Sebuah gelombang kekuatan muncul dari telapak tangan Wuya Oek. Gelombang kekuatan berwarna hitam dengan hawa sangat panas menyebar.“Serangan orang ini semakin kuat saja. Kali ini aku mungkin masih bisa bertahan, tapi tidak para pasukan kerajaan itu. Mereka pasti tewas terpanggang!” gumam Dewa Tangan Sakti dengan wajah cemas.Bummmmm!Ledakan sangat keras terjadi. Bumi berguncang hebat. Serangan Wuya Oek mengenai sasaran. Namun tepat saat serangan itu mendarat, dua cahaya keemasan lain muncul dan turut menghadang serangan bersama Dewa Tangan Sakti.Panglima Guo dan para prajurit kekaisaran yang lain hanya bisa memejamkan mata mereka menanti nasib apa yang akan mereka dapatkan. Namun cukup lama mereka memejamkan mata dan hanya merasakan guncangan kecil mereka pun membuka mata.“A-Apa yang terjadi!” seru Panglima Guo dengan suara bergetar.Wuya Oek nampak terkapar. Di sisinya terlihat Bu Ghi Chang dengan wajah cemas. Di tempat itu kini muncul dua lelaki tua dengan pakaian keemasan mir
Raja Harimau Putih, dengan tubuhnya yang besar dan kekar, tampak seperti gunung yang kokoh berdiri di tengah badai. Setiap kali angin hebat menyerangnya, dia hanya mengeraskan otot-ototnya dan tetap teguh di tempatnya. Untuk Di sampingnya, Dewa Pedang Kilat memegang pedang panjangnya dengan kedua tangan, menanamkan ujung pedang itu ke tanah di hadapannya. Sinar keemasan yang terpancar dari tubuhnya mengalir ke pedang tersebut, menjadikan pedang itu sebagai jangkar yang menahan dirinya dari terpaan angin. Pedang Sakti itu berkilauan, setiap kali angin berusaha menembus perisainya, kilatan cahaya dari pedangnya membelah angin tersebut menjadi dua, seakan-akan pedang tersebut mampu memotong apa saja, bahkan udara.Dewa Tangan Sakti berdiri di antara kedua sahabatnya, dengan tangan terentang ke samping, menciptakan perisai tenaga sakti yang melingkupi ketiganya. Sebuah tangan berbentuk cahaya muncul menahan tekanan angin yang semakin kuat. Nampak sekali lelaki itu mengeluarkan kekuatan
Raja Naga Penguasa Mata Angin Barat, Selatan, dan Timur, tiga Raja yang merupakan Empat Terkuat Ahli Beladiri di pihak Kaisar Naga Hitam menatap satu sama lain dengan pandangan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi. "Bagaimana mungkin?" bisik Raja Naga Penguasa Mata Angin Timur, suaranya nyaris tidak terdengar.Raja Naga Penguasa Mata Angin Selatan menggelengkan kepalanya, matanya penuh curiga. "Apakah pemuda itu yang melakukannya?" tanyanya, meskipun jawabannya mulai terlintas di pikirannya.Raja Naga Penguasa Mata Angin Barat, yang terkenal paling cerdas dan penuh perhitungan, memperhatikan pemuda itu dengan tajam. "Tidak mungkin ada orang yang bisa menghentikan kekuatan sebesar itu tanpa melakukan apa-apa," gumamnya, meskipun dalam hatinya ia tahu bahwa segala sesuatu mungkin di dunia ini, terutama ketika berhadapan dengan sosok misterius seperti pemuda di depan mereka.Melihat keempat saudaranya bingung dan mulai kehilangan ketenangan, Raja Naga Penguasa Mata Angin U
Bab 149. Tantangan Sang Pemuda Sakti “Gabungkan kekuatan!” pekik Raja Naga Penguasa Arah Mata Angin Utara.Keempat raja naga penguasa bersiap, mereka sadar kekuatan serangan ini meski sama dengan yang mereka miliki, tapi serangan yang ada di depan jauh lebih kuat dan mengerikan.Serangan angin hitam berbau bangkai meluncur cepat ke arah empat raja penguasa mata angin. Keempatnya berusaha menahan namun serangan itu begitu tangguh. Keempat orang itu pun langsung terperangkap kabut angin hitam yang berbau busuk itu.Tiga Raja Naga Penguasa Mata Angin yang terkena serangan. Seperti lilin tubuh mereka meleleh hingga seluruhnya jatuh terburai ke tanah. Sesaat mereka berkelojotan lalu tewas. Hanya Raja Naga Penguasa Arah Mata Angin barat yang tidak tersentuh.“Aku sengaja tidak menghabisimu, agar kau sampaikan kepada majikanmu Kaisar Naga Hitam. Kejahatannya sudah diluar batas. Alam akan segera mengadilinya!”Raja Naga Penguasa Mata Angin Barat terdiam. Wajahnya memucat, tubuhnya bergetar
