Semakin hari Alden dan Yasmine makin dekat dan pernikahan pula tinggal beberapa jam lagi. Hari ini gadis cantik itu dilarang menghubungi Alden sama halnya Alden karena sudah menahan rindu, keluarga melarang mereka karena memang ritual adat tak memperbolehkan jika mempelai dipingit.Yasmine yang rindu dengan Alden terpaksa menahan dengan cara menonton drakor kesayangan. Saat lagi asyik dan tegangnya menonton, terdengar ketukan dari pintu kamar gadis cantik itu.TokTok"Siapa sih?" gerutu sendiriDengan langkah malas ia membuka pintu dan betapa terkejut dua sahabatnya muncul"Hei calon pengantin," seru keduanya sambil memeluk Yasmine"Oh my god, kalian. Sungguh aku bahagia, aku kira kalian nggak datang. Makasih ya," ucapnya memeluk kedua sahabat"Hei gadis cantik, kami ini setia meski kita tak sekaya dirimu.""Yang kaya Alden bukan Aku.""Cie sekarang, tak sungkan panggil namanya. Eh ya Yas, masak iya habis nikah kamu masih panggil nama," Ega ingin tahu"Huh, dasar kepo nih anak," ge
Yasmine sungguh terkejut saat Alden mendekat padanya, Alden tahu jika istrinya gugup. Ia pelan-pelan membalikkan badan istrinya."I love you," ucapnya tulus AldenYasmine menatap suaminya apakah ada kebohongan, ternyata tak ada di sana. Yasmine tersenyum membalas"Sejak kapan?" tanyanya penasaran"Sejak kapan ya?" ucap Alden menggoda istrinyaYasmine yang kesal menggelitiki tubuh suami, mereka berdua tertawa bersama. Dan sesaat keduanya berhenti dengan tatapan intens. Alden mendekati istrinya dan mulai mencium bibir manis itu. Makin lama keduanya semakin panas tenggelam dalam lautan kenikmatan. Tapi saat Alden ingin menginginkan lebih, Yasmine bangkit. Alden mengrinyitkan dahi bingung."Kau kenapa, sayang?" tanya Alden lembut"A-aku belum siap. Aku takut tak bisa ikut ujian, nanti kalau kita seperti ini dulu."Alden mulai paham apa yang dirasa istrinya. Ia pun menghela nafas berat memeluk tubuh istrinya"Aku mengerti, sekarang kita tidur ya," ucap Alden mengelus puncak kepala istrinya
Setelah makan siang bersama di kantin, Alden mengantar Yasmine ke kelasnya. Dari kejauhan Viana heran melihat mereka berdua."Aku akan cari tahu ada apa sebenarnya?" batin Viana penasaran lalu ia kembali ke kelasnya.Setelah memastikan istrinya selamat sampai kelas, Alden berpamitan."Nah, tuan putri sudah sampai, sekarang pangeran kembali ke kelas ok.""Makasih, udah sana.""Kamu ngusir aku.""Bukan, tapi bebeb sepertinya para siswa akan segera masuk, sekarang balik lah.""Oke, tapi kiss dulu dunk," Alden tersenyum manisYasmine menatap suaminya ragu takut ketahuan anak-anak lain"Udah buruan sayang, mau masuk nggak?" tanyanya penuh artiCup"Udah sana," usir halus Yasmine pada suaminya"Makasih sayang," ucap Alden dan melambaikan tangan berlalu, Yasmine seketika wajahnya blush karena perlakuan romantis suaminya.Tapi tidak untuk cewek cantik bernama Viana dan Viona di tempat berbeda, menatap mereka penuh kebencian."Lihat saja aku bakal buat kalian pisah," ujar Viana menyeringai"Ak
Berulang kali, Yasmine mengetuk pintu kamar mandi tapi si penghuni tak mau keluar atau sekedar menyahut panggilan dari Yasmine. Yasmine tidak tahu dimana kata-kata yang salah dari ceritanya.TokTok"Al, keluar. Kenapa kamu di dalem?""Al," teriak Yasmine sambil mengetuk pintuDan tak lama, keluarlah Alden dengan wajah merahnya menahan amarah. Ia tak perduli ucapan Yasmine istrinya."Al, apa ada salah kata-kataku?" ucapnya lirihAlden menatap tajam lalu membentaknya, "Bisa diem nggak."Yasmine terlonjak kaget ini pertama kalinya ia dibentak seseorang yang ia cintai setelah kedua orangtuanya. Tanpa terasa, air mata dipelupuk mata tumpah tanpa disadari. Alden sekilas melihat istrinya menangis sesungguhnya ia tak tega, tapi egonya membuat ia menahan diri. Alden memutuskan pergi dari kamar meluapkan emosinya di luar.Alden turun terburu-buru sambil menyambar hoodie dan kunci mobilnya, Nina melihat putranya seperti itu ia pastikan sedang bertengkar dengan Yasmine. Arkha menatap istrinya t
Alden mengusap ujung bibirnya terlihat ada sedikit darah akibat pukulan dari Daddy. Alden sungguh merasa bodoh menerka cerita itu sendiri. Ia akan mencari tahu sendiri siapa yang salah. Alden masuk ruangan istrinya terlihat terbaring lemah, ia berjalan mendekat brankar."Maafkan aku sayang, karena keegoisanku kau begini."Alden yang merasa beberapa hari kurang tidur akibat memikirkan semua, ia pun tertidur juga dengan tangan masih menggenggam tangan istrinya. Beberapa saat, Yasmine terbangun dan ia melihat tangannya di genggam ia menoleh. Ia terkejut suaminya ada di sini menjaganya. Yasmine bahagia meski dingin, ia merasa Alden benar-benar mencintainya. Ia mengulas senyuman lalu mengelus kepala Alden. Ia sungguh rindu kehangatan Alden, meski ia tahu Alden menyakitinya.Yasmine merasa suaminya seperti kelelahan hingga tak sadar sedari tadi. Yasmine membiarkan suaminya tertidur pulas, sedangkan dia turun karena ingin ke kamar mandi.Saat Yasmine di toilet, Alden bangun ia melihat di b
Yasmine dan Ega masih saja cemberut saat di kantin karena penasaran akan kemana study tournya karena Lala tak memperbolehkan melihat di mading."Udah deh, senyum dunk. Aku kasih tahu ya," ucap Lala merayu kedua sahabatnya"Kalian tahu, Kita ke Yogya," tambahnyaYasmine dan Ega semuala tak menghiraukan, tiba-tiba mendengar kata "Yogya", seketika berseru"Waw, keren. Kesempatan kita jalan-jalan, pasti seru banget," Ega kegirangan"Iya bener banget, kapan lagi kita ke sana," Yasmine antusias tapi tak lama ia tertlihat lesu mengingat sekarang dia dan Alden hidup tak seperti dulu.Kedua sahabatnya melihat wajah gelisah Yasmine segera bertanya"Kau kenapa Yas?" tanya Ega"Em, kayaknya aku nggak ikut deh," Yasmine mengusap wajah kasarnya"Loh, emang kenapa? apa Alden tak mengijinkan kalau kamu ikut nantinya.""Bukan itu Ga, La. Kalian tahu kan kita sekarang hidup sederhana buat makan kita harus bisa mengatur semua. Jadi, kayaknya mending uangku aku tabung, aku nggak tega sama Alden," ucapnya
Setelah Mami nya sudah tenang, Hilda keluar dari kamar Mami. Ia pun menemui kakaknya Dira yang ada di ruang keluarga."Kak.""Iya Hil, bagaimana Mami?" tanya Dira cemas"Mami tadi tak sengaja lihat Kak Alden jadi pegawai di toko bangunan.""Hah, yang bener.""Iya kak. Eh ya di sekolah kakak tak ketemu kak Yasmine atau kak Alden.""Aku nggak pernah ketemu Hil, kalau ketemu pasti aku menegurnya. Kelas kakak di lantai 3, lagipula Kak Alden tak mau ketemu Dira, Hil.""Katanya kak Willi, mau mandiri. Tak boleh ada yang tahu keberadaannya.""Sungguh, kak Alden begitu.""Iya Hil.""Kak, gimana kalau kita cari tahu sendiri besok. Kakak bawa mobil ya jemput aku.""Boleh Hil, kakak juga penasaran."Kedua putri Arga dan Ara sepakat akan mencari tahu sendiri, karena mereka sama-sama merindukan Alden di tengah keluarga.Pagi ini, Dira minta ijin pada kedua orangtuanya untuk membawa mobil snediri sesuai kesepakatan dengan Hilda. Sesaat setelah merkra selsai makan pagi bersama, Dira pun minta ijin"
Sesuai rencana kemarin, Dira sudah menjemput Hilda di sekolahnya. Nampak gadis cantik itu masuk ke dalam mobil Dira."Udah siap," tanya Dira pada adiknya Hilda"Siap kak, let's go!" seru Hilda semangatMobil pun meluncur ke tempat kerja nya Alden yang kemarin di beritahu oleh Mami. Tak butuh lama, mobil Dira sudah berhenti agak jauh dari posisi toko."Tapi kok Kak Alden belum kelihatan ya," Hilda meneliti toko itu"Tunggulah, mungkin bentar lagi datang. Kak Alden mumgkin kerja sore Hil, kan paginya sekolah.""Oh iya benar juga, kak. Kenapa tak terfikirkan olehku," Hilda cekikikan"Kau itu Hil, kayaknya otakmu butuh mineral,"Dira menahan tawaSedang di sisi lain, Alden bersama Yasmine asyikk memasaka nasi goreng untuk makan siang bersama sambil bergurau."Sayang, ini apalagi yang aku potong," ucap Alden sambil mengusap air matanya karena kepedesan.Yasmine yang dari kamar mandi terkejut suaminya sudah nampak keringatan dan wajahnya merah. Buru-buru ia mendekat dan bertanya"Al, kau kena