117. BEBAN DAN JUGA HASUTAN (Bagian C)Farhan hanya mengangguk malas saat mendengar ucapan Maura, dia juga sedang pusing mencari kerja saat ini. Walaupun bajingan, Farhana adalah lelaki yang bertanggung jawab dan dia tidak mau mengabaikan nafkah istrinya.Maura menghampiri Tasya yang sedang duduk di atas ranjang kamar barunya, kamar yang ada di rumah Maura tentunya. Tasya mengernyit heran melihat kedatangan Maura yang tumben-tumbenan mau menghampirinya, dia menegakkan tubuhnya dan meletakkan ponsel yang sedang dimainkannya.“Ada apa, Mbak?” tanya Tasya penasaran.“Nggak ada apa-apa, Mbak cuma mau main aja. Bosen soalnya,” sahut Maura sambil mendudukkan dirinya di ranjang.Tasya lantas tak percaya begitu saja, dia masih menatap Maura dengan pandangan yang menuntut akan jawaban. Dia tahu pasti ada yang mau ditanyakan oleh calon kakak iparnya itu, dan jika bisa menebak maka Tasya sudah tahu apa yang akan Maura tanyakan.“Klise banget, Mbak!” ejek Tasya, dia mencebik sinis. “Mbak mau nan
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU118. MELABRAK SAYAKA (Bagian A)~Aksara Ocean~Maura mengemudikan mobilnya dengan hati yang senang, sesekali bibirnya menyenandungkan bait lagu yang kini tengah hits di kalangan anak muda. Ahhh … Maura terpaksa memakai mobil kesayanganya ini karena mobil Mira yang biasa mereka pakai sudah diambil kembali. Bangsat sekali memang, tapi tak apa, Maura dengan sukarela akan mengantar Tasya ke rumah Sayaka asal bisa melihat mantan sahabatnya itu dilabrak oleh calon adik iparnya ini. Karena Maura bisa melihat Tasya saat ini memang tengah memendam amarah yang sangat besar, giginya bergemeletuk dan juga tangannya terkepal erat.Maura yakin kalau dia akan mendapatkan tontonan yang sangat menarik dan juga asik, dia sudah tidak sabar juga menantikan hal tersebut.“Aya itu apa nggak mikir ya? Yang dibongkar aibnya itu adalah mantan adik iparnya sendiri loh, apa dia nggak punya simpati, ya? Kalian pernah menyandang status sebagai adik ka
119. MELABRAK SAYAKA (Bagian B)Maura dan juga Tasya mengernyit jijik saat melihat penampilan Junet dari dekat, kucel, kotor, dan juga bau. Lelaki bertubuh tegap dan juga berkulit hitam itu memang baru saja dari taman samping dan membereskan tanaman bunga mawar milik Sayaka, tentu saja dia berkeringat dan juga kotor.Junet sadar kalau kedua orang wanita cantik yang ada di depannya ini tengah menatapnya terang-terangan dengan raut jijik, tapi apa boleh buat? Wong, ini pekerjaannya, dan pandangan Maura serta Tasya bukanlah sesuatu yang penting baginya.“Sayaka ada?” tanya Maura sambil mengipasi wajahnya, mengusir bau keringat Junet yang sebenarnya tidak terlalu kentara.“Ibu sedang keluar,” jawab Junet tetap sopan. “Kemana?” tanya Tasya dengan cepat. “Jangan bohong ya, Kang! Saya tidak suka dibohongi!” ujarnya lagi dengan penuh penekanan.“Saya tidak bohong, Non. Bu Aya memang tidak ada di rumah,” kata Junet lagi.“Tadi saja dia ada di sini bersama Arca, kenapa sekarang sudah tidak ada
120. MELABRAK SAYAKA (Bagian C)Nona muda itu tidak akan mau mendengarkan pekerja rendahan sepertinya.“Kang! Buka pintunya, saya mau masuk dan nunggu Mbak Aya di dalam!” Tasya memberi perintah, dia capek dan mau istirahat di sofa nyaman milik Sayaka.“Eh, maaf Non, tapi Bu Aya yang bawa kunci. Bi Surti lagi nginap di rumah anaknya sampai besok, dan saya mau pulang habis ini,” seru Junet tak enak hati. “Tapi Non Tasya dan juga Bu Maura bisa menunggu Bu Aya di sini kok, setidaknya ada kursinya juga. Atau mau menunggu di dalam mobil saja?” tanya Junet lagi sambil menunjuk kursi yang memang tersedia di teras, dan kemudian menunjuk mobil Maura dengan jempolnya.Mendengar perkataan Junet, Maura dan juga Tasya kompak mendelik dan memaki di dalam hati. Kenapa melabrak Sayaka terasa sangat sulit, sih?~Aksara Ocean~Sedangkan di sisi lain kota ini, Sayaka, Arca, Bobby dan juga Arga tengah duduk di dalam salah satu restoran terkenal di kota ini dan menikmati hidangan yang terlihat mewah dan ju
