Home / Romansa / I Love You, My Boss / Bab 8 Membujuk Ilona

Share

Bab 8 Membujuk Ilona

Author: Tiyar Sri Widanti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Lona!"

Teriakan Erlangga menggema ke seluruh penjuru rumah. Dia menggedor pintu kamar pembantu cantiknya dengan tidak sabar.

"Lona!"

Dengan malas, Ilona segera bangkit setelah mendengar suara Erlangga. Sebelum membuka pintu, dia terlebih dahulu menghapus sisa air mata di pipi. Menangis nyatanya tidak serta merta meredakan emosi, gadis itu masih marah pada si pemilik rumah. Begitu pula dengan Arsenio yang tidak kunjung diketahui kabarnya.

Sebelum Erlangga kembali mengetuk pintu, Ilona terlebih dahulu membukakan. Gadis itu terkejut ketika si pemilik rumah merangsek masuk kamarnya. Tidak hanya itu, bahkan laki-laki tersebut menutup pintu dan menguncinya.

Debaran dalam dada Ilona kian kencang. Dia memperhatikan raut wajah bingung Erlangga. Perlahan tapi pasti, gadis itu bersiap untuk menjaga diri. Takut bila sesuatu tidak diinginkan terjadi. Bukankah Erlangga juga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • I Love You, My Boss   Bab 9 Kedatangan Evan

    "Kenapa buka pintunya lama, sih, Lang? Nyembunyiin sesuatu lu, ya?"Erlangga berdiri di ambang pintu sembari memperhatikan tamu yang sedari tadi menekan bel rumah. Dia menatap tak suka pada laki-laki berjaket kulit di hadapannya. Bukan tidak boleh berkunjung ke rumahnya, hanya saja di saja ada Ilona. Erlangga tidak ingin sahabatnya yang buaya darat mengelabuhi Ilona."Selain rumahku, tidak adakah tempat lain yang bisa kamu kunjungi?" Erlangga balik bertanya."Enggak suka banget gue ke sini, harusnya seneng sahabat lu datang kemari," lanjut laki-laki berjaket kulit itu.Erlangga menggeleng pelan saat laki-laki yang mengaku sebagai sahabatnya itu menerobos masuk ke rumah. Dia pun segera menutup pintu dan mengekor di belakangnya. Seseorang yang baru datang itu langsung duduk di sofa, seakan rumah tersebut miliknya juga."Menginaplah di hotel, Van. Biasanya juga begitu,

  • I Love You, My Boss   Bab 10 Kenangan Masa Lalu

    "Aduh! Mas Erlangga marah enggak, ya. Aku putar musiknya malah agak kencang. Tamunya Mas Erlangga dengar enggak, ya?" gumam Ilona di dalam kamar. Beberapa kali gadis itu mendengarkan keadaan luar dari melalui pintu kamarnya. Dia takut jika persembunyiannya sampai diketahui. Sunyi. Ilona tidak dapat mendengar apa-apa di luar kamarnya. Dia kembali menajamkan pendengaran. Nihil. Suara Erlangga dan sahabatnya tidak terdengar sama sekali. "Apakah mereka pergi? Apakah Mas Erlangga sudah berhasil membawa tamunya keluar rumah?" ucapnya lagi. Ilona hendak meraih kenop pintu, tetapi nada dering ponsel miliknya lebih dahulu terdengar. Gadis itu segera meraih ponsel di nakas. Sebuah pesan dari pemilik nama Erlangga masuk di aplikasi hijau miliknya. Tidak menunggu lama, Ilona segera membukanya. [Dasar! Hampir

  • I Love You, My Boss   Bab 11 Pelukan Itu

    "Ke mana si Ilona, Pak? Sudah beberapa minggu, tetapi belum ada kabar tentang dia. Kalau Ilona terjerumus pada hal yang ndak-ndak gimana?" Rahma memijit kening yang berdenyut. Sejak Ilona pergi, dia tidak pernah tidur nyenyak.Sementara itu, Janu yang duduk di kursi lain tampak berpikir keras. Dia sudah berusaha mencari Ilona di beberapa tempat di Yogyakarta. Akan tetapi, belum ada kabar tentang gadis itu. Dia sendiri dilanda bingung sebab sahabatnya, Lukito, selalu menanyakan perihal Ilona."Pak!" bentak Rahma."Lalu, Bapak harus gimana, Bu? Bapak sudah berusaha mencari ke beberapa tempat di Yogya. Terutama di sekitar terminal. Tapi, Ilona belum ketemu." Nada suara Janu sedikit meninggi, kesal selalu di desa. Padahal, dia pun sedang berpikir keras mencari cara untuk menemukan sang putri."Ibu enggak mau tahu, temukan Ilona secepatnya, Pak! Dia anak kita satu-satunya. Ibu enggak akan memaafkan Bapak kalau Ilona sampai kenapa-napa!"Rahma bangkit, l

