“Jadi bagaimana, apa pemikiran kalian semua tentang ucapan gadis itu kemarin?” tanya Davin.
“Yang gue pikirkan kemarin bahwa gadis itu adalah Keisya,” jawab Calvino.
“Kenapa bisa lo berpikiran seperti itu?” tanya Alvado.
“Gue sependapat dengan Vino,” ucap Xavier.
“Bagaimana dengan lo, Xander?” tanya Davin.
“Gue sependapat dengan mereka berdua. Ingat kalimat terakhir yang dikatakan gadis itu,” ucap Xander.
“Ada seseorang yang membantu gadis itu selama ini,” ucap Elvino tiba-tiba.
Sontak itu, membuat mereka semua melihat ke arah Elvino dengan tatapan bingung. “Maksud lo apa?”
“Siapa yang lo maksud?” tanya Xander.
“Felicia,” jawab Elvino.
“Felicia yang membantu gadis itu selama ini?” tanya Davin.
Elvino menganggukkan kepala. “Jadi yang bertarung dengan kita kemarin itu?&rdqu
“Keisya? dia di taman belakang,” balas siswi tersebut.“Di mana itu?” tanya Carissa.“Lo tinggal lurus saja dari sini, nanti belok kanan,” jelas siswi itu.“Oke thanks,” pungkas Carissa.Carissa langsung saja menuju taman belakang sesuai apa yang dikatakan oleh siswi tadi. Tak lama, ia telah sampai di taman belakang dan melihat seorang gadis duduk di sana dengan sebuah buku di tangannya. Langsung saja menepuk pundak gadis itu, sedangkan gadis itu menoleh ke arah belakang dan menatap bingung ke arah Carissa.
Emily kembali menyantap baksonya dan tidak mempedulikkan Carissa yang menatap tajam ke arah penjuru kantin. Carissa kembali mendengar kalimat yang membuat ia semakin marah. “Apa dia teman Emily dan Felicia?”“Teman? berarti dia jalang juga dong,”“Hahaha. Teman Emily tidak ada yang baik-baik, semuanya jalang.”Berbagai hinaan dan tawa terdengar di pendengaran Carissa dan yang lain, tetapi hanya Carissa yang sangat marah mendengar itu. “WOII DIAM!”Sontak itu, membuat penjuru kantin semua diam seribu bahasa. “Tutup mulut lo semua! sekali lagi gue dengar lo semua bicara seperti itu apalagi pada Emily dan Felicia, gue akan jahit mulut lo itu satu persatu.”“Ah gue jahit langsung aja ya tuh mulut,” sambung Carissa.Mendengar itu, membuat mereka semua menutup mulut masing-masing dengan satu tangan, keringit dingin mulai bercucuran dari pelipis mereka masing-masing bahkan Dare
Sesuai perkataan Emily pada dua gadis itu, Felicia baru saja sampai di rumah Emily. Ia telah memberi tahu bahwa dirinya telah sampai dan sedang menunggu depan rumah. Tak lama terdengar suara tepakan kaki, ia melihat dua gadis cantik telah berada di depannya. “Ayo.”Ketiga gadis itu langsung saja masuk ke dalam mobil Felicia. Beberapa menit kemudian, mobil milik Felicia baru saja sampai di tempat tujuan. Kedua gadis tersebut melihat di mana mereka berhenti, setelah melihat itu kedua gadis tersebut menoleh ke arah Emily.“Kenapa kita ke rumah?” tanya Felicia.“Gue sudah bilang kemarin bahwa kita percepat saja,” jawab E
Emily menganggukkan kepala. Melihat itu, membuat mereka kembali terkejut. “Itu tidak mungkin. Jelas-jelas kami semua melihat dengan mata kepala sendiri kalau tubuh Keisya sudah di kubur.”“Ya memang tubuh Keisya sudah dikubur tapi jiwa Keisya sekarang berada di tubuh seorang gadis yang memiliki dendam pada seseorang dan Keisya tengah membantu gadis tersebut membalas dendam dan aku adalah Keisya Amora Williams.” Mereka terdiam sejenak mendengar itu, baru saja Aletta kembali bersuara, tiba-tiba saja ada seekor hewan peliharaan yang menghampiri Emily dan mendekatkan bulunya pada Emily agar gadis itu mengelusnya. Merasakan itu, Emily langsung saja mengelus bulu hewan tersebut.Itu sukses membuat mereka semua terkejut
“Awalnya aku tiba-tiba berada di tempat yang serba putih dan indah, aku kira itu surga. Eh ternyata bukan. Nah jiwa gadis ini yaitu Emily datang ke aku dan minta tolong sama aku untuk membalaskan dendamnya pada orang-orang yang telah membenci dia itu. Awalnya keluarga dari gadis ini tidak menyukai gadis ini sama sekali bahkan saat gadis ini kecelakaan tidak ada yang menjenguk dia di rumah sakit. Mungkin hanya pembantu di rumahnya saja yang menyukai gadis ini,” papar Emily“Kamu sudah membalaskan dendam gadis itu?” tanya Rifaldi.“Belum. Aku tunggu sampai waktu yang sangat pas,” jawab Emily.“Asal kalian tahu, ternyata masalah ini bermulai dari dua orang saja tapi ribet banget,” papar Carissa.“Apa yang akan kamu lakukan?” tanya Azara.Emily membenarkan posisi duduknya menjadi tegak. Aletta sendiri tidak rela melepaskan sang anak dari pelukannya tetapi untuk saat ini ia biarkan nanti tidak
Pagi telah tiba. Keluarga Willimas serta Martinez sedang sarapan bersama, hanya dentingan sendok dan garpu terdengar di meja makan. Tidak ada yang membuka suara sedikit pun karena itu sudah tradisi dari dua keluarga tersebut bahwa ‘Jangan pernah berbicara saat di meja makan.’Tradisi itu sudah sangat lama dan diterapkan kembali. Beberapa menit kemudian, barulah dua keluarga tersebut selesai sarapan. Setelah itu, dua keluarga itu berada di ruang keluarga yang sangat besar itu, di sana terdapat kedua orang tua Maxim serta Azara siapa lagi jika bukan Bella Berliana Williams dan Kendra Alaskar Willams. Semalam mereka tidak ada saat ketiga gadis itu datang. “Kenapa baru memberi tahu kami, Kei?”“Menunggu waktu yang pas, Opa.” papar Emily melihat Kendra.“Kalian tidak sekolah?” tanya Bella.Ketiga gadis itu menggelengkan kepala. “Tanpa sekolah pun, kami sudah pintar.” Perkataan itu membuat mer
Tiga bulan telah berlalu, sesuai yang dikatakan Emily bahwa gadis itu akan memberi tahu pada mereka dan gadis itu telah memberi tahu pada mereka satu bulan yang lalu. Awalnya mereka tidak percaya, tetapi setelah Emily membuktikan akhirnya barulah mereka percaya. Sedangakan William dengan yang lain termasuk Darel dan kedua temannya itu sangat pusing mencari keberadaan ketiga gadis tersebut, yang hilang begitu saja tanpa memberi tahu pada mereka semua walaupun itu hanya pesan.Itu adalah bagian rencana Emily, ia memang sengaja tidak memberi tahu pada mereka semua. Nanti ia akan muncul, sebentar lagi ketiga gadis itu akan muncul dan sebentar lagi kehancuran akan tiba.Ketiga gadis itu telah menyusun dengan baik dan sempurna rencana mereka semua bahkan dibantu oleh keenam pria tampan itu. Mereka tidak akan membiarkan Keisya a.k.a Emily mengerjakan itu semua walaupun dibantu oleh kedua gadis tersebut, tetapi mereka tetap ingin membantu. M
Setelah mengatakan itu, Emily membenarkan posisinya lalu tersenyum smrik pada Alex. Sedangkan pria tampan itu bisa melihat senyum smrik milik Emily. Langsung saja ia berdiri dan menatap tajam ke arah Emily. “Apa maksud lo?”Sontak itu, membuat teman Alex yang lain juga ikut berdiri dan menatap bingung ke arah Emily serta Alex secara bergantian. Gadis itu tidak menjawab pertanyaan Alex melainkan ia menghitung.“1”“2”“3”Mendengar itu, Alex dibuat tambah bingung serta kesal. Apa maksud dari perkataan gadis itu, siapa yang akan datang sekarang.“4”“5”Di hitungan kelima, terdengar suara teriakan dari depan sekolah dan membuat mereka semua melihat ke arah teriakan tersebut. “WOII GRAVENTAS KELUAR LO!”Alex melihat kembali pada Emily, sementara gadis itu tersenyum smrik. “Selamat kedatangan tamu Graventas. Ini baru permulaan belum akh
Tetapi saat mereka berjalan menjauh, sebuah pisau melayang mendekati Keisya. Gadis itu yang mempunyai insting yang sangat kuat, langsung saja menangkap pisau itu dengan tangan kosong. Dan itu membuat tangan putihnya dipenuhi darah sendiri. Itu membuat Darel serta yang lain kaget dan terkejut, tetapi gadis itu tidak memperdulikan mereka semua.Keisya berjalan mendekat ke arah Lara. Sesuatu dalam dirinya ingin keluar sekarang, tetapi ia tahan. Bukan sekarang waktunya dan ia tidak ingin sesuatu terjadi seakrang. Ia tersenyum smrik pada Lara, sementara gadis itu mengeluarkan keringat dingin sebab Keisya telah berada depan wajahnya sekarang.Keisya memainkan pisau tersebut dengan sangat santai, itu membuat Darel sangat takut. Walaupun ia mengetahui siapa Keisya, tetapi masih ada rasa takut dalam dirinya setiap gadis itu melakukan hal yang berbahaya.“Bawa senjata tajam ke kampus. Melanggar peraturan.” Lara terdiam tidak bisa mengeluarkan kata sedikit pun.
“Dia bukan Keisya. Jika lo ke sana, maka lo tidak akan bisa melihat dunia lagi dan tinggal nama lo saja nanti.” Darel terdiam di tempat mendengar perkataan itu, ia tidak mengerti. Ia ingin melakukan sesuatu pada gadis itu tetapi ia juga tidak ingin kenapa-kenapa pada dirinya.Darel menetapkan hatinya untuk mendekat pada gadis itu, Felicia belum sempat menahan tangan pria itu tetapi dia lebih dahulu pergi. “Shit! Darel memang menyerahkan nyawanya pada Alexa.”Sementara Darel sekarang sudah babak belur karena sedari tadi menahan gadis itu. Sementara mereka semua menatap Darel dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, mereka tidak ada yang membantu pria tersebut bahkan kedua gadis itu. “Sudah gue bilang, jangan ke sana. Tetap ke sana, lihat sekarang.”Tak lama dari itu, terdengarlah suara langkah kaki berlari dari belakang mereka semua. Sontak saja, mereka membalikkan badan. Kedua gadis itu bernapas lega melihat keenam pria itu
Mereka semua dapat melihat kilatan amarah di sana, kedua gadis itu semakin takut sekarang. Apa yang mereka rasakan sedari tadi, sekarang terjadi. Kedua gadis itu kembali saling memandang satu sama lain. “Cepat hubungi kak El sekarang. Hanya dia bisa.”Felicia langsung saja menghubungi Elvino dan tak lama diangkat oleh pria itu.“Halo, Kak.”[Ada apa?]“Lo sekarang ke sini. Dia kembali.”[APA? bagaimana bisa? sekarang lo di mana?]“Gue share lokasi sekarang. Secepatnya sekarang ke sini, Kak.”Carissa langsung saja memutuskan sambungan telepon itu sepihak dan langsung mengirimkan lokasinya pada Elvino. Sontak itu membuat mereka semua bingung dan khawatir. Sebenarnya apa yang terjadi sekarang.“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Alva.“Dia kembali,” papar Carissa.“Dia siapa?&r
Sesuai perkataan gadis itu tadi. Sekarang mereka berada di sebuah Gudang tua. Saat ini kedua gangster berada di sebuah Gudang. Di sana terlihat banyak orang-orang, semua anggota kedua gangster berada di sana.Audrey, Febi, serta semua anggota gangster Rinex berada di depan ketiga gadis cantik tersebut, mereka semua dibuat berlutut. Ketiga gadis itu tersenyum smrik, Emily perlahan mengangkat dagu Audrey dengan jari telunjuknya. “Hai Shareena.”Setelah mengatakan itu, gadis itu melepaskan jarinya dari wajah Audrey. Gadis itu meludah ke arah samping. Ia meniup jari telunjuknya. “Ah jari gue habis pegang anjing.”“Shareena Aurora Gebiri, seorang jalang Aldeo Darvin Alendra. Mengikuti jejak sang mama tercinta yang pernah masuk dalam rumah tangga yang dulunya harmonis tetapi karena kedatangan kalian berdua, keluarga tersebut tidak harmonis lagi. Dan pada akhirnya Alya Putri Nafisha membunuh seorang lelaki yang tak lain adalah Samuel Raja
Gadis itu melihat ke arah Felica, sedangkan Felicia yang melihat itu lalu menganggukkan kepala. Ia kemudian memutarkan sebuah foto yang mana terdapat Sembilan orang di sana. Foto pertama membuat semua anggota Graventas terutama Alex, di sana terdapat foto sang mama.“Kalian pasti mengetahui siapa dia. Ava Belvina Hernandez, mama dari Alex ketua gangster Graventas. Dia cantik, baik pula tapi sayang dia telah meninggal. Gue mau nanya sama kalian semua, kalian mengetahui penyebab kematian dia?”“Bagaimana kalua anaknya saja yang menjawab, Emily. Pasti dia mengetahui penyebab sang mama tercinta meninggal,” timpal Carissa.“Boleh deh. Jawab Alexander, bagaimana sang mama tercinta lo meninggal?” papar Emily.“Bunuh diri.” Emily tersenyum smrik ketika mendengar jawaban Alex, bukan hanya Emily saja tetapi kedua gadis tersebut.“Yakin bunuh diri? tapi gue tidak yakin deh dan serratus persen bukan karena
