Tiga bulan telah berlalu, sesuai yang dikatakan Emily bahwa gadis itu akan memberi tahu pada mereka dan gadis itu telah memberi tahu pada mereka satu bulan yang lalu. Awalnya mereka tidak percaya, tetapi setelah Emily membuktikan akhirnya barulah mereka percaya. Sedangakan William dengan yang lain termasuk Darel dan kedua temannya itu sangat pusing mencari keberadaan ketiga gadis tersebut, yang hilang begitu saja tanpa memberi tahu pada mereka semua walaupun itu hanya pesan.
Itu adalah bagian rencana Emily, ia memang sengaja tidak memberi tahu pada mereka semua. Nanti ia akan muncul, sebentar lagi ketiga gadis itu akan muncul dan sebentar lagi kehancuran akan tiba.
Ketiga gadis itu telah menyusun dengan baik dan sempurna rencana mereka semua bahkan dibantu oleh keenam pria tampan itu. Mereka tidak akan membiarkan Keisya a.k.a Emily mengerjakan itu semua walaupun dibantu oleh kedua gadis tersebut, tetapi mereka tetap ingin membantu. M
Setelah mengatakan itu, Emily membenarkan posisinya lalu tersenyum smrik pada Alex. Sedangkan pria tampan itu bisa melihat senyum smrik milik Emily. Langsung saja ia berdiri dan menatap tajam ke arah Emily. “Apa maksud lo?”Sontak itu, membuat teman Alex yang lain juga ikut berdiri dan menatap bingung ke arah Emily serta Alex secara bergantian. Gadis itu tidak menjawab pertanyaan Alex melainkan ia menghitung.“1”“2”“3”Mendengar itu, Alex dibuat tambah bingung serta kesal. Apa maksud dari perkataan gadis itu, siapa yang akan datang sekarang.“4”“5”Di hitungan kelima, terdengar suara teriakan dari depan sekolah dan membuat mereka semua melihat ke arah teriakan tersebut. “WOII GRAVENTAS KELUAR LO!”Alex melihat kembali pada Emily, sementara gadis itu tersenyum smrik. “Selamat kedatangan tamu Graventas. Ini baru permulaan belum akh
40 menit telah berlalu, tetapi kedua genster tersebut masih saja saling menyerang satu sama lain. Tidak ada yang ingin mengalah ataupun menyerah di antara mereka bahkan bel sekolah sudah bunyi sedari tadi dan itu membuat para siswa-siswi ingin pulang ke rumah masing-masing, tetapi bagaimana cara mereka pulang jika kedua gangster tersebut masih saja saling menyerang.Ketiga gadis itu masih saja menonton pertarungan kedua gangster itu. Sementara Darel dan kedua temannya masih melihat pertarungan kedua gangster dari rooftop sekolah. “Emily dan yang lain di mana?”“Mereka sudah pasti pulang,” jawab Angkasa.“Semoga saja sudah pulang,” papar Darel.Di sisi lain, ketiga gadis itu benar-benar sudah bosan melihat mereka semua. “Mereka kapan selesai sih. Bosan gue lihat mereka, tidak ada gitu yang mau mengalah.”Emily berdiri dari duduknya dan diikuti oleh kedua gadis itu. Felicia menahan lengan Emily. “
Perkataan itu, membuat Gerry terkejut. Dari mana gadis ini mengetahui nama itu dan ia tidak pernah bertemu dengan gadis depannya ini. Ini adalah pertama kali ia bertemu dengan gadis ini. “Dari mana lo tahu nama itu? gue tidak pernah lihat lo sebelumnya.”“Lo memang tidak pernah lihat gue sebelumnya,” papar Emily.“Terus dari mana lo mengetahui nama itu?” tanya Gerry.“Bukan nama itu saja yang gue tahu bahkan semua tentang lo gue tahu dari lahir sampai sekarang.” Gerry menggenggam kerah baju Emily. Tentu saja itu membuat yang lain khawatir, sementara Emily tersenyum smrik melihat itu.“Apa maksud lo? gue tidak penah buat masalah dengan lo,” pekik Gerry.“Santai.” Emily melepaskan genggaman Gerry dari kerah bajunya lalu membenarkan bajunya yang sedikit kusut.Gadis itu kembali melihat ke arah Gerry. “Lo memang tidak pernah buat mas
Sementara di markas Graventas tengah kedatangan orang-orang yang berbaju hitam, sontak itu membuat para anggota Graventas terkejut melihat orang itu. “Siapa kalian?”“Rick Devil,” jawab salah satu orang tersebut.Mendengar dua kata itu membuat semua anggota Graventas menegang di tempat. Siapa yang tak mengenal dua kata tersebut, semua orang mengetahui siapa mereka.Rick Devil adalah sebuah mafia terkejam dan yang paling ditakuti oleh semua gangster. Bukan hanya gangster saja, tetapi semua orang bahkan mafia yang lainnya. Rick Devil dikenal dengan pertarungan mereka yang sangat brutal, Rick Devil tidak akan membuat korbannya hidup itu adalah cara mereka membasmi musuh-musuh mereka. Yang sangat menyakitkan bagi musuh-musuh yaitu Rick Devil membuat korbannya sengsara secara perlahan-lahan hingga membuat orang itu meminta untuk dibunuh secepatnya, itu adalah siksaan yang paling menyakitkan bagi mereka.Belum ada yang mengetahui siapa k
Sementara di markas Zervanos telah menerima surat dari orang-orang yang mereka tidak kenal, tetapi setelah dua kata yang mereka katakan barulah mereka semua mengerti. Gerry langsung saja membuka surat itu, ia bingung melihat isi surat itu. “Apa maksud surat ini?”Wildan langsung saja mengambil surat itu dan melihat dengan sangat terliti, tak lama pria itu mengerti apa isi surat itu. “Ini sebuah kode untuk kita semua.”BZXEMKEMHZNFItu adalah isi surat yang mereka terima.“Apa arti dari kode ini?” tanya Ferdian.“Kalau itu gue tidak tahu, tapi gue yakin ini sebuah kode untuk kita semua,” jawab Wildan.“Gue boleh lihat kertas itu?” Wildan melihat ke arah anggota Zervanos itu lalu memberikan kertas itu. Langsung saja orang tersebut mengambil kertas itu dan melihat dengan sangat teliti, ia tidak asing dengan kode ini.Beberapa menit kemudian, ia teringat akan suatu
“EMILY!”Teriakan itu terdengar ke seluruh penjuru rumah keluarga Wilson bahkan Damar dan Liza mendengar teriakan itu. Langsung saja mereka berdua berlari ke arah ruang keluarga dan melihat William serta temannya berada di sana. “Ada apa ini?”“Emily mana, Ma?” tanya William.“Bukannya dia sudah tidak pulang ke rumah ini,” bukan Liza yang menjawab melainkan Damar. Pria itu tidak menyukai, entah apa alasannya hanya pria itu yang mengetahui alasan tersebut.Telihat anggota inti Graventas di sana sedang mencari Emily yang telah tidak tinggal di rumah keluarga Wilson. Alex sendiri sedari tadi menahan amarahnya, ia ingin meminta pertanggungjawab gadis itu setelah apa yang ia lakukan pada Graventas.“Wow, ada apa nih? ada acara kumpul?” Mereka semua langsung saja berbalik ke belakang dan mendapati tiga orang gadis yang tak lain adalah Emily, Carissa, dan Felicia. Mereka bertiga datang tepat wakt
“Lo lupa? Vano anggota lo yang terlebih dahulu yang menghina gue padahal gue sudah katakan ke lo bahwa jaga anggota pengecut lo itu, tapi apa? lo sendiri tidak mendengar apa yang gue katakan, bukan? jadi jangan pernah salahkan gue setelah apa yang terjadi pada Graventas karena itu adalah perbuatan dari anggota lo sendiri.” Alex melupakan hal itu, benar apa yang dikatakan gadis di depannya ini. Vano lah yang terlebih dahulu memulai dan berakhir mereka semua yang kena.Emily melihat pria di depannya terdiam lalu ia tersenyum smrik. “Sudah ingat?”Alex menatap Emily dengan tatapan yang sangat sulit bahkan ia sendiri sulit mengartikan tatapan yang ia berikan pada Emily. Sementara Emily sendiri tidak memperdulikan tatapan itu, ia masih tersenyum smrik.“Emily cepat katakan pada mereka. Gue sudah bosan melihat mereka yang pengecut itu.” Emily melihat sebentar ke arah Carissa dengan menganggukkan kepala lalu melihat kembali ke arah A
Sontak itu membuat mereka semua melihat ke arah sumber suara terutama Emily, gadis itu tadi fokus dengan ponsel miliknya dan melihat sumber suara tersebut. Ketiga gadis itu melihat di depan mereka ada ketiga pria tampan yang seumuran dengan mereka juga. “Duduk.”Ketiga pria tersebut menarik kursi lalu duduk, mereka menatap bingung ke arah keenam pria tampan itu, mereka siapa ketiga gadis ini. Berbagai banyak pertanyaan yang bersarang di pikiran masing-masing, terutama satu di antara mereka. Ia melihat Emily tanpa mengalihkan pandangan itu, sementara Emily merasakan ada yang memperhatikan dirinya sedari tadi dan benar pria itu memperhatikan ia.“Kenalkan diri kalian,” papar Carissa.“Darelino Ravinkansyah Watson,”“Angkasa Aji Zakara,”“Alvaizi Satria Pratama,”Elvino menatap tajam pada mereka bertiga, sementara mereka bertiga dibuat merinding dengan tatapan tajam Elvino itu. “