Beranda / Romansa / IMAM UNTUK NIRMALA / 20. KEBENARAN YANG MENYAKITKAN

Share

20. KEBENARAN YANG MENYAKITKAN

Penulis: Faziharin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-15 11:31:52

Rena menatap gelisah pada jam tangannya, pasalnya sudah hampir satu jam dia menunggu Alif, namun lelaki itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Tadi sore, dengan menebalkan muka, dan menguatkan hati jika ditolak, dia memberanikan diri mengajak lelaki itu untuk bertemu malam ini. Dan ternyata,di luar dugaannya, lelaki itu menerima ajakannya.

Tadi sore, tanpa sengaja dia menguping pembicaraan Mala dan Lusi. Dari yang didengarnya, ada kemungkinan Alif dan Reza sudah bertemu juga sore tadi untuk mengklarifikasi masalah diantara mereka. Seandainya, Alif meminta Reza mundur, dan ternyata dia bersedia, maka harapannya untuk merebut Alif dari Mala akan hancur. Usaha yang telah dilakukannya selama ini akan menjadi sia-sia.

Dia harus segera bertindak. Dia harus mengungkapkan sebuah kebenaran, yang mungkin saja akan merubah cara pandang Alif.

Senyuman manis terbit di bibirnya saat dilihatnya orang yang ditunggu-tunggu memasuki kafe tempat mereka janjian

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • IMAM UNTUK NIRMALA   21. DAHAN DAHAN PATAH

    Mala beranjak turun dari angkot yang ditumpanginya saat sudah sampai di pantai. Sudah menjadi rutinitas mereka jalan-jalan di pantai setiap minggu pagi. Namun ada yang beda hari ini, jika biasanya lelaki itu akan menjemputnya, sekarang dia diminta datang sendiri. Entah kejutan apa yang akan diterima dari pacar narsisnya itu hari ini. Suasana pantai tampak sangat ramai, banyak orang yang sengaja berolah raga pagi ketempat ini. Ditengah ramainya orang itu, tidak sulit bagi Mala menemukan dimana lelaki tampan itu duduk, karena itu adalah tempat kesukaan mereka. Tempat yang selalu mereka datangi jika mereka kesini. Setelah puas memandangi lelaki itu dari jauh, barulah gadis itu melangkah mendekat dan segera duduk disampingnya. Hanya itu yang bisa dilakukannya, mengagumi keindahan itu dari jauh. Mengagumi wajah yang terukir sempurna itu dengan menjaga jarak, tanpa boleh melakukan kedekatan fisik yang melewati batas. Walaupun, matanya hampir setiap hari disu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • IMAM UNTUK NIRMALA   22. BERTEMU BIAN LAGI

    Bian mondar mandir didepan ruangan serba putih itu dengan gelisah. Seseorang yang sedang ada di dalam kamar IGD dan sedang diperiksa oleh dokter itu adalah orang yang sangat dikenalnya. Ya, orang itu adalah Mala. Teman lama sekaligus cinta pertamanya.Bian tak habis pikir, mengapa dia harus menemukan wanita itu dalam kondisi sangat menyedihkan seperti itu. Pingsan di tengah hujan dan tak ada seorang pun yang tadi melihatnya. Mengapa wanita itu begitu bodoh, sudah tahu hujan sangat deras masih juga ditempuh, tanpa alat pelindung diri lagi. Andai saja tidak ada dia, entah bagaimana kondisi gadis itu sekarang.Sebenarnya, hari ini cowok itu berencana mengikuti sebuah acara dirumah wanita yang bersikeras mengaku diri sebagai tunangannya. Katanya ada acara keluarga. Dan entah mengapa, sebenarnya jalan ketempat tujuannya tidak harus melewati pantai, namun hitung-hitung sekalian cuci mata melihat kebiruan pantai, dia memutuskan untuk melewati

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • IMAM UNTUK NIRMALA   23. HUTANG KE BIAN

    Mala memungut kantong plastik bermerek sebuah toko yang sekarang berisi semua pakaian basahnya dibawah ranjang tempat ia berbaring tadi. Rasa malu yang begitu besar kembali menjalar keseluruh tubuhnya mengingat kalau semua pakaian yang melakat ditubuhnya sekarang, adalah pemberian dari Bian.Tak ingin terlalu pusing memikirkan itu, ia kembali melanjutkan memungut kantong plastik itu dan meletakkan di samping tempatnya berdiri, supaya tidak kelupaan nanti saat keluar dari rumah sakit ini. Tubuhnya sudah mendingan, dan tenaganya sudah mulai pulih. Sudah tidak sabaran untuk segera balik ke kamar kost nya dan segela begelung dibawah selimut kesayangannya. Mungkin dengan tidur dan istirahat total kondisinya akan kembali pulih seperti semula. Apa yang dikatakan Bian benar, dia harus bisa menjaga kesehatannya.Bian, lelaki itu sekarang sedang ke kamar mandi, menunaikan panggilan alamnya. Sebenarnya, Mala sudah memintanya untuk pergi karena kond

