Home / Rumah Tangga / I'm The Queen / Jamuan yang Hangat

Share

Jamuan yang Hangat

Author: MbakMoll
last update Last Updated: 2025-01-01 08:15:34

Bab 31: Jamuan yang Hangat

Setelah perbincangan di taman, Elea kembali ke kediaman utama bersama Alaric. Grand Duke Marre dan Duchess Lenora, yang telah diberitahu tentang maksud kedatangan Raja Alaric, menyambutnya dengan penuh keramahan.

"Yang Mulia Raja Alaric," ujar Grand Duke Marre dengan senyum hangat, "suatu kehormatan bagi kami menyambut Anda di rumah kami. Kami harap perjalanan Anda ke sini tidak terlalu melelahkan."

Alaric membalas dengan membungkuk sopan. "Terima kasih atas sambutannya, Yang Mulia Grand Duke, dan Duchess Lenora. Perjalanan saya baik-baik saja, meskipun saya harus mengakui bahwa saya berangkat dengan terburu-buru. Saya mohon maaf karena datang seorang diri. Rombongan saya akan tiba esok pagi."

Duchess Lenora tertawa kecil, menutupi mulutnya dengan tangan. "Tidak perlu meminta maaf, Yang Mulia. Keberanian Anda untuk datang sendirian sudah menunjukkan kesungguhan Anda."
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • I'm The Queen   Rombongan dari Veridion

    Bab 32: Rombongan dari Veridion Keesokan paginya, suasana di kediaman Grand Duke Marre kembali hidup dengan kedatangan rombongan besar dari Veridion. Lennox, pelayan setia Raja Alaric, memimpin rombongan itu, membawa beberapa kereta kuda berisi hadiah-hadiah mewah sebagai tanda hormat dari Veridion. Di aula utama, Grand Duke Marre, Duchess, dan Elea menyambut kedatangan Lennox dengan sikap ramah. Lennox segera membungkuk dengan sopan. "Yang Mulia Raja Alaric memohon maaf karena ia mendahului kami tiba di kediaman Anda. Beliau tidak sabar untuk bertemu Lady Elea sehingga memutuskan menunggangi kudanya lebih dulu." Grand Duke tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan keterkejutannya. "Raja Alaric memiliki tekad yang kuat. Namun, aku tidak menyangka ia akan begitu bersemangat hingga meninggalkan rombongannya." Lennox melanjutkan, "Beliau juga mengirimkan hadiah-hadiah ini sebagai tanda penghormatan kepa

    Last Updated : 2025-01-01
  • I'm The Queen   Panggung Kekuasaan dan Kenangan yang Kembali

    Bab 34: Panggung Kekuasaan dan Kenangan yang KembaliSenja mulai turun, memberikan cahaya keemasan pada aula besar Istana Landbird yang dipenuhi tamu undangan. Musik lembut dari orkestra istana mengalun indah, sementara para bangsawan berbaur dengan senyum yang terlukis di wajah mereka. Acara perayaan tujuh bulan kehamilan Beatrice berlangsung dengan megah, seperti yang direncanakan Flynn.  Di tengah kemeriahan itu, Beatrice dan Flynn berdiri di atas panggung kecil, menerima ucapan selamat dari tamu-tamu penting. Beatrice tampak anggun dalam gaun emasnya, sedangkan Flynn memancarkan kewibawaan sebagai calon ayah dan raja.  Namun, suasana berubah ketika penjaga membuka pintu aula utama dan mengumumkan dengan suara lantang:  "Grand Duke dan Duchess Lenora, Lady Elea Marre, serta Yang Mulia Raja Alaric Everard von Veridion."  Kerumunan yang tadinya penuh percakapan langsung hening. Semua mata tertuju ke arah pint

    Last Updated : 2025-01-02
  • I'm The Queen   Bisikan di Tengah Gemerlap

    Bab 35: Bisikan di Tengah GemerlapSetelah pesta dansa selesai, suasana aula berubah menjadi lebih santai. Para tamu undangan berbaur, menikmati sampanye yang dituangkan ke dalam gelas kristal dan mencicipi kudapan-kudapan lezat yang disajikan di atas meja panjang. Gemerlap lampu-lampu gantung menambah kesan mewah, tetapi di sudut-sudut tertentu, percakapan mulai berubah menjadi bisikan-bisikan tajam.  Di salah satu sisi aula, sekelompok selir yang setia kepada Beatrice berkumpul dengan ekspresi licik di wajah mereka. Dalam balutan gaun-gaun indah, mereka tampak seperti tamu biasa, tetapi telinga mereka sigap menangkap setiap informasi yang bisa dijadikan bahan pembicaraan.  "Apakah kalian melihat cara Elea masuk tadi? Begitu percaya diri, seolah dia masih seorang ratu," ujar salah satu selir dengan nada sinis.  "Dan datang dengan Raja Alaric? Itu sungguh... mencurigakan," tambah yang lain sambil menahan tawa kecil.  

