Share

Bab 24

Author: Min_Jikyu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sepanjang malam, Eleana mengurus bayi mungilnya dengan penuh kasih sayang. Biasanya, bayi mungil yang belum diberi nama itu akan terjaga sepanjang malam dan tidur di siang hari.

Setelah kepulangannya dua hari yang lalu dari rumah sakit, Eleana berusaha untuk fokus pada putra kecilnya bersama Mikael. Ia juga berusaha untuk tetap menahan diri untuk tidak menanyakan kondisi Mikael.

Suaminya itu, sekarang berada di Perancis untuk diberikan penanganan khusus karena kondisi terakhir Mikael yang menurun drastis. Dokter mengatakan jika masih ada satu peluru yang tersangkut di bahu lelaki itu. Kabar terakhir yang Eleana tangkap satu hari yang lalu, kondisi Mikael stabil saat ini.

Eleana mencoba bersikap biasa saja, menganggap Mikael sedang melakukan perjalanan bisnis dan ia yang menjaga putra mereka sampai kepulangan Mikael. Meski dalam hati kecil Eleana ia sering memikirkan bagaimana keadaan Mikael dan apa dia baik-baik saja.

“Kau lapar lagi, Baby?”

B

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • I Want You   Bab 25

    Pagi hari, Eleana disibukkan dengan menggendong bayi mungilnya yang sejak semalam demam. Putranya terus menangis meski Eleana sudah membawanya mengelilingi rumah besar keluarga Mikael. “Mom harus bagaimana, sayang?” Eleana menepuk-nepuk paha putranya yang masih terus menangis. “Ana, panasnya sudah turun?” tanya Mom yang baru saja selesai mandi. “Belum, Mom.” “Mau ke dokter bersama Mom?” “Sebentar lagi, Mom. Aku belum mandi.” Isabelle mengusap rambut lebat cucu kecilnya. Memperhatikan bagaimana bibir mungil itu bergerak menghisap asi sang Ibu dengan lahap. Mungkin haus sedari tadi menangis. Usianya sudah seminggu, tidak terasa Eleana benar-benar menjadi Ibu. Bertaruh nyawa untuk melahirkan bayi tampan dan menggemaskan ini. Tapi, Eleana bahagia dia lahir dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. “Mom, dia sudah tidur,” ucap Eleana, mengecup puncak kepala putranya. “Biar kugendong, kau cepatlah mandi da

  • I Want You   Bab 26

    Ini adalah kali pertama, Eleana dan Mikael akan pergi berdua setelah berbagai masalah muncul dalam rumah tangga mereka. Hari ini, Mikael membawa Eleana untuk bertemu seseorang.“Sudah belum?”Mikael menunggu dengan bosan. Eleana sedang mengeluarkan asi dalam botol kecil untuk stok saat nanti Kevin rewel. Rencananya mereka tidak akan membawa Kevin pergi karena usianya masih terlalu kecil. Eleana takut ia akan pulang lama dan Kevin rewel bersama Mom Isabelle, makanya ia menyetok banyak asi untuk sang bayi.“Mau kubantu?” tawar Mikael.“Tidak.”Eleana tahu sekali, Mikael tidak akan hanya membantunya mengeluarkan asi. Dengan kesal, Eleana mencubit lengan Mikael lagi. Menyuruh lelaki itu keluar dari kamar agar ia juga cepat selesai. Jika ada Mikael, Eleana jadi agak malu.Lima belas menit kemudian, Eleana menuruni tangga dan menemukan Mikael justru tertidur di sofa ruang tamu. Ia duduk di sebelah suaminya yang

  • I Want You   Bab 27

    Detak jantung Eleana bertalu begitu cepat, saat Izrael dan Kathrine dibawa ke ruang persidangan. Tadi ia sudah memberi saksi di depan hakim bersama Mikael dan Nyonya Smith. Sekarang, saatnya Izrael dan Kathrine memberikan kesaksian mereka. Eleana tidak mengerti, kenapa Izrael begitu santai di persidangan kali ini. Ia juga tidak mengira, seseorang yang menolongnya saat ia sedang kehilangan arah saat itu, berani berbuat hal senekat itu sampai membuat Eleana kehilangan orang tuanya. Awal mulainya, Izrael tidak ikut campur atas perbuatan Kathrine. Dan penculikan itu, murni tindakan Kathrine sendiri bukan dirinya. Tapi kecelakaan yang yang merenggut nyawa kedua orang tua Eleana, Izrael ikut campur dalam mencarikan seseorang yang mau dikorbankan untuk menabrak mobil kedua orang tua gadis itu, yaitu suami Nyonya Smith. Izrael melakukan itu karena mendengar Dad Abraham selalu memuji Mikael dan merasa ia dipandang sebelah mata hanya karena pekerjaannya yang menjadi do