  • I Love You, My Boss   Bab 12 Cerita Senja

    Erlangga tidak pernah mengingkari janjinya. Dia sengaja pulang dari kantor lebih awal hanya untuk mengajak Ilona ke pantai. Selama perjalanan, mereka saling diam. Masih ada rasa canggung antara keduanya sebab pelukan tiba-tiba pada pagi hari. Di boncengan motor Erlangga, Ilona duduk sedikit menjaga jarak. Dia takut berbuat di luar batas lagi. Ilona tahu, tidak sepantasnya dia memeluk Erlangga. Akan tetapi, dia hanya refleks karena bahagia. Nyatanya, pelukan itu menimbulkan perasaan berbeda di hati. Ilona selalu berdebar setiap melihat si pemilik rumah. Sialnya, mobil Erlangga sedang tidak di rumah dan mereka harus pergi naik motor. Selama perjalanan, Ilona menikmati indahnya Kota Yogyakarta. Kota tersebut termasuk daerah yang ramai dan menjadi tujuan berwisata. Selain itu, di sana termasuk tujuan untuk mengenyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Dahulu, Ilona pun bermimpi bisa kuliah di Yogyakarta. Akan tetapi, Janu tidak merestuinya. Dia tidak ingin anak perem

  • I Love You, My Boss   Bab 13 Rindu yang Salah

    "Baik-baik di rumah. Kalau butuh belanja sayur, cukup di tukang sayur depan rumah. Jangan keluyuran enggak jelas. Tunggu aku pulang, baru kita cari Arsenio!" pesan Erlangga.Ilona menyunggingkan senyuman. Sudah puluhan kali dia mendengar pesan yang sama dari bibir Erlangga. Gadis itu hanya bisa mengatakan 'iya' sebagai jawaban.Sebuah koper telah digenggam Erlangga. Laki-laki itu berhenti di ruang televisi, lantas berbalik menatap Ilona yang berada di belakangnya. Sementara itu, Ilona mengernyitkan kening. Dia heran dengan polah laki-laki berkemeja kotak tersebut. Padahal, Erlangga ingin ke Jakarta untuk menemui kekasih hatinya. Namun, mengapa dia malah mengkhawatirkan dirinya yang berada di rumah?"Ada apa lagi, Mas?" tanya Ilona."Ingat pesanku!" tegas Erlangga."Iya. Iya. Iya. Aku tahu My Boss paling ganteng. Jangan khawatirkan aku. Tenang saja."Mendapat jawaban yang begitu manis, Erlangga merasakan sesuatu yang berbeda. Dadanya me

  • I Love You, My Boss   Bab 14 Bertemu Bianca

    Cukup lama Ilona menunggu, tetapi pesannya tidak kunjung mendapat balasan. Gadis itu berdecak kesal, Arsenio sungguh telah menguji kesabaran."Ish, kenapa enggak aktif lagi? Apa dia melupakanku? Apa dia sudah memiliki wanita lain? Enggak ... enggak ... enggak." Ilona menggeleng cepat, menepis pikiran buruk.Untuk mendinginkan hati, Ilona pun berniat mencari minuman dingin. Dia mengayunkan kaki melewati ruang keluarga untuk menuju dapur. Ilona meraih gelas, lalu menuang minuman dingin yang diambil dari dalam kulkas. Perlahan, dia meneguk hingga habis. Setelah puas, tangannya mengusap mulut yang basah."Aku pasti akan menemukanmu, Arsen!" gumam Ilona.Gadis berambut sebahu itu memilih kembali ke kamar. Tidak ada Erlangga di rumah membuatnya sedikit santai. Dia tidak harus menyiapkan makanan. Ilona sendiri bisa makan sesuka hati, apa yang diinginkan.Ketika melewati ruang keluarga, tiba-tiba Ilona terbayang wajah Erlangga. Biasanya, laki-laki itu dudu

