Di Balai Lelang Barang Antik“Apa yang dibilang penjual?”Ketika Adrian selesai menelepon, Jessica yang mengenakan masker langsung menghampirinya.Karena Callista telah mengadu tetang dirinya, Jessica baru saja sejumlah kritikan yang tajam dari Julia.Tidak hanya itu, yang lebih Jessica khawatirkan adalah ketika Julia menyebut tentang Keluarga Wilson. Julia mengatakan bahwa Jessica sudah lama tidak pulang ke rumah Keluarga Wilson dan seharusnya dia pergi untuk mengenal tempat itu lebih baik.Kehidupannya selama bertahun-tahun adalah seperti hidup di bawah atap orang lain. Itulah mengapa Jessica enggan untuk kembali ke rumah Keluarga Wilson.Orang tuanya telah meninggal dan dia telah tumbuh besar di sisi Julia. Sekarang, jika dia kembali ke rumah Keluarga Wilson, itu sama saja dengan diasingkan.Terlebih lagi, Jessica adalah seorang ibu yang tidak dapat hamil dan telah mengadopsi seorang anak untuk menjaga hubungan pernikahannya.Dia bahkan bukanlah anggota Keluarga Wilson yang sebenar
Setelah Edbert pergi, Jason menyalakan sebatang rokok.Jason berdiri di depan jendela untuk melihat Edbert yang muncul, lalu menghilang lagi.Melihat Edbert pergi dengan buru-buru, Jason tiba-tiba teringat dengan masalah yang dulu dia tidak pedulikan.Setelah Callista melakukan hubungan intim dengannya, apa Callista pernah melakukan hubungan intim dengan Edbert?Dulu dia pernah bilang, dia membenci Edbert karena cinta, benci sampai sengaja mendekatinya untuk balas dendam pada Edbert.Benci karena cinta, itu harus pernah mencintai dulu, baru bisa membenci.Jadi, Callista diam-diam berselingkuh untuk balas dendam pada Edbert, juga bersikap mesra dengan Edbert?Apa dia, Jason menjadi peran pendukung?Jason menjulurkan lidahnya, tapi tatapannya penuh dengan amarah.Dia mengambil kunci mobil dan turun.Ketika bel pintu berdering, Callista sedang minum anggur merah sambil berendam.Sekarang suasana hatinya sangat bagus.Awalnya dia masih memikirkan cara untuk membantu Jessica agar dia bisa l
Callista pun menghela napas lega. "Tuan Jason, kamu duduk di sofa sebentar dulu, aku pergi ambil bir."Melihat Jason sudah duduk, Callista baru naik ke atas kamar mandi dengan tenang.Tujuan Callista tidak hanya mengambil bir, juga karena di sini ada baju gantinya.Mengenakan jubah mandi bersama Jason seperti memakan panggangan di depan serigala, sama saja dengan cari mati.Selesai membuka jubah mandi dan hendak mengambil baju ganti, pintu kamar mandi terbuka pun terdengar.Callista langsung berbalik badan dan menggunakan bajunya untuk menutup dadanya. "Kenapa kamu masuk kemari?!"Jason pun melihat pemandangan indah di depan dengan tidak sopan. "Aku masuk kemari untuk memberitahumu kalau ada yang datang.""Ada yang datang?!"Callista segera mengganti pakaiannya tanpa memedulikan rasa malu.Jason menatapnya mengganti baju, lalu menarik pandangnya ketika tidak ada pemandangan indah itu lagi.Callista sangat panik karena Callista tahu kalau Edbert sudah kembali.Gawatlah kali ini.Jason m