  • I Want You   Bab 28

    Mempunyai seorang anak adalah hal paling mengesankan untuk Mikael. Ia belajar banyak hal dari perkembangan bayinya yang sekarang sudah berusia dua bulan. Selain menggemaskan dan terkadang juga menyebalkan karena selalu dimanja oleh Eleana, dia juga bisa menjadi alasan Mikael untuk tidak pergi ke kantor. Sore ini, Eleana mengomel lagi karena Mikael yang baru pulang kerja, langsung menggendong bayi mereka yang baru saja dimandikan oleh Eleana. Bukannya bersih-bersih dan berganti pakaian dulu, Mikael justru mengajak bicara sang putra. “El, mandi dulu. Kau membawa kuman!” kesal Eleana. “Sebentar lagi aku mandi, Baby.” Eleana menghela napas, percuma juga dimarahi. Mikael tidak akan menggubris, jadi Eleana membiarkan anak dan ayah itu bermain. “Aku akan membantu Mom memasak.” “Pergilah.” Jika sudah dengan putranya, Mikael bisa berubah menjadi ayah yang lucu dan menggemaskan. Berbeda sekali, saat dia sedang di kantor. Beberapa

  • I Want You   Bab 29

    Mikael tidak pernah melakukan hal semacam ini karena dirinya yang begitu kaku. Tapi demi menyenangkan hati Eleana, Mikael rela melakukan hal yang wanita sering bilang dengan romantis.“Kau yakin, tidak?” tanya Mikael.Anne mengibaskan rambutnya dengan gaya centil. Ia heran, kenapa Mikael begitu tidak percaya dengan idenya. Padahal dia dikenal dengan si pencetus ide yang bagus untuk semua pasangan di kantor ini.“Aku jamin, Nona Eleana akan terus mengatakan cinta padamu, Tuan.”Mikael mengusap dagunya, berpikir. “Baiklah akan kucoba besok. Pilihkan aku gaun yang anggun dan barang apa saja untuk membuat rencana ini berhasil.”“Siap, bos. Serahkan pada Anne.”Mikael memijat pangkal hidungnya saat Anne sudah pergi dari ruangan. Apakah rencananya akan berhasil, semoga saja Eleana suka dengan sesuatu yang sudah ia siapkan.***Mengurus Kevin adalah hal paling wajib untuk E

  • I Want You   Bab 30

    Semua pekerjaan sudah diselesaikan Mikael lebih awal. Dia dapat menjamin saat pergi nanti, kantor akan aman di bawah kuasa Lucas. Semua berkas penting yang harus ditanda tangani Mikael juga sudah siap. Materi untuk rapat pun sudah Mikael berikan pada Lucas. Sore ini setelah menjemput Eleana di rumah Nyonya Smith bersama Kevin—Eleana sedang belajar membuat kue kering. Mikael melajukan mobilnya ke tempat swalayan, ada suatu barang yang Mikael janjikan untuk putra kesayangannya yang sudah genap satu tahun kemarin. “Vin, kau menyukainya, Nak?” Mikael membiarkan Kevin mengambil mainan robot di rak. Sepertinya Kevin menyukai apa yang dia pegang, sampai saat Eleana ingin mengambilnya, ia menangis. Menunggu Eleana selesai memilih pakaian bayi di sudut ruangan, Mikael memilih untuk mengajak Kevin mengelilingi toko bayi ini. Di sini, semaunya sangat lengkap. Mulai dari mainan bayi, keperluan bayi dan segalanya tentang bayi, ada. Mata Mikael jatu

  • I Want You   Bab 31

    Eleana selalu membiarkan putra kecilnya mencoba hal-hal baru, seperti duduk di atas rumput, bermain air di kolam kecil, atau bahkan mengaduk-aduk isi akuarium hanya untuk menangkap ikan kecil di sana. Seperti saat ini, Kevin mulai melakukan hal baru dengan memegang pulpen dan mencoret-coret kertas kosong. Di pangkuan Ayahnya, Kevin dengan tenang melakukan apa pun yang dia inginkan. Karena sudah aman bermain dengan Mikael, Eleana mulai meninggalkan mereka berdua untuk membuat sarapan. Mom dan Daddy Mikael sudah pergi sejak pagi tadi untuk menghadiri acara pernikahan anak rekan kerjanya. Jadi, hanya ada Eleana dan Mikael di rumah besar ini. Hari ini adalah hari weekend. Tidak banyak yang Eleana rencanakan hari ini, ia hanya akan menikmati waktu bersantai dengan suami dan putranya. “Kau sedang membuat apa?” tanya Mikael yang tiba-tiba sudah ada di belakang Eleana. Eleana mematikan blender dan menatap Mikael heran, pasalnya lelaki tidak membawa Ke

  • I Want You   Bab 32

    Baru pertama kali, Eleana melihat Mikael berangkat sepagi ini. Ia tidak mengerti kenapa suaminya itu terlihat buru-buru, setelah menciumnya dan mengambil jaket mantel. Eleana tetap memperhatikan Mikael yang masih mencari kunci mobil, sampai lelaki itu keluar dan menutup pintu kamar. Pandangan Eleana beralih pada benda pipih milik Mikael yang tertinggal di atas ranjang. Mungkin dia lupa membawa ponsel. Ketika Eleana hendak membuka pintu kamar untuk mengejar Mikael, dia bersama mobilnya sudah keluar dari gerbang rumah, terlihat dari kaca jendela kamar. Semenjak Kevin lahir, Eleana memang pindah ke kamar bawah. Ia hanya tidak ingin kerepotan naik turun tangga. Jadi, dia tahu jika ada yang keluar masuk gerbang. Eleana mencari tahu apa yang membuat Mikael begitu tergesa-gesa dan panik. Satu panggilan dari Lucas menjawab semuanya. Lalu pesan masuk yang dikirimkan Lucas menjawab semua teka-tekinya. [Izrael dipindahkan ke ruang inap VVIP sesuai keinginanmu, T

Latest chapter

  • I Want You   Bab 41

    "Om, Vin ingin es krim." Izrael yang sedang membaca buku di ruang tengah menatap sang keponakan setelah menaruh majalah di tangannya. "Apa, Vin?" "Es krim." Kevin dengan malu-malu menunjuk kulkas yang ada di dapur. Senyum manisnya mengembang, membuat Izrael juga tertular. "Kata Daddy, kau tidak boleh makan yang manis-manis." Seketika Kevin menunduk. "Aku mau." Melihat wajah Kevin yang berubah sedih, Izrael tak sampai hati untuk menolak permintaan keponakan kecilnya. Maka dari itu, Izrael langsung saja menggandeng Kevin dan ia dudukkan di kursi makan. Di rumah tidak ada siapa-siapa, selain dirinya dan Kevin. Mom dan Dad sedang pergi ke sebuah pesta, sementara Mikael dan Eleana yang sejak tadi memberitahu akan menjemput Kevin, belum juga sampai. "Kau jangan bilang Daddymu, ya. Bisa-bisa aku dipenggal." "Dipenggal itu apa, Om?" Pertanyaan polos Kevin membuat Izrael merutuki mulutnya sendiri yang tidak difil

  • I Want You   Bab 40

    Seperti menemukan keluarga baru, Kevin begitu lengket dengan Izrael. Bahkan ia sering ikut Omnya pergi ke beberapa tempat makan dan bertemu teman-teman Izrael. Mungkin karena saat masih dalam kandungan, Izrael merawat Kevin jadi dia tidak perlu waktu lama untuk dekat.Mengenai Mikael, dia sering cemburu. Tentu saja. Bahkan saat belajar menghitung, Kevin lebih memilih diajari Izrael daripada dirinya. Mungkin ini hal yang sepele, tapi Mikael merasa sudah di ayah tirikan oleh putra kecilnya.Tapi, pagi ini, Mikael benar-benar menitipkan Kevin sepenuhnya pada Izrael karena tiba-tiba Eleana demam lagi. Padahal kemarin masih baik-baik saja, tapi malam tadi demamnya begitu tinggi. Susahnya, Eleana selalu menolak untuk dibawa ke rumah sakit dengan alasan masih trauma saat dirawat pasca melahirkan dulu."Aku titip, besok kuambil lagi," ucap Mikael, mencium pipi Kevin sebelum putranya masuk ke dalam rumah besar Mom Isabelle."Sudah seperti barang saja, dioper sana

