114. PENGUSIRAN PARA BENALU (Bagian B)Matanya berkeliling dan menelisik wajah-wajah orang yang ada di sana satu persatu, dimulai dari wajah Arni yang kelihatan sangat terpukul, wajah Tasya yang sembab oleh air mata, wajah Farhan yang masih memancarkan amarah, wajah Maura yang masa bodoh, dan terakhir pandangannya jatuh pada wajah Rama yang berhasil mencuri hatinya beberapa tahun yang lalu.Raut wajah lelaki itu terlihat memohon pengampunan dan juga mengharapkan belas kasihan, tapi Mira hanya menatapnya dengan datar. Tidak menunjukkan ekspresi yang berarti, jadi orang-orang di sana tidak bisa memastikan apa yang ada di dalam pikiran wanita cantik itu.“Aku tidak bisa mentolerir perbuatan kalian!” Mira memulai, kakinya menyilang dengan anggun menunjukkan kalau dialah yang berkuasa di sini. “Dan aku tidak mau menampung kalian lagi di sini! Silahkan kemasi semua pakaian kalian!” ujar Mira lagi.“A—Apa? Kamu mau ngusir kami, Dek?” tanya Arni dengan nada gamang.Dia menatap Mira dengan pan
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU115. BEBAN DAN JUGA HASUTAN (Bagian A)“Aku tidak mau tau ya, pokoknya pekerjaan rumah semuanya kalian yang tanggung! Kamu juga harus segera mencari pekerjaan baru, Mas! Jangan hanya enak-enakan ongkang-ongkang kaki di rumah ini!” ujar Maura dengan sewot.Saat ini Farhan dan keluarganya memang sudah berada di rumahnya, tentunya secara terpaksa setelah Mira mengusir mereka beberapa jam yang lalu. Tante dari Farhan itu benar-benar tanpa keraguan dan juga dengan mantap melempar mereka semua ke jalanan, maka mau tak mau Maura harus menampung mereka sekeluarga sekarang.Sedangkan Rama entah pergi ke mana, laki-laki itu lebih miris sebenarnya karena dia benar-benar keluar dari rumah Mira hanya dengan baju di badan dan juga beberapa potong pakaiannya yang berada di dalam tas kecil kusam. Mira benar-benar membuang Rama dan mengembalikan lelaki itu ke tempatnya semula.“Nggak bisa gitu dong, Mbak! Aku juga harus kuliah, aku sibuk!”
116. BEBAN DAN JUGA HASUTAN (Bagian B)Farhan sama sekali tidak memberikan solusi, dia malah menyetujui usulan Tasya begitu saja dengan mudahnya. Maura mendecih sinis, merasa sangat bodoh karena sudah membawa mereka ke rumahnya.“Uang dari mana? Kamu punya uang, Mas?” tanya Maura dengan sinis.“Uang kamu dulu lah, sayang!” sahut Farhan cepat. Maura terbelalak kaget, dia menatap Farhan dengan sangat tajam. “Uang aku? Nggak! Nggak ada! Enak aja!” Dia menggeleng cepat. “Ya ampun, Mbak! Kok, Mbak pelit banget, sih?” sahut Tasya mengompori, dia mengerling menatap Farhan sambil menggeleng prihatin. “Apa salahnya sih, Mbak? Kita ini akan segera menjadi keluarga, loh! Nggak ada salahnya juga kalau Mbak berbakti dari sekarang, kan?” tanyanya lagi dengan nada sok polos.Maura menggigit bibirnya dengan kuat, menahan segala caci aki yang sudah gatal ingin dia muntahkan ke wajah songong Tasya. Bocah sialan! Padahal beberapa jam yang lalu dia masih menangis-nangis dan mengiba pada Rama, dan seka
117. BEBAN DAN JUGA HASUTAN (Bagian C)Farhan hanya mengangguk malas saat mendengar ucapan Maura, dia juga sedang pusing mencari kerja saat ini. Walaupun bajingan, Farhana adalah lelaki yang bertanggung jawab dan dia tidak mau mengabaikan nafkah istrinya.Maura menghampiri Tasya yang sedang duduk di atas ranjang kamar barunya, kamar yang ada di rumah Maura tentunya. Tasya mengernyit heran melihat kedatangan Maura yang tumben-tumbenan mau menghampirinya, dia menegakkan tubuhnya dan meletakkan ponsel yang sedang dimainkannya.“Ada apa, Mbak?” tanya Tasya penasaran.“Nggak ada apa-apa, Mbak cuma mau main aja. Bosen soalnya,” sahut Maura sambil mendudukkan dirinya di ranjang.Tasya lantas tak percaya begitu saja, dia masih menatap Maura dengan pandangan yang menuntut akan jawaban. Dia tahu pasti ada yang mau ditanyakan oleh calon kakak iparnya itu, dan jika bisa menebak maka Tasya sudah tahu apa yang akan Maura tanyakan.“Klise banget, Mbak!” ejek Tasya, dia mencebik sinis. “Mbak mau nan
