IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU18. KEANEHAN DEMI KEANEHAN (BAGIAN A)~Aksara Ocean~Aku berusaha menulikan telingaku dan tidak menggubris gedoran kencang di luar sana, namun suara Tante Mira kembali terdengar memanggilku. Kali ini lebih keras dan lebih kaya akan caci maki dan sumpah serapah di dalamnya.“Keluar kamu, dasar mandul sialan!”“Heh yatim piatu, kamu budek ya?"Astaghfirullahaladzim, aku mendesah malas di dalam hati. Tante Mira semakin menjadi-jadi, makin bar-bar dari biasanya.Aku beranjak menuruni ranjang, dan berjalan cepat ke arah pintu. Begitu pintu kubuka, maka makian Tante Mira berhenti dan berubah menjadi dengusan kuat." Kamu budek ya? Sampai gedoran segitu kuatnya kamu itu nggak denger!" Pekik Tante Mira dengan kuat. Aku menahan dengusan di dalam hati saat melihat wajahnya yang cantik, seolah tengah menghakimi aku yang tidak segera membuka pintu. Dan dengan seenaknya dia mengatakan bahwa aku tuli. Jika aku tidak mengingat kalau tan
19. KEANEHAN DEMI KEANEHAN (BAGIAN B)“Emmm, bilang sama Wak wedok, Aya baik-baik saja,” tulisku dengan cepat.Namun setelahnya, panggilan dari nomor Wak Lukman masuk. Dan dengan cepat aku langsung menggeser tombol hijau, setelahnya kekehan kecil keluar dari kedua belah bibirku karena mendengar suara Wak Ifah yang lembut.[Assalamualaikum, Nduk. Kamu baik-baik saja?] Sapanya di ujung sana.“Waalaikumsalam, Wak. Aya baik-baik saja, Alhamdulillah ….” kataku lembut.[Kalau ada apa-apa langsung ngomong ya, Nduk. Firasat Wawak tidak enak.] Katanya lagi, nada cemas langsung memasuki indera pendengaranku.“Pasti, dong! Memangnya Aya bisa mengadu ke siapa lagi? Cuma kalian yang Aya punya sekarang,” ujarku dengan sendu.[Hush, Kalau Bibimu mendengar kata-katamu dia pasti tersinggung.] Ucap Wak Ifah dengan cepat. [Nduk, kalau ada apa-apa hubungi Mas-Masmu. Kemarin Masyitah ngomong kalau Bobby dan Putra saat ini bekerja di salah satu perusahaan di kotamu. Kalau tidak salah namanya apa ya? Apa na
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU20. SERIGALA BERBULU DOMBA (BAGIAN A)~Aksara Ocean~“Beberapa hari ini, aku mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan! Dan aku harap itu semua adalah omong kosong belaka, Mas," desisku dengan nada mengancam."Maksud kamu apa, Dek?" tanya Mas Farhan dengan nada takut-takut."Mas pasti tahu maksudku apa," kataku lagi dengan santai. "Jangan macam-macam denganku, Mas!" lanjutku sambil menatapnya dengan dalam."D—dek, maksud kamu apa, sih?" katanya tergagap."Maksudku, kalau kamu punya pikiran buat mengkhianati aku … lebih baik buang jauh-jauh pikiran kamu itu,"ujarku dengan masih menatap wajahnya. "Karena aku tidak akan memaafkan hal itu!" kataku lagi dengan tegas."Ya Allah, Dek. Mana mungkin aku mengkhianati kamu," katanya dengan nada lembut. "Kamu tau kan? Aku itu cinta banget sama kamu," katanya lagi."Ya ya, aku cuma berharap kalau Abang itu jujur. Karena kalau tidak …." Ujarku dengan nada mengancam.Mas Farhan duduk diam
21. SERIGALA BERBULU DOMBA (BAGIAN B)Aku mengusap lengannya dengan penuh kasih sayang, bagaimanapun juga laki-laki ini adalah sosok yang sangat aku cintai, hingga saat ini. Yang masih aku sayang dengan sepenuh hati, aku mencintainya tanpa koma dan tanda tanya. Dialah imamku yang aku harapkan untuk seumur hidupku.Makanya, apa aku mampu jika dia tidak ada? Apa aku mampu menjalani hari-hariku tanpanya?Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan Mas? Apa benar kamu menghamili seorang wanita? Dan apakah benar kalau wanita itu adalah sahabatku sendiri?Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di otakku, namun aku akan menunggu waktu yang tepat untuk menguak semuanya. Dan aku harap, sampai saat itu tiba, aku sudah siap dengan konsekuensinya."Ehhhh, Mas cuma kecapekan, Dek," katanya sambil menatapku. "Bisa kita akhiri percakapan ini? Mas kangen banget sama kamu," katanya pelan.Ahhhh, tatapan itu lagi. Tatapan memuja dan penuh cinta. Bagaimana bisa, laki-laki sebucin ini tiba-tiba bermain api?