  • I Want You   Bab 39

    Mikael memijat pangkal hidungnya. Jika dihadapkan dalam keadaan seperti ini, ia lebih memilih meeting dan membuat laporan daripada harus mengajari Kevin berhitung.Bukannya tidak mau, hanya saja putra kecilnya ini lebih banyak bicara menanyakan gambar sebagai objek belajarnya, bukan menghitung. Lalu, jika Mikael mengatakan hitungannya salah. Dia akan marah dan kesal."Vin, diamlah. Dad pusing sekarang." Mikael menyandarkan punggungnya, saat Kevin mulai bertanya sebaiknya kelinci di buku menghitung diwarnai apa."Daddy, aku bertanya.""Terserahmu saja, pilih yang kau suka."Kevin mendengkus, kesal. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Mikael tidak suka. "Aku mau belajar dengan Mom saja.""Jangan...!"Mikael mengangkat Kevin ke pangkuannya, memeluk tubuh mungil itu dan membuatnya nyaman dalam kungkungan Mikael. "Mom sedang sakit Vin."Dua hari ini Eleana batuk dan demam, tadi pagi ia baru saja pergi ke dokter d

  • I Want You   Bab 38

    "Pagi, Daddy.""Pagi, Vin."Mikael mencium pipi putra kecilnya, ia ikut duduk di sebelah Kevin yang sedang sarapan roti selai buatan Oma. Pukul delapan pagi, ketika Mikael turun dari lantai atas."Mom di mana?" tanya Kevin, menatap Mikael dengan mata bulatnya."Mom masih tidur."Kevin mengerutkan kening, tidak biasanya Mommy masih tertidur saat matahari sudah menyengat seperti ini. Bocah kecil itu sampai memiringkan kepalanya bingung."Mom kecapekan, sayang.""Hm?""Mom sakit?" tanya Kevin, kaki gembulnya berusaha turun dari kursi setelah menanyakan itu pada Mikael."Vin, mau ke mana?" tanya Mikael setelah menurunkan bocah itu.Kevin tidak menjawab, ia mengambil piring berisi roti selainya yang tinggal setengah, lalu menaiki tangga dengan hati-hati."Kevin, mau ke mana, Nak?" Mom Isabelle yang melewati bawah tangga meringis, melihat bagaimana cucu pertamanya dengan susah payah menaiki tangga."Oma, V

  • I Want You   Bab 37

    Brankar pesakitan itu didorong oleh dua perawat sekaligus, melewati lorong-lorong rumah sakit yang sepi dan masuk ke dalam UGD.Sebuah tangan yang menghantam tembok, seperti saksi bahwa sebenarnya seseorang tidak ingin kejadian tiba-tiba ini terjadi.Ponsel di sakunya bergetar, sebuah panggilan masuk dari seorang bodyguard yang ia tugaskan untuk mengejar seseorang berpakaian serba hitam di bandara tadi."Bagaimana?""Kami menangkapnya, Tuan.""Jaga dia, usahakan jangan sampai kabur.""Baik, Tuan."Darah yang mengalir di buku-buku jari, tidak ia hiraukan. Ia berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD, menunggu kabar dan berharap itu bukan kabar buruk."Tuan Mikael, Nyonya Isabelle menelepon."Mikael menoleh, pada seorang bodyguard yang tadi menemaninya untuk pergi ke rumah sakit. Ia mengambil ponsel di tangan bodyguardnya dengan ragu."Kau di mana? Eleana menangis sejak tadi," cerita Isabelle."Mom, katakan p

  • I Want You   Bab 36

    "Mom, Vin ingin bertemu Dad." Eleana seperti diserang ribuan lebah berbentuk gumpalan menggemaskan dalam satu tubuh, Kevin. Putra kecilnya yang bicara tanpa henti, menanyakan sosok Daddy-nya yang sedang pergi untuk melakukan perjalanan bisnis ke luar kota. Rasanya Eleana sudah tidak punya alasan untuk membujuk Kevin. Karena semua bujukan yang ia buat, tidak berhasil membuat Kevin tenang. Adonan kue yang sedang ia buat sampai kebanyakan tepung terigu. "Vin, Mom sedang memasak." "Vin ingin bertemu Daddy," rengeknya, menarik-narik kaus Eleana. Seperti dengan begitu Mommy-nya akan luluh dan mempertemukannya dengan Mikael. "Mommy." Tangisan Kevin yang menggelegar membuat Eleana menaruh adonan kuenya dan langsung menggendong bocah itu. Mungkin, Kevin sudah kesal terlalu lama diabaikan oleh Eleana. "Berhenti menangis," ucap Eleana, mendudukkan Kevin di atas meja. Kevin justru memperkeras tangisannya. Membuat Eleana mendengus,

  • I Want You   Bab 35

    Ada banyak hal yang perlu diurus di kantor. Mikael sampai melupakan sarapan yang sudah disiapkan Eleana, ketika menerima telepon dari Lucas. Ia juga melupakan rutinitas paginya membangunkan Kevin. Pagi ini, begitu sangat kacau. "Aku berangkat, ya." Mikael mencium kening Eleana begitu lama, lalu masuk ke mobil. Eleana menunggu mobil Mikael sampai keluar dari gerbang, lalu masuk ke rumah. Sampai ia mendengar tangisan Kevin dari lantai dua. "Daddy," panggil Kevin, menatap mobil Mikael yang sudah berjalan menjauh. "Vin." "Mom, Daddy tidak membangunkanku." Kevin merengek. "Dad sedang buru-buru, kan, sudah ada Mommy." Kevin merengut, ia menghela napas panjang sebelum akhirnya memeluk Mom Eleana dan dibawa ke kamar mandi, untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Melupakan Daddy yang pergi begitu saja tanpa menyapanya dulu. Kesal sekali sebenarnya, tapi ya sudahlah. *** Mikael menutup berkas di tanga

  • I Want You   Bab 34

    Lima tahun kemudian .... "Mom, Vin mau beli roti itu." Eleana menolehkan kepalanya pada sesuatu yang membuat putranya tertarik. Ia kemudian menghela napas. "Nanti Mom buatkan roti bolu di rumah, ya." "Aku tidak mau Mom, nanti dimakan Dad lagi." Kemarin, Kevin meminta kue ulang tahun sebagai hadiah untuk ulang tahunnya yang ke lima tahun. Eleana secara spesial membuatkan kue itu untuk Kevin dan dia simpan di lemari pendingin. Namun, ketika Eleana pulang setelah menjemput Kevin ke sekolah, kue itu sudah hilang dari lemari pendingin. Dan, Mikael adalah pelakunya. Kevin menangis dan tidak bicara semalaman pada Eleana, menuduh Eleana jika dirinya sudah tidak menyayangi Kevin lagi. "Nanti Mom beritahu Dad, kau mengerti." Kevin menghela napas, ia menurut saja ketika Mom menggandeng tangannya meninggalkan taman yang ia lewati sebelum ke teman parkir. Padahal, roti bolu di kedai kecil dekat sekolahnya terlihat menggiurkan untuk dicicipi

  • I Want You   Bab 33

    Abraham menutup berkas di tangannya dengan kasar. Ia menatap Mikael yang sekarang duduk dengan gelisah di hadapannya. Abraham mencoba menebak apa isi kepala putra keduanya ini. “Kenapa kau ingin menangguhkan Izrael?” Mikael menghela napas. “Aku merasa bersalah padanya, Dad.” “Aku tidak setuju.” Menurut Abraham, Izrael pantas mendapatkan hukuman atas perbuatan yang ia lakukan. Biarkan saja merugikan dirinya sendiri, itu sudah konsekuensi. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab. “Dad, Izrael depresi di penjara.” Abraham berdecak. “Biarkan saja,” ucap Abraham tegas. “Dia juga anakmu, Dad.” “Dia sudah mencoreng nama baikku!” tandas Abraham. Mikael mengusap kasar wajahnya. “Kau hanya memikirkan nama baikmu?” “Sudahlah, El. Lebih baik kau urus keluargamu dengan baik. Biarkan saja Izrael menjalani masa hukuman atas kejahatan yang dia perbuat.” “Izrael melakukan percobaan bunuh diri,” ungkap Mikae

DMCA.com Protection Status