Setelah Yumna mengantarkan Aurora ke sekolah dengan penuh kasih sayang, dia melanjutkan perjalanannya menuju kantor dengan semangat. Setelah beberapa waktu dalam perjalanan, dia tiba di kantor dengan senyum yang cerah di wajahnya. Yumna melangkah masuk dengan energi yang tinggi, siap untuk menghadapi tugas dan tanggung jawabnya di tempat kerja.Di meja kerjanya, Yumna membuka laptop dan memeriksa agenda hariannya. Dia merencanakan pekerjaan yang harus diselesaikan, pertemuan yang harus dihadiri, dan tanggapan yang perlu dikirim. Yumna menjaga fokus dan produktivitasnya, menyadari bahwa tanggung jawabnya sebagai ibu dan profesional harus seimbang.Dalam kesibukannya, Yumna terus teringat pada momen indah bersama Aurora di pagi tadi. Dia merasa bahagia dan berterima kasih atas hadirnya putri kecilnya dalam hidupnya. Meskipun ada tantangan dan perbedaan dalam keluarganya, Yumna memutuskan untuk tetap fokus pada kebahagiaan Aurora dan menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan dukungan.
Diana berjalan perlahan melintasi taman yang terletak di dekat perusahaan suaminya. Sinar matahari yang hangat menyinari jalanan, menciptakan suasana yang nyaman. Tiba di salah satu bangku, dia duduk dan menikmati keindahan taman yang indah itu.Saat sedang menikmati momen sendiri, Diana melihat seorang karyawan dari perusahaan suaminya yang sedang berjalan melewati taman. Mereka saling kenal dan sering bertemu di acara perusahaan sebelumnya. Diana memutuskan untuk menghampiri dan menyapa karyawan tersebut.Mereka saling tersenyum dan Diana mengajak untuk duduk bersama di bangku. Mereka mulai berbincang-bincang tentang berbagai hal, termasuk perusahaan dan proyek terkini. Diana tertarik mendengar pengalaman karyawan tersebut dan cerita tentang suasana kerja di perusahaan.Sambil menikmati percakapan yang hangat, Diana juga bertanya tentang suaminya. Karyawan tersebut memberikan pujian atas dedikasi dan keahlian Farez dalam pekerjaannya. Mereka berbagi pengalaman dan sudut pandang tent
Diana duduk di depan Yumna dengan tatapan serius. Ada ketegangan yang terasa di udara saat mereka berdua duduk di kafe. Setelah beberapa saat diam, Diana akhirnya mengambil nafas dalam-dalam dan mulai berbicara."Yumna, aku harus jujur padamu. Aku tahu tentang hasil tes DNA antara Farez dan Aurora. Aku menemukan amplop itu di laci Farez. Awalnya aku tidak tahu apa yang ada di dalamnya, tapi begitu aku membacanya, semuanya terbuka. Aku tahu bahwa Aurora adalah anak Farez."Dengan suara yang sedikit gemetar, Diana mulai membuka pembicaraan. Yumna merasa hatinya berdebar-debar saat mendengarkan kata-kata Diana. Mereka saling berbagi perasaan, kesedihan, dan ketidakpastian. Yumna mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghargai keberanian Diana untuk membicarakan hal ini.Meskipun situasi tersebut menimbulkan rasa tegang, Yumna berharap bahwa pertemuan ini bisa menjadi awal untuk memperbaiki hubungan mereka dan mencari jalan terbaik bagi kepentingan Aurora. Yumna menganggap percakapan i
Di kamar Yumna, suasana terasa sepi dan hening. Cahaya lembut dari lampu meja menyoroti sudut-sudut ruangan yang teratur dan rapi. Tempat tidur tanpa kehadiran Yumna terlihat terasa kosong, seakan menunggu kehangatan kehadirannya. Lemari pakaian tertutup rapat, tanpa jejak kehidupan yang biasanya menghiasi setiap sudutnya.Di meja belajar, buku-buku terbuka dan tugas-tugas kampus tersebar dengan rapi, menunggu sentuhan Yumna yang tak kunjung datang. Suasana sunyi dan hampa menggelayuti ruangan, menggambarkan betapa kehadiran Yumna memberi warna dan kehidupan di dalamnya.Dibalik jendela, cahaya senja mulai memudar, meninggalkan bayangan yang semakin gelap memenuhi ruangan. Keheningan yang terus berlanjut semakin menekan, seolah memperkuat kekosongan yang dirasakan dalam hati Yumna. Kehilangan kehangatan dan keceriaan di kamar itu membawa perasaan sedih dan rasa kehilangan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.Tak ada suara tawa, tak ada cerita yang diceritakan, hanya kekosongan yan