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU22. SERANGAN BALASAN DARI AYA (BAGIAN A)Aku melanjutkan perjalanan ku dengan tergesa menuju dapur, saat mendengar suara langkah kaki yang berderap seperti ingin keluar dari kamar tempat aku menguping tadi.Sesampainya di dapur, aku langsung mengambil piring dan menyendokkan nasi beserta lauk pauk ke dalamnya. Bertepatan dengan aku yang duduk di kursi untuk menikmati makananku, Tante Tari dan juga Tante Mira masuk ke dapur.Mereka terlihat sedikit tersentak saat melihat keberadaanku, namun aku hanya bersikap acuh dan dengan cuek mengunyah makanan ku dengan amat santai."Wah, wah, putri tidur sudah bangun ternyata. Lapar non?" tanya Tante Mira dengan penuh nada sindiran di dalam kalimat yang dikeluarkannya."Iya, Bik. Saya lapar," sahutku acuh."Heh, kamu anggap aku ini pembantumu, ya?" tanyanya dengan nada marah."Hah, kok begitu? Nggak begitu konsepnya, Bik. Aku nggak ada ngomong apa-apa, loh!" kataku santai."Jelas-jelas
23. SERANGAN BALASAN DARI AYA (BAGIAN B)"Itu! Kenapa kamu panggil aku Bibik, hah?" tanyanya lagi."Ish, kan udah aku jelasin tadi. Mau Bibik, mau Tante, artinya sama. Nggak ada bedanya!" kataku diplomatis."Dasar sialan! Dan jangan berani-beraninya kamu bilang, kalau aku ini fakir miskin. Mulutmu itu bahkan bisa aku beli!" katanya sambil berlalu dan menghentakkan kakinya dengan marah.Aku hanya mengerjap polos, namun di dalam hati sana aku menahan tawa sekuat-kuatnya. Aku merasakan kepuasan yang amat sangat karena bisa mengerjai Tante Mira.Rasakan! Syukur-syukur dia darah tinggi, kemudian stroke. Eh, Astaghfirullahaladzim, Aya! Aku kembali menambah makanan di piringku, rasanya perutku kembali lapar setelah berdebat dengan Tante Mira seperti tadi.Ternyata, sedikit melawan rasanya sangat menyenangkan. Ah, aku jadi menyesal! Kenapa tidak dari dulu aku menghajar mulut sampah Tante Mas Farhan itu.Sedangkan Tante Tari sendiri, terlihat sedang memainkan ponselnya dan masih tetap duduk
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU24. PERSELINGKUHAN LAINNYA (BAGIAN A)Aku berniat untuk naik kembali ke kamar, namun di tengah perjalanan aku dikejutkan oleh kehadiran Tasya yang keluar dari kamar mandi.Serupa dengan reaksiku, Tasya juga terlihat amat terkejut dengan kehadiranku. Dia tersentak kaget, dan terlihat tidak nyaman dengan keadaan ini."E—eh, mau ke mana, M—mbak?" tanyanya tergagap.Aku menaikkan alisku, penasaran dengan reaksinya yang terlihat sangat aneh. Namun tak lama kemudian aku langsung tersentak kaget, karena dari dalam kamar mandi tiba-tiba keluar Om Rama.Wajahnya pucat pasi, dan menatapku dengan takut-takut. Aku menaikkan alis, meminta penjelasan pada mereka secara tidak langsung."Ngapain kalian berdua di dalam kamar mandi?" tanyaku dengan tatapan yang mengintimidasi."Ka—kami nggak ngapain-ngapain, Mbak," sahut Tasya gugup."A—aya, kamu jangan punya pikiran yang macam-macam, ya," ujar Om Rama menimpali ucapan Tasya."I—iya, Mbak, O