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • IMAM UNTUK NIRMALA   24. PERTUNANGAN

    Setelah memarkir motornya dihalaman, Bian melangkah memasuki rumah tempat diadakan acara . Ini kali pertama Bian memenuhi undangan Caca untuk datang kerumahnya. Sebelumnya, sudah sangat sering gadis itu meminta untuk mengunjungi rumahnya, namun Bian merasa segan dan tak ada niat.Sebenarnya, saat berada di rumah sakit menunggui Mala tadi, dia sudah mengabari Caca bahwa dia tidak mungkin bisa memenuhi undangan untuk datang ke acara itu. Namun, gadis itu bersikeras akan menunggunya sampai pukul berapa pun. Terpaksa, setelah melepas kepergian Mala dengan berat hati untuk kembali ke kost-nya sendirian, segera dipacunya motor menuju ke rumah Caca. Dan disinilah dia sekarang, disebuah rumah yang megah dan mewah. Wajar saja, Caca adalah putri salah seorang pejabat ternama di kota ini.Suasana di dalam rumah sangat ramai. Beberapa orang teman-teman kuliahnya yang juga merupakan teman-teman Caca tampak turut hadir dalam ruangan itu. Entah acara apa ini, Bian juga tidak te

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • IMAM UNTUK NIRMALA   25. SIAPAKAH YANG MENDUA

    Pagi hari sebelum putus dengan Mala.Alif terbangun dari tidurnya dengan kepala yang sangat sakit. Dengan pelan diraihnya selimut berniat melanjutkan tidurnya. Namun gerakannya tertahan, karena tanpa sengaja tangannya malah meraba sesuatu yang sangat halus dan lembut. Dengan menahan denyutan yang semakin kuat dikepalanya, lelaki tampan itu mencoba membuka matanya lebar-lebar dan sesuatu yang sangat membuatnya terkejut terbentang di depan matanya. Disampingnya, seorang perempuan tertidur dengan sangat pulas. Tanpa pakaian selembar benang pun. lalu dengan syok, diapun melihat keadannya yang tidak berbeda dengan perempuan itu. Tak cukup sampai disitu saja, yang lebih mengejutkan lagi adalah, wanita disebelahnya ternyata Rena.Alif menjambak rambutnya dengan frustasi. Apa yang sudah dilakukannya? Dosa apa yang telah dilakukannya semalam? Kejahatan apa yang telah diperbuatnya terhadap perempuan disampingnya itu?Samar-samar muncul kejadian semalam dikepalanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • IMAM UNTUK NIRMALA   26. TAK GUNA MENANGIS UNTUKNYA

    Menjelang tengah hari, saat hujan sudah reda diputuskannya untuk kembali ke penginapan Setibanya di penginapan, dihempaskan tubuhnya dengan kasar di sofa yang ada dikamar itu. Mengusap wajah yang mulai dibasahi air yang tidak mampu ditahannya untuk tidak keluar dari matanya. Kehilangan,.... Yach,... itulah yang sekarang dirasanya. Cinta yang mati-matian diperjuangkannya, kini harus berakhir dalam waktu singkat. Wanita yang setengah mati disayanginya, kini harus dilepasnya dengan cara tragis."Lif..." Suara Rena menyadarkannya. Buru-buru dihapusnya air mata yang mengalir.Wanita itu keluar dari kamar mandi dengan sedikit tertatih. Ditelusurinya penampilan wanita didepannya itu dengan seksama. Bibirnya tampak sedikit pucat, matanya juga memerah. Mungkinkah gadis itu baru saja menangis melihat bagaimana keadaannya bangun tidur? Matanya juga menangkap jejak-jejak merah yang memenuhi leher putih yang terpampang di depannya.Alif membuang pandangannya berusaha menetra

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • IMAM UNTUK NIRMALA   27 MENERIMA KEKALAHAN