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU118. MELABRAK SAYAKA (Bagian A)~Aksara Ocean~Maura mengemudikan mobilnya dengan hati yang senang, sesekali bibirnya menyenandungkan bait lagu yang kini tengah hits di kalangan anak muda. Ahhh … Maura terpaksa memakai mobil kesayanganya ini karena mobil Mira yang biasa mereka pakai sudah diambil kembali. Bangsat sekali memang, tapi tak apa, Maura dengan sukarela akan mengantar Tasya ke rumah Sayaka asal bisa melihat mantan sahabatnya itu dilabrak oleh calon adik iparnya ini. Karena Maura bisa melihat Tasya saat ini memang tengah memendam amarah yang sangat besar, giginya bergemeletuk dan juga tangannya terkepal erat.Maura yakin kalau dia akan mendapatkan tontonan yang sangat menarik dan juga asik, dia sudah tidak sabar juga menantikan hal tersebut.“Aya itu apa nggak mikir ya? Yang dibongkar aibnya itu adalah mantan adik iparnya sendiri loh, apa dia nggak punya simpati, ya? Kalian pernah menyandang status sebagai adik ka
119. MELABRAK SAYAKA (Bagian B)Maura dan juga Tasya mengernyit jijik saat melihat penampilan Junet dari dekat, kucel, kotor, dan juga bau. Lelaki bertubuh tegap dan juga berkulit hitam itu memang baru saja dari taman samping dan membereskan tanaman bunga mawar milik Sayaka, tentu saja dia berkeringat dan juga kotor.Junet sadar kalau kedua orang wanita cantik yang ada di depannya ini tengah menatapnya terang-terangan dengan raut jijik, tapi apa boleh buat? Wong, ini pekerjaannya, dan pandangan Maura serta Tasya bukanlah sesuatu yang penting baginya.“Sayaka ada?” tanya Maura sambil mengipasi wajahnya, mengusir bau keringat Junet yang sebenarnya tidak terlalu kentara.“Ibu sedang keluar,” jawab Junet tetap sopan. “Kemana?” tanya Tasya dengan cepat. “Jangan bohong ya, Kang! Saya tidak suka dibohongi!” ujarnya lagi dengan penuh penekanan.“Saya tidak bohong, Non. Bu Aya memang tidak ada di rumah,” kata Junet lagi.“Tadi saja dia ada di sini bersama Arca, kenapa sekarang sudah tidak ada
120. MELABRAK SAYAKA (Bagian C)Nona muda itu tidak akan mau mendengarkan pekerja rendahan sepertinya.“Kang! Buka pintunya, saya mau masuk dan nunggu Mbak Aya di dalam!” Tasya memberi perintah, dia capek dan mau istirahat di sofa nyaman milik Sayaka.“Eh, maaf Non, tapi Bu Aya yang bawa kunci. Bi Surti lagi nginap di rumah anaknya sampai besok, dan saya mau pulang habis ini,” seru Junet tak enak hati. “Tapi Non Tasya dan juga Bu Maura bisa menunggu Bu Aya di sini kok, setidaknya ada kursinya juga. Atau mau menunggu di dalam mobil saja?” tanya Junet lagi sambil menunjuk kursi yang memang tersedia di teras, dan kemudian menunjuk mobil Maura dengan jempolnya.Mendengar perkataan Junet, Maura dan juga Tasya kompak mendelik dan memaki di dalam hati. Kenapa melabrak Sayaka terasa sangat sulit, sih?~Aksara Ocean~Sedangkan di sisi lain kota ini, Sayaka, Arca, Bobby dan juga Arga tengah duduk di dalam salah satu restoran terkenal di kota ini dan menikmati hidangan yang terlihat mewah dan ju
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU121. PETAKA (Sayaka dalam bahaya!) (Bagian A)~Aksara Ocean~Tasya dan juga Maura menguap bosan, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Sayaka belum juga pulang. Mereka sudah sangat-sangat mengantuk, nyamuk bahkan sudah kenyang karena berhasil menghisap darah mereka sedari tadi.PLAK!Tasya kembali menepukkan telapak tangannya di betisnya yang ‘tadinya’ putih mulus, karena sekarang sudah banyak bintik-bintik merah yang menghiasi betisnya yang ramping.“Kapan sih Mbak Aya pulang?” keluh Tasya mulai emosi. “Aku lapar, Mbak!” Dia mengadu pada Maura., berharap calon kakak iparnya itu mempunyai solusi untuk keadaan mereka sekarang ini.“Mbak juga lapar, Sya! Sabar dong! Kamu kebanyakan ngeluh, sih!” sahut Maura dengan santai, matanya masih terpaku pada ponselnya dan sesekali tawa kecil terdengar dari kedua belah bibirnya yang tipis saat melihat video lucu di sebuah aplikasi toktok.Tasya mendengus dengan keras, sengaja ag