    Last Updated : 2025-01-02
  • I'm The Queen   Tawaran Licik dari Edwin

    Bab 36: Tawaran Licik dari EdwinSore itu, kamar Beatrice yang biasanya dipenuhi oleh suasana tenang dan kemewahan berubah menjadi tegang dengan kehadiran Edwin. Pengawal barunya berdiri di dekat pintu, mengenakan seragam yang menunjukkan statusnya sebagai salah satu orang kepercayaan ratu baru. Namun, senyumnya yang licik mengingatkan Beatrice bahwa pria ini tidak bisa dianggap sepenuhnya setia, meski kini berada di bawah perlindungannya.  Beatrice duduk di sofa panjang yang dihiasi bantal sutra berwarna emas, mengenakan gaun santai namun tetap mewah. Ia memandang Edwin dengan alis terangkat, matanya penuh tanda tanya.  "Apa lagi, Edwin?" tanyanya sambil melipat tangan di depan dada. "Bukankah aku sudah memberimu apa yang kau inginkan? Sekarang kau adalah pengawal pribadiku. Bukankah itu cukup?"  Edwin terkekeh, langkahnya mendekat dengan santai namun penuh maksud. "Tentu saja, Yang Mulia. Aku sangat berterima kasih atas ja

    Last Updated : 2025-01-03
  • I'm The Queen   Rahasia yang Mengancam

    Bab 37: Rahasia yang MengancamEdwin kembali ke istana dengan langkah berat dan wajah penuh kekecewaan. Ia memasuki kamar Beatrice tanpa mengetuk, membuat sang selir yang kini menjadi Ratu merasa terganggu.  "Edwin, kau kembali dengan tangan kosong?" ucap Beatrice dengan nada tajam, tanpa sedikit pun berusaha menyembunyikan kekecewaannya. "Aku sudah memberimu kesempatan untuk membuktikan bahwa kau pantas berada di sisiku, tapi kau gagal menjatuhkan Elea di depan semua orang."  Edwin, yang sudah merasa kesal dengan dirinya sendiri, hanya bisa menahan amarah saat mendengar hinaan Beatrice. "Aku melakukan yang terbaik, Beatrice. Tapi rencanaku terganggu oleh Lady Evelyn. Dia terlalu cerdas untuk membiarkan jebakan itu berhasil."  Beatrice berdiri dari kursinya dengan anggun, namun tatapannya penuh dengan kemarahan. "Alasan itu tidak berguna bagiku, Edwin. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan sem

    Last Updated : 2025-01-03
  • I'm The Queen   Tekanan di Istana Veridion

    Bab 38: Tekanan di Istana VeridionCahaya matahari sore menembus kaca-kaca berornamen indah di Istana Veridion. Alaric duduk di singgasananya, mengenakan jubah kebesaran kerajaan, dengan wajah yang penuh kesabaran meski pikirannya tengah disibukkan oleh berbagai hal. Di aula besar itu, para bangsawan dari seluruh Veridion telah berkumpul, masing-masing membawa kepentingan pribadi yang terselubung di balik senyum sopan dan nada bicara yang manis.  "Yang Mulia," ucap Duke Cassian, seorang bangsawan tua yang berpengaruh di Veridion, dengan suara lantang. "Kami semua di sini memahami bahwa Veridion membutuhkan seorang ratu. Kerajaan ini membutuhkan kestabilan, dan rakyat kita memerlukan simbol kekuatan dan kebijaksanaan di sisi Anda."  Duke lain, Lady Regina, menambahkan dengan nada lembut tetapi penuh tekad. "Dan, tentu saja, kami juga ingin membantu. Banyak keluarga terhormat di sini memiliki putri yang layak untuk menjadi ratu. Bahkan, bebe

