lebih. Kuharap kau berhenti menyakiti Naura dan juga Mama."Meisya berbalik, k

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 28. Mei, aku datang

    DIA BUKAN IBUKU 28Ibu Ismi, Ibunya Lisa akhirnya dibawa ke rumah sakit setelah diberi pertolongan pertama. Nenek berpesan kepada dokter Inka untuk melakukan apa saja yang sekiranya bisa menyelamatkan nyawa tanpa perlu memikirkan biaya. Arsen dan Adit yang mengantar ke rumah sakit sekaligus menyelesaikan administrasi. Mama melarangku ikut ke rumah sakit. Saat ini keselamatanku adalah prioritas bagi semua orang."Jenazah Lisa baru selesai diotopsi. Dia jelas mati karena cekikan sehingga tak ada oksigen yang masuk." Jelas Om Alfian. Aku terdiam, membiarkan Mama menggenggam tanganku yang terasa dingin. Mengapa setelah bertemu Nenek hidupku berubah bak sinetron? Kulihat Nenek terpekur di kursinya. Beliau sudah pulih dan mulai bisa berjalan meski masih terlihat sulit. Menurut dokter, Nenek selama bertahun-tahun minum obat yang melemahkan syaraf dan otot kakinya. Obat itu diberikan oleh Lisa atas perintah Om Gilang agar mudah mengendalikan Nenek. Sungguh, mereka benar-benar manusia biad*b.

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 27. Melarikan diri

    DIA BUKAN IBUKU 27POV GILANGLisa terjatuh kembali ke atas kasur akibat kerasnya tamparanku. Ada darah mengalir dari sudut bibirnya yang pecah. Suaranya yang merengek dan berisik itu sungguh-sungguh membuatku kesal."Tuan, anda jahat sekali." Ujarnya sambil menyeka bibirnya. "Berhenti bicara jika kusuruh berhenti. Suaramu membuatku tak bisa berpikir.""Aku hanya mengkhawatirkan Ibuku.""Naura tidak mungkin mencelakainya. Dia anak yang baik.""Jangan terlalu yakin Tuan. Bukankah dia anak Meisya? Dia punya sifat kejam yang sama dengan Meisya. Aku yakin."Aku terkejut mendengar kata-katanya. Di satu sisi, aku mengakui bahwa apa yang Lisa katakan benar. Tapi di sisi lain, ada rasa tak terima mendengar orang lain mengatakan hal buruk tentang orang yang kucintai."Meisya, si jal*ng itu, yang suka mengobral tubuhnya pada lelaki lain hingga tertular HIV. Bukankah dia terlibat banyak kejahatan sebelum mati? Dia juga tega melaporkan Sofyan ke…"PLAK!"Jangan lancang Lisa! Berhenti mengatakan

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 26. Kejahatan yang sempurna

    DIA BUKAN IBUKU 26Kamarku tak berubah, tetap rapi dan bersih seperti biasa saat aku masih tinggal di sini. Puluhan buku koleksiku berjajar rapi di rak kecil yang terbuat dari kayu dan menempel di dinding. Itu adalah buku-buku favorite yang kujaga sepenuh hati sementara buku lainnya bergabung di perpustakaan keluarga yang berada di sudut lantai atas ini. Aku merebahkan diri di atas kasur, memandang seisi kamar. Seandainya tidak ingat bahwa Om Gilang dan Lisa sedang mengincarku, tentu aku akan merasakan hidupku kembali normal disini. Tapi kenyataan itu pupus begitu aku ingat, Nenek dan Ibu Lisa berada di kamar lain, menanti kepastian untuk kembali.Aku mendesah, rasanya nyaman sekali tidur bergelung di kamarku sendiri. Kamar yang sudah kutempati selama lebih dari dua puluh tahun. Aku ingin terus berada disini. "Naura?"Mama melongokkan kepala dari celah pintu yang sedikit terbuka. Aku menoleh, dan bangun dari kasur. Mama, di usianya yang sudah melewati lima puluh tahun, tetap energik