Dengan hati yang berat, Diana duduk di depan Farez, pandangan matanya penuh dengan kekhawatiran dan keputusan yang sulit. Dia perlahan mengambil nafas dalam-dalam sebelum berbicara."Dalam beberapa hari terakhir ini, aku telah memikirkan banyak hal, Farez," ucap Diana dengan suara yang penuh dengan rasa serius. "Aku telah mencoba untuk memahami situasi ini dengan jernih dan akhirnya aku menyadari bahwa kita harus menjauh satu sama lain."Farez terlihat terkejut mendengar kata-kata itu, namun Diana tetap tegar dalam keputusannya. "Yumna adalah sekretaris kamu dan aku tidak bisa membiarkan hubungan antara kita terus berlanjut. Ini bukan hanya tentang diriku atau dirimu, tapi juga tentang keluarga dan masa depan Aurora."Dengan perasaan campur aduk di hati, Diana memperhatikan Farez. Ia berharap bahwa Farez akan memahami arti dari kata-kata yang ia sampaikan, bahwa ia akan mengikuti arahan dan menjaga jarak yang diperlukan. Meski menyakitkan, ini adalah langkah yang perlu diambil untuk m
Farez menatap Yumna dengan penuh kelembutan, menggenggam tangannya dengan erat. Dalam suara lembutnya, dia berbicara, "Yumna, aku ingin kamu mengosongkan jadwalmu hari ini di kantor. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, sesuatu yang penting bagi kita berdua."Yumna terkejut dengan permintaan Farez, namun dia bisa melihat kekhawatiran yang tulus di matanya. Dia mengangguk perlahan, memberikan persetujuan tanpa banyak tanya. "Tentu, Farez. Jika itu penting bagi kita, aku siap untuk mengosongkan jadwalku dan memberikan waktuku sepenuhnya."Orang-orang melihat Yumna dan Farez dengan penuh kehangatan dan keakraban yang menguar dari setiap tatapan dan senyuman mereka. Kedekatan mereka begitu alami dan mesra, sehingga tak heran jika banyak yang mengira mereka adalah pasangan suami istri. Tidak hanya itu, tetapi sikap saling memahami dan saling mendukung yang mereka tunjukkan membuat orang-orang yakin bahwa hubungan mereka bukan sekadar persahabatan biasa.Tidak jarang orang-orang m
Salah satu karyawan yang sedang melewati area dekat ruangan Farez tidak sengaja melihat Yumna keluar dengan wajah yang terlihat tegang. Ia segera merasa ada yang tidak beres dan memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Diana.Ia merasa urgensi untuk segera menghubungi Diana. Dengan cepat, ia mengambil ponselnya dan menekan nomor kontak Diana yang sudah tercatat di teleponnya.Deringan telepon berdering beberapa kali sebelum akhirnya diangkat oleh Diana. Suara Diana terdengar khawatir saat ia menjawab panggilan tersebut, "Halo, ada apa?""Maaf mengganggu, Bu Diana," ucap karyawan tersebut dengan sedikit ketegangan. "Saya baru saja melihat Yumna keluar dari ruangan Pak Farez dengan ekspresi yang terlihat khawatir. Saya pikir Anda mungkin ingin mengetahui tentang ini."Diana menerima informasi tersebut dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Ia mengucapkan terima kasih kepada karyawan tersebut dan meminta lebih banyak detail tentang apa yang ia lihat."Tolong jelaskan dengan le
Diana duduk sendirian di ruang tengah rumah, menuliskan surat untuk Farez dengan hati yang penuh kegalauan. Dia merasa perlu mengungkapkan perasaannya kepada suaminya secara tertulis, memberikan kesempatan untuk menyampaikan pikirannya dengan lebih jelas dan tenang.Tulisan Diana tampak ragu-ragu dan penuh emosi. Dia menyebutkan bahwa setelah semua yang terjadi, dia merasa sangat terluka dan perlu waktu untuk menenangkan diri dan merenung. Diana menyampaikan bahwa pada saat ini, dia telah memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tuanya, tempat di mana dia merasa bisa menemukan ketenangan dan pemulihan.Dalam surat itu, Diana mencurahkan isi hatinya dengan jujur. Dia mengungkapkan betapa beratnya baginya mengetahui tentang hubungan terlarang antara Farez dan Yumna, serta dampak yang telah ditimbulkan pada rumah tangga mereka. Diana menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam menjaga keutuhan sebuah pernikahan.Meskipun hatinya terluka, Diana juga menyinggung tentang kehadiran