25. PERSELINGKUHAN LAINNYA (BAGIAN B)Aku sudah terbiasa berbohong dan mengelak, tapi memang di depan Mbak Aya aku langsung blank dan juga tidak bisa banyak bicara.Aura Kakak Iparku itu semenjak pulang dari Pekanbaru terasa berbeda, lebih kuat, dan juga tegas, aku semakin segan padanya.Sial, begini saja aku sudah takut padanya. Bagaimana lagi jika ketahuan kalau kami membohonginya selama ini? Bisa habis aku dibuatnya."Oh, Tante kira kamu manggil Om kamu dengan sebutan Mas," balas Tante Mira cuek."Ya nggak lah," jawabku enteng."Bagus deh, kamu harus ingat. Walau Om kamu usianya masih muda, tapi dia adalah suami Tante. Jadi kamu harus menghormati dia," kata Tante Mira lagi."Ya ampun, Tan. Nggak usah di ulang-ulang juga deh, aku bahkan hafal sama kata-kata Tante sangking seringnya diulang," balasku sambil memutar bola mata.Tante Mira hanya terkekeh dan mencium pipi Mas Rama dengan mesra, ah sial!Aku kesal sekali melihatnya, jijik rasanya. Apalagi saat Mas Rama membalas ciuman Tan
Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan berhubung Sayaka sudah tamat, aku harap kalian mau membaca cerita aku yang lain.1. PILIH KASIH (Membungkam mertua dan ipar secara elegan)Ana harus berjuang untuk menegakkan keadilan bagi suaminya, dilengkapi dengan mertua yang pilih kasih, dan ipar yang julid. 2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰
152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)Wak Lukman dan Paklek Jamal langsung berpandangan, dengan kening yang mengernyit Paklek Jamal beralih menatap Arga. Ayah dari Mas Putra serta Mas Bobby itu kemudian mengangguk kecil."Apakah Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda?" tanyanya dengan lembut.Arga langsung mengangguk, "saya tahu, Paklek!" sahutnya dengan mantap."Apakah Nak Arga juga tahu kalau Aya sedang mengandung?" tanya Paklek Jamal lagi.Arga kembali mengangguk, "saya tahu, Paklek!" Lenganku disenggol oleh Arca dan dia tersenyum kecil, "teruslah bahagia setelah ini, Ya!" bisiknya padaku. Aku langsung mengangguk dengan mantap."Baiklah, yang paling penting adalah hal itu. Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda dan dia juga tengah mengandung. Jadi tidak akan ada penyesalan di lain hari, karena Nak Arga dari awal sudah tahu kalau akan menikahi janda yang mempunyai anak!" Paklek Jamal tersenyum kecil."Sayaka adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini, k
151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)"Bagaimana? Kalian bebas memilih!" tanya Mira sekali lagi. "Tapi ingat! Aku hanya sekali memberikan penawaran, kau harus bangkit, Han! Buktikan pada Sayaka dan juga orang-orang yang sudah merendahkanmu kalau kau juga bisa kembali berada di puncak!" katanya santai.Mata Farhan membola, dia tiba-tiba saja bersemangat. Memikirkan kalau Sayaka, Arga, dan yang lainnya saat ini tengah mengolok-oloknya, membuat Farhan diselimuti amarah.Jika saja Sayaka tidak mengusirnya tadi maka kejadian ini tidak akan terjadi. Mantan istrinya itu benar-benar wanita jahat!"Dan bukankah kalian bilang, Maura berselingkuh? Tidak adakah keinginanmu untuk balas dendam?" tanya Mira lagi. "Laki-laki itu harus dihancurkan, bukankah dia mengambil istrimu?" Lanjutnya sambil mengulum senyum.Gejolak di mata Farhan semakin menggebu, dia menatap Arni dengan pandangan mantap."Aku akan ke Singapura, dan kembali saat sudah berada di puncak!" katanya dengan tegas. "Mama teta
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)~Aksara Ocean~"Bantu kami, Dek! Kakak mohon!" Arni memohon pada Mira, sedangkan wanita yang berstatus sebagai adik tengahnya itu hanya menatap tapi belum mau menanggapi. Dia hanya diam dan mengamati."Tante, aku mohon bantu kami. Hanya Tante lah yang kami punya sekarang ini!" Farhan ikut memohon.Potongan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu kembali masuk ke dalam memorinya, dan dia kembali bergidik ngeri membayangkan Maura yang terkapar bersimbah darah, teriakan orang-orang yang ketakutan, dan Tasya yang ditangkap polisi.Farhan dan Arni tidak pernah membayangkan kalau Tasya akan digiring ke kantor polisi segera, mereka kira semuanya akan baik-baik saja dan bisa kabur entah ke mana. Tapi terlambat, karena ternyata di cafe itu ada beberapa polisi yang tengah meminum kopi. Dan mereka segera mengamankan Tasya dan di giting langsung ke kantor, semua orang di sana menjadi sa