    Last Updated : 2025-01-03
  • I'm The Queen   Hari-hari di Istana Veridion

    Bab: 39 Hari-Hari di Istana Veridion  Beberapa hari kemudian, Vivianne mulai melaksanakan rencana ayahnya. Dengan alasan ingin berdiskusi tentang urusan keluarga, ia kerap mengunjungi ruangan Duke Cassian di istana Veridion. Setiap kali, ia memastikan untuk mengenakan gaun terbaiknya dan menampilkan sikap anggun yang membuat semua orang di sekitarnya terpesona.  Suatu sore, Vivianne sedang duduk di ruang ayahnya sambil menyeruput teh ketika ia mendengar langkah kaki di koridor. Detak jantungnya sedikit meningkat ketika mengenali sosok tinggi Raja Alaric yang sedang berjalan menuju ruang pertemuan utama.  "Yang Mulia," sapa Vivianne dengan senyuman manis, bangkit dari kursinya untuk memberikan penghormatan.  Alaric menoleh dan membalas sapaan itu dengan anggukan sopan. "Lady Vivianne, senang bertemu Anda. Apakah Anda di sini untuk urusan keluarga?"  "Benar, Yang Mulia," jawab Vivianne, suaranya lembut namun je

    Last Updated : 2025-01-04
  • I'm The Queen   Rencana Gelap

    Bab 40: Rencana Gelap Di bawah cahaya rembulan yang redup, Victor, suruhan Beatrice, melangkah memasuki sebuah bangunan tua yang tersembunyi di pinggiran kota. Tempat itu gelap dan lembab, dengan hanya beberapa lilin yang menerangi ruangan sempit di dalamnya. Di sana, sekelompok pria dengan wajah kasar dan mata tajam duduk mengelilingi meja kayu usang.  Victor membawa sebuah kotak kayu kecil yang ia pegang erat. Ketika ia mendekati meja, para pria itu memandangnya dengan penuh curiga. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan luka bekas sayatan di pipinya, berdiri dan melangkah mendekat.  "Kau siapa?" tanyanya dengan nada rendah namun mengintimidasi.  Victor membuka kotak itu perlahan, memperlihatkan isinya emas batangan kecil, berlian berkilauan, dan sejumlah uang tunai. "Aku tidak datang untuk menjelaskan siapa aku," jawab Victor dengan tenang. "Aku datang untuk berbicara bisnis."  Pria ber

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • I'm The Queen   Jaring Intrik

    Elea menatap suaminya dengan penuh selidik. Ia mengenal Alaric dengan baik, terlalu baik. Dan ekspresi yang baru saja melintas di wajah pria itu bukanlah sesuatu yang bisa ia abaikan begitu saja. "Alaric," ucap Elea pelan, suaranya lembut, tetapi penuh tekanan. "Apa yang dikatakan Grand Duke kepadamu sebelum pergi?" Alaric tetap diam sejenak, lalu beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah jendela. Ia menatap ke luar, seolah mencari jawaban di balik langit Veridion yang mulai meredup. "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan," jawabnya akhirnya. Elea menyipitkan mata. "Jangan meremehkanku." Alaric menghela napas, lalu berbalik menghadapi istrinya. "Grand Duke hanya mengingatkanku tentang beberapa hal di masa lalu. Tidak ada yang penting." "Jika tidak penting, kau tidak akan bereaksi seperti tadi," sahut Elea cepat. Raja Veridion itu menatap Elea beberapa saat sebelum akhirnya mengusap wajahnya dengan lelah. "Grand Duke mengungkit sesuatu yang seharusnya tetap terkubur."

  • I'm The Queen   Api yang Berkobar

    Bab 84 – Api yang BerkobarDi mansion Grand Duke Elvenhart, Aveline duduk di ruang pribadinya, jemarinya mencengkeram surat dari Baron Reynard dengan kuat. Matanya membara penuh kemarahan saat membaca isi laporan yang ia terima. Putra Mahkota Kaelen membela Edith. Dan yang lebih buruk lagi, ia mengaku bahwa Edith adalah kekasihnya. Aveline tidak bisa menerima ini. Tidak. Ini tidak bisa dibiarkan. Dengan langkah cepat, ia keluar dari kamarnya dan langsung menuju ruang kerja ayahnya. Tanpa ragu, ia mengetuk pintu keras sebelum masuk. Grand Duke Elvenhart, yang tengah membaca dokumen di mejanya, menoleh dengan alis berkerut. Melihat ekspresi putrinya yang tegang, ia meletakkan penanya dan menatapnya dengan tajam. "Aveline," katanya dengan nada dalam. "Ada apa?" Aveline menegakkan tubuhnya, berusaha menjaga nada suaranya tetap terkendali. "Ayah, saya baru saja menerima kabar dari Baron Reynard," katanya dengan tenang, meskipun ada ketegangan dalam suaranya. "Putra Mahkota Ka

  • I'm The Queen   Api yang Menyala dalam Bayangan

    Edith tahu keputusan Grand Duke Elvenhart akan membawa dampak besar, tetapi ia tidak menduga seberapa cepat situasi akan berubah. Dua hari setelah pengumuman bahwa Kota Velfenne menjadi tanggung jawabnya, Edith menerima surat dari salah satu pejabat di kota tersebut. Isinya bukanlah ucapan selamat, melainkan peringatan. "Ada gerakan yang mencurigakan di antara beberapa bangsawan lokal. Mereka tidak secara terang-terangan menentang keputusan ini, tetapi banyak yang meragukan legitimasi Anda. Saya khawatir ada sesuatu yang direncanakan di balik layar."Edith membaca surat itu dengan dahi berkerut. Ia sudah menduga bahwa tidak semua orang akan menerima posisinya, tetapi jika ada sesuatu yang direncanakan di balik layar, itu berarti masalah lebih besar akan datang. Sementara itu, di sisi lain mansion, Aveline duduk di ruang pribadinya dengan tenang. Di hadapannya berdiri seorang pria dengan wajah kaku dan pakaian bangsawan sederhana. Ia adalah Baron Reynard, salah satu pemilik tanah

  • I'm The Queen   Hadiah yang Membakar Dendam

    Bab 82 – Hadiah yang Membakar DendamDi dalam mansion Grand Duke Elvenhart, ketegangan terasa semakin pekat. Edith berusaha untuk tetap tenang, tetapi rumor yang terus berkembang membuatnya semakin sulit bernapas. Malam itu, ia berjalan melewati koridor yang diterangi cahaya lilin, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan. Saat ia sampai di depan pintu kamarnya, langkahnya terhenti. Di ujung lorong, seseorang berdiri menunggunya. Gaun ungu lembut yang membalut tubuh wanita itu tampak begitu anggun di bawah cahaya lilin, tetapi sorot matanya yang tajam mengisyaratkan sesuatu yang lain. "Akhirnya kau pulang juga," suara Aveline terdengar lembut, tetapi ada sesuatu yang membuat bulu kuduk Edith meremang. Edith menghela napas. "Apa yang kau inginkan, Lady Aveline?" Aveline tersenyum kecil, melangkah mendekat. "Kau terdengar begitu kaku, Edith. Aku hanya ingin berbicara." Edith menegang, tetapi tetap berdiri tegak. "Jika kau ingin membicarakan rumor itu, aku tidak tertarik." Av

  • I'm The Queen   Ombak Fitnah

    Hari-hari setelah perburuan itu tidak berjalan seperti yang diharapkan Edith. Sejak kepulangannya dari hutan bersama Roderic, namanya tiba-tiba memenuhi setiap bisikan dan percakapan para bangsawan. Di setiap perjamuan teh, di lorong-lorong istana, di antara tawa para lady yang mengenakan gaun-gaun indah, hanya ada satu topik yang mereka bahas. "Lady Edith sudah tidak suci lagi."Rumor itu menyebar seperti api yang melahap hutan kering. Tidak ada yang tahu pasti dari mana asalnya, tetapi bisikan-bisikan itu menjadi semakin liar setiap harinya. Di Ruang Teh Para LadyDi sebuah taman indah di dalam istana, para lady tengah menikmati perjamuan sore. Teh harum memenuhi udara, diiringi suara-suara lembut yang penuh kepalsuan. "Benar-benar mengejutkan," kata Lady Vivienne dengan nada dramatis. "Aku mendengar bahwa Lady Edith menghabiskan malam di hutan bersama Lord Roderic. Berdua saja!" Lady Marielle, yang duduk di sampingnya, menutup mulutnya seolah terkejut. "Astaga, kalau itu