  • I Love You, My Boss   Bab 15 Penolakan Bianca

    [Aku sudah sampai. Kamu baik-baik saja di rumah, 'kan?]Ilona membaca sekilas pesan dari Erlangga yang masuk ke ponsel miliknya. Setelah itu, dia meletakkan benda pipih itu tanpa berniat membalas. Ilona bersyukur majikan tampannya telah sampai di Jakarta. Selama berada di sana, gadis itu berjanji tidak akan mengganggu Erlangga.Ilona keluar dari aplikasi hijau, lalu beralih ke aplikasi berlogo F. Dia kembali memeriksa pesan masuk, barangkali Arsenio mengirim pesan. Akan tetapi, angannya tidak sesuai kenyataan. Akun milik Arsenio tidak aktif.Untuk menenangkan hati, Ilona beralih ke dapur dan menyeduh secangkir cokelat hangat. Gadis itu tersenyum bahagia ketika menghidu aroma cokelat yang begitu lezat. Dia pun membawa secangkir cokelat itu beserta setoples camilan ke ruang televisi.Setelah meletakkan minuman serta makanan ke meja, Ilona mencari remote televisi. Akan tetapi, dia tidak menemukan benda tersebut. Ilona membuka laci meja satu per satu, barangk

  • I Love You, My Boss   Bab 16 Kejutan Kecil

    “Yakin cuma belanja ini saja, Mbak?” tanya Pak Paiman, tukang sayur keliling langganan Ilona. “Iya, Pak. Mas Erlangga sedang tidak ada di rumah. Jadi, aku hanya masak sedikit saja,” jawab Ilona. “Lagi ada tugas luar kota?" Ilona mendekat, lalu berkata dengan sedikit berbisik, “Mas Erlangga sedang ke Jakarta menemui kekasihnya, Pak.” Pak Paiman manggut-manggut. Tangan legamnya dengan terampil memasukkan belajaan Ilona ke kantong plastik sembari menghitung. Setelah itu, laki-laki paruh baya tersebut menyerahkan plastik berisikan sayur bayam beserta tahu dan tempe kepada Ilona. Gadis itu pun menerima dan mengeluarkan sejumlah uang sesuai harga belanjaan. “Mbak Ilona enggak cemburu gitu Mas Erlangga ke Jakarta?” lanjut Pak Paiman. “Cemburu? Kenapa aku harus cemburu? Pak Paiman ini ada-ada aja.” Ilona terkekeh, lucu mendengar pertanyaan laki-laki paruh baya tersebut. “Lah iya, dilihat-lihat itu Mas Erlangga ganteng, banyak gadis-gadis di sini yang naksir, loh. Bisa saja Mbak Ilona ju

Latest chapter

  • I Love You, My Boss   Bab 18 Rasa Khawatir

    Kenapa belum tidur, Mas?” tanya Ilona ketika melihat Erlangga duduk di beranda belakang. Laki-laki itu menoleh, lalu menyunggingkan senyuman melihat Ilona yang berdiri di ambang pintu dengan mata menyipit. “Aku belum mengantuk, Lon. Kalau kamu masih ngantuk, tidur lagi sana!” perintah Erlangga. Bukannya menuruti ucapan sang bos, Ilona malah mendekat dan duduk di samping Erlangga. Awalnya, dia terbangun sebab haus dan mengambil air minum di dapur. Akan tetapi, ketika hendak kembali ke kamar, Ilona melihat pintu belakang yang terbuka. Oleh sebab itu, dia mendekat dan mendapati Erlangga tengah termenung di sana. “Mas Erlangga lagi ada masalah, ya?” tanya Ilona lagi. “Enggak.” “Lalu, kenapa belum tidur jam segini?” “Ada hal yang sedang aku pikirkan saja.” Satu pukulan mendarat di lengan Erlangga. Sontak saja laki-laki pemilik bisnis kontruksi itu mengaduh kesakitan. Dia menoleh dan memperlihatkan tatapan tajam pada Ilona. “Sakit tahu, Lon! Kamu itu wanita atau laki-laki, sih? Ka

  • I Love You, My Boss   Bab 17 Pernyataan Cinta Mario

    “Apa perasaanmu lebih baik?” tanya Mario di sela-sela menikmati makan malam. “Ya, seperti yang kamu lihat saat ini. Aku baik-baik saja,” balas Bianca. Keduanya pun saling berbalas senyuman, lalu kembali menyuap makanan ke mulut masing-masing. Sepulang bekerja, Mario sengaja menanti Bianca di tempat biasanya. Laki-laki itu tidak ingin hubungan dekatnya dengan sang baawahan diketahui karyawan lainnya. Bukan tanpa sebab, jika kedekatan mereka tercium, maka akan menimbulkan gosip dikalangan karyawan. Hal itu tidak baik untuk karir keduanya. Terlebih, Mario merupakan anak dari pemilik perusahaan yang akan meneruskan bisnis sang papa. Hubungan tersembunyi keduanya sudah berlangsung sekitar tiga tahun. Tepatnya, setelah Mario mulai bekerja di perusahaan sang papa usai mengurus cabang di luar kota. Dia yang tertarik pada Bianca, langsung mencoba mendekatinya. Sayangnya, pengakuan Bianca bahwa dirinya telah memiliki tunangan membuat Mario kecewa. Laki-laki itu pun memutuskan untuk berteman

  • I Love You, My Boss   Bab 16 Kejutan Kecil

    “Yakin cuma belanja ini saja, Mbak?” tanya Pak Paiman, tukang sayur keliling langganan Ilona. “Iya, Pak. Mas Erlangga sedang tidak ada di rumah. Jadi, aku hanya masak sedikit saja,” jawab Ilona. “Lagi ada tugas luar kota?" Ilona mendekat, lalu berkata dengan sedikit berbisik, “Mas Erlangga sedang ke Jakarta menemui kekasihnya, Pak.” Pak Paiman manggut-manggut. Tangan legamnya dengan terampil memasukkan belajaan Ilona ke kantong plastik sembari menghitung. Setelah itu, laki-laki paruh baya tersebut menyerahkan plastik berisikan sayur bayam beserta tahu dan tempe kepada Ilona. Gadis itu pun menerima dan mengeluarkan sejumlah uang sesuai harga belanjaan. “Mbak Ilona enggak cemburu gitu Mas Erlangga ke Jakarta?” lanjut Pak Paiman. “Cemburu? Kenapa aku harus cemburu? Pak Paiman ini ada-ada aja.” Ilona terkekeh, lucu mendengar pertanyaan laki-laki paruh baya tersebut. “Lah iya, dilihat-lihat itu Mas Erlangga ganteng, banyak gadis-gadis di sini yang naksir, loh. Bisa saja Mbak Ilona ju

  • I Love You, My Boss   Bab 15 Penolakan Bianca

    [Aku sudah sampai. Kamu baik-baik saja di rumah, 'kan?]Ilona membaca sekilas pesan dari Erlangga yang masuk ke ponsel miliknya. Setelah itu, dia meletakkan benda pipih itu tanpa berniat membalas. Ilona bersyukur majikan tampannya telah sampai di Jakarta. Selama berada di sana, gadis itu berjanji tidak akan mengganggu Erlangga.Ilona keluar dari aplikasi hijau, lalu beralih ke aplikasi berlogo F. Dia kembali memeriksa pesan masuk, barangkali Arsenio mengirim pesan. Akan tetapi, angannya tidak sesuai kenyataan. Akun milik Arsenio tidak aktif.Untuk menenangkan hati, Ilona beralih ke dapur dan menyeduh secangkir cokelat hangat. Gadis itu tersenyum bahagia ketika menghidu aroma cokelat yang begitu lezat. Dia pun membawa secangkir cokelat itu beserta setoples camilan ke ruang televisi.Setelah meletakkan minuman serta makanan ke meja, Ilona mencari remote televisi. Akan tetapi, dia tidak menemukan benda tersebut. Ilona membuka laci meja satu per satu, barangk

  • I Love You, My Boss   Bab 14 Bertemu Bianca

    Cukup lama Ilona menunggu, tetapi pesannya tidak kunjung mendapat balasan. Gadis itu berdecak kesal, Arsenio sungguh telah menguji kesabaran."Ish, kenapa enggak aktif lagi? Apa dia melupakanku? Apa dia sudah memiliki wanita lain? Enggak ... enggak ... enggak." Ilona menggeleng cepat, menepis pikiran buruk.Untuk mendinginkan hati, Ilona pun berniat mencari minuman dingin. Dia mengayunkan kaki melewati ruang keluarga untuk menuju dapur. Ilona meraih gelas, lalu menuang minuman dingin yang diambil dari dalam kulkas. Perlahan, dia meneguk hingga habis. Setelah puas, tangannya mengusap mulut yang basah."Aku pasti akan menemukanmu, Arsen!" gumam Ilona.Gadis berambut sebahu itu memilih kembali ke kamar. Tidak ada Erlangga di rumah membuatnya sedikit santai. Dia tidak harus menyiapkan makanan. Ilona sendiri bisa makan sesuka hati, apa yang diinginkan.Ketika melewati ruang keluarga, tiba-tiba Ilona terbayang wajah Erlangga. Biasanya, laki-laki itu dudu

  • I Love You, My Boss   Bab 13 Rindu yang Salah

    "Baik-baik di rumah. Kalau butuh belanja sayur, cukup di tukang sayur depan rumah. Jangan keluyuran enggak jelas. Tunggu aku pulang, baru kita cari Arsenio!" pesan Erlangga.Ilona menyunggingkan senyuman. Sudah puluhan kali dia mendengar pesan yang sama dari bibir Erlangga. Gadis itu hanya bisa mengatakan 'iya' sebagai jawaban.Sebuah koper telah digenggam Erlangga. Laki-laki itu berhenti di ruang televisi, lantas berbalik menatap Ilona yang berada di belakangnya. Sementara itu, Ilona mengernyitkan kening. Dia heran dengan polah laki-laki berkemeja kotak tersebut. Padahal, Erlangga ingin ke Jakarta untuk menemui kekasih hatinya. Namun, mengapa dia malah mengkhawatirkan dirinya yang berada di rumah?"Ada apa lagi, Mas?" tanya Ilona."Ingat pesanku!" tegas Erlangga."Iya. Iya. Iya. Aku tahu My Boss paling ganteng. Jangan khawatirkan aku. Tenang saja."Mendapat jawaban yang begitu manis, Erlangga merasakan sesuatu yang berbeda. Dadanya me

  • I Love You, My Boss   Bab 12 Cerita Senja

    Erlangga tidak pernah mengingkari janjinya. Dia sengaja pulang dari kantor lebih awal hanya untuk mengajak Ilona ke pantai. Selama perjalanan, mereka saling diam. Masih ada rasa canggung antara keduanya sebab pelukan tiba-tiba pada pagi hari. Di boncengan motor Erlangga, Ilona duduk sedikit menjaga jarak. Dia takut berbuat di luar batas lagi. Ilona tahu, tidak sepantasnya dia memeluk Erlangga. Akan tetapi, dia hanya refleks karena bahagia. Nyatanya, pelukan itu menimbulkan perasaan berbeda di hati. Ilona selalu berdebar setiap melihat si pemilik rumah. Sialnya, mobil Erlangga sedang tidak di rumah dan mereka harus pergi naik motor. Selama perjalanan, Ilona menikmati indahnya Kota Yogyakarta. Kota tersebut termasuk daerah yang ramai dan menjadi tujuan berwisata. Selain itu, di sana termasuk tujuan untuk mengenyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Dahulu, Ilona pun bermimpi bisa kuliah di Yogyakarta. Akan tetapi, Janu tidak merestuinya. Dia tidak ingin anak perem

  • I Love You, My Boss   Bab 11 Pelukan Itu

    "Ke mana si Ilona, Pak? Sudah beberapa minggu, tetapi belum ada kabar tentang dia. Kalau Ilona terjerumus pada hal yang ndak-ndak gimana?" Rahma memijit kening yang berdenyut. Sejak Ilona pergi, dia tidak pernah tidur nyenyak.Sementara itu, Janu yang duduk di kursi lain tampak berpikir keras. Dia sudah berusaha mencari Ilona di beberapa tempat di Yogyakarta. Akan tetapi, belum ada kabar tentang gadis itu. Dia sendiri dilanda bingung sebab sahabatnya, Lukito, selalu menanyakan perihal Ilona."Pak!" bentak Rahma."Lalu, Bapak harus gimana, Bu? Bapak sudah berusaha mencari ke beberapa tempat di Yogya. Terutama di sekitar terminal. Tapi, Ilona belum ketemu." Nada suara Janu sedikit meninggi, kesal selalu di desa. Padahal, dia pun sedang berpikir keras mencari cara untuk menemukan sang putri."Ibu enggak mau tahu, temukan Ilona secepatnya, Pak! Dia anak kita satu-satunya. Ibu enggak akan memaafkan Bapak kalau Ilona sampai kenapa-napa!"Rahma bangkit, l

  • I Love You, My Boss   Bab 10 Kenangan Masa Lalu

    "Aduh! Mas Erlangga marah enggak, ya. Aku putar musiknya malah agak kencang. Tamunya Mas Erlangga dengar enggak, ya?" gumam Ilona di dalam kamar. Beberapa kali gadis itu mendengarkan keadaan luar dari melalui pintu kamarnya. Dia takut jika persembunyiannya sampai diketahui. Sunyi. Ilona tidak dapat mendengar apa-apa di luar kamarnya. Dia kembali menajamkan pendengaran. Nihil. Suara Erlangga dan sahabatnya tidak terdengar sama sekali. "Apakah mereka pergi? Apakah Mas Erlangga sudah berhasil membawa tamunya keluar rumah?" ucapnya lagi. Ilona hendak meraih kenop pintu, tetapi nada dering ponsel miliknya lebih dahulu terdengar. Gadis itu segera meraih ponsel di nakas. Sebuah pesan dari pemilik nama Erlangga masuk di aplikasi hijau miliknya. Tidak menunggu lama, Ilona segera membukanya. [Dasar! Hampir

DMCA.com Protection Status