149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)Aku hanya tersenyum dengan manis dan menanggapi ucapan mereka dengan santai. Kekehan kecil aku berikan saat Mama Arga memelukku dari samping dan bersandar di bahuku.“Mama nggak pernah punya anak perempuan, Arga itu nggak ada manis-manisnya, Ya. Mama harap anak kamu nanti perempuan, ya,” katanya dengan lembut sambil mengusap perutku dengan sayang. “Mama pengen cucu perempuan!” katanya lagi.Ya Allah, aku cukup terharu mendengarnya, beliau menyayangiku dan akan menyayangi anakku juga. Apakah saat ini aku boleh berteriak kesenangan? Memiliki keluarga yang baik dan menyayangiku seperti saat ini adalah impianku dari dulu.“Iya, Papa juga pengen cucu perempuan. Baru anak kedua kalian nanti laki-laki,” kata tuan Widjaja sambil tersenyum singkat. “Tapi sebenarnya apapun yang Allah kasih, kami tetap akan bahagia. Di rumah ini akan ada tawa anak kecil lagi,” katanya dengan lembut.Ya Allah, mereka benar-benar menghargaiku, dan aku sangat bahagia. Demi All
148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)“Loh, kok nyolot sih, Mbak? Ini fakta, kami ngeliat langsung kalau Mbak selingkuh!” sahut Tasya dengan santai, adikku itu benar-benar hebat. “Kedok aja mengusir kami, ternyata mau nutupin perselingkuhan kalian, ya? Wah! Wah! Aku nggak nyangka!” ujarnya lagi.“Eh, apa maksud kamu? Jangan fitnah, ya!” seru Maura tidak terima.Aku langsung bergegas mencekal lengannya dan melihat dia dari atas ke bawah, Maura benar-benar sudah berubah. Dia bahkan tidak terlihat takut sedikitpun saat ini, dan malah santai. Padahal dia saat ini tengah ketahuan berselingkuh!“Kamu benar-benar keterlaluan, Ra! Kamu mengkhianati pernikahan kita padahal kita baru saja menikah!” ujarku menahan geram. “Dasar wanita murahan!” kataku dengan ketus.“Hei, Bung! Bukankah itu terlalu kasar?” Lelaki bernama Anton itu ikut campur, dia langsung berdiri di sebelah Maura dan menatapku dengan tajam.“Nggak usah ikut campur kamu, dasar pasangan pezina!” cecarku padanya. “MAS!” Maura mem
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)~Aksara Ocean~"Dia siapa?" tanya aku dengan cepat.Gigiku mengatup dengan rapat menahan amarah yang siap memuncak, melihat istriku sendiri Tengah berada di pelukan lelaki lain membuat aku benar-benar muntab.Dan yang lebih parahnya Maura terlihat menikmati pelukan itu setelahnya mereka melakukan cipika-cipiki dengan sangat akrab. Aku sangat membenci bagaimana laki-laki itu terlihat menatap Maura dengan tatapan kekaguman."Dia adalah Mas Anton, Mas!" jawab Tasya dengan nada histeris."Anton? Anton siapa?" tanyaku cepat."Temennya Mbak Maura, kami ketemu sama dia waktu aku dan Mbak Maura pulang tengah malam waktu itu." sahut Tasya pelan. "Dan kemarin Mbak Maura juga keceplosan kalau Mas Anton itu adalah orang yang mengejar cintanya dari dulu!" Lanjutnya lagi.Aku lantas mencengkram bahu Tasya dengan kedua tanganku hingga dia meringis kesakitan, namun aku tidak peduli kepanikan yang aku
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda