Kilauan berlian berlingkar di jari manis Ariel. Berlian berukuran besar, yang pastinya ditafsir harga sangatlah mahal. Mata wanita itu masih sembab, akibat tangis haru kebahagiaan yang telah diberikan oleh Shawn.Ariel merasakan bahwa dirinya berada di dunia mimpi. Tidak pernah sama sekali dia menyangka akan seperti ini. Hidupnya dulu penuh dengan air mata penderitaan, sekarang berubah menjadi air mata haru bahagia.Ariel mengerti kenapa di masa lalu hantaman badai datang menerpa silih berganti. Tetapi ternyata, badai datang seolah memberikan kabar akan ada fase badai menyurut, seperti contoh Ariel yang sekarang telah memiliki Shawn.Shawn—pria yang amat Ariel cintai—selalu memperlakukan Ariel bagaikan seorang Ratu. Cara Shawn memperlakukan Ariel benar-benar luar biasa. Belum pernah dalam hidup, Ariel diperlakukan seperti Shawn memperlakukannya.Cinta Shawn amat besar padanya. Bahkan sekalipun kondisi kedua kaki Ariel tak lagi berfungsi dengan baik, nyatanya tetap tidak mengubah apa p
Ariel sangatlah puas menikmati keindahan dan kemegahan kota Moskow. Menonton Teater Bolshoi yang menunjukan opera dan balet. Meski dia tak bisa berjalan, tapi Shawn selalu setia mengajak Ariel berkeliling kota Moskow. Bahkan, jikalau harus menggendong, maka pasti Shawn akan menggendong Ariel. Pengawal dan pelayan yang dibawa oleh Shawn hanya untuk membawakan barang-barang belanjaan.Ariel sudah berbelanja dengan puas membelikan oleh-oleh untuk teman terdekat, keluarga Shawn bahkan keluarganya sendiri dia belikan, meskipun dirinya tak pernah dianggap, tetap dia membelikan oleh-oleh untuk keluarganya. Entah hati Ariel menuntunnya untuk tetap membelikan keluarganya. Tanpa terasa, dua minggu sudah Ariel berada di Moskow bersama dengan Shawn. Tidak hanya menonton teater, atau pergi berbelanja saja, tapi Ariel juga diajak Shawn ke tempat-tempat indah di Moskow yang kerap dikunjungi para turis. Seperti contoh Katedral Santo Basil, Istana Tsaritsyno, Kremlin Moskwa, Museum ternama di Moskow,
Shawn menatap Ariel yang tertidur pulas. Wanita cantik itu langsung terlelap di kala sudah tiba di penthouse. Dia menarik selimut, menyelimuti tubuh sang kekasih. Dia tak ingin mengganggu kekasihnya sudah terlelap.Shawn membelai lembut dan memberikan kecupan di pipi Ariel. Detik selanjutnya, dia bangkit berdiri melangkah keluar meninggalkan kamar—menuju ke ruang kerjanya. Dia tak ingin mengganggu Ariel. Pastinya perjalanan Moskow ke New York, sangatlah melelahkan.Di ruang kerja, Shawn hendak membuka MacBook-nya untuk memeriksa pekerjaan. Namun, suara dering ponsel membuatnya mengalihkan pandangan ke arah ponselnya berada. Dia mengambil ponselnya itu dan menatap ke layar tertera nama ‘Stanley’ di sana. Tanpa pikir panjang, Shawn menjawab panggilan telepon tersebut. “Ada apa?” jawab Shawn dingin kala panggilan terhubung.“Ck. Aku menghubungimu, malah kau tidak menyambutku dengan baik.” Stanley mendengkus kesal dari seberang sana. Shawn mengembuskan napas kasar. “Aku yakin, kau sudah
“Ariel, kami sangat merindukanmu.” Stella dan Marsha memberikan pelukan penuh kehangatan pada Ariel, yang baru saja datang bersama dengan Shawn. Dua insan saling mencintai itu, datang tepat waktu di acara keluarganya.Ariel tersenyum lembut. “Aku juga merindukan Mom dan Grandma.”“Ariel, aku senang sekali melihatmu.” Nicole memeluk Ariel sebentar.“Kak Ariel, aku merindukanmu.” Savannah memeluk Ariel erat. Pun Ariel membalas pelukan Savannah. William dan Sean menepuk-nepuk bahu Shawn, dan sama-sama melemparkan senyuman.“Lebih baik kita masuk ke dalam. Aku dan Mommy Marsha sudah menyiapkan makanan,” seru Stella—dan semua orang di sana setuju.Di ruang makan megah, ada William, Marsha, Stella, Sean, tiga saudara kandung Shawn, Nicole, dan Oliver. Menu makanan lezat sudah terhidang di hadapan mereka. Buka hanya makanan barat, tapi juga ada makanan khas Asia.“Bagaimana liburanmu, Ariel?” Nicole bertanya lebih dulu. Rupanya dia dan Oliver belum kembali ke London. Mereka masih berada di
“Oh, My God! Kabar yang aku dengar ini sungguhan, kan? Ini benar-benar nyata, kan? Kau dan Shawn akan segera menikah? Itu benar, kan?” Harmony langsung mendatangi penthouse Shawn, di kala mendengar kabar tentang Ariel dan Shawn memiliki rencana pernikahan.Sejak awal, hubungan Shawn dan Ariel kerap mendapatkan perhatian publik. Meski bukan artis, tapi Shawn memiliki nama besar yang banyak dikagumi oleh banyak orang. Ditambah status Ariel yang berasal dari keluarga DiLaurentis. Meskipun tak jarang orang yang mengatakan Ariel anak haram, namun sejak di mana Shawn membela Ariel mati-matian—banyak orang tak berani lagi menghina Ariel sebagai anak haram. Cinta Shawn begitu terlihat besar pada Ariel—membuat semua publik dibuat bungkam.Ariel tersenyum mendengar Harmony sangatlah antusias. Dia memang belum bercerita pada Harmony tentang rencana pernikahannya dengan Shawn. Ariel memiliki rencana untuk datang ke Orlando Hospital pada esok hari, tapi ternyata belum dia datang—Harmony sudah data
Bukan Savannah Geovan namanya jika tak heboh saat datang. Meski usianya bukan usia anak-anak lagi, tapi Savannah akan selalu saja heboh jika datang. Gadis cantik itu datang di pagi hari. Dia sengaja datang pagi hari, agar bisa sarapan bersama dengan Shawn dan Ariel.“Kak Ariel, jadi kau melakukan terapi di rumah? Tidak harus ke rumah sakit?” tanya Savannah sambil menikmati sandwich-nya.Ariel menganggukkan kepalanya. “Iya. Aku sudah jarang sekali ke rumah sakit. Kakakmu meminta perawat khusus yang datang untuk aku melakukan terapi.”“Ah, Kak Shawn memang romantis. Dia sangat mencintaimu, Kak! Semoga di masa depan nanti, aku mendapatkan pria tampan yang mencintaiku, seperti Kak Shawn mencintaimu,” ujar Savannah riang.Ariel tersenyum lembut seraya menatap Savannah. “Kau pasti mendapatkan yang terbaik, di antara yang terbaik, Savannah. Kau cantik, periang, pintar, baik hati. Kau memiliki segala aspek yang diidamkan para pria. Aku yakin kau pasti mendapatkan yang terbaik.”“Savannah belu
Shawn sibuk berkutat dengan MacBook-nya. Pria tampan itu memeriksa dengan penuh teliti pekerjaannya. Dua minggu berada di Moskow memang membuatnya meninggalkan banyak sekali pekerjaan.Stanley dan Steve sudah membantu, tapi ada beberapa akses yang tak bisa dijangkau oleh dua saudara kembarnya itu. Hal tersebut yang membuat Shawn sekarang menjadi sangat sibuk.Suara dering ponsel terdengar. Shawn mengambil ponselnya yang ada di atas meja, menatap ke layar tertera nomor ibunya di sana. Pria tampan itu tersenyum. Tanpa menunda, dia menggeser tombol hijau, untuk menjawab panggilan telepon itu.“Halo, Mom?” ujar Shawn kala panggilan terhubung.“Sayang, apa kau sibuk?” ucap Stella dari seberang sana. “Sedikit, Mom. Tapi tidak masalah. Aku senang kau menghubungiku. Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja, kan?”“Baik, Sayang. Mommy baik. Oh, ya, Savannah ada di rumahmu, ya?” “Iya, Mom. Tapi sekarang Savannah sedang mengajak Ariel ke luar rumah untuk berkeliling.”“Astaga, anak itu tidak pern
Tubuh Ariel berguling ke tanah bersama dengan Flora—demi menghindar dari truck besar yang nyaris menghantam Flora. Savannah yang tersungkur di tanah langsung bangkit berdiri terkejut melihat Ariel bisa berlari.Shawn yang ada di sana masih bergeming di tempatnya, meyakinkan bahwa apa yang dia lihat ini nyata. Matanya masih berfungsi dengan baik dan benar. Tidak sama sekali salah. Hingga ketika Shawn yakin bahwa yang dia lihat adalah benar—dia langsung berlari menghampiri Ariel—membantu kekasihnya itu berdiri. Pun Savannah ikut menghampiri Ariel dan Flora.“Ariel? K-kau bisa berjalan?” Shawn terus menatap Ariel dengan tatapan khawatir dan panik.Savannah mematung dan menatap Ariel. “K-kak A-Ariel, kau bisa berjalan?”Ariel sendiri terkejut dan bingung melihat kedua kakinya bisa berdiri tegap. Padahal di kala ingin melerai perkelahian antara Savannah dan Flora—dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kedua kakinya. Akan tetapi, di kala ada truck yang nyaris menghantam Flora—Ariel seolah