  • I'm The Queen   Berbagi Rahasia

    Di dalam hutan yang gelap, cahaya bulan mengintip di antara celah dedaunan, memberikan sedikit penerangan bagi Edith dan Roderic yang masih terjebak. Suara jangkrik dan hembusan angin menjadi latar belakang keheningan di antara mereka. Edith menggigit bibirnya, mencoba mengabaikan rasa dingin meskipun mantel Roderic sudah membalut tubuhnya. Ia melirik pria di sebelahnya, yang tampak santai bersandar pada batang pohon, seolah-olah keadaan ini bukan masalah besar. "Kau terlihat tenang," kata Edith akhirnya, suaranya lirih namun cukup jelas. Roderic menoleh dengan senyum kecil. "Harus ada yang tetap tenang, kan?" Edith menghela napas, lalu menatap langit yang terbuka di antara pepohonan. "Aku tidak menyangka perburuan akan berakhir seperti ini." Roderic terkekeh. "Sama. Biasanya aku hanya berburu sebentar, lalu kembali dengan kemenangan kecil. Kali ini... kurasa kita tidak bisa mengandalkan keberuntungan." Keheningan menyelimuti mereka lagi, hingga akhirnya Edith berbicara le

  • I'm The Queen   Festival Berburu

    Langit cerah membentang luas di atas tanah perburuan kerajaan, udara dipenuhi dengan semangat dan obrolan para bangsawan yang berkumpul dalam festival tahunan ini. Bendera-bendera kerajaan berkibar di sepanjang jalur masuk, sementara para pelayan berlalu-lalang, menyiapkan segala keperluan untuk berburu. Di singgasana yang telah disediakan di tengah area utama, Raja Alaric duduk dengan penuh wibawa, didampingi oleh Ratu Elea yang tampak anggun dalam gaun biru langit. Putra Mahkota Kaelen berdiri di sisi mereka, mengenakan jubah ringan yang menunjukkan statusnya, matanya tajam mengamati kerumunan. Di antara para peserta, Grand Duke Elvenhart tiba bersama Lady Aveline, Edith, dan asistennya, Alex. Aveline mengenakan pakaian berkuda yang mewah, sementara Edith berdiri sedikit di belakangnya dengan pakaian sederhana yang tetap rapi. “Festival perburuan ini selalu ramai, ya?” gumam Alex sambil menatap sekeliling. “Memang. Ini bukan hanya soal berburu, tetapi juga ajang politik,” ja

  • I'm The Queen   Rencana Pertunangan

    Di dalam kediaman keluarga Marquis Laurent, Lord Roderic duduk di ruang kerjanya, menatap surat yang baru saja ia tulis untuk Edith. Ia menggulirkan pena di antara jarinya, berpikir apakah ia harus mengirimnya atau tidak. "Roderic," sebuah suara berat terdengar dari ambang pintu. Roderic menoleh dan mendapati kakak laki-lakinya, Lord Gilbert Laurent, berdiri dengan tangan bersedekap. Wajahnya seperti biasa, penuh dengan sikap superior seorang pewaris utama. "Kau masih sibuk dengan surat-surat itu?" tanya Gilbert, nada suaranya terdengar meremehkan. Roderic tersenyum tipis. "Hanya sekadar korespondensi pribadi." Gilbert mendekat, mengambil surat di atas meja tanpa meminta izin, dan membaca sekilas. Senyum miring muncul di wajahnya. "Edith Manesse? Gadis yang bekerja di bawah Grand Duke Elvenhart?" Roderic mengulurkan tangannya untuk mengambil kembali surat itu, tapi Gilbert menahannya lebih lama sebelum akhirnya menyerahkannya. "Kau benar-benar tidak tahu bagaimana memili

  • I'm The Queen   Kisah Edith

    Di Kediaman Grand Duke ElvenhartEdith duduk di ruang baca dengan setumpuk dokumen di depannya, tetapi perhatiannya tidak sepenuhnya tertuju pada pekerjaannya. Di sampingnya, terdapat beberapa surat yang baru saja dikirim oleh seorang pelayan, semuanya dari Lord Roderic. Ia menghela napas sebelum mengambil salah satu surat dan membukanya. Tulisan tangan yang rapi dan sedikit miring menyambutnya. "Lady Edith, Aku harap hari ini menyapamu dengan baik. Aku tidak bisa berhenti memikirkan percakapan terakhir kita di kafe itu. Rasanya begitu menyenangkan bisa berbicara dengan seseorang yang tidak hanya berbasa-basi dalam sopan santun. Aku bertanya-tanya apakah aku bisa mengajakmu berjalan-jalan suatu hari nanti? Dengan hormat, Roderic Laurent"Edith menggeleng pelan. Sudah hampir seminggu sejak mereka pertama kali bertemu di kafe, dan sejak itu, surat-surat Roderic terus berdatangan. Ia tidak yakin apakah ini hanya cara pria itu bersikap sopan atau jika ada sesuatu yang lebih dala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status