Chapter 48
Vanilla West
Nick mengemudikan sebuah Roll Roysce Cullinan dengan kecepatan sedang, di sampingnya Rafael duduk sambil menatap jalanan di depannya. Senyum di bibir keduanya tampak tergambar dengan sangat indah, tidak satu pun dibuat-buat.
"Apa kau akan menikahi Xaviera?" Nick melirik Rafael.
Senyum Rafael semakin lebar. "Menurutmu bagaimana?"
"Jika kalian ingin menikah, tidak perlu memikirkan prasangka orang lain."
Senyum di bibir Rafael memudar. "Vanilla masih belum bisa menerimaku."
"Aku yang akan mengurusnya, kupastikan Vanilla akan menerimamu dengan cepat." Nick menjeda ucapannya, ia menoleh ke arah Rafael. "Terima kasih."
"Untuk?" Kening Rafael berkerut dalam.
"Telah menghadirkan Vanilla di dunia ini." Nick kembali menatap jalan di depannya.
Rafael tertawa reny
Chapter 49Not HereBibir Vanilla mengulas senyum tipis, ia memutuskan tatapan matanya dari Nick. "Aku tidak membencinya karena bagaimanapun dia ayah kandungku. Tetapi, aku tidak ingin mengubah namaku.""Apa karena aku?"Vanila kembali mengecup bibir Nick. "Karena kita." Ia menjeda ucapannya, menatap mata Nick. "Setelah kita menikah, kau adalah kepala rumah tangga, hidup kami bergantung padamu. Aku ingin membesarkan anak kita dengan tenang."Dunia politik sangat kejam, meski Vanilla tidak pernah berkecimpung di dalamnya, setidaknya ia pernah mendengar akan hal itu di berbagai media. Terlalu banyak trik dan intrik yang mungkin saja di masa depan akan mengancam kebahagiaan mereka jika keberadaan Nick diketahui oleh khalayak umum.Apa lagi setahu Vanilla, saat ini ada desas desus yang beredar di masyarakat tentang pergolakan yang sedang terjadi di dalam kerajaan.
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Epilogue
Chapter 57
Chapter 56
Chapter 55
Chapter 54
Chapter 53
Chapter 52
Chapter 51
Chapter 50I ApologiesVanilla menikmati paginya dengan menatap wajah tampan Nick yang tersaji di depannya, pria itu tampaknya masih dibuai mimpi. Ia mengulurkan tangannya, jemarinya menyentuh alis tebal Nick, senyum bahagia mengembang di bibir indah Vanilla. Pemuda yang dulu ia kagumi di sekolah menengah atas kini menjadi miliknya, berada di atas ranjangnya, menjadi calon suaminya, dan mereka juga akan segera memiliki buah hati. Masih seperti mimpi. Terlepas dari segala konflik keluarga, kehadiran Nick bagi Vanilla memang seperti mimpi. Seperti seorang gadis biasa yang mendapatkan seorang pangeran berkuda putih di dalam dongeng anak-anak. Jemari Vanilla turun menyentuh sudut bibir Nick, matanya menatap bibir kenyal itu seolah ia sedang mendamba. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dan men