Shawn menatap Ariel yang tertidur pulas. Wanita cantik itu langsung terlelap di kala sudah tiba di penthouse. Dia menarik selimut, menyelimuti tubuh sang kekasih. Dia tak ingin mengganggu kekasihnya sudah terlelap.Shawn membelai lembut dan memberikan kecupan di pipi Ariel. Detik selanjutnya, dia bangkit berdiri melangkah keluar meninggalkan kamar—menuju ke ruang kerjanya. Dia tak ingin mengganggu Ariel. Pastinya perjalanan Moskow ke New York, sangatlah melelahkan.Di ruang kerja, Shawn hendak membuka MacBook-nya untuk memeriksa pekerjaan. Namun, suara dering ponsel membuatnya mengalihkan pandangan ke arah ponselnya berada. Dia mengambil ponselnya itu dan menatap ke layar tertera nama ‘Stanley’ di sana. Tanpa pikir panjang, Shawn menjawab panggilan telepon tersebut. “Ada apa?” jawab Shawn dingin kala panggilan terhubung.“Ck. Aku menghubungimu, malah kau tidak menyambutku dengan baik.” Stanley mendengkus kesal dari seberang sana. Shawn mengembuskan napas kasar. “Aku yakin, kau sudah
“Ariel, kami sangat merindukanmu.” Stella dan Marsha memberikan pelukan penuh kehangatan pada Ariel, yang baru saja datang bersama dengan Shawn. Dua insan saling mencintai itu, datang tepat waktu di acara keluarganya.Ariel tersenyum lembut. “Aku juga merindukan Mom dan Grandma.”“Ariel, aku senang sekali melihatmu.” Nicole memeluk Ariel sebentar.“Kak Ariel, aku merindukanmu.” Savannah memeluk Ariel erat. Pun Ariel membalas pelukan Savannah. William dan Sean menepuk-nepuk bahu Shawn, dan sama-sama melemparkan senyuman.“Lebih baik kita masuk ke dalam. Aku dan Mommy Marsha sudah menyiapkan makanan,” seru Stella—dan semua orang di sana setuju.Di ruang makan megah, ada William, Marsha, Stella, Sean, tiga saudara kandung Shawn, Nicole, dan Oliver. Menu makanan lezat sudah terhidang di hadapan mereka. Buka hanya makanan barat, tapi juga ada makanan khas Asia.“Bagaimana liburanmu, Ariel?” Nicole bertanya lebih dulu. Rupanya dia dan Oliver belum kembali ke London. Mereka masih berada di
“Oh, My God! Kabar yang aku dengar ini sungguhan, kan? Ini benar-benar nyata, kan? Kau dan Shawn akan segera menikah? Itu benar, kan?” Harmony langsung mendatangi penthouse Shawn, di kala mendengar kabar tentang Ariel dan Shawn memiliki rencana pernikahan.Sejak awal, hubungan Shawn dan Ariel kerap mendapatkan perhatian publik. Meski bukan artis, tapi Shawn memiliki nama besar yang banyak dikagumi oleh banyak orang. Ditambah status Ariel yang berasal dari keluarga DiLaurentis. Meskipun tak jarang orang yang mengatakan Ariel anak haram, namun sejak di mana Shawn membela Ariel mati-matian—banyak orang tak berani lagi menghina Ariel sebagai anak haram. Cinta Shawn begitu terlihat besar pada Ariel—membuat semua publik dibuat bungkam.Ariel tersenyum mendengar Harmony sangatlah antusias. Dia memang belum bercerita pada Harmony tentang rencana pernikahannya dengan Shawn. Ariel memiliki rencana untuk datang ke Orlando Hospital pada esok hari, tapi ternyata belum dia datang—Harmony sudah data
Bukan Savannah Geovan namanya jika tak heboh saat datang. Meski usianya bukan usia anak-anak lagi, tapi Savannah akan selalu saja heboh jika datang. Gadis cantik itu datang di pagi hari. Dia sengaja datang pagi hari, agar bisa sarapan bersama dengan Shawn dan Ariel.“Kak Ariel, jadi kau melakukan terapi di rumah? Tidak harus ke rumah sakit?” tanya Savannah sambil menikmati sandwich-nya.Ariel menganggukkan kepalanya. “Iya. Aku sudah jarang sekali ke rumah sakit. Kakakmu meminta perawat khusus yang datang untuk aku melakukan terapi.”“Ah, Kak Shawn memang romantis. Dia sangat mencintaimu, Kak! Semoga di masa depan nanti, aku mendapatkan pria tampan yang mencintaiku, seperti Kak Shawn mencintaimu,” ujar Savannah riang.Ariel tersenyum lembut seraya menatap Savannah. “Kau pasti mendapatkan yang terbaik, di antara yang terbaik, Savannah. Kau cantik, periang, pintar, baik hati. Kau memiliki segala aspek yang diidamkan para pria. Aku yakin kau pasti mendapatkan yang terbaik.”“Savannah belu
Shawn sibuk berkutat dengan MacBook-nya. Pria tampan itu memeriksa dengan penuh teliti pekerjaannya. Dua minggu berada di Moskow memang membuatnya meninggalkan banyak sekali pekerjaan.Stanley dan Steve sudah membantu, tapi ada beberapa akses yang tak bisa dijangkau oleh dua saudara kembarnya itu. Hal tersebut yang membuat Shawn sekarang menjadi sangat sibuk.Suara dering ponsel terdengar. Shawn mengambil ponselnya yang ada di atas meja, menatap ke layar tertera nomor ibunya di sana. Pria tampan itu tersenyum. Tanpa menunda, dia menggeser tombol hijau, untuk menjawab panggilan telepon itu.“Halo, Mom?” ujar Shawn kala panggilan terhubung.“Sayang, apa kau sibuk?” ucap Stella dari seberang sana. “Sedikit, Mom. Tapi tidak masalah. Aku senang kau menghubungiku. Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja, kan?”“Baik, Sayang. Mommy baik. Oh, ya, Savannah ada di rumahmu, ya?” “Iya, Mom. Tapi sekarang Savannah sedang mengajak Ariel ke luar rumah untuk berkeliling.”“Astaga, anak itu tidak pern
Tubuh Ariel berguling ke tanah bersama dengan Flora—demi menghindar dari truck besar yang nyaris menghantam Flora. Savannah yang tersungkur di tanah langsung bangkit berdiri terkejut melihat Ariel bisa berlari.Shawn yang ada di sana masih bergeming di tempatnya, meyakinkan bahwa apa yang dia lihat ini nyata. Matanya masih berfungsi dengan baik dan benar. Tidak sama sekali salah. Hingga ketika Shawn yakin bahwa yang dia lihat adalah benar—dia langsung berlari menghampiri Ariel—membantu kekasihnya itu berdiri. Pun Savannah ikut menghampiri Ariel dan Flora.“Ariel? K-kau bisa berjalan?” Shawn terus menatap Ariel dengan tatapan khawatir dan panik.Savannah mematung dan menatap Ariel. “K-kak A-Ariel, kau bisa berjalan?”Ariel sendiri terkejut dan bingung melihat kedua kakinya bisa berdiri tegap. Padahal di kala ingin melerai perkelahian antara Savannah dan Flora—dia sama sekali tidak bisa menggerakkan kedua kakinya. Akan tetapi, di kala ada truck yang nyaris menghantam Flora—Ariel seolah
Flora duduk terdiam duduk di sofa, dengan raut wajah muram. Sorot mata memancarkan jelas perasaan campur aduk. Kepingan memorinya teringat akan kejadian tadi. Kejadian yang sama sekali tak dia sangka terjadi.Kenapa Ariel harus menolongnya? Jika sampai terjadi hal buruk padanya, bukankah Ariel akan senang? Jutaan pertanyaan muncul di dalam benaknya. Untuk pertama kalinya Flora dibuat bingung dan tak mengerti.“Sayang? Kau di sini? Grandma pikir, kau akan datang ke perusahaan.” Malvia duduk di samping cucu kesayangannya Kening Malvia mengerut dalam, melihat raut wajah Flora berubah. “Flora, ada apa, Sayang? Apa ada masalah?”Flora mengalihkan pandangannya, menatap Malvia. “Ariel sudah bisa berjalan.” “Ariel sudah bisa berjalan? Kau yakin?” ulang Malvia dengan raut wajah terkejut.Flora mengembuskan napas panjang seraya menyandarkan punggungnya ke sofa. “Tadi aku bertemu dengan Ariel yang sedang bersama Savannah. Aku mengatakan Ariel tidak pantas untuk Shawn. Apalagi dia cacat. Tapi ru
Shawn mengumpulkan keluarganya di penthouse-nya. Ariel dibantu oleh pelayan menghidangkan banyak makanan untuk keluarga Shawn. Tampak jelas raut wajah Ariel menunjukkan jelas kebahagiaannya. Ariel menyukai ini. Dia selalu menyukai setiap kali berkumpul dengan keluarga Shawn.Ariel selalu mendapatkan sambutan hangat dari keluarga Shawn. Bahkan kedua orang tua Shawn sudah menganggap Ariel seperti anak kandung mereka sendiri. Khusus hari ini Shawn sengaja mengundang keluarganya yang ada di New York untuk berkumpul di penthouse-nya.“Ariel, aku sudah bilang padamu, serahkan pada pelayan. Aku tidak ingin kau kelelahan. Kau baru saja pulih.” Shawn menegur Ariel yang sibuk di dapur.“Sayang, aku sudah lama sekali tidak berjalan. Aku ingin sibuk di dapur membuatkan makanan. Kau jangan mencemaskanku. Ada pelayan yang membantuku.” Ariel memeluk lengan Shawn, memberikan kecupan di rahang sang kekasih.Ariel merasa sudah lama sekali tidak berjalan, dan sudah lama tak memasak. Yang biasa Ariel lak
Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimatan Timur. Hal yang paling Ariel sukai adalah Indonesia kaya akan budaya alam, yang menakjubkan. Shawn mengajak Ariel ke sebuah pengalaman baru yang seumur hidupnya, tidak pernah Ariel temukan. Suasana hangat alam yang berbeda jauh dari negara-negara di benua Amerika ataupun Eropa—sangatlah indah di mata Ariel.Ariel tidak menyangka, di balik sosok Shawn yang terkenal sangat kaya, ternyata menyimpan jutaan kesederhanaan. Seperti contohnya ini. Tidak pernah sekalipun Ariel sangka bahwa Shawn bisa makan di rumah makan sederhana. Shawn selalu menuruti keinginan Ariel. Apa pun asalkan Ariel bahagia, pastinya pria itu akan menurutinya.Cinta di level yang sama, sangatlah jarang terjadi. Kebanyakan orang selalu tak imbang. Di era zaman sekarang, yang kerap mencintai lebih banyak adalah wanita, bukan sang pria. Namun, kali ini berbeda jauh. Ariel begitu beruntung memiliki Shawn yang mencintainya dengan cara luar biasa.Dua insan saling mencintai itu bagaikan
Beberapa bulan berlalu … Suara tangis bayi memecahkan ketegangan di ruang bersalin. Tangis bayi laki-laki itu bersamaan dengan air mata menetes dari kedua orang tuanya. Ya, Ariel dan Shawn sama-sama meneteskan air mata di kala putra ketiga mereka telah lahir kedua. Kontraksi yang cukup lama, dan membuat Ariel kesakitan hebat berjam-jam.Akhirnya semua itu terbayar dengan anak ketiga mereka lahir sempurna, tanpa kekurangan apa pun. Kehamilan kali ini, Ariel mengalami kontraksi lebih lama. Bahkan Shawn sempat memaksa Ariel untuk melahirkan operasi sesar, tapi sayangnya Ariel menolak. Dokter cantik itu tetap berjuang untuk bisa melahirkan secara normal.Ariel dan Shawn saling melemparkan tatapan penuh cinta. Tatapan yang menunjukkan betapa mereka sangatlah bahagia. Sang dokter menyerahkan bayi laki-laki tampan itu ke dada Ariel.“Sayang, anak kita sudah lahir,” bisik Ariel pelan dengan air mata tak henti berlinang.Shawn mengecup lembut kening sang istri dan putranya. “Terima kasih kau