    Pagi ini hujan Kembali turun mengguyur bumi dengan sangat derasnya. Rasanya, jika tidak terpaksa sangat malas rasanya untuk bangkit dari tempat tidur sambil memeluk guling berbungkuskan selimut tebal. Namun, hari ini, karena jadwal kuliah dengan dosen yang sangat galak, maka Mala terpaksa bangun dan meninggalkan kenikmatan di tempat tidurnya.Hatinya masih sangat galau. Tangisannya masih belum sepenuhnya hilang. Namun, dia tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan itu. Hari ini, dia akan menjadi Nirmala seperti hari-hari sebelum luka itu terjadi. Mala yang selalu ceria. Mala yang selalu tersenyum dan membawa keceriaan bagi orang-orang sekitarnya. Luka itu, biarlah akan disimpannya di dalam hati. Bohong, jika dikatakan dia tidak terpuruk, namun berlarut-larut dalam masalah itu hanya akan membuat hatinya semakin sedih. Dia berencana akan menyibukkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan kampus guna membantunya untuk Kembali menata hati.Ia mulai m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-18
  • IMAM UNTUK NIRMALA   28. KONSPIRASI RENA

    Dan disinilah mereka bertiga berada, duduk menghadap meja yang sama. Tampak sekali kecanggungan diantara ketiganya. Mala, sebenarnya tidak tahu harus mulai dari mana, rencana yang tadi telah disusunnya dengan matang tiba-tiba sirna saat kedatangan Alif. Lelaki itu masih seperti biasa tampil dengan pesona yang luar biasa. Walaupun dia datang dengan penampilan yang sedikit kusut, mata merah dan rambut yang tak serapi biasanya, namun tak bisa mengurangi ketampanannya. Sejenak Mala kembali terbuai, namun cepat-cepat ia sadar, bahwa tak ada gunanya mengagumi ketampanan itu lagi. “Duduklah ! Aku sudah pesan makanan, seperti biasa, makanan kesukaanmu.” Sapa Mala berbasa-basi. “Makasi Mala.” Jawaban yang singkat. Alif mendudukkan dirinya dikursi tepat dihadapan Mala. Ditatapnya Mala yang sengaja menghindari menatapnya dengan sibuk mengutak atik ponselnya. Ingin menyapa wanita itu, namun tak tahu harus memulai dari ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21

Bab terbaru

  • IMAM UNTUK NIRMALA   61. HARI MILIK KITA

    "Mala..."Mala menoleh dan mendapati seorang lelaki tampan sedang menatapnya sendu. Bian yang juga berdiri disampingnya mengenggam erat tangan Mala. Dia masih mengenali orang itu. Kalau tidak salah ingat lelaki itu dulu pernah dekat dengan istrinya. Bukankah mereka dulu pernah bertemu saat masih kuliah? Rahang Bian mengeras."A...Alif..." ujar Mala pelan."Ternyata kamu masih mengenaliku." Lelaki yang ternyata adalah Alif itu tersenyum pahit. "Selamat atas pernikahanmu, Mala. Semoga bahagia. Apa kita bisa bicara sebentar, hanya berdua." pinta Alif menatap Mala harap.“Jika ada yang ingin dibicarakan, maka bicara disini saja, Lif.” Jawab Mala halus.Alif menatap Mala memohon, lalu ditatapnya Bian yang masih mengenggam erat tangan Mala."Mala adalah istriku. Jadi apapun masalahnya, juga masalahku. Tidak ada rahasia diantara kami." potong Bian cepat. Genggamannya pun semakin erat. Mala tersenyum dan menatap Bian hangat."Suamiku benar, Lif. Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?” ucap Ma

  • IMAM UNTUK NIRMALA   60. IMAM UNTUK NIRMALA

    Mala bersenandung riang sambil melangkah kesana kemari di dapur. Seperti biasanya, setelah sepuluh hari lebih mereka menikah, ia selalu membuatkan sarapan untuk suaminya. Namun, pagi ini ada yang tak biasa, karena dari tadi tak henti hentinya bibirnya tersenyum lalu senandung cinta tak berhenti mengalun dari mulut itu. Menggambarkan suasana hatinya yang sedang berbunga-bunga.Akhirnya, setelah 10 hari menikah, semalam ia berhasil melaksanakan tugas sepenuhnya sebagai seorang istri. Melawan segala trauma yang selalu menghantuinya.Masakannya hampir selesai, saat deru suara motor terdengar di halaman depan. Itu adalah suaminya pulang dari masjid. Bahkan disaat beratnya godaan untuk kembali memeluk istrinya, lelaki itu tetap bangkit dan beranjak ke kamar mandi. Lalu setelah menunaikan shalat sunat sebelum shubuh dua raka'at ia pamit untuk menunaikan shalat Shubuh berjamaah ke masjid. Mala yang saat itu masih uring-uringan, merasa sangat malu pada suaminya itu. Hingga walau dengan sedikit