Di dalam kamar masih ada yang bersembunyi, mungkinkah dirinya tidak panik?Callista berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan emosinya. "Tidak panik, kok. Aku hanya dibuat kaget olehmu."Edbert tidak berbicara, dia hanya menatap Callista dengan dahi mengerut, tapi merasa dia semakin aneh.Beberapa saat ini, Callista selalu menentangnya, tapi kenapa saat ini dia malah memberikan kartu itu dengan mudah?Mungkinkah ….Callista yang menyembunyikan sesuatu mengira Edbert menemukan sesuatu yang aneh darinya karena ditatap oleh Edbert.Jantung Callista berdebar makin kencang, seperti detik berikutnya akan keluar dari tenggorokannya."Kamu …."Edbert mengerutkan kening sambil menatapnya untuk berusaha mengetahui sesuatu.Sedangkan Callista diam-diam melirik ke arah kamar mandi, lalu mulai berpikir cara menghadapinya ketika hal itu ketahuan."Apa kamu ingin menggunakan uang ini untuk mengancamku?"Callista menelan ludah, detak jantung pelan-pelan kembali normal. Setelah menelan ludah dua kali
Callista sangat kaget dengan gerakan Edbert yang mendadak, lalu Callista segera menghindar sambil memarahinya."Edbert! Apa kamu ada penyakit?!""Kalau kamu mau melakukan hubungan itu, cari Jessica, jangan ganggu aku!"Edbert buru-buru ingin menunjukkan martabat sebagai seorang pria, jadi dia langsung menindih Callista di tempat tidur tanpa memedulikan penolakan Callista.Callista melawan, tiba-tiba dia melihat bayangan seseorang terpantul dari kaca buram kamar mandi.Seketika Callista sangat takut, apa Jason mau muncul sekarang?!Jason seperti ingin membuktikan tebakannya benar, jadi pegangan pintu itu perlahan diputar.Seketika Callista mengeluarkan kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya, dia langsung menendang selangkangan Edbert."Ah!"Teriakan sakit Edbert.Edbert jatuh dari tempat tidur, lalu meringkuk di lantai dengan ekspresi kesakitan.Callista menggunakan kecepatan tercepat berlari ke depan pintu kamar mandi, lalu dia memegang pegangan pintu dengan membelakangi pintu dan m
Melihat Callista sudah mau marah, Jason pun senang, lalu menyeka wajah Callista."Tenanglah, jangan buru-buru!""Siapa yang buru-buru?"Setelah dipermainkan Jason banyak kali, Callista pun kesal."Terserah mau bilang atau tidak."Selesai berbicara, Callista berdiri.Jason mengulurkan lengan panjangnya untuk menarik kakinya. "Sudahlah, aku yang salah, jangan marah lagi."Melihat Jason sangat mudah diajak bicara, Callista malah merasa tidak nyaman.Callista mencibir. "Kamu ingin aku melakukan apa?""Sangat mudah, tidak boleh membiarkan Jason menidurimu, juga tidak boleh membiarkan Jason menyentuhmu."Callista tercengang, lalu menoleh untuk melihatnya."Kenapa?""Tidak kenapa-napa, hanya tidak boleh saja."Callista memiringkan kepala untuk menatapnya, lalu tiba-tiba mendekatinya. "Tuan Jason, apa kamu cemburu?"Mata wanita di dalam pelukannya menjadi berbinar, ekspresi di wajahnya juga terlihat nakal, bahkan menatapnya dengan tatapan menggoda.Meskipun Callista sengaja bercanda padanya, d
Ketika Jason keluar dari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi, Callista merasa ini tidak nyata.Saat di lingkungan asing, Callista tidak ada perasaan apa pun, tapi sekarang Jason muncul di tempat tinggalnya, seperti mengubah kehidupan misterius sebelumnya.Seseorang yang sama sekali bukan bagian dari kehidupanmu, bahkan kamu tidak mungkin akan ada hubungan dengan orang ini, tapi dia malah memasuki hidupmu.Hal ini membuat orang berkata dengan haru kalau hidup ini susah ditebak.Lampu tidak dinyalakan, sinar matahari terbenam menimbulkan bayangan tak jelas di ruangan itu.Handuk Callista terlihat kecil untuk Jason, hanya bisa dipakai longgar di pinggang, tapi tidak bisa menutupi garis otot di pinggang dan perutnya.Ada cakaran merah di bahu dan punggung Jason, membuat tubuh Callista yang masih panas semakin membara.Setelah memperhatikan tatapan wanita, Jason berjalan ke tepi tempat tidur, lalu membungkuk untuk menepuk wajah Callista yang masih merah."Mandi dulu, aku akan membawam
"Uang sudah aku siapkan, semuanya ada di kartu ini."Kartu yang ada 200 miliar diberikan kepada Jessica.Ketika mendapatkan uang itu, Jessica merasa terharu.Meskipun Edbert adalah tuan muda kelima dari Keluarga Davis, dia tidak punya kekuasaan apa pun.Semua ini pasti semua uang yang bisa dia berikan."Kakak sepupu, aku sangat berterima kasih padamu, kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu harus bagaimana."Melihat tampak Jessica kagum dan bergantung pada dirinya, Edbert merasa usahanya selama siang hari ini tidak sia-sia.Seperti apa yang dipikirkan Jessica, meskipun dia tidak kurang uang, semua uang yang dia pakai selama ini diberikan oleh keluarganya.Sedangkan hal ini tidak boleh diketahui oleh orang lain.Demi mengumpulkan uang ini, Edbert terpaksa menjual beberapa barang, juga meminjam uang 60 miliar pada temannya baru cukup.Hal ini masih bukan apa-apa, yang paling mengesalkan adalah dia dibuat tidak senang oleh Callista hanya karena uang ini.Dulu Callista sangat menyanjungnya, b
Kebetulan, sekarang jam sibuk saat orang mulai pulang kerja, beberapa ruas jalan macet sehingga orang yang ada di jalan terihat panik.Callista terus saja melihat ponselnya, takut Jason akan berpikir dia akan berniat kabur lagi, lalu Callista mengambil ponselnya dan bersiap untuk menelepon Jason.Ponselnya tidak mengeluarkan suara, ini membuatnya semakin panik.Keadaan ini, membuatnya sangat takut saat memasuki Paviliun Marlion.Melewati taman kecil dan melihat lampu yang telah menyala di ruang tamu.Callista menelan ludah, dia memperlambat langkah kakinya dan diam-diam masuk ke dalam. Jason yang duduk di atas sofa, mengangkat kakinya di meja dan memainkan ponsel yang ada di tangannya, tetapi dia tidak mendongak kepalanya untuk melihat Callista."Sudah datang."Callista menggigit bibirnya, "Jalanan macet, aku ....""Omong kosong ini tidak perlu dibicarakan lagi."Jason melempar ponselnya, lalu menolehkan pandangannya ke Callista yang perasaannya sekarang tidak tenang, lalu dia menunju
Callista bernapas dengan tersengal-sengal, "Uang itu, memang sudah ditransfer ke luar negeri, tapi bukan seperti yang kamu pikirkan, aku akan membeli sesuatu dengan uang itu.""Oh?"Jason sangat senang menikmati kegelisahan yang dirasakan Callista saat ini, lalu dia berkata, "Barang apa yang membuatmu sampai menghabiskan banyak waktu dan tenaga?""Meski aku mengatakannya, Tuan Jason pasti tidak akan percaya, bagaimana kalau kita langsung pergi lihat saja?" Callista dengan tulus mendiskusikan dengan Jason.Jason tidak mengatakan ya atau tidak. Dia hanya mengamati gerak gerik Callista.Reaksi Callista membuat Jason merasa sangat aneh.Dalam pemikiran Jason, Callista mungkin akan mengodanya, bahkan berpura-pura terlihat kasihan.Satu-satunya yang tidak terpikirkan oleh Jason, sikap Callista tetap tenang, dia bisa memberikan jawaban yang masuk akal.Callista bahkan tidak menunda, melainkan ingin membawanya, "Melihat secara langsung dengan mata kepalanya sendiri."Semua ini membuat Jason m