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 25. Welcome home. Naura

    DIA BUKAN IBUKU 25Aku tiba di rumah sakit dan terkejut mendapati banyak orang berkumpul di ruang rawat Nenek. Mama, Tante Ria, si kembar Adit dan Arsen, juga Alesha. Langkah kakiku terhenti melihat mereka semua menatapku. Yang pertama kali berlari menghampiriku adalah Alesha, yang langsung menubruk tubuhku sambil menangis."Kakak…"Aku tertegun, mataku langsung terasa panas menatap orang-orang terkasih yang selama ini kurindukan setengah mati. Padahal belum sebulan aku berada di rumah Nenek, rasanya sudah seabad lamanya aku tak bertemu dengan mereka.Perlahan, kuangkat tanganku, balas memeluk adik bungsuku yang mungil itu. Isaknya makin keras. Dipeluknya aku erat-erat."Maafkan aku Kak. Tolong maafkan aku."Aku mengusap kepalanya yang tertutup jilbab merah muda. Bagaimana mungkin aku tak memaafkannya? Setelah agak lama, isakannya terhenti. Kuurai pelukan Alesha, menatap mata bening yang terlihat sembab itu."Jangan minta maaf terus. Kau tidak salah apa-apa."Alesha justru terisak lag

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 24. Terbongkar

    DIA BUKAN IBUKU 24"Nauraaaa!"Jantungku langsung terasa merosot ke dasar perut. Aku nyaris berlari menuruni tangga, lalu teringat bahwa di bawah ada Lisa yang bisa melakukan apa saja untuk mencelakaiku. Rasanya aku tak bisa lagi membiarkan dua ular ini untuk tinggal di sini lebih lama. Aku akan cepat kena serangan jantung karena mereka. Jadi aku menuruni tangga dengan hati-hati meski rasanya tak sabar untuk segera tiba di kamar nenek."Hati-hati Naura." Janeeta berjalan lebih cepat mendahuluiku. Dia tiba di kamar Nenek lebih dulu, dan ketika tiba disana, aku terkejut melihat pemandangan itu. Nenek jatuh telentang di atas lantai, kepala bagian belakangnya sepertinya membentur lantai dengan keras. Sementara itu, kamar Nenek seperti habis terkena badai. Lemari dan laci laci terbuka dan isinya berhamburan di lantai."Ya Allah Nenek!"Aku memburu tubuh Nenek dan mencoba mengangkatnya. "Jangan Naura. Biarkan dulu. Aku khawatir Nenek kena stroke. Kita tak boleh merubah posisinya sampai per

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 23. Konfrontasi

    DIA BUKAN IBUKU#23Aku menerima surat alih adopsi itu dengan hati perih. Terbayang Mama menangis sambil menandatanganinya. Tentu mereka akan menilaiku sebagai anak yang tak tahu diri. Aku tumbuh sehat hingga sebesar ini berkat air susu Mama. Dan betapa rajinnya Mama membawaku check up, memastikan aku minum obat dan vitamin setiap hari. Aku mendesah. Biarlah, suatu saat, mereka akan tahu bahwa aku melakukan ini semua untuk mereka. Jika aku masih tinggal bersama mereka, Om Gilang akan melakukan berbagai cara agar aku datang dengan sukarela. Tidak. Itu tak boleh terjadi. Cukup Papa saja yang hingga kini belum sepenuhnya pulih."Mamamu berpesan, meski secara hukum kau bukan lagi anaknya, kau tetap anak dan keluarga yang mereka kasihi. Kau bisa pulang kapan saja Naura."Aku mengangkat kepalaku yang sejak tadi tertunduk, menyembunyikan air mata yang nyaris meluncur dari Om Alfian."Terimakasih Om. Aku titip Papa, Mama dan adik adikku." Aku tak dapat menahan suaraku yang bergetar.Om Alfian

  • ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU   Bab 22. Naura san Janeeta

    DIA BUKAN IBUKU 22"Pagi Nona Naura."Sapa Janeeta di meja makan. Aku tersenyum, menarik kursi makan di depanku. Pagi ini aku mengumpulkan pelayan di rumah Nenek di ruang makan merangkap dapur yang amat luas ini. Sementara Nenek ditemani Om Gilang dan seorang sopir serta pelayan sedang check up ke rumah sakit. Nenek melarangku ikut karena katanya tak boleh meninggalkan rumah tanpa seorangpun pemilik rumah. Agak aneh sebetulnya mengingat selama ini Nenek sendirian, hanya dikelilingi orang-orang asing yang tak punya hubungan dengannya."Pagi Jani, pagi semuanya."Mereka menyahut serempak. Dari sudut mata kulihat Janeeta mengedip mendengarku memanggilnya Jani."Saya hendak menyampaikan apa yang telah disepakati oleh saya dan Nenek. Karena Nenek sakit dan saya adalah satu satunya ahli waris, mulai hari ini, saya yang akan memegang kendali atas rumah ini."Gumaman terdengar dari mulut mereka. Aku menatap Lisa melalui sudut mata, mendapati wajahnya yang tampak tak enak dipandang."Pertama,

DMCA.com Protection Status