  • IMAM UNTUK NIRMALA   59. MENGGENAPKAN RASA

    Bian menghela nafas lega setelah mobilnya sampai di rumah, setelah menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam dari kota B. Disamping nya Mala tertidur dengan pulas. Diputarnya tubuh dan menatap sang istri yang tengah tertidur. Tangannya perlahan mengelus pipi halus itu dan merapikan anak rambut yang dengan nakal mengintip dari balik jilbabnya."Sungguh, kehadiranmu adalah anugerah terindah dalam hidupku. Aku janji akan menjaga anugerah itu dengan sebaiknya. Aku tak bisa menjanjikan bahwa kamu akan selalu bahagia denganku, tapi aku usahakan bahwa dalam kondisi apapun aku akan selalu ada untukmu."Tak tahan hanya memandang, Bian akhirnya tergoda untuk mengecup singkat pipi itu. Dan untuk beberapa saat dibiarkan bibirnya menempel pada pipi halus yang terasa dingin, mungkin karena suhu dalam mobil sehingga membuat istrinya kedinginan.Mala mengeliat karena merasa tidur nyenyaknya terusik. Perlahan dibukanya mata, dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan suami yang berada tepat dide

  • IMAM UNTUK NIRMALA   59. MENGGENAPKAN RASA

    Bian menghela nafas lega setelah mobilnya sampai di rumah, setelah menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam dari kota B. Disamping nya Mala tertidur dengan pulas. Diputarnya tubuh dan menatap sang istri yang tengah tertidur. Tangannya perlahan mengelus pipi halus itu dan merapikan anak rambut yang dengan nakal mengintip dari balik jilbabnya."Sungguh, kehadiranmu adalah anugerah terindah dalam hidupku. Aku janji akan menjaga anugerah itu dengan sebaiknya. Aku tak bisa menjanjikan bahwa kamu akan selalu bahagia denganku, tapi aku usahakan bahwa dalam kondisi apapun aku akan selalu ada untukmu."Tak tahan hanya memandang, Bian akhirnya tergoda untuk mengecup singkat pipi itu. Dan untuk beberapa saat dibiarkan bibirnya menempel pada pipi halus yang terasa dingin, mungkin karena suhu dalam mobil sehingga membuat istrinya kedinginan.Mala mengeliat karena merasa tidur nyenyaknya terusik. Perlahan dibukanya mata, dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan suami yang berada tepat dide

  • IMAM UNTUK NIRMALA   58. SESUNGGUHNYA MANUSIA DICIPTAKAN BERPASANG-PASANGAN

    Bian melangkah pelan mengikuti rombongan pejabat perusahaan menuju ruang pimpinan. Kepalanya masih celingukan ke belakang menunggu istri tercinta yang masih belum juga tampak. Tadi, mereka terpaksa berpisah karena Mala yang mendadak dihampiri oleh puluhan karyawan yang hendak minta maaf sekaligus mengucapkan salam perpisahan padanya. Sebenarnya ingin sekali menemani, takut jika terjadi hal diluar dugaan lagi, namun tarikan halus di ditangannya mengurungkan niatnya."Sudahlah! Kupastikan dia aman sekarang. Tak akan ada yang berani mengganggunya lagi. Disamping kebenaran yang telah terungkap, semua orang tahu bahwa Mala adalah isteri salah satu pemegang saham di sini, mana ada yang berani usil lagi padanya. Termasuk si Raditya itu" ujar Donny yang membuat Bian tersenyum.Tetap saja dia mencemaskan istrinya."Tetap saja hatiku tak tenang, Bang. Dia masih trauma. Abang tak merasakan bagaimana nelangsanya adikmu ini, walau sudah menjadi istri sah pun, aku sama sekali tak bisa berbuat banya

  • IMAM UNTUK NIRMALA   57. PERGI TANPA DENDAM

    “Saya memiliki semua rekaman cctv kejadian itu, karena kebetulan saat kejadian itu saya berada di hotel yang sama dengan Pak Raditya. Saya bisa saja memutar semua cctv itu di sini, tapi karena permintaan dari istri saya, opss…” Bian pura-pura keceplosan, lalu tersenyum manis pada Mala, “Karena permintaan dari Nirmala, agar rekaman cctv itu tidak diputar karena bisa menyebarkan aib orang lain, makanya saya tidak memperlihatkan cctv itu.”Bian melangkah tanpa canggung dan berjalan didepan semua yang hadir, layaknya seorang dosen yang sedang memberikan kuliah pada semua mahasiswanya. Langkahnya berakhir tetap di depan dua orang wanita yang tadi tidak mempercayai pengakuan Raditya.“Hei, Nona berdua. Mungkin anda adalah penggemar pak Radit, jadi sah-sah saja jika anda tak akan percaya apapun kesalahan yang dilakukan oleh idola anda. Its okey. Tapi coba anda lihat sebagai sisi wanita, saat ini Nirmala, wanita yang sedang anda hujat itu sedang mengalami trauma berat. Trauma atas kejadian na

  • IMAM UNTUK NIRMALA   56. PERSIDANGAN

    Mala duduk dengan gelisah didepan puluhan mata yang memandangnya dengan tatapan yang beragam. Di sebelahnya Radit tak kalah gelisah, semua ini sungguh diluar dugaannya. Dikiranya pertemuan di aula siang ini akan menjadi saksi keberhasilannya mendapatkan hati dan cinta dari wanita yang disukai, namun kenyataan berkata lain. Apalagi saat sesekali ekor matanya menatap lelaki yang duduk dengan tenang disampingnya pimpinan perusahaannya. Entah apa hubungan lelaki itu dengan orang nomor satu diperusahaan itu? Yang jelas kehadirannya membuat keberaniannya nyaris hilang, karena bagaimana pun, lelaki itu mengetahui semua kejahatan yang dilakukannya pada Mala.Belum lagi, mengingat bagaimana reaksi Mala saat lelaki itu muncul. Mala berlari dan menghambur kepelukan lelaki itu dan mendekapnya erat. Membuat hati Radit bagai ditusuk belati karena sakit membayangkannya. Dengannya, jangankan memeluk, dipegang tangan sedikit saja gadis itu sudah tak ubahnya macan betina.Kebingungan itu sebenarnya jug

  • IMAM UNTUK NIRMALA   55. JANGAN SENTUH WANITAKU

    Mala duduk termenung di kursi kerjanya, tak menghiraukan rekan kerja yang sedari tadi saling pandang satu sama lain, tak ada yang berani bicara. Sekembalinya dari HRD Mala menjadi diam seribu bahasa. Hanya termenung tanpa melakukan apa-apa.Setelah merasa hatinya agak tenang, diangkatnya kepala lalu memandang semua yang ada di ruangan itu sendu. Kurang lebih dua tahun bekerja disana, sekarang harus pergi dengan hati yang terluka. Dikiranya ia akan bisa pamit dengan hati tenang, dan melupakan masalah dengan Radit. Tapi kenyataan memang tak seindah bayangan. Apalagi, sebentar lagi akan diadakan pertemuan di aula, dan semua orang akan mengadilinya. Tatapan sinis dari puluhan pasang mata akan menghujaninya. Diusapnya wajah kasar, lalu untuk menghibur diri di coba menghubungi seseorang yang beberapa hari ini mampu memberi ketenangan dan kekuatan saat masalah datang padanya.Hanya menyapa, itu yang bisa dilakukannya, karena takut akan merusak konsentrasi lelaki itu disana. Namun diluar per

  • IMAM UNTUK NIRMALA   54. MEMINTA TOLONG

    Bian menyesap secangkir teh panas yang dihidangkan padanya oleh asisten dari lelaki yang kini sedang duduk di depannya. Lelaki yang berusia 35 tahun itu tampak sangat gagah dan tampan dengan gayanya yang kasual.Setelah melepas Mala masuk ke kantor, hatinya tetap tak tenang, sehingga diputuskan untuk menghubungi salah satu mahasiswa yang kuliah hari ini denganya, minta maaf karena tak bisa masuk dan minta ganti perkuliahan di hari lain. Awalnya, ia ragu juga ingin ikut campur, tapi saat tanpa sengaja mendengar percakapan miring tentang Mala oleh dua orang karyawan yang baru datang, dan sempat numpang berkaca dimobilnya, hati lelaki itu menjadi panas. Bayangan betapa hancur hati istrinya mendengar berita itu sungguh membuatnya tak tenang.Mungkin nasib baik memang sedang memihaknya, atau mungkin begitu cara Allah memudahkan langkahnya. Kantor tempat Mala bekerja ternyata adalah milik salah seorang seniornya saat ikut organisasi dulu. Bahkan atas tawaran dari seniornya itu, dia juga m

DMCA.com Protection Status