Kalau Jason bisa bersikap patuh, itu baru aneh namanya. Jason dengan tangan yang panas meraba kulit Callista yang lembut."Kenapa dengan kondisi kita sekarang?"Callista mendongakkan matanya ke arah rumah sakit dermatologi, "Bukankah kamu mengatakan takut orang akan salah paham padaku, kalau aku pergi ke spesialis dermatologi? Sekalian saja, aku buktikan pada mereka."Mendengar kata itu, Callista merasa kata yang diucapkan sebelumnya seperti senjata makan tuan, tidak lama kemudian wajahnya menjadi muram.Kenapa Callista bisa lupa, selama ini Jason tidak pernah mau dirugikan.Memikirkan kapan saja Julia akan kembali ke mobil, Callista hanya bisa menenangkan Jason dahulu baru membuat rencana selanjutnya.Callista merangkul pergelangan tangan Jason dengan kedua tangannya dan berkata, "Tuan Jason sangat perkasa ... apa perlu dibuktikan lagi? Callista yang di depannya sesekali melirik ke pintu masuk rumah sakit, sambil menyenangkan hati Jason.Ujung jari Callista menggosok pergelangan tang
Terlihat satu persimpangan jalan lagi, mereka akan sampai di tujuan.Mobil yang mengikuti dari belakang makin mendekat.Saat Callista merasa segalanya akan berakhir di sini, tiba-tiba dia terpaku pada layar navigasi yang bertuliskan nama rumah sakit.Seketika itu juga, Callista tidak memedulikan Julia melihat atau tidak. Callista hanya bisa memanfaatkan lampu merah yang sedang menyala untuk mengetik kalimat di pesan teks.Saat lampu hijau menyala, Callista melajukan mobilnya sambil melihat ke belakang dengan kaca spion.Sesampainya Callista di persimpangan jalan, mobil yang sebelumnya mengikutinya, malah membelok ke samping area parkir supermarket yang ada di dekat sana.Callista merasa lega, kemudian dia melajukan mobilnya menuju rumah sakit.Pada saat yang sama, Jason mengetuk layar ponsel dengan tangan besarnya, membaca sms dengan serius.[Kita akan pergi ke rumah sakit spesialis dermatologi, kalau ada orang melihat mobil Tuan Jason ada di sana, bukankah nanti akan merusak citramu?]
"Ini ...."Callista tampak malu dan menutup mulutnya, lalu berbisik, "Sebenarnya, kami tidak punya anak, karena Edbert yang kurang mampu." "Apa!" pekik Julia."Bagaimana mungkin!" serunya tidak percaya.Julia tampak marah, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan!"Callista tidak berdaya dan berkata, "Bu, Anda yang meminta saya untuk mengatakannya." Melihat wajah serius Callista, ekspresi Julia berubah menjadi khawatir.Sebagai seorang wanita, Julia tahu apa arti masalah ini.Julia paling memperhatikan muka, putranya memiliki masalah seperti itu, ini lebih buruk daripada membunuhnya.Gaya angkuhnya tidak ada lagi, ketika Julia berbicara lagi, kesombongannya sedikit berkurang, "Apa yang kamu katakan itu benar?"Callista menjawab dengan serius, "Bu, bagaimana saya bisa bercanda tentang hal semacam ini?" Setelah berbicara, Callista menambahkan dengan lemah, "Tapi hal semacam ini melukai harga diri pria, tolong jangan menyebutkannya di depan Edbert. Kalau itu adalah masalah psikologis, sal
Sunsity.Begitu Peter memasuki ruangan itu di pagi hari, Rudy menyapanya dengan suara yang nyaring."Kak Peter, pagi!"Peter hampir mati ketakutan, raut wajahnya begitu garang. Dia mengedipkan mata dan mengisyaratkannya untuk diam. "Ssst!"Rudy tampak bingung, "Kamu ingin buang air kecil?"Peter hampir pingsan dan memberi isyarat agar Rudy bergegas pergi.Alasan kenapa dia sangat gugup, terutama karena setelah empat hari berturut-turut, Tuan Jason memintanya untuk memeriksa masalah ini tetap tidak ada petunjuk.Ini yang menyebabkan Peter sangat ingin bersembunyi, ketika dia melihat Jason akhir-akhir ini.Tepat ketika, Peter akan menyelinap keluar seperti beberapa hari yang lalu, sebuah kalimat melayang keluar dari pintu yang terbuka di samping, "Peter, ke sini!"Peter memukul keningnya. Hari telah tiba!Memasuki ruangan, Peter menundukkan kepalanya dan tidak berani mengangkatnya, dengan tergagap menyapa, "Kak Jason!" Jason meliriknya dan kemudian melihat kembali ke ponselnya."Kamu si
