Semuanya kembali ke Sebastian. Emma adalah wanita pertama yang pernah tertarik secara romantis padanya saat dia masih di asingkan. Dia jatuh cinta begitu dalam pada pria itu sampai rela mati untuknya, tapi Sebastian tidak pernah memperhatikannya. Pengejarannya segera meningkat menjadi obsesi yang tidak normal namun tetap saja, Sebastian bahkan enggan melihatnya. Saat itulah cintanya terhadap pria itu telah berubah menjadi kebencian kepada setiap wanita yang mendekati Sebastian. Enam tahun lalu, Emma memendam kebencian yang sama terhadap Serene. Tapi ketika dia menyelinap ke South City dengan maksud untuk menikam Serene sampai mati, dia mendengar berita bahwa Sebastian tidak tertarik pada Serene sejak awal. Dia juga menemukan bahwa ibu Sebastian menderita penyakit kritis dan mendekati akhir hidupnya. Mengetahui betapa kejamnya seorang Sebastian, Emma segera memutuskan bahwa yang terbaik adalah dia menghindar untuk menunjukkan dirinya di depan pria itu dan kembali ke Kidon City. Segera s
Linda tercengang dan tangannya yang sedang memegang sepatu membeku di udara. Dia menolehkan kepalanya hanya untuk melihat bahwa pria yang berteriak padanya untuk berhenti adalah Andrew, orang yang paling muda di kantor. Andrew baru menginjak usia dua puluh tahun dan baru saja lulus dari Universitas dan bekerja magang di kantor. Dia tetap diam saat desainer pria lain membicarakan Sabrina, tapi akhirnya bisa bicara kali ini. Sebelum Linda bisa bereaksi, Andrew menendangnya sampai jatuh ke lantai, yang tidak ada artinya bagi pemuda kuat seperti dirinya. Dia tidak mengambil risiko menunggu Linda untuk bereaksi dan segera meraih Sabrina dalam pelukannya, sebelum berlari keluar seperti singa ganas.Saat itu, bahkan Sabrina tercengang oleh pemuda itu. Dia sering berinteraksi dengan Andrew selama beberapa minggu terakhir, dia adalah seorang pemikir cepat yang haus terhadap pengetahuan. Dia sering mengejarnya sambil memanggil "Kak", dan Sabrina lebih dari bersedia untuk mengajarinya semua yang
Saat itu, Yvonne sangat ingin merebut sepatu itu dan memukuli Ruth dan Emma sampai mati. Sebelum dia meledak, sekali lagi Linda mengambil sepatu dari tangan Ruth.“Nona Mann, aku juga membenci Sabrina. Mari kita lakukan bersama dan lihat siapa yang paling hebat dalam menghancurkan wajahnya, bagaimana?”Emma menyeringai lebih lebar saat melihat mereka berdua bertengkar mengenai siapa yang akan memukuli Sabrina, dan saat itu Yvonne sudah tidak bisa lagi menahan dirinya.“Ruth, kau tolol!” teriaknya. Semua mata langsung menatap Yvonne dengan takjub.Tanpa menyembunyikan rasa jijiknya, Yvonne berteriak sekuat tenaga, “Ruth! Kau selalu menganggap dirimu seorang putri yang penting, saat kau hanya seorang karyawan seperti kita semua! Wanita kaya yang sebenarnya bahkan tidak berkedip saat membeli perawatan wajah mahal yang kau tidak sanggup untuk membelinya! Menjadi miskin itu tidak salah! Tapi membiarkan dirimu untuk menjadi senjata orang kaya sangat menyedihkan dan bodoh! Lagipula kenapa
Sabrina berdiri dengan protektif di depan Yvonne sambil tersenyum getir. “Lakukan saja, apa pun yang membuatmu senang. Aku tidak akan melarikan diri dengan siapa pun yang datang untuk menyelamatkanku. Lakukanlah.”Sabrina menutup matanya dan berdiri sambil menunggu Linda memukulnya. Banyak rekan kerja mereka yang berada di sana merasa kasihan setelah mendengar kata-kata Sabrina. Wajar saja jika antara rekan kerja tidak akur dalam kesehariannya, itu bagian dari dinamika pekerjaan. Tapi tidak pernah ada konflik yang sangat parah sampai terjadi pemukulan di depan umum dengan tujuan menghancurkan wajah seseorang. Kebanyakan dari mereka membenci orang seperti Linda, dan sebagian lagi memutuskan untuk pergi karena merasa tidak tahan menyaksikan kekejaman seperti itu di depan mereka.Di sisi lain, Linda semakin kejam. Dia membenci kenyataan kalau Tuan Ryan sudah tertarik dengan Sabrina sejak hari pertama, dia membenci Sabrina karena tidak menunjuknya saat terjadi kesalahan di blueprint mesk
Mata Linda terbelalak kaget dan menjerit setelah akhirnya menyadari apa yang baru saja terjadi. "Pa ... Pak Polisi, kenapa kau di sini? Tolong jangan tangkap aku, kau seharusnya menangkap wanita ini sebagai gantinya! Dia adalah perusak rumah tangga orang lain, seorang tahanan yang melarikan diri dari penjara sebelumnya! Dia adalah penipu yang memalsukan resume palsu, dia- Aduh!""Tidak peduli apa kesalahan wanita ini, kau tidak punya hak untuk menyerangnya!" kata polisi. "Menyerang seseorang di depan umum seperti ini adalah pelanggaran total terhadap hukum negara! Silahkan ikut kami!"Dengan itu, polisi mulai menyeret Linda keluar. Memar mulai terbentuk di sekitar pergelangan tangan Linda saat dia melawan. Dia mencoba yang terbaik untuk mengabaikan rasa sakit dan berteriak dengan panik, "Nona Poole, Nona Poole, tolong bantu aku! Kaulah yang memintaku untuk memberi Sabrina pelajaran!""Sampah!" Emma mengejek. Dia berdiri di samping saat Linda dibawa pergi oleh polisi dan menolak untuk m
Suara Emma terdengar melalui sambungan telepon sambil mengantisipasi dan berkata, "Sabrina, aku tidak perlu mengajarimu apa yang harus kukatakan sekarang, ‘kan?""Bagaimana kau mendapatkan nomorku?" Sabrina bertanya dengan tenang."Bagaimana menurutmu?" Emma terkekeh santai. "Kontak mu ada di database Sumber Daya Manusia, kenapa aku tidak tahu? Aku tahu kau sedang diinterogasi di kantor polisi. Bagaimana Linda dapat keluar tergantung pada apa kau bersedia menjadi gadis yang baik.""Jadi, apa kau memilih untuk melindungi Linda, atau dirimu sendiri?" Nada Sabrina tetap tenang."Apa yang kau coba katakan??" Emma berseru."Maksudku, jika aku terbakar, aku akan memastikan kita terbakar bersama.""Kau tidak akan berani!""Tentu saja tidak." Sabrina tersenyum pahit. "Nasib putriku ada di tanganmu, tentu saja aku tidak akan berani! Tapi yang penting di sini adalah bagimu untuk memastikan bahwa aku hanya mengatakan kebenaran dari apa yang orang lihat di sini. Linda memang orang yang memukulku,
Air mata mengalir di wajahnya pada ingatan yang dia miliki selama dua bulan terakhir, tetapi segera, dia dapat menambatkan dirinya dan mendapatkan kembali ketenangannya. Dia bergegas ke kamar mandi dan menatap bayangannya di cermin. Butuh empat jam dengan kompres es di pipinya untuk akhirnya mengurangi pembengkakan, tetapi wajahnya masih memiliki memar yang merusak kecantikannya. Sabrina memaksakan senyum pahit sebelum memakai masker wajah kembali. Dia berjalan ke kamar tidurnya untuk mengambil kotak berisi perhiasan yang telah dibeli Sebastian untuknya sebagai hadiah. Di dalamnya, ada sepasang gelang yang dia terima dari nyonya besar Ford.Gelang itu mengingatkan Sabrina pada hari dia mengunjungi kediaman Ford yang lama. Dia teringat ketika nyonya besar Ford berkata kepadanya, "Aku akan memberikan sepasang gelang ini kepada ibu mertuamu. Sayang sekali dia meninggal pada usia dini tanpa mendapat kesempatan untuk memakainya."Sabrina mengingat kembali betapa putus asanya Bibi Grace ingi
Sabrina berbalik untuk menemukan wajah yang samar-samar dikenalnya. Wanita itu berpakaian indah dan memancarkan kesombongan dengan setiap gerakan yang dia lakukan."Maaf, tapi kau...?” Sabrina bertanya sambil mencoba mengingat wajah di depannya, tapi dia sepertinya tidak tahu ibu siapa dia."Ha! Berhentilah bermain-main! Kau telah berbicara kepadaku beberapa kali sekarang! Putrimu terus mengambil mainan dari putriku dan kau datang mengembalikannya setiap saat, dan sekarang kau ingin mencoba berpura-pura seperti kau tidak mengenalinya?"Sabrina akhirnya ingat bahwa wanita di hadapannya adalah ibu dari Carol, teman sekelas Aino. Carol senang memberikan mainannya kepada Aino sebagai hadiah, bahkan ketika Aino menolaknya. Sikap berbagi mainan tidak lebih dari fakta bahwa anak-anak sedang belajar berbagi, tetapi Ibu Carol bersikeras bahwa Aino-lah yang mengambil mainan dari anak-anak lain dan mengklaimnya sebagai miliknya. Ibu Carol telah menghubungi Sabrina dua kali karena itu dan Sabrina