Ariel dan Shawn menatap hangat Stoner dan Ariana yang sudah tertidur pulas. Sepulang dari resepsi pernikahan Harmony, memang Stoner dan Ariana sudah terlelap. Sampai di rumah, Shawn hanya tinggal membaringkan tubuh Stoner dan Ariana di ranjang.“Stoner dan Ariana sudah tidur. Waktunya kita tidur,” ucap Shawn pelan—dan direspon anggukkan di kepala Ariel.Shawn memeluk pinggang sang istri, meninggalkan kamar anak mereka, menuju ke kamar mereka. Shawn dan Ariel selalu memiliki kebiasaan yaitu memastikan anak mereka tidur nyaman. Tidak lupa empat pengasuh diwajibkan berjaga anak mereka secara bergantian.Di kamar, Ariel berbaring di ranjang bersama dengan sang suami tercinta. Tampak jelas raut wajah Ariel menyimpan sesuatu. Seperti ada yang ingin dibicarakan oleh Ariel.“Kenapa kau belum tidur, hm?” Shawn membelai lembut pipi Ariel.Ariel menatap hangat Shawn. “Kau lupa dengan permintaanku ingin melahirkan di Indonesia?” tanyanya pelan.Ariel tidak akan mungkin lupa dengan permintaannya,
Hari pernikahan Harmony telah tiba. Seluruh keluarga Geovan diundang dipernikahan Harmony. Perancang busana yang dipilih adalah Stella—ibu kandung Shawn. Merupakan sebuah kebanggaan bisa memakai gaun pengantin rancangan Stella—yang merupakan seorang perancang busana yang handal.Harmony bahkan mendapatkan gaun pengantin indah secara gratis. Wajar saja, karena Harmony merupakan sahabat baik Ariel. Bukan hanya gaun pengantin gratis, tapi hotel yang dipilih Harmony pun gratis. Kebetulan hotel yang dipilih Harmony adalah hotel milik keluarga Geovan.Ariel yang merupakan bridesmaid, turut ikut membantu dalam persiapan pernikahan Harmony dengan kekasihnya. Namun, tentunya Shawn tidak memberikan izin pada Ariel untuk terlalu sibuk. Shawn mengutus sekretarisnya untuk membantu sang istri. “Shawn, sepertinya aku tidak cocok memakai gaun ini. Lihatlah aku terlihat gemuk.” Ariel mengadu pada Shawn, di kala sudah selesai mengenakan gaun indah khusus menghadiri pernikahan Harmony.Senyuman di waj
“Ariel, aku akan pulang malam. Nanti sopir ibuku akan menjemput Stoner dan Ariana. Ibuku dan ayahku merindukan Stoner dan Ariana. Kau istirahatlah duluan, jangan menungguku.” Shawn membenarkan dasi, bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.Ariel mendekat menghampiri Shawn, membantu membenarkan dasi sang suami. “Sayang, kau belum menjawab permintaanku yang kemarin.”Ariel semalaman tidak tidur nyenyak, akibat permintaannya pada Shawn tidak dikabulkan. Dia ingin melahirkan di Indonesia, tapi belum mendapatkan jawaban dari sang suami tercinta.Shawn mengecup bibir Ariel. “Aku sedang tidak ingin berdebat. Aku berangkat dulu ke kantor. Hari ini aku memiliki meeting. I love you.” Pria tampan itu langsung melangkah pergi meninggalkan Ariel—tanpa menunggu balasan dari sang istri.Ariel menghela napas dalam melihat Shawn yang sudah pergi meninggalkannya. “I love you too, Shawn,” jawabnya, tapi sang suami sudah pergi.“Nyonya…” Seorang pelayan mengetuk pintu.Ariel mempersilakan pelayan itu untu