"Apa artinya tidak ada foto?"Raungan terdengar dari sebuah vila kecil di Kota Sakata."Bukankah kemarin kamu telah mengatakan berhasil melacak pelacur itu? Bagaimana bisa tidak ada fotonya?"Jessica berbicara dengan suara serak pada ponselnya.Suara samar seorang detektif swasta datang dari pengeras suara, "Hmm, setelahnya kami kehilangan titik keberadaannya, jadi tidak bisa mengambil fotonya," kata detektif itu berusaha menjelaskan. "Baru-baru ini, kami memiliki terlalu banyak menerima tawaran juga. Jadi tidak ada waktu untuk melakukan ini lagi, Anda bisa mencari tempat lain saja.""Toot toot!" suara telepon dimatikan."Hei? Hei!" teriak Jessica.Melihat orang itu benar-benar menutup teleponnya, Jessica hampir menjadi gila.Sejak Jessica diusir dari Keluarga Davis, dia telah berubah dari status setengah putri di Keluarga Davis menjadi seorang gadis yatim piatu yang bukan apa-apa.Jessica merasa telah menjadi bahan tertawaan kalangan kelas atas di Kota Sakata.Bahkan Edbert, yang sela
"Tak kusangka, Callista, kamu masih memiliki hubungan dengan Keluarga Lopez."Suzy mengambil sepotong kecil makanan penutup dan memandang Callista yang berada di sisi berlawanan sambil tersenyum.Callista berhenti mengunyah dan dia menyesap es buah untuk menekan rasa manis di mulutnya."Kak Suzy memang pandai bercanda, Keluarga Lopez jauh di Kota Guno. Mana mungkin, aku akan ada hubungannya dengan Keluarga Lopez," ucap Callista."Benar juga," ucap Suzy.Suzy melihat ekspresi Callista seperti biasa, dia beralih berbicara dari sisi lainnya."Sepertinya, Wendry telah melakukan sesuatu yang tidak pantas, jadi membuatmu harus mengeluarkan uang untuk menyumpalnya," ujar Suzy penasaran.Karena Callista telah membiarkan Suzy bertindak, keberadaan uang itu tentu saja tidak dapat disembunyikan darinya.Callista memilih alasan yang masuk akal, "Keluarga Garcia bekerja sama dengan Gedung NYC milik Kak Christian. Kebetulan, Wendry melihatku keluar masuk sana sebelumnya, kalau sampai hal ini menyeba
Mendengar ini, Callista tertegun sejenak.Beberapa kata ingin diucapkan, tetapi tanpa status, semuanya kembali ditahan olehnya.Callista sambil tersenyum ringan berujar, "Baiklah, Tuan Jason. Berhati-hati di jalan, ya." Melihat wajah Callista terlihat seperti biasa, Jason berseloroh langsung, "Ya, nanti ingat kirim sms, kalau tubuhmu sudah mulai nyaman." Kalimat yang terdengar bercanda, malah seperti baskom berisi air dingin yang turun menyirami Callista.Kata-kata ini secara terbuka memberi tahu inti dari hubungan mereka, hanyalah sebatas untuk memuaskan nafsu semata dan bukan atas dasar cinta.Callista menelan emosi di tenggorokannya, lalu mengangguk sambil tersenyum, "Baik, aku juga berharap Tuan Jason bersenang-senang malam ini." "..."Kekuatan yang menekan sudut bibir Callista sepertinya berbobot seribu kilogram. Semuanya runtuh, begitu pintu kamar itu tertutup.Semangkuk sup di atas meja yang sebelumnya, dia merasa sangat nikmat. Kini, terasa dingin dan kental, juga terlihat s