Share

#77. Nyanyian Untuk Arina

Tempo makan yang berbeda, membuatku bergeleng-geleng kepala. Ketika aku menghabiskan setengah piring, dia sudah menguyah menu yang lain. Dan ketika piringku kandas, dia sudah meraup mcflurry lebih dulu. Bahkan satu porsi hokben dengan kerak telor seakan-akan tak mempan pada cacing perutnya, dia mencampurkan donat dengan ice cream itu. Jujur, melihatnya saja sudah membuatku begah.

"Nar, di atas yuk."

"Aku beresin dulu."

"Nggak usah, udah biarin aja dulu. Santai dulu lah." katanya sembari menyeret aku yang masih menegak air putih.

Terpaksa aku mengikuti keinginannya ketimbang duduk sendiri di bawah, mana padam. Bahkan Zero sendiri ikut berlarian ketika kami menaiki anak tangga. Modal senter handphone saja, dia membuka pintu balkon yang diyakini cahaya malam lebih baik ketimbang gelapnya dalam rumah.

"Mau kemana?" Aku dilepaskan di balkon, sedangkan dia berlarian lagi ke belakang.

"Sebentar!"

"Zero, kamu nggak dingin? Anginnya kenceng loh." ujarku memeluk diriku sendiri. Sedangkan kucing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status