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU121. PETAKA (Sayaka dalam bahaya!) (Bagian A)~Aksara Ocean~Tasya dan juga Maura menguap bosan, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Sayaka belum juga pulang. Mereka sudah sangat-sangat mengantuk, nyamuk bahkan sudah kenyang karena berhasil menghisap darah mereka sedari tadi.PLAK!Tasya kembali menepukkan telapak tangannya di betisnya yang ‘tadinya’ putih mulus, karena sekarang sudah banyak bintik-bintik merah yang menghiasi betisnya yang ramping.“Kapan sih Mbak Aya pulang?” keluh Tasya mulai emosi. “Aku lapar, Mbak!” Dia mengadu pada Maura., berharap calon kakak iparnya itu mempunyai solusi untuk keadaan mereka sekarang ini.“Mbak juga lapar, Sya! Sabar dong! Kamu kebanyakan ngeluh, sih!” sahut Maura dengan santai, matanya masih terpaku pada ponselnya dan sesekali tawa kecil terdengar dari kedua belah bibirnya yang tipis saat melihat video lucu di sebuah aplikasi toktok.Tasya mendengus dengan keras, sengaja ag
122. PETAKA (Sayaka dalam bahaya!) (Bagian B)"Iya, iya, maaf. Ya udah deh, bentar lagi kami juga pulang!" sahut Maura sewot. "Udah dulu ya, Mas!" lanjutnya hendak mematikan panggilan.[Eh, tunggu dulu! Kamu kok mencurigakan begitu sih, Ra? Kalian di mana ini? Biar Mas jemput!] Farhan bertanya curiga.Mampus! Maura dan Tasya langsung berpandangan, dan melotot bersamaan. Tidak! Tidak! Farhan tidak boleh menyusul ke sini, kalau dia tahu Tasya mau melabrak Sayaka, dia pasti akan menentang. Karena Farhan sudah mengultimatum mereka untuk tidak mengusik Sayaka lagi semenjak insiden preman tadi."Apaan sih, Mas? Kamu nggak percaya sama aku?" Maura berhasil menguasai keadaan. "Aku sama Tasya bentar lagi pulang, kita ketemu di rumah aja! Udah dulu ya, bye, Mas!" Maura langsung mematikan panggilan teleponnya.Tasya hanya menyunggingkan senyum mengejek dan menatap Maura dengan pandangan remeh, "katanya tadi Mbak yang urus, baru ditanya di mana aja, Mbak udah kelabakan!" katanya mencemooh.Maura
121. PETAKA (Sayaka dalam bahaya!) (Bagian C)Sayaka menoleh dan menghela nafas panjang, Arga terlihat serius. Lelaki tampan itu benar-benar menunjukkan rasa sukanya tanpa malu-malu lagi semenjak dia resmi bercerai dari Farhan, dan Arca sudah berulang kali mengatakan untuk mempertimbangkan perasaan Arga.Sudah sejak lama semenjak Arga mencintai Sayaka, dan Arca mengatakan kalau Arga berhak mendapatkan kesempatan. "Ya, kok bengong, sih? Kamu kenapa?" tanya Arga lagi.Dia semakin heran karena saat menoleh ke samping dia malah menemukan wanita hamil itu tengah menatapnya dengan pandangan dalam, sukses membuat hati Arga berdebar-debar."Nggak ada, aku cuma punya firasat nggak enak," sahut Sayaka dengan lirih. "Aku kangen sama Bapak dan juga Ibu," katanya lagi.Arga menelan ludah, dia tahu kalau orang tua Sayaka sudah meninggal lama sekali. Bobby dan juga Putra sudah mengatakan semua tentang Sayaka padanya, bagaimana keluarga dan juga kehidupannya. Tidak ada yang tertinggal satupun."Hmm,
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU122. VIDEO SYUR TASYA DAN RAMA (Bagian A)~Aksara Ocean~Raut terkejut itu, sekilas terlihat. Namun, Tasya dengan cepat mengganti ekspresinya dengan raut penuh kepuasan.“Rasakan!” Tasya berujar dengan nada mengejek yang sangat kentara.Tidak ada sedikitpun rasa bersalah yang terlintas di wajahnya, padahal dia baru saja mendorong Sayaka yang tengah mengandung keponakannya sendiri, anak dari kakak kandungnya. Keturunan yang memang sudah sangat lama diimpikan oleh keluarga mereka.Sayaka meringis kesakitan, dia memegangi perutnya. Walau perutnya tidak membentur sesuatu, tetapi dia yang jatuh terduduk membuat kram yang lumayan menyakitkan. Matanya menatap Tasya dengan pandangan nyalang, di sudut hatinya yang paling dalam, Sayaka sama sekali tidak menyangka kalau Tasya bisa melakukan hal sekeji ini.Walau bagaimanapun juga, Tasya yang Sayaka kenal dulu bukanlah wanita bengis yang tega mendorong wanita dengan sengaja. Tasya bena