Kabar tentang kehebatan pemuda sakti yang berhasil mengalahkan empat petinggi Kekaisaran Naga Hitam menyebar dengan cepat, seperti api yang menjilat-jilat hutan kering. Berbagai desa, kota, hingga pedalaman gunung penuh dengan bisik-bisik pembicaraan tentang kejadian itu. Dalam waktu singkat, nama pemuda misterius itu menjadi legenda baru di dunia persilatan.Di pasar-pasar, para pedagang mengobrol sambil menyiapkan barang dagangan mereka. Di kedai-kedai makan, setiap meja dihiasi oleh cerita-cerita tentang pemuda yang mengalahkan Raja Naga Penguasa Mata Angin hanya dengan satu serangan. Tidak ada yang benar-benar tahu siapa dia, tapi semua orang memiliki spekulasi masing-masing.Di sebuah kedai makan sederhana di kaki Gunung Tianmu, kerumunan Pendekar berkumpul. Tempat ini terkenal sebagai perhentian banyak ahli silat yang sedang dalam perjalanan menuju gunung, sehingga wajar saja jika kabar-kabar terbaru selalu terdengar lebih cepat di tempat ini.Asap tipis mengepul dari dapur, men
Di sebuah tempat yang tersembunyi di jantung kekaisaran, di dalam Istana Kekaisaran Naga Hitam, ada sebuah taman yang jarang terlihat oleh mata manusia. Taman ini, yang dikenal sebagai Taman Rahasia Naga, dikelilingi oleh pagar tinggi berlapis kabut gelap, menciptakan suasana misterius yang mengerikan. Tanaman-tanaman eksotis dari dunia lain tumbuh subur di tanah yang dipenuhi kekuatan jahat. Angin dingin terus berhembus, membawa aroma logam dan darah, seolah-olah tanah itu sendiri haus akan darah dan kematian.Di sinilah Kaisar Naga Hitam, penguasa tertinggi dari Kekaisaran Naga Hitam, sering menghabiskan waktunya, memikirkan rencana keji dan menunggu laporan dari bawahannya. Hari itu, udara di Taman Rahasia Naga terasa lebih tegang dari biasanya. Raja Naga Penguasa Arah Barat baru saja tiba setelah perjalanan panjang dan berbahaya. Wajahnya pucat, tubuhnya masih gemetar akibat ketakutan yang menghantuinya sejak pertemuannya dengan pemuda sakti. Di depan Kaisar Naga Hitam, tubuhny
Pelindung Kanan memimpin barisan panjang prajurit Kekaisaran Naga Hitam yang terdiri dari puluhan ribu pasukan. Mereka bergerak menuju Selatan, di mana Kaisar Selatan bersembunyi. Tujuannya untuk menghancurkan musuh sebelum menjadi kekuatan serius yang mengancam kekuasaan junjungannya.“Tidak ada yang boleh kembali sebelum kita mencapai Selatan. Tidak ada pengecualian,” ucap Pelindung Kanan dingin, matanya menatap ke depan tanpa sedikitpun keraguan.Pasukan itu penuh dengan kekuatan jahat, kekuatan yang telah diresapi hawa Iblis oleh Kaisar Naga Hitam. Mereka berjalan dalam keheningan, kaku dengan sorot mata menakutkan. Sementara langit di atas mereka dipenuhi awan hitam tebal yang seolah-olah mengikuti.Namun, perjalanan mereka tidak semulus yang diharapkan. Malam pertama saat mereka melewati hutan lebat dengan pepohonan menjulang tinggi yang melambangkan kematian, serangan tak terduga datang. Dari balik kabut tipis yang menutupi pepohonan, sosok-sosok keemasan muncul.Salah satu praj
Langit di atas kota Kekaisaran Timur tampak kelam, awan-awan hitam bergulung seolah dipenuhi kemarahan yang tak terucapkan. Kabut tipis menutupi tanah yang becek karena hujan yang turun sejak malam sebelumnya. Udara dingin mengiris kulit, dan suara desau angin mengiringi irama langkah kaki ribuan lelaki gagah berpakaian pelayan Dewa, yang bergerak seperti angin. Mereka adalah para penghuni Kuil Dewa Agung, yang kini bergegas menuju gerbang kota Kekaisaran Timur salah satu negara besar yang telah jatuh ke tangan Kaisar Naga Hitam.Di depan barisan itu, Pendeta Kaiming, seorang lelaki tua dengan jubah putih yang dihiasi simbol-simbol sakral, memimpin dengan tenang. Meskipun usianya sudah lebih dari tujuh dekade, setiap gerakannya penuh wibawa, dan matanya bersinar dengan semangat dan penuh kewibawaan. Di pundak orang tua sakti itu, beban besar sebagai Ketua Sekte Kuil Dewa, tetapi ia melangkah tanpa gentar, memenuhi panggilan kemanusiaan. Di dalam dadanya, keyakinan kuat bahwa inilah