Share

#75. Bersedia Untuk Mendekapmu

Aku pulang seperti anak kecil yang telah dimusuhi rekan-rekan dekatku. Dengan jejak air mata sembari menenteng belanjaan yakni mulut tak bisa tersenyum. Aku lelah jika terus-menerus dihantam pikiran-pikiran buruk dan kenyataan yang menyakitkan. Aku enggan melihatnya. Harus bagaimana lagi aku memalingkan muka dari semua kejadian itu? Apa sampai di titik ini perjuanganku masih kurang hebat? Apa aku harus kembali meneteskan darah untuk kehidupan ini?

Barusan, Kamala sempat bersikukuh untuk mengawal mobilku sampai rumah. Katanya dia khawatir dan tidak mau ada kejadian yang membuatnya kaget. Konyolnya ketika dia menyeletuk apakah aku hamil? Well, pertanyaan macam apa itu? Apakah emosional yang kacau tercatat pada ibu hamil? Tetapi kutolak sebab terlalu kekanak-kanakan jika mereka hanya mengantarku pulang. Memangnya aku ini anak 7 tahun?

Berlanjut saat aku mendorong pintu rumah, dari depan aku langsung dihadang oleh dua majikan. Orick yang tengah menggendong Zero melempar senyum padaku.

"Tu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status