Satu tahun berlalu … “Stoner, Ariana, jangan main pisau. Ya Tuhan, nanti tangan kalian terkena pisau, Nak. Aduh, kalau Daddy kalian tahu kalian terluka sedikit saja, dia akan mengomel tujuh hari tujuh malam.” Ariel mengambil pisau yang ada di tangan Stoner dan Ariana dengan hati-hati. Buah hatinya dengan Shawn itu sudah bisa berjalan, itu yang membuat Stoner dan Ariana sangat lincah ke sana kemari. Empat pengasuh saja dibuat pusing akibat tingkah Stoner dan Ariana.“Nyonya, maafkan kami.” Empat pengasuh itu menundukkan kepala seraya mengambil pisau di tangan Ariel. Mereka sangat ceroboh di kala tengah menjaga Stoner dan juga Ariana. Ariel ingin memarahi empat pengasuh itu. Akan tetapi, dia memilih untuk bersabar. Pun dia mengerti bagaimana lincahnya bayi kembarnya itu. Jadi wajar jika sampai pengasuh dibuat pusing.“Lain kali hati-hati dalam menjaga Stoner dan Ariana. Suamiku akan sangat marah jika sampai Stoner dan Ariana terluka. Kalian tahu itu, kan?” tegur Ariel mengingatkan emp
Ariel menunggu Shawn kembali pulang. Sudah dua hari Shawn melakukan perjalanan bisnis ke Chicago. Usia Stoner dan Ariana kini sudah empat bulan. Itu yang membuat Shawn bisa meninggalkan istri dan anak kembarnya.“Shawn kapan pulang, ya?” gumam Ariel pelan dengan bibir sedikit menekuk.Ariel sangat merindukan Shawn. Tidur sendiri tanpa sang suami, membuat Ariel benar-benar merasakan ketidaknyamanan. Ariel terbiasa memeluk erat Shawn. Pun dia terbiasa dengan tidur dalam pelukan Shawn. Sekarang membuatnya sangatlah tersiksa.Suara dering ponsel berbunyi. Ariel segera mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor sang suami di layar—tengah melakukan video call. Tampak senyuman di wajah Ariel terlukis. Detik itu juga, Ariel menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Sayang?” panggil Ariel kala panggilan terhubung. Dia tersenyum melihat sang suami yang begitu tampan berada di kamera.“Sayang, di mana Stoner dan Ariana? Mereka baik-baik
“Oh, My God! Kau memintaku untuk berkencan lagi? Bisa kau bayangkan bulan ini aku sudah berkencan lebih dari lima belas pria. Hasilnya sama! Tidak ada yang bagus!” sembur Mika emosi pada sang asisten yang memintanya untuk berkencan lagi. Sudah lima belas kali dia berkencan, dan hasilnya nihil. Tidak ada yang Mika sukai.Sang asisten menggaruk tengkuk lehernya tidak gatal. “Nona, perintah kakek Anda sudah sangat jelas. Beliau meminta Anda terus berkencan sampai Anda menemukan yang cocok.” Sang asisten terlihat jelas menunjukkan rasa panik dan khawatir. Pasalnya dia pun mendapatkan ancaman jika sampai Mika tak mau lagi berkencan. Ancaman tak main-main dari kakek bosnya—membuatnya sakit kepala.Mika mengembuskan napas kasar. “Lima belas pria yang aku temui, mereka tidak benar-benar ingin berkencan denganku. Mereka fokus ingin menjalin kerja sama dengan kakekku dan ayahku. Mendekatiku hanya bagaikan aku ini jembatan mereka. Aku tidak bodoh! Aku tidak mudah dikelabui!”Mika menenggak wine
Ariel telah dipindahkan ke ruang VVIP. Keluarