Luna sudah bersiap- siap dengan menggunakan pakaian yang berwarna hitam. Ia menuruni tangga tanpa sengaja ia berpapasan dengan Galang .
"Loh lun, kamu mau kemana?
"Iya lang, aku mau ikutan yasinan dirumah Raka."
"Bentar deh Raka itu siapa?
"Raka itu anak kecil yang ga sengaja aku ketemu di rumah sakit , padahal kami ada janji jika dia sembuh aku akan ngajak dia makan eskrim tetapi tepat tadi pagi dia sudah meninggal dan sekarang aku mau ikut yasinan."
"Aku ikut deh, biar kita barengan."
"Bukan nya kamu ada janjian sama Lala, aku bisa pergi sendiri kok lagian Arga udah ada di depan."
"Arga? anak baru di IPA kan."
"Iya , kamu tau ya Lang."
"Aku tadi pagi engga sengaja ngeliat kalian makan bareng di kantin, pake acara ketawa- ketawa lagi." Ucap Galang dengan mengalihkan pandangan nya ke arah lain , agar Ia tidak ketahuan cemburu .
"Yaudah deh Lang ,aku pergi dulu yah kasian Arga nunggu lama."
"Eitss ..kamu sama aku , gausah sama dia aku ikutan."
Luna terkadang merasa aneh dengan sikap Galang yang sering berubah- ubah terhadap nya terkadang memberikan kesan seolah- olah ia menaruh perasaan kepada Luna tetapi semenjak hari pengakuan Galang di rumah sakit bahwa ia mencintai Lala . Seketika membuat Luna tidak percaya dengan apa yang dilakukan Galang yang seolah- olah memberi harapan palsu ke dirinya.
Tanpa menunggu aba- aba dari Luna , Galang memegang tanggan nya dan membawa nya ke luar rumah. Arga yang dari tadi sudah menunggu Luna, tiba- tiba disuguhi pemandangan dimana Galang memegang tanggan Luna yang cukup erat.
Luna merasa tidak enak kepada Arga dan ia pun mencoba melepaskan tanggan nya dari gengaman Galang. Tetapi hasil nya nihil , Galang begitu erat memegang tanggan nya.
"Lun kita jadi kan pergi yasinan ke rumah Raka?
"Iya Ga jadi kok , ohiya Lang kamu beneran mau ikut entar Lala nyariin kamu gimana?
"Soal Lala gausah dipikirin entar aku kasih tau ,Yuk kita pergi kamu sama aku ."
"Gabisa gue udah janjian bareng sama Luna berdua , jadi lo sendiri aja perginya."
"Enak aja lo , Luna bareng gue titik."
"Asal lo tau gue tuh udah janjian sama Luna tadi pagi , jadi lo mendingan lepasin tuh tanggan nya, intinya Luna bareng gue titik ga pake koma."
" Lo ngajak ribut sama gue , ayo dilapangan tuh luas ."
"Ayo siapa takut."
Galang melepaskan tanggan Luna dam pergi kelapangan bersama Arga untuk adu kekuatan otot. Tak mau telat Luna pergi sendiri naik taksi yang kebetulan lewat dan meninggalkan mereka berdua, ketika taksi itu mau berangkat tiba- tiba dicegat oleh Arga dan Galang.
"Ehh Lun, turun dong kan kita mau pergi bareng jangan tinggalin gue."
"Gabisa Luna tetep bareng gue."
"Duhh gue capek ngeladenin Lo, gue tuh udah berapa kali bilang kalo Luna udah janjian bareng gue tadi pagi."
Luna pusing mendengar mereka berdebat memperebutkan dirinya , tetapi disisi lain ia bahagia karna baru pertama kalinya ia di perebutkan layak nya seperti Ratu.
Luna meminta pak sopir taksi untuk jalan ."Ehh Lun ,kok gue ditinggal sih ." Ucap Galang melihat taksi yang di naiki Luna sudah berjalan meninggalkan mereka.
"Gara- gara lo nih, janjian gue buat pergi bareng sama Luna batal."
Arga memasuki mobil nya dan mengikuti taksi yang di naiki oleh Luna dari belakang.Melihat Arga sudah bertindak terlebih dahulu , Galang pun masuk ke mobil dan melajukan mobil nya supaya tidak ketingalan oleh Luna.
Tanpa disadari dari tadi Lala yang sudah bersiap dengan gaun cantik berwarna pink ditambah dengan polesan make up terlihat seperti layaknya seorang Ratu. Terlihat senyuman dari wajah Lala tidak luntur , ketika ia hendak menelpon Galang tiba- tiba bel nya berbunyi.
Dengan cepat Lala berlari menuju pintu ia pikir yang memencet bel itu adalah Galang dan ternyata teman - teman nya Lala.
"Ga__ loh rupanya kalian ."
" Ya ampun La , sumpah gue sampe pangling ngeliat nya cantik banget ."
"Makasii ohiya, gue telfon Galang dulu yah , kek nya lagi dia masih dijalan deh."
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif coba ulangi beberapa saat lagi.
Ketiga kalinya Lala menelfon Galang tapi tidak kunjung juga diangkat , bahkan pesan dari Lala hanya centang satu . Lala mulai kesal , kanapa Galang tidak membalas ataupun mengangkat telefon darinya.
Ketika Lala menelpon untuk ke empat kalinya , tiba- tiba pembantu Lala yang bernama bi Mirna mengatakan bahwa Galang sudah datang tadi tetapi ia pergi bersama Luna .
"Bibi serius kalo Galang beneran pergi sama Luna."
"Iya non Lala, bibi ngeliat den Galang gengam tanggan non Luna begitu erat dan Mereka pergi bersama keluar."
Seketika mendengar itu Amarah dan Rasa kecewa bercampur aduk menjadi satu , bahkan ia sudah mengepalkan tanggan nya.Bagaimana bisa Luna seenaknya mengacaukan segalanya, padahal hari ini adalah hari yang dinantikan Lala dimana ia bisa ngedate bareng Galang. Tetapi semua hancur karna Luna. Lala meminta teman- teman nya untuk pulang , ngedate hari ini batal.
Lala menaiki tangga sambil menangis, papa Bram yang tak sengaja melihat putri nya yang tiba - tiba saja menagis.Karna penasaran ia mendekati putri nya itu.
"Loh La , kata mama tadi kamu mau pergi ngedate bareng Galang, kok malah masih disini."
"Hikss ...papa semua nya kacau gara- gara Luna , karna Luna sengaja ngajak Galang keluar , padahal Lala sudah janjian sama Galang , hati Lala sakit pah."
Lala menangis sambil memeluk papa Bram. Selain itu papa Bram sudah memuncak emosi nya disebabkan oleh Luna. Karna Luna , impian Lala untuk ngedate bareng Galang musnah seketika.
Tidak tinggal diam Papa Bram berniat untuk menghukum Luna di kala ia pulang nanti. Untuk sementara itu Ia mencoba menenagkan putri nya Lala agar tidak Larut dalam kesedihan.
Disisi Lain Luna sudah sampai kediaman Rumah Raka ia mengikuti arahan melalui pesan.
Tak menunggu Lama Luna memasuki Rumah nya Raka yang sudah telihat banyak orang yang datang ke sini.Disusul oleh Galang dan Arga mereka berebut tempat duduk agar berada disamping Luna."Kalian jangan buat ulah disini." Ucap Luna dengan suara berbisik . Galang dan Arga pun menuruti apa yang dikatakan oleh Luna. Setelah itu acara pun dimulai banyak orang yang mendoakan Raka. Bahkan mama Raka terlihat cukup tegar malam ini.
Luna dengan Khusyuk membaca yasin dan mengirimkan doa untuk alm.Raka. Tak lama acara selesai , Luna tidak langsung pulang tetapi ia membantu mama Raka membersekan semuanya. Sampai detik ini Luna masih penasaran penyakit apa yang di derita oleh Raka. Ia pun mencoba untuk bertanya lagi ke Mama Raka.
"Maap tante , saya masih penasaran sebenarnya Raka terkena sakit apa?
Mendengar pertanyaan dari Luna membuat aktifitas Mama nya Raka berhenti menyusun piring kotor.
Terlihat dari raut wajah Mama nya Raka sangat Belum siap ditinggal oleh anak semata wayang nya."Raka terkena sakit . Diare Gangguan pencernaan ini memang membuat anak Anda menjadi lebih sering merasa dehidrasi. Jika kondisi semakin parah, seperti BAB berdarah hingga kejang dan pingsan, hal tersebut perlu penanganan lebih lanjut karena bisa berisiko kematian."
Mendengar itu membuat Luna , Galang dan Arga sengat tak percaya karna anak sekecil itu bagaimana bisa mengidap penyakit berbahaya. Meskipun begitu Luna masih merasa sedih sampai sekarang jika ia mengingat dimana ia dan Raka berjanji bakalan ketemu jika Raka sudah sembuh.
Setelah membantu Mama Raka bersih- bersih , Luna pamit untuk pulang karna sudah Larut malam.
Galang dan Arga dari tadi saling dorong- mendorong untuk berada di samping Luna.Luna yang mnyadari itu langsung berbalik arah dikarnakan risih kepada mereka berdua.
"Astaga kalian berdua bisa engga sih, jangan seperti anak kecil main dorong- dorongan."
"Dia nih Lun , Masa engga ngebolehin aku jalan disamping kamu." Ucap Arga sambil menatap sinis ke arah Galang.
"Kok Gue sih , bukan nya Lo." Balas Galang dengan mata yang tak kalah sinis dengan Arga.
"Kalian berdua pulang aja duluan , kalo aku mau nungguin taksi dulu."
Tiba- tiba Galang mendapat notif dari hp nya, Terlihat panggilan masuk tak terjawab dari Lala bahkan ia juga mengirimkan pesan kepada Galang yang baru bisa dibaca nya sekarang.