Assalamualaikum, hai guys. Terimakasih banyak karena kalian udah baca cerita aku, dan berhubung Sayaka sudah tamat, aku harap kalian mau membaca cerita aku yang lain.1. PILIH KASIH (Membungkam mertua dan ipar secara elegan)Ana harus berjuang untuk menegakkan keadilan bagi suaminya, dilengkapi dengan mertua yang pilih kasih, dan ipar yang julid. 2. Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua LemasPerjuangan Ellena di tengah keluarga toxic suaminya.3. KUBELI KESOMBONGAN, GUNDIK SUAMIKU (BARU)Keysa yang seorang dosen, harus menelan pil pahit, saat seorang pebisnis muda yang bernama Risa Andromeda mengaku sebagai selingkuhan suaminya yang seorang Abdi negara dan juga keturunan keraton.Terimakasih semuanya, semoga Allah semakin melimpahkan rezeki dan juga kesehatan untuk kita semua...Bye.. ❤️❤️Aksara Ocean.. ❤️🥰
152. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian C)Wak Lukman dan Paklek Jamal langsung berpandangan, dengan kening yang mengernyit Paklek Jamal beralih menatap Arga. Ayah dari Mas Putra serta Mas Bobby itu kemudian mengangguk kecil."Apakah Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda?" tanyanya dengan lembut.Arga langsung mengangguk, "saya tahu, Paklek!" sahutnya dengan mantap."Apakah Nak Arga juga tahu kalau Aya sedang mengandung?" tanya Paklek Jamal lagi.Arga kembali mengangguk, "saya tahu, Paklek!" Lenganku disenggol oleh Arca dan dia tersenyum kecil, "teruslah bahagia setelah ini, Ya!" bisiknya padaku. Aku langsung mengangguk dengan mantap."Baiklah, yang paling penting adalah hal itu. Nak Arga tahu kalau Aya adalah seorang janda dan dia juga tengah mengandung. Jadi tidak akan ada penyesalan di lain hari, karena Nak Arga dari awal sudah tahu kalau akan menikahi janda yang mempunyai anak!" Paklek Jamal tersenyum kecil."Sayaka adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga ini, k
151. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian B)"Bagaimana? Kalian bebas memilih!" tanya Mira sekali lagi. "Tapi ingat! Aku hanya sekali memberikan penawaran, kau harus bangkit, Han! Buktikan pada Sayaka dan juga orang-orang yang sudah merendahkanmu kalau kau juga bisa kembali berada di puncak!" katanya santai.Mata Farhan membola, dia tiba-tiba saja bersemangat. Memikirkan kalau Sayaka, Arga, dan yang lainnya saat ini tengah mengolok-oloknya, membuat Farhan diselimuti amarah.Jika saja Sayaka tidak mengusirnya tadi maka kejadian ini tidak akan terjadi. Mantan istrinya itu benar-benar wanita jahat!"Dan bukankah kalian bilang, Maura berselingkuh? Tidak adakah keinginanmu untuk balas dendam?" tanya Mira lagi. "Laki-laki itu harus dihancurkan, bukankah dia mengambil istrimu?" Lanjutnya sambil mengulum senyum.Gejolak di mata Farhan semakin menggebu, dia menatap Arni dengan pandangan mantap."Aku akan ke Singapura, dan kembali saat sudah berada di puncak!" katanya dengan tegas. "Mama teta
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU150. ENDING (Dendam dan Permulaan!) (Bagian A)~Aksara Ocean~"Bantu kami, Dek! Kakak mohon!" Arni memohon pada Mira, sedangkan wanita yang berstatus sebagai adik tengahnya itu hanya menatap tapi belum mau menanggapi. Dia hanya diam dan mengamati."Tante, aku mohon bantu kami. Hanya Tante lah yang kami punya sekarang ini!" Farhan ikut memohon.Potongan kejadian yang terjadi beberapa saat lalu kembali masuk ke dalam memorinya, dan dia kembali bergidik ngeri membayangkan Maura yang terkapar bersimbah darah, teriakan orang-orang yang ketakutan, dan Tasya yang ditangkap polisi.Farhan dan Arni tidak pernah membayangkan kalau Tasya akan digiring ke kantor polisi segera, mereka kira semuanya akan baik-baik saja dan bisa kabur entah ke mana. Tapi terlambat, karena ternyata di cafe itu ada beberapa polisi yang tengah meminum kopi. Dan mereka segera mengamankan Tasya dan di giting langsung ke kantor, semua orang di sana menjadi sa
149. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian C)Aku hanya tersenyum dengan manis dan menanggapi ucapan mereka dengan santai. Kekehan kecil aku berikan saat Mama Arga memelukku dari samping dan bersandar di bahuku.“Mama nggak pernah punya anak perempuan, Arga itu nggak ada manis-manisnya, Ya. Mama harap anak kamu nanti perempuan, ya,” katanya dengan lembut sambil mengusap perutku dengan sayang. “Mama pengen cucu perempuan!” katanya lagi.Ya Allah, aku cukup terharu mendengarnya, beliau menyayangiku dan akan menyayangi anakku juga. Apakah saat ini aku boleh berteriak kesenangan? Memiliki keluarga yang baik dan menyayangiku seperti saat ini adalah impianku dari dulu.“Iya, Papa juga pengen cucu perempuan. Baru anak kedua kalian nanti laki-laki,” kata tuan Widjaja sambil tersenyum singkat. “Tapi sebenarnya apapun yang Allah kasih, kami tetap akan bahagia. Di rumah ini akan ada tawa anak kecil lagi,” katanya dengan lembut.Ya Allah, mereka benar-benar menghargaiku, dan aku sangat bahagia. Demi All
148. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian B)“Loh, kok nyolot sih, Mbak? Ini fakta, kami ngeliat langsung kalau Mbak selingkuh!” sahut Tasya dengan santai, adikku itu benar-benar hebat. “Kedok aja mengusir kami, ternyata mau nutupin perselingkuhan kalian, ya? Wah! Wah! Aku nggak nyangka!” ujarnya lagi.“Eh, apa maksud kamu? Jangan fitnah, ya!” seru Maura tidak terima.Aku langsung bergegas mencekal lengannya dan melihat dia dari atas ke bawah, Maura benar-benar sudah berubah. Dia bahkan tidak terlihat takut sedikitpun saat ini, dan malah santai. Padahal dia saat ini tengah ketahuan berselingkuh!“Kamu benar-benar keterlaluan, Ra! Kamu mengkhianati pernikahan kita padahal kita baru saja menikah!” ujarku menahan geram. “Dasar wanita murahan!” kataku dengan ketus.“Hei, Bung! Bukankah itu terlalu kasar?” Lelaki bernama Anton itu ikut campur, dia langsung berdiri di sebelah Maura dan menatapku dengan tajam.“Nggak usah ikut campur kamu, dasar pasangan pezina!” cecarku padanya. “MAS!” Maura mem
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU147. KECELAKAAN DAN LAMARAN (Bagian A)~Aksara Ocean~"Dia siapa?" tanya aku dengan cepat.Gigiku mengatup dengan rapat menahan amarah yang siap memuncak, melihat istriku sendiri Tengah berada di pelukan lelaki lain membuat aku benar-benar muntab.Dan yang lebih parahnya Maura terlihat menikmati pelukan itu setelahnya mereka melakukan cipika-cipiki dengan sangat akrab. Aku sangat membenci bagaimana laki-laki itu terlihat menatap Maura dengan tatapan kekaguman."Dia adalah Mas Anton, Mas!" jawab Tasya dengan nada histeris."Anton? Anton siapa?" tanyaku cepat."Temennya Mbak Maura, kami ketemu sama dia waktu aku dan Mbak Maura pulang tengah malam waktu itu." sahut Tasya pelan. "Dan kemarin Mbak Maura juga keceplosan kalau Mas Anton itu adalah orang yang mengejar cintanya dari dulu!" Lanjutnya lagi.Aku lantas mencengkram bahu Tasya dengan kedua tanganku hingga dia meringis kesakitan, namun aku tidak peduli kepanikan yang aku
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKUBAB 68MAMA ARGA~Aksara Ocean~“Lama amat, sih?” ujar Mas Putra sambil cemberut.Aku hanya tertawa dan mengedipkan mataku padanya, dan dia langsung mencebikkan bibirnya dengan sinis. Hanya lima belas menit, dan dia sudah mengatakan lama. Hmm, laki-laki memang tidak punya stok sabar yang melimpah.Aku melirik sekilas pada makanan yang sudah terhidang di meja, dan Alhamdulillah, masih aman. Makanan milikku tidak berkurang satu potong pun, ternyata Mas Putra menepati janjinya untuk tidak menyentuh makanan yang aku pesan.Makanya aku memberikan senyuman manis untuknya dan mengacungkan kedua jempolku, mengapresiasi dirinya yang sudah bisa menjaga tangan dan mulutnya agar tidak mencomot makananku.“Maaf ya, Mas. Di toilet tadi ngantri,” kataku memberikan penjelasan. “Ngantri, ngantri, ngantri apa? Emangnya di toilet jualan minyak goreng?” tanyanya sewot.Aku langsung tergelak, akan sangat lucu jika ada penjualan minyak goreng d
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda