"Aih, astaga. Aku sial mulu, daritadi jatuh," ucap nerocos"Hahahhahha, cowok kok cengeng."Alden tak terima ia mendongak dan ingin memaki gadis itu karena dengan beraninya menertawai."Hei kau menertawakanku, hah," tanya Alden tapi saat ia menantang malahan terpukau mahkluk cantik di depannya itu meski dandannya tak se feminim cewek pada umunya.Yasmine sesungguhnya grogi saat menatap lelaki tampan tanpa noda di depannya, tapi ia berusaha tetap cool. Yasmine tak enak tatapan cowok di depannya segera berdehem"Ehem, apa lihat-lihat. Mau ku congkel tuh mata, hah.""Hei gadis buluk, denger ya jangan ge er. Siapa juga menatapmu, cih ogah aku."Alden buru-buru pergi meninggalkannya karena semakin ditatap gadis itu malah semakin tak karuan hatinya."Sial, aku bisa grogi gitu pada cewek buluk," batin Alden menerkaSedangkan Yasmine menghentakkan kakinya kesal, bisanya cowok tadi mengatainya buluk. Ia berlari menuju toilet melihat penampilannya. Sampai di sana ia bercermin, tapi menurutnya i
Alden berpikiran positif mungkin orangtuanya mau mengajak makan malam bersama. Ia pun menaruh jasnya kembali di paper bag dan beralih merebahkan badannya di atas ranjang.Di tempat lain, gadis tomboy itu tengah asyik mandi tiba-tiba ada ketukan dari pintu kamarnya. Ia cepat-cepat menyelesaikan ritual mandi dan berganti pakaian. Setelah rapi, ia membuka pintu."Daddy.""Iya nak, kau sedang mandi ya.""Iya Dad. Ada apa Dad?""Ini nanti di pakai ya, Daddy tunggu di bawah jam 7 ya," ucapnya dan memberikan paper bag"Iya,Dad."Gadis itu menutup pintu kamarnya kembali setelah Daddynya sudah tak terlihat. Ia juga membuka isi paper bag tersebut."Kenapa pakai gaun, ada acara apa ya?" tanya pada diri sendiri....Waktu menunjukkan pukul 7 malam, keluarga Arkha sudah siap tinggal menunggu Alden. Sambil menunggu, dengan isengnya Hilda bertanya."Dad, kenapa rambut nggak di potong aja sih.""Kau tak tahu aja Hil, ini sejarah menemukan cinta Mamimu.""Sejarah, lah dipikir jaman penjajahan," celetu
Buru-buru Yasmine melepaskan genggaman Alden tapi tak bisa"Ih, lepasin" gerutu Yasmin pada AldenAlden tak kurang akal dengan jahilnya ia mencium pipi dan berlaluCupAlden mencium pipi Yasmine sampai semua menatap tak percaya pada sang playboy berani terang-terangan di depan umum. Yasmine diam membeku dan saat tersadar ia ingin menjerit dan mencabik cabik Alden."Alden," teriak Yasmine membuat para sahabat menutup telinganya.Salah satu sahabat Alden menghampiri Yasmine"Kau pacaran sama Alden, Yas," tanya Wilii menyelidik"N-nggak siapa bilang. Aku malah pengen mencakar mukanya sok kecakepan itu.""Tapi dia cium kamu, Yas.""Hiii... sumpah aku kesel ma tuh cowok ya," membersihkan pipi nya dengan cepat lalu pergi ke kelasnya. Para sahabat Yasmine menyusul gadis tomboy itu dan ingin meminta penjelasannya.Di kelas Yasmine diam membisu, Lala dan Ega duduk berdekatan lalu berkata"Kau ada apa dengan Alden, Yas," tanya Lala"Kau itu kepo banget deh, kita nggak ada apa-apa.""Beneran Ya
Alden terjatuh hingga badannya kotor banyak kotoran menempel di badannya, Alden menatap tajam Yasmine terkejut baru kali ini tatapan Alden mengerikan seakan ingin memakannya hidup-hidup. Alden tanpa berkata apapun ia melangkahkan kakinya keluar dari gazebo lalu ikut Daddy nya kumpul.Yasmine yang tak enak hati mengejar Alden tapi sayangnya Alden sudah berkumpul dengan para pria. Ia urungkan untuk menghampiri, Yasmine berniat minta maaf pada Alden esoknya. Dari kejauhan Alden tahu Yasmine ingin berbicara dengannya, ia sengaja memberi pelajaran pada cewek keras kepala itu agar tak seenaknya.Setelah acara pemakaman itu selesai, Arkha dan keluarganya berpamitan pada Reyhan."Kita pulang dulu, Rey,Yas.""Makasih Kha, Nin dan semua.""Sama-sama."Yasmine ingin menyapa Alden tapi terhenti saat Alden tak memperdulikannya. Dengan perasaan tak karuan ia naik ke kamarnya. Dia kesal di cuekin Alden saat ia merasa bersalah padanya."Dasar brengsek tuh cowok, sama aja semua," gerutu Yasmine sambil
Semakin hari Alden dan Yasmine makin dekat dan pernikahan pula tinggal beberapa jam lagi. Hari ini gadis cantik itu dilarang menghubungi Alden sama halnya Alden karena sudah menahan rindu, keluarga melarang mereka karena memang ritual adat tak memperbolehkan jika mempelai dipingit.Yasmine yang rindu dengan Alden terpaksa menahan dengan cara menonton drakor kesayangan. Saat lagi asyik dan tegangnya menonton, terdengar ketukan dari pintu kamar gadis cantik itu.TokTok"Siapa sih?" gerutu sendiriDengan langkah malas ia membuka pintu dan betapa terkejut dua sahabatnya muncul"Hei calon pengantin," seru keduanya sambil memeluk Yasmine"Oh my god, kalian. Sungguh aku bahagia, aku kira kalian nggak datang. Makasih ya," ucapnya memeluk kedua sahabat"Hei gadis cantik, kami ini setia meski kita tak sekaya dirimu.""Yang kaya Alden bukan Aku.""Cie sekarang, tak sungkan panggil namanya. Eh ya Yas, masak iya habis nikah kamu masih panggil nama," Ega ingin tahu"Huh, dasar kepo nih anak," ge
Yasmine sungguh terkejut saat Alden mendekat padanya, Alden tahu jika istrinya gugup. Ia pelan-pelan membalikkan badan istrinya."I love you," ucapnya tulus AldenYasmine menatap suaminya apakah ada kebohongan, ternyata tak ada di sana. Yasmine tersenyum membalas"Sejak kapan?" tanyanya penasaran"Sejak kapan ya?" ucap Alden menggoda istrinyaYasmine yang kesal menggelitiki tubuh suami, mereka berdua tertawa bersama. Dan sesaat keduanya berhenti dengan tatapan intens. Alden mendekati istrinya dan mulai mencium bibir manis itu. Makin lama keduanya semakin panas tenggelam dalam lautan kenikmatan. Tapi saat Alden ingin menginginkan lebih, Yasmine bangkit. Alden mengrinyitkan dahi bingung."Kau kenapa, sayang?" tanya Alden lembut"A-aku belum siap. Aku takut tak bisa ikut ujian, nanti kalau kita seperti ini dulu."Alden mulai paham apa yang dirasa istrinya. Ia pun menghela nafas berat memeluk tubuh istrinya"Aku mengerti, sekarang kita tidur ya," ucap Alden mengelus puncak kepala istrinya
Setelah makan siang bersama di kantin, Alden mengantar Yasmine ke kelasnya. Dari kejauhan Viana heran melihat mereka berdua."Aku akan cari tahu ada apa sebenarnya?" batin Viana penasaran lalu ia kembali ke kelasnya.Setelah memastikan istrinya selamat sampai kelas, Alden berpamitan."Nah, tuan putri sudah sampai, sekarang pangeran kembali ke kelas ok.""Makasih, udah sana.""Kamu ngusir aku.""Bukan, tapi bebeb sepertinya para siswa akan segera masuk, sekarang balik lah.""Oke, tapi kiss dulu dunk," Alden tersenyum manisYasmine menatap suaminya ragu takut ketahuan anak-anak lain"Udah buruan sayang, mau masuk nggak?" tanyanya penuh artiCup"Udah sana," usir halus Yasmine pada suaminya"Makasih sayang," ucap Alden dan melambaikan tangan berlalu, Yasmine seketika wajahnya blush karena perlakuan romantis suaminya.Tapi tidak untuk cewek cantik bernama Viana dan Viona di tempat berbeda, menatap mereka penuh kebencian."Lihat saja aku bakal buat kalian pisah," ujar Viana menyeringai"Ak
Berulang kali, Yasmine mengetuk pintu kamar mandi tapi si penghuni tak mau keluar atau sekedar menyahut panggilan dari Yasmine. Yasmine tidak tahu dimana kata-kata yang salah dari ceritanya.TokTok"Al, keluar. Kenapa kamu di dalem?""Al," teriak Yasmine sambil mengetuk pintuDan tak lama, keluarlah Alden dengan wajah merahnya menahan amarah. Ia tak perduli ucapan Yasmine istrinya."Al, apa ada salah kata-kataku?" ucapnya lirihAlden menatap tajam lalu membentaknya, "Bisa diem nggak."Yasmine terlonjak kaget ini pertama kalinya ia dibentak seseorang yang ia cintai setelah kedua orangtuanya. Tanpa terasa, air mata dipelupuk mata tumpah tanpa disadari. Alden sekilas melihat istrinya menangis sesungguhnya ia tak tega, tapi egonya membuat ia menahan diri. Alden memutuskan pergi dari kamar meluapkan emosinya di luar.Alden turun terburu-buru sambil menyambar hoodie dan kunci mobilnya, Nina melihat putranya seperti itu ia pastikan sedang bertengkar dengan Yasmine. Arkha menatap istrinya t
Raka berjalan menyenggol lengan Alden yang tertawa namun tak berlangsung lama, karena Yasmine menjewernya agar tak iseng. Sedangkan Raka memilih tidur di sofa ruang tamu. Nina dan yang lain menghela nafas berat melihat kelakuan Hilda mengusir suaminya sendiri.......Pagi nya, Hilda bangun pagi sekali dan membangunkan suamnya"Kak, bangun.""Emmm, astaga," ucap Raka terkejut ada Hilda di depannya"Kamu pikir aku hantu, ayo bangun.""Ada apa sayang.""Ayo mandi, aku mau kerumah Bunda Sarah. Ayo.""Hah, tumben.""Udah ah, ayo buruan. Awas aja uler keket ikut lagi.""I-iya, nih bangun."Raka pun mengikuti istrinya menuju kamar membersihkan diri segera. Selesai ritual mandinya mereka bersiap untuk ke rumah Bunda Sarah."Udah semua, sayang.""Udah kak."Mereka keluar, Hilda menggendong Berlian yang masih terlelap dalam mimpi indahnya. Saat sampai di ruang makan, Raka dan Hilda menitip pesan karena Mami da Daddy belum bangun."Bik, kita titip pesen Mami dan Daddy jika ke rumah Bunda Sarah,
"Sayang, udah dunk. Capek nih. Nih," Alden memelas pada istrinya"Hahhahaaha, kau lucu sekali sayang. Aduh perutku sakit.""Ih nyebelin deh."Saat ini Alden di dandani seperti cewek memakai pink polkadot dress serta higtheels pink. Sungguh menggemaskan sekali, jika orangtuanya tahu mungkin diketawain dua hari dua malam."Sini, aku bersihin. Kacian amat."Yasmine pun dengan telaten membersihkan wajah Alden, setelah bersih ia memberi kecupan hangat di seluruh wajah suaminya. Alden mengulas senyuman lalu mencari kesempatan dan menarik dagunya memperdalam pagutannya. Namun, saat dia merasa ingin lebih, Yasmine mencegahnya"Puasa dulu, hahahhaha."Alden mendengus kesal karena hasratnya tak tertuntaskan, dan ia memilih untuk bersolo karier di kamar mandi. Setelah hampir satu jam lamanya, Alden keluar dengan wajah ceria kembali. Ia mendekati istrinya yang mulai gemar nonton drakor dilaptopnya."Sayang, kok nonton drakor mulu.""Seneng aja, romantis sayang. Oh ya kita ke rumah Mami yuk. Aku
"Uda ayo buruan anter aku pergi.""Yas tunggu, sebenarnya kamu kenapa dengan Alden.""Aku hamil, La. Hiks ... hiks. Tapi Alden nggak mau," ucapnya sesegukanLala heran kenapa dengan Alden hingga nggak mau menerima kehadiran buah hati mereka."Kenapa dia nggak mau, itu buah hati kalian, Yas.""Dia trauma dulu pas aku ngelahirin sudah kayak orang gila, saat aku berjuang melawan maut.""Astaga, Alden kau gila.""Lalu, aku mau anter kamu kemana Yas," tambahnya"Kita cari tempat yang nggak mungkin di jangkau Alden."Yasmine berfikir ia akan ke New york menemui Bu Rose. Pasti dia akan di tampung lagi pikirnya."Aku ke Bu Rose aja, La.""Hah, New york.""Hem.""Tapi Yas, kalau mertua mu tahu gimana kalian ini.""Tolong jaga rahasia ini, dari semua La."Lala dan Yasmine masuk ke dalam mobil menuju bandara. Sepanjang perjalanan perasaan Yasmine campur aduk. Tiba-tiba, ada dering ponselnya terlihat panggilan dari Alden. Namun ia tak menggubrisnya.Alden baru saja di telpon oleh suster jika Yas
Nina melihat raut wajah Yasmine pucat segera menghampiri menantunya."Yas, kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat.""Kepala Yasmine pusing Mi.""Mana Alden?""Aku usir Mi.""Hah, kenapa sayang. Tumben biasanya kalian kayak perangko.""Pengen sendiri aja Mi.""Mami anter ya ke kamar hotel, ya.""Nggak usah Mi, Yasmine hanya lelah aja kok.""Ya udah kalau butuh Mami, panggil ya. Mami sama Daddy ada di sebelah sana ada Papa Mama mu juga.""Baik Mi."Nina pun berpamitan gabung dengan para sahabat lain, sedangkan Yasmine memijat pelipisnya mersakan kepalanya berdenyut kembali."Kenapa kepalaku pusing banget sih."Tak lama twins dan Babaysitter datang mendekatinya."Mami, kita foto sama aunti dan Om yuk," ajak Sha"Boleh, ayo."Yasmine berjalan bersama kedua buah hatinya menuju pelaminan, Alden melihat istri serta anaknya naik kepelaminan tanpa mengajaknya, merasa diacuhkan ia pun segera mengikuti."Mau kemana kak," tanya Dira"Mau ngejar kakakmu itu."Willi, Revan, Lala dan Dira melihat Yasmin
Setelah kepergian Herlina dari ruangannya, Alden menelpon salah satu bodyguardnya. "Halo bos.""Bagaimana situasi.""Tawanan tak mau makan, bos.""Paksa atau robek mulutnya, setelah itu lempar perempuan itu ke kampung terpencil yang tak ada yang mengenalinya.""Siap bos."Alden menutup telpon lalu beralih mengajak istri untuk pulang karena persiapan ke kampung Ega."Come on ladies, kita siap-siap ke kampung Ega.""Siap tuan raja."Alden menoel hidung macung istrinya lalu mereka turun bersama sampai di lobby pasangan muda tersebut jadi pusat perhatian karena santun dan berwibawa."Sumpah, ceo kita sungguh membuatku baper sama istrinya.""Iya dulu tuan Arkha sekarang keturunannya.""Iya dunk lihat dulu bebet nya makanya jadinya begini.""Udah-udah ghibah nanti lagi, kasihan yang diomongin.""Siap sayang."Alden dan Yasmine bersiap meluncur ke kediamannya, sebelum itu mereka mampir ketempat babyshop membeli keperluan twins karena kebetulan ada yang habis."Udah sayang, ayo.""Oke."Mere
Lala sengaja pagi sekali menemui Revan untuk meluruskan masalah yang ada. Yasmine dan Alden pun mundur masuk ke dalam rumah membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah.Revan menatap gadis yang ia cintai saat ini kebencian, dia hanya bisa membiarkan nya entah omongan yang akan keluar dari mulutnya."Honey, aku minta maaf. Kamu salah paham kemarin dia sepupuku Reno, dia dari kampung. Kalau kamu nggak percaya bisa dateng ke rumahku," ucapnya lirih"Hanya itu saja.""Lalu, apa yang harus aku jelaskan honey. Tak ada lagi.""Kalau ponsel kenapa kamu matiin.""Kemarin aku matiin karena lowbat sekarang udah beli batrenya lagi. Kamu masih nggak percaya sama aku. Kita udah lama, udah 5 tahun. Aku juga sabar menghadapi hubungan kita, terus kamu mau nya harus sabar kayak apalagi, Van."Revan melirik ke arah wajah yang sudah terisak itu, lalu memeluknya."Maafin aku, jika kamu terlalu sabar denganku.""Aku juga minta maaf jika egois memaksamu.""Udah sekarang, senyum dunk," ucap Revan sambil m
Revan menghela nafas berat saat mendengar nasihat dari Mamanya. Padahal ia tengah menyiapkan sesuatu untuk kekasihnya itu. Revan mencoba menelpon kekasihnya Lala namun tak aktif."Huh, kemana dia. Apa dia masih marah."Revan sungguh tak enak hati, ia buru-buru mandi dan ingin segera menemui kekasihnya lagi. 15 menit kemudian, Revan sudah rapi dan terlihat tampan. Ia menyambar hoodie hitamnya dan kunci mobil llu turun ke bawah. Saat di bawah ada Oma Opa serta orangtuanya sedang asyik berbincang di ruang tamu."Van, kau mau kemana nak," tanya Aldo"Revan mau keluar bentar, Pa," ucapnya sambil melirik Mama nya."Kamu jadi cowok jangan males, Van," Elena menyindir Revan membuat semua menatapnya bingung"Maksudnya apa Ma," tanya Aldo pada istrinya"Tanya sendiri pada putramu.""Ada apa sebenarnya, Van.""Nanti aja ya Pa, Revan jelasin. Revan keluar bentar.""Baiklah, kamu hati-hati."Revan mengangguk dan menyalami punggung tangan kedua orangtua dan Opa, Oma nya."Assalamualaikum.""Waa
"Sayang, kau kenapa?"Alden membopong tubuh istrinya berjalan keluar, Yamsine panik dan berpura-pura lemas"Al,mau kemana," ucap Yasmine lirih"Mau bawa kamu ke dokter sayang, masak mau ke club.""Ih kamu ya, aku minta ke rumah aja.""Kamu kan sakit ngapain ke rumah, sayang. Udah mending nurut.""Aku nggak mau , ayo buruan ke rumah atau kamu nggak dapet jatah sebulan."GlegSeketika Alden menelan ludah kasar mendengar ancaman istri tercinta mau tak mau ia menurutinya. Tanpa berprasangka buruk, Alden segera menuju kediamannya. Yasmine tersenyum geli melihat raut muka panik Alden.Sampai di rumah, Alden mngerutkan dahi melihat suasana ramai . Ia tak ma berprasangka buruk kembali ia melirik istri namun Yasmine pura-pura tidak mengerti. Saat Alden turun mobil dan ingin menggendong istrinya, ditolak."Kenapa sayang.""Pegang tanganku aja," ucapnya manka"Aneh," pikir Alden pada istrinya Dan keduanya berjalan gontai masuk ke dalam rumah dan"Surprise," sorak semuaAlden tersenyum kebingun
"Sayang, kenapa teriak.""Kami merindukan Mommy, hiks ... hiks."Cup ... cup"Jangan nangis dunk, sayang. Mommy nggak akan pergi lagi."Yasmine menenangkan kedua buah hatinya yang memang merindukannya selama dua tahun ini."Udah ya, nggak boleh nangis dunk," ucap Alden membelai keduanya"Ada permintaan nggak buat Mommy dan Daddy, hem.""Apa akan dikabulkan Dad.""Diusahakan pasti.""Kita mau adek," ucap kompak keduanya"Apa!" Kompak Alden dan YasmineSha dan Axel cekikikan melihat keterkejutan orangtua mereka..............Waktupun berganti malam hari, keluarga besar Wiliam dan Wijaya telah merayakan kebahagiaan atas kembalinya Yasmine dan mengadakan pesta resepsi pernikahan Alden dan Yasmine. Mereka juga gak lupa berbagi pada seribu anak yatim piatu di Indo agar merasakan kebahagiaan yang sama.Di kamar pengantin"Sayang," sapa Alden melihat istrinya masih dirias sungguh ia terpesona dengan kecantikan Yasmine."Bentar lagi, Al.""Baiklah aku tunggu."Sembari menunggu istrinya sele