"Duh Lun , sorry yah aku harus pulang dulu." Galang pamit kepada Luna , dengan tergesa- gesa ia memasuki mobil dan menacapkan Laju mobil nya. Sementara itu Arga mengeluarkan uang dan bayar ke pak taksi yang dinaiki Luna tadi. Arga memegang tanggan Luna dan menuntun nya ke arah mobil Arga.
Luna sebenarnya merasa tidak enak kepada Arga dikarnakan Arga begitu baik kepada dirinya bahkan tadi pagi dia di traktir makan oleh Arga meskipun mereka baru pertama kali kenal dan sekarang Arga membayar uang taksi yang ia naiki tadi. Luna merasa binggung bagaimana cara membalas kebaikan Arga .
"Udah Lo gausah ga enakan sama gue, santai gausah di balas pun gapapa, gue ikhlas kok."
"Kok Lo bisa tau sih apa yang gue pikirin sekarang?
"Dari wajah Lo aja udah ketebak sama gue."
" masa sih perasaan wajah gue dari tadi ekspresi nya biasa aja."
"Gue heran deh tiba sama Galang lo panggilan nya aku kamu pas giliran gue pake elo , jangan- jangan kalian pacaran yah."
"Ya engga lah , gue udah terbiasa nyaman pake aku kamu ke Galang , itu doang ga lebih lagian dia udah punya calon intinya bukan gue."
Arga hanya ber-oh ria saja. Padahal Luna memang berharap jika ia dan Galang bisa pacaran karna hanya Galang yang bisa mengerti perasaan nya. Tetapi mau gimana lagi , cinta memang Tidak harus memiliki dan juga gabisa memaksa kehendak seseorang agar punya rasa yang sama.
Luna menatap arah kaca mobil , disitu ia juga melihat dua sejoli yang berbahagia di atas motor. Jujur Luna sangat ingin merasakan bahagia sekali saja meskipun ia tidak bisa mendapatkan kebahagian itu dari papa dan mama nya setidaknya ia sangat berharap mendapatkan kebahagiaan bersama Galang.
Arga memandang Luna sekilas yang menghadap kaca mobil , Ia merasakan ada yang bergejolak didalam dirinya entah kenapa melihat Luna datar tanpa ekspresi membuatnya ingin mengukir sebuah senyuman disitu. Ia bahkan rela bolos demi gadis ini padahal mereka baru bertemu tapi entah kenapa aura Luna begitu kuat hingga Arga seperti ini.
Arga melihat ada seorang penjual eskrim , ia memberhentikan mobil nya tepat di depan penjual eskrim itu.Arga keluar dari pintu dan memesan eskrim rasa vanila. Luna merasa binggung kenapa mereka berhenti disini dan kenapa Arga keluar dari mobil. Tak lama Arga datang dengan membawa satu buah ekrim rasa vanila.
"Nih buat lo."
"Buat lo ga ada kok cuman satu."
"Gue gausah , sekarang lo mungkin butuh eskrim setidaknya segala permasalahan lo bisa terlupakan meskipun sebentar."
"Tapi lo tau dari mana kalo gue suka eksrim Rasa vanila."
"Entah la, gue nurutin apa kata insting gue doang"
"Cepet dimakan entar cair lagi."
Luna menerima eskrim yang dibelikan Arga untuk nya. Bener kata Arga setidaknya masalah Luna bisa terlupakan meskipun hanya sebentar, memang sesuatu hal yang sederhana bisa membawa kita melupakan segala apapun permasalahan itu walaupun hanya makan eskrim. Aneh bukan?
Akhirny mereka pun sampai ke depan rumah Luna. Arga melihat ada bekas ekrim di bibir Luna , ia pun mengambil tisu dan reflek mengelap bekas eskrim itu. Luna kaget melihat apa yang dilakukan Arga, entah kenapa jantung nya berdetak begitu kencang , ia langsung keluar dan pamit kepada Arga. Melihat tingkah laku Luna seperti salting di depan dirinya membuat Arga gemes.
"Eee__ ga makasii ya buat tumpangan sekaligus eskrim nya enak banget ."
"Gue___ masuk dulu , lo hati- hati di jalan."
Luna melambaikan tanggan nya terlihat meskipun tidak begitu jelas ada sebuah senyuman indah terukir diwajah cantik Luna. Arga juga membalas dengan sebuah senyuman dan pergi melajukan mobil nya menuju pulang .
Sesampainya di dalam rumah , Luna sudah melihat ada papa Bram dan mama yang duduk di ruang tamu. Meihat wajah papa Bram yang terlihat marah membuat Luna tidak berani menatap nya. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Papa Bram berdiri dari duduknya dan menuju ke arah Luna.
"Dasar anak tidak tau diri, karna kamu Lala sama Galang batal ngedate hari ini."
"Bukan Luna pah ini pasti salah paham , tadi Galang yang mau ngikut Luna pergi yasinan ."
Mendengar jawaban dari Luna yang masih tetap membela dirinya yang tidak bersalah. Papa Bram menarik tanggan luna dengan mengambil sesebuah Rotan .
"Pah , jangan Luna engga bohong , pelase pah sakit ."
"Ini pantas hukuman buat kamu ."
Tanggan Luna berbekas sangat merah di sebelah kanan, akibat pukulan dari Papa Bram menggunakan Rotan.
Tidak sampai disitu Luna di tarik menuju Kamar nya dan Papa Brammengunci pintu kamar nya dari Luar.
Hancur? Ya begitulah kenapa papa nya begitu kejam terhadap luna?
Selama ini Luna berpikir apakah Luna beneran anak kandung dari papa dan mama nya atau bukan.Bahkan mama hanya berdiam diri melihat Luna dipukul dan dikunci di kamar oleh papa Bram.
"Hikss pahh bukan pintunya, Luna gamau dikunciin , buka pah."
"Biarkan tau Rasa kamu , ini semua gara- gara kamu Lala gamau keluar dari kamarnya dan kamu harus menangung semua nya."
Papa Bram turun meninggalkan Luna di dalam kamar nya . Luna menangis sejadi- jadinya.
"Tuhan...kenapa Luna diperlakukan tidak adil begini , apa salah Luna tuhan."
"Luna hanya ingin di sayang oleh papa dan mama."
"Luna ingin bahagia seperti Lala, selalu mendapatkan perhatian lebih dari papa dan mama, Hiks..
"Apa Luna memang tidak pantas berharap untuk bahagia."
"Kenapa tuhan hiks, Luna mencoba tegar tapi apa, hikss takdir bahkan tidak melirik Luna ,Luna harus apa??
Luna menangis dalam keadaan memeluk tubuhnya sendiri. Bahkan tidak ada satupun orang yang berniat untuk menolong Luna. Disaat Luna menangis tiba- tiba telefon nya berdering.
Drrt.....drtt...drtt...
Luna melihat dan ternyata itu panggilan dari Arga , ia memcoba untuk menenangkan diri nya dan mengangkat panggilan telepon itu. Pada saat sebelum pergi ke yasinan Arga sempat bertukaran nomor dengan Luna.
"Ekhem.. ada apa Arga?
" suara lo kenapa, Lo nangis lagi?
"Engga kok , aku kek nya lagi serak gitu kan habis makan eskrim tadi jadi butuh air putih."
"Owhh , kok lo belum tidur."
"Iya aku belum ngantuk."
"Jangan tidur larut malam , entar mata Lo jadi panda lagi."
"Iya makasii , ohiya aku matiin dulu yah ."
"Good night Luna."Luna matikan telepon nya , sementara itu ia masih meratapi dirinya sendiri kenapa kebahagiaan itu tidak memihak pada dirinya. Setidaknya Luna masih bisa bersyukur karna ada Arga dan Galang yang baik kepada dirinya. Selain itu Luna mencoba untuk melupakan masalah nya dengan tidur.Disisi lain Galang sedang berada taman tidak jauh dari arah rumah Luna. Ia sengaja disini untuk berniat minta maaf ke Lala dengan mengajak ia ketemu disini , Tak lama ia menunggu Lala sampai ke taman bahkan ia masih menggunakan gaun yang ia pakai tadi belum di ganti sama sekali. Lala duduk di samping Galang .
"Sorry lama." Ucap Lala sambari mengalihkan pandangan nya dari Galang.
"Kamu ga harus minta maaf La ,harusnya aku karna udah buat janji ke kamu tapi aku malah ngingkarin sendiri, kamu boleh marah kok La sama aku , Tapi aku hanya minta satu hal Luna ga salah , aku yang maksa ke dia biar aku ikutan dia yasinan."
"Bisa ga sih Lang, gausah ngebelain Luna? Aku curiga kamu ga beneran kan cinta sama aku?
"Kamu salah La, aku cinta sama kamu tapi kita juga ga boleh ngorbanin seseorang untuk menutupi kesalahan yang kita buat La, kamu tau kan kalo Luna suka sama aku dari dulu? dan dia juga banyak yang dia korbanin , bahkan kebahagiaan nya sendiri demi orang yang dia sayangi , apa salah nya aku membela dia? Toh juga hati aku bakalan jadi milik kamu La?"Tapi aku ga suka Lang , kamu ngebela dia seolah- olah kamu juga punya perasaan ke dia? Oh atau kamu mencintai dua orang sekaligus dalam satu hati? Jawab Lang?"Hati ku cuman satu , dan itu buat kamu La? Aku mencoba berusaha menjadi yang terbaik buat kamu.""Okeh kalo gitu , aku minta pembuktian dari semua yang kamu ucapin itu , Mulai sekarang jauhin Luna , kalo kamu bener- bener suka sama aku.""Kalo itu bisa bikin kamu percaya, aku bakal lakuin demi kamu."Mendengar jawaban dari Galang , Lala langsung memeluknya dengan senyuman yang terukir di sudut bibirnya Lala. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Orang itu pergi setelah mendengar semua yang Galang dan Luna katakan.
Galang mengantar Lala sambil jalan kaki menuju rumah, hari ini perasaan Lala sangat bahagia karna mulai detik ini Galang akan tetap bersama nya , dan pergi jauh meninggalkan Luna. Mereka berjalan sambil bergandegan tanggan , selain itu Lala bersandar kepalanya di bahu Galang.Sesampainya dirumah Galang mencium kening Lala , seketika Lala menjadi salah tingkah karna ulah Galang. Melihat itu membuat Galang tersenyum sangat manis. Lala melambaikan tanggan nya ke Galang begitu juga sebaliknya Galang melambaikan tanggan nya ke Lala.Melihat Galang sudah jauh , Lala pun masuk ke rumah dengan perasaan berbungga- bungga , ia tak menyangka Galang akan menjadi miliknya seorang bukan miliknya Luna. Sementara itu Luna sudah terbawa alam mimpi, hanya di alam mimpi Luna bisa melupakan kepedihan nya hari ini.Sedangkan Lala bahagia diatas penderitaan Luna , Miris bukan?
Tapi mau gimana Lagi Luna tidak seberuntung Lala yang dikelilingi orang- orang yang sayang kepadanya, sedangkan Luna bahkan papa dan mamanya tidak berpihak kepada dia sama sekali, dan Galang juga sudah berjanji ke Lala untuk menjauhi Luna dari sekarang.Di dalam mimpi nya Luna berharap jika besok ketika ia membuka matanya, setidaknya ada setitik keperdulian keluarga terhadap dirinya. Sementara Lala masih senyam- senyum sendiri di kamar nya, Ia masih terbayang ketika Galang mencium keningnya.Ceklek...Pintu kamar Luna terbuka , bi mirna melihat Luna yang masih dalam keadaan tertidur. Bibi merasa tidak enak membangunkan Luna , selain itu Bi Mirna juga merasa iba kepada non nya itu.Sekarang sudah pukul 07.00 . Mau tidak mau Bi Mirna membangungkan Luna , takut jika Luna telat ke sekolah.Dengan perlahan Bi Mirna memanggil Luna untuk bangun."Non Luna, bangun Non sudah pagi nanti Non telat lagi.""Euhghhh."Luna membuka matanya secara perlahan , terlihat matahari sudah memancarkan cahaya nya yang menembus sela- sela jendela Luna.Luna pun bangun dari tidurnya, tak sengaja Bibi melihat tanggan kanan Luna yang memar , sontak saja itu membuat Bi Mirna khawatir.Karna ia pasti tau ini hukuman dari Papa Bram, akibat ulah nya yang mengadu ke Lala jika Galang jalan bersama Luna. Itu membuat hati Bi Mirna merasa bersalah sama Luna."Non maafin bibi yah non, ini semua karna bibi yang bilang ko non Lala , jika den Gala
Kring...kring...Bel berbunyi menandakan sudah waktu nya istirahat . Luna terkejut ketika keluar dari kelas ia melihat Arga sudah stand by tepat di samping kelas nya. Arga mengampiri Luna lalu memengang tanggan nya ."Kamu laper kan? Ayok makan."Belum sempat Luna berkata- kata ia sudah terlebih dahulu di tarik oleh Arga. Sesampainya di kantin Arga dan Luna menjadi sorotan siswa- siswi lain.Luna sama Arga anak baru itu mereka jadian.Wahh gabisa nih Arga cakep kok mau sama Luna , iya sih cantik tapi cakepan gue.Sok kecakepan banget Luna , galang di tinggalin ehh malah Arga yang di pepet terus, ga tau malu.Begitulah cacian mereka terhadap Luna, sadari dari tadi Luna hanya bisa menuntup telinga nya dari cacian mereka. Arga yang menyadari itu membawa Luna pindah dari kantin menuju perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan , Arga mengajak Luna duduk di tempat pertama kali mereka bertemu."Ga lepasin!"Kamu ga usah pikirin
Waktu semakin larut malam , Luna memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia tidak memiliki tempat nginap lain selain rumah nya , Lagian pula mungkin acara party Lala sudah berakhir. Sesampainya di depan rumah , Luna masuk melewati pintu belakang . Dengan diam- diam dia masuk agar tidak ketahuan . Rupanya party Lala masih belum selesai , bahkan masih terdengar suara mereka yang asik tertawa. Luna mengendap- ngendap masuk ke dalam kamar ia pun menutup pintu dengan perlahan- lahan. Sedikit Rasa lega ia masuk ke rumah tanpa ada yang tau setidaknya dia tidak bikin Lala malu.Luna meletakkan tas nya ke atas meja rias nya , ketika itu tiba- tiba saja Luna terkejut karna tanpa ia sadari ada seseorang di dalam kamar nya."Masuk seperti maling segitu takut nya kalo sampai ketahuan sama yang lain.""Ga...lang ngapain Lo di sini?"Ck ..bahkan raut wajah Lo bisa ketebak ,
Dengan ngos- ngosan Luna berlari dari Arga , pas pula di samping Luna ada sebuah kursi , tanpa basa basi ia langsung duduk di kursi itu."Hosh...hoshh , lo kenceng amat si Lun lari capek gue ngejernya.""Ya lagian sih Lo , gue ga ada nyuruh Lo lari ngejer gue.""Lo makin lama makin nyebelin deh Lun , gue karungin juga lo lama- lama.""Udah deh jangan kebanyakan bicit , Makan yuk gue laper tapi lo yang bayarin , gue ga punya duit.""Yaudah ayok , Lo mau makan apa?"Heumm ... nah itu aja kita makan bubur."Pas tidak jauh dari mereka ada mamang jual bubur , karna Luna sudah laper banget mereka pun memesan dua mangkok bubur ayam.Keringat wajah Luna mulai bercucuran , Ketika ia ingin mengelap wajah nya itu tapi sudah kedahuluan oleh Arga."Makanya , lari jangan cepet - cepet kan jadi nya keringetan.""Kan jogging ya harus keringetan dong , yakali cuman jalan doang biar engga keringetan.""Harusnya tuh kita lari k
Matahari mulai terbit bahkan ia memancarkan cahaya nya yang begitu indah. Lala menyipitkan matanya karna cahaya matahari begitu silau menusuk pandangan nya.Lala terkejut kenapa ia bisa ada dikamar? Bukannya ia semalam tertidur di luar ? Siapa yang membawanya ke sini?Lala bergegas keluar kamar untuk menemui Luna ,karna setelah ngobrol bersama Luna , ia masih berada di luar rumah dan aneh nya itu sudah larut malam , tapi siapa yang memindahkan dia ke kamar , jika itu pun papa tapi papa sedang tidak di rumah.Lala membuka pintu kamar Luna , dan terlihat kosong , berarti Luna sedang di luar . Ia pun mencari ke ruangan lain , bahkan tidak ketemu dengan Luna. Apa luna yang memindahkan dia tapi luna kan lagi sakit. Lala tidak menyerah ia mengingat ada satu tempat yang ia belum cari yaitu taman belakang rumah .Dan ternyata benar , Luna ada disana yang terlihat Luna sudah memakai pakaian seragam sekolah , bahkan raut wajah nya sudah begitu tidak terlihat pu
Bruk!Tubuh Lala ambruk bersama Galang .Sebuah tanggan besar Galang sempat melingkar di pinggang Lala untuk menahan tetapi karna Lala berlari begitu cepat , hingga membuat Galang kehilangan keseimbangan alhasil mereka berdua sama- sama terjatuh."Aduh ! sorry gue ga sengaja?" Lala yang begitu dekat dengan Galang , hingga mereka saling tatap menatap .Galang yang tak berkutik terus menatap mata Lala begitu dalam.Lala yang menyadari itu , langsung menjauhkan tubuh nya dari Galang .Ketika ia ingin berdiri , lutut bagian kirinya sedikit lecet , hingga menimbulkan sedikit rasa perih.Tanpa basa basi , Galang bangkit dan menggendong Lala dengan gaya bride style menuju UKS.Sontak saja itu membuat Lala kaget , tanpa ia sadari kedua tanggan nya kini sudah melingkar di bahu nya Galang .Banyak yang melihat mereka berdua bahkan Arga kini sudah mengepalkan tang
Kring! Kring!Luna pergi menyusul Galang ke UKS untuk melihat bagaimana keadaan nya . Ia bahkan membawa beberapa kue dan air untuk lelaki itu karna ia tahu jika Galang belum makan.Luna membuka pintu , dengan perlahan ia masuk , dengan mengendap- ngendap tanpa menggangu Galang yang benar- benar tidur terlelap .Luna mengelus - ngelus kepala Galang, ia pun duduk di samping Galang . Semakin dalam ia memerhatikan nya membuat Luna tersenyum manis . Wajah Galang ketika tidur terlihat seperti anak kecil begitu mengemaskan. Oh tuhan! Bahkan Luna saja menahan diri agar tidak mengambil foto Galang secara diam- diam.Mungkin kebanyakan orang pasti memamfaat kesempatan ini , disaat berdua dalam satu ruangan , jika melihat kekasihnya tidur seperti ini , sudah tentu mereka bakalan foto dan masuk ke dalam story .Tetapi Luna berbeda , tidak perlu di foto cukup di liat dan di simpan dalam hati . Toh
•Di bioskop•"Silahkan duduk tuan putri." Arga mempersilahkan Lala duduk terlebih dahulu . Dari tadi Arga mengengam tanggan Lala begitu erat . Lala yang sudah memerah pipi nya seperti kepiting rebus tidak bisa menahan malu di depan Arga. Deg- degan itulah yang di rasakan keduanya. Lala yang tidak bisa menonton film horor karena ia takut nanti tidak bisa tidur , tapi karena Arga bilang ia siap jadi tempat Lala bersembunyi jika hantu nya muncul tiba- tiba.Bahkan Lala memegang bahu Arga begitu erat , dan menyadarkan kepala nya di dada bidang Arga."Huaaa...hantu nya keluar." Teriak Lala secara spontan , Arga dengan siap siaga menutup mata Lala dengan tanggan kiri nya . Begitu indah , layaknya mereka seperti pasangan kekasih yang lagi mekar memancarkan kebahagiaan nya.Cukup melelahkan padahal hanya sekedar menonton film saja. Itu sudah membuat Lala menguras tenaga , karena di cerita itu ada adegan sedih , ko
"Ga? aku mau nanya, Luna itu siapa ?""Kamu kenapa nanya kek gitu."Raisa mengacuhkan bahu nya "Entahlah , firasat aku bilang kalo dia itu berarti banget buat kamu!"Arga mendekatkan dirinya dengan Raisa " Dia hanya gadis sederhana , penuh derita dan luka . Dia kesepian , banyak kegelapan yang hadir menutupi warna dalam hidup nya .""Lantas apa karna itu kamu mencari dia?"Arga mengeleng" Tidak , aku mencarinya karena dia hanya butuh seseorang untuk mengobati luka itu , dan aku ingin jadi seseorang yang bisa membuat dia bahagia."Raisa berdecak "Ck, jika aku seperti dia maka lebih baik aku milih mati. Dari pada harus hidup hanya untuk menjadi beban."Arga mengusap rambut Raisa dengan lembut " Tidak ada seseorang yang ingin di anggap sebagai beban."Raisa terdiam mendengar perkataan dari Arga , sementara itu Andre kini mendadak spot jantung . Karen
"Lu-na?" Jujur Galang tidak suka melihat Luna memegang tanggan nya Aldo ."Lang , kita kesana aja yuk! biar ini urusan papa." Lala menarik Galang untuk berpindah tempat , tapi Galang melepaskan tanggan Lala dari dirinya."Kamu aja yang kesana! aku mau di sini ."Lala mendengus sebal , ia menatap Luna dengan tatapan sinis . Sementara itu Aldo pamit ke Dimas , padahal ia ingin berlama-lama di sini tapi keadaan lagi tidak memungkinkan jadi terpaksa ia harus pamit duluan , satu sisi ia ingin menjaga Luna dari orang-orang jahat seperti mereka ."Sorry semua tampak nya kita berdua tidak bisa berlama-lama di sini , btw Mas gue pulang dulu sekali lagi selamat yah buat lo dan istri lo ." Aldo menarik Luna dari sana , melihat Luna hendak pergi Galang berlari menyusul Luna ."Luna tunggu!"Luna menghentikan langkah nya , ia berbalik arah . Ia melepaskan gengaman nya dari Aldo , dan berjala
"Wah kamu cantik banget Lun?" Aldo terpesona dengan kecantikan Luna . Bahkan matanya susah ingin melepaskan pemandangan indah itu .Make up Luna yang sederhana , membuat nya semakin ber aura berbeda dari wanita lain.Luna tampak canggung di tatap terus menerus oleh Aldo " ke-napa ada yang salah dari tadi di lihatin mulu." Aldo mengganguk " Ada yang salah karena kamu terlalu cantik hingga saya tidak bisa mengalihkan pandangan mata saya dari kamu!"Luna tersipu malu , Aldo sepertinya raja ngegombal buktinya saja ia membuat Luna menahan malu karena pipinya kini sudah merah merona ."Yuk kita berangkat." Aldo membuka kan pintu mobil untuk Luna . Di saat Luna hendak memasang sabuk pengaman tiba-tiba saja macet . Aldo yang melihat Luna kesusahan , dengan sigap ia membantu nya bahkan jarak mereka berdua begitu dekat ."Santai saja gausah kaku begitu."Ya ampun , hampir aja gue kena spot jantung gara-gara di Aldo nih gue jadinya kaku seper
Tanggan Luna kini sudah beranjak sembuh , bahkan bekas lukanya sudah tidak ada lagi . Ini semua berkat Aldo yang telaten membantu Luna ketika tanggan nya itu sakit .Hari ini Luna mulai bekerja sebagai model , dari pagi sekali ia sudah bersiap-siap agar tidak telat . Sejujurnya bisa di bilang Luna masih malu dengan apa yang terjadi kemarin , tapi ya sudahlah itu semua terjadi begitu saja apa boleh buat bukan?Sebelum pemotretan di mulai Luna terlebih dahulu berganti pakaian yang sudah di tentukan . Luna tampak begitu cantik , dan anggun . Aldo yang dari tadi terdiam , ia pangling melihat kecantikan Luna .Luna di arahkan untuk beberapa pose pemotretan , padahal ini baru pertama bagi Luna tapi ia tidak tampak begitu kesulitan . Semua arahan dari Aldo dapat di pahami Luna dengan baik .Luna begitu menawan saat pemotretan , bahkan Aldo salut kepadanya karena ia sudah seperti berpengalaman di bidang modeling .
"Luna , tolong buka pintunya." Sudah hampir setengah jam Aldo memencet bel apartemen tapi Luna tak kunjung juga membuka kan pintu.Tadinya ia berniat untuk menemani Luna tapi karena gadis itu menolak permintaan dari dirinya , dengan terpaksa ia berpura-pura pergi . Sebenarnya dia dari tadi berada di dalam mobil karena khawatiran nya semakin menjadi ia nekat menemui Luna.Hati Aldo semakin gelisah , ia baru saja mengingat kode apartemen yang dia gunakan . Dan benar pintu nya terbuka.Aldo melangkahkan kaki nya menuju arah kamar , tidak terlihat ada Luna tapi ia terkejut dengan adanya tetesan darah . Ia terus mengikuti arah tetesan darah itu , sontak saja Aldo menjadi terkejut melihat keadaan Luna."Luna."Gadis itu membuka matanya " kamu.""Bertahan lah , saya akan membawa kamu ke rumah sakit."Ketika Aldo hendak mengangkat tubuh nya tapi di cegat oleh Luna."Tidak usah!""Ta-pi kan tanggan kamu-""Biarkan saja , a
Luna yang tadinya ingin membeli kartu tapi tidak jadi karena kejadian barusan. Ia sekarang duduk di dalam apartemen nya , sedangkan Aldo tadi ingin menemani Luna tapi Luna tidak ingin di bilang macam-macam jadi ia meminta Aldo pulang terlebih dahulu."Hiks__kamu tega banget sih Lang , kenapa kamu bilang aku jalang." Luna masih syok dengan apa yang di katakan Galang ."Aku pikir kamu orang yang bisa paling mengerti aku Lang , ternyata aku salah."Prak!Luna menjatuhkan sebuah pot bungga , lalu ia mengambil pecahan kaca , sedikit demi sedikit ia menyayat tubuh nya . Sebenarnya bukan untuk pertama kali Luna seperti ini , sudah beberapa kali . Bukan Luna namanya jika tidak bisa menyembunyikan hal apapun agar tidak ketahuan.Goresan demi goresan ia mulai mengukir di tanggan nya , sakit itu tidak sepadan dengan apa yang di katakan Galang . Lelaki yang ia cintai , yang ia percaya just
Kini Luna sudah berada di dalam apartemen yang di berikan Aldo . Di saat Luna memasuki apartemen ini , ia tampak begitu terkejut , karena isi di dalam nya begitu mewah dan arogan . Terlebih lagi , meskipun apartemen ini jarang di tempati oleh Aldo tapi masih terlihat bersih.Luna meletakkan tas nya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya ."Akhirnya setelah sekian lama gue mandi juga." Luna membuka lemari , isi di dalam nya begitu lengkap semua pakaian yang berbaur wanita , bahkan hal terpenting wanita pun ada di dalam lemari."Bagaimana bisa semua pakaian wanita ada di sini , apa Aldo sering mengajak para wanita tidur di sini?"Gumam Luna di dalam hati nya.Drttt....drttt...Tiba-tiba saja ponsel Luna berbunyi , ia pun mengambil dari dalam tas nya."Hallo.""Anu- saya menelfon kamu karena jangan berpikir yang aneh-
"Lang , tunggu!""Kenapa lo?""Di mana Luna?""Gue gatau dia di mana."Arga lagi-lagi harus menghela nafas berat , ia pikir dengan menyusul Galang ke kantin ia bakalan tahu Luna dimana , tapi nyatanya tidak."Yaudah makasih." Galang pergi meninggalkan Arga , sementara itu si Arga memilih untuk duduk dan berfikir bagaimana cara ia bisa menemukan Luna. Meskipun sudah di bantu oleh Andre tapi Arga belum cukup puas , ia ingin Luna segera di temukan , ia rindu dengan gadis cantik itu."Ga , ngapain lo bengong di sini." Arga kaget , karena Bima datang tiba-tiba hingga mengejutkan dirinya."Gue , mikirin Luna ." Bima tahu jika Arga kini sangat mencintai Luna , ia bahkan berusaha keras untuk bisa menemukan Luna.Bima menepuk bahu Arga"Gue yakin bentar lagi Luna bakalan ketemu."Arga melirik ke arah Bima" Semoga saja."********
"Mbak_bangun mbak , ga baik perempuan tidur di sini!""Enghh___ " Luna membuka matanya , sekaligus menstabilkan pandangan nya . Ia mengucek- ngucek mata nya hingga melihat sosok bapak- bapak yang memanggil nama nya dari tadi."Eh iya pak!""Ngapain kamu tidur di sini , rumah kamu di mana?" Luna sedikit bungkam , ia tidak mungkin mejelaskan kepada bapak itu kalau dia di usir dari rumah."Oh__itu- pak rumah saya di persimpangan sana , tadinya saya mau pulang tapi karena kecapean jadi saya tertidur di sini deh__ hehehe."Bapak itu mengelengkan kepala nya" lain kali jangan tidur di sini lagi , entar ada orang jahat gimana."Luna mengangguk , mendengarkan baik - baik saran dari bapak itu."Iya pak , makasih .""Sama - sama , saya pamit dulu ya." Bapak itu pergi meninggalkan Luna.Sementara itu Luna mencari toilet umum , untuk membersihkan penampilan