Dua minggu telah berlalu, semua berjalan sesuai rencana ketiga gadis itu. Ah tidak lebih tepat, rencana Emily a.k.a. Keisya Gadis itu benar-benar membuat semua keluarga pemilik raga ini sangat menyesal sampai tidak bisa menunjukkan wajah lagi depannya.Entah apa yang dilakukan gadis itu pada mereka semua, hanya gadis itu yang mengetahui. Yang pasti gadis itu membuat mereka semua sangat menyesal bahkan William sangat menyesal sekarang.Dulu ia tidaak pernah membela Emily saat semua siswa-siwi mengatakan hal yang buruk pada gadis itu. Sekarang ia sangta menyesal, ia tidak pantas disebut sebagai kakak. Kakak mana yang bisa disebut sebagai kakak jika dia tidak menolong ataupun membela sang adik Ketika terkena masalah.William benar-benar sangat menyesal, sekarang ia benar-benar sangat menyesal. Masalah keluarga belum selesai juga sampai sekarang, dan sekarang masalah markas yang semakin rumit saja. Teka-teki terlalu banyak yang harus mereka pecahkan.'Gue
“Dia sangat cerdas dalam memecahkan teka-teki itu,”“Ya, lo benar. Kita lihat sampai mana kedua gengster itu bisa memecahkan kode-kode itu,”Terdapat beberapa orang di tempat yang hanya ada cahaya redup. Mereka melihat apa yang dilakukan kedua gengster tersebut. Dari awal itu tak luput dari penglihatan merka semua. Seseorang tersenyum smrik, ia sangat senang. Semakin hari ini semua semakin seru.“Semakin hari semakin seru. Gue tidak sabat bagaimana tanggapan mereka saat puncak nanti.”••••Waktu terus saja berjalan, jam terus saja berputar tanpa henti. Telah lima minggu terlewat, semakin hari kedua gengster tersebut dibuat pusing akan kode-kode tersebut. Semenjak hari itu, kedua gangster tersebut tidak mendapatkan kode apa pun lagi dari Rick Devil dan itu membuat kedua gengster tersebut sangat bingung.Itu adalah rencana ketua Rick Devil, ia hanya mengirimkan kode hanya sampai di situ.
‘Datang ke markas baru Graventas.’“Siapa yang berikan sama lo itu?” tanya Gio.“Orang suruhan Rick Devil,” jawab Wildan.“Sebenarnya mau mereka itu apa sama kita?” tanya Gio.Geryy menatap Graventas dengan bingung. “Kalian dapat surat juga dari Rick Devil?”“Ya kami dapat juga. Dan surat itu tertulis sebuah kode yang memiliki arti kambing hitam. Siapa yang dimaksud mereka itu,” jawab William.“Kenapa isi surat kita sama? kami juga mendapatkan surat berisi kode dan memiliki arti kambing hitam,” papar Wildan.“Rick Devil memberikan gangster kita sebuah kode yang harus kita pecahkan dengan kata lain ini ada hubungan dengan gangster kita ini,” tutur salah satu anggota Graventas tiba-tiba.Sontak itu membuat mereka semua melihat ke arah orang tersebut. “Maksud lo apa?”“Dari yang gue tangkap seka
Berbeda di markas Graventas, mereka baru saja mendapatkan sebuah kertas dari seseorang yang mengatakan dia utusan dari ketua Rick Devil. Itu sukses membuat mereka heran, mengapa ketua Rick Devil mengutus orang tersebut dan memberikan sebuah kertas. Mereka berpikir akan ada pertarungan kembali. Walaupun begitu, mereka sangat senang bahwa tidak ada yang Namanya pertarungan sekarang.Kertas tersebut berada pada Alex, ia membuka kertas tersebut. Ia menatap bingung pada isi kertas tersebut, ia tidak mengerti apa isi kertas tersebut. “Apa isi kertas itu, Lex?”Alex memberikan kertas tersebut pada Gio, sementara Gio langsung saja mengambil kertas tersebut dari tangan Alex. Sama dengan Alex, pria itu dibuat bingung denga nisi kertas tersebut. Terlihat wajah bingung di wajah Gio, itu sukses membuat para anggota Graventas bertanya-tanya. Ada dengan ekspresi wajah mereka berdua, kenapa ketika melihat isi kertas tersebut mereka menunjukkan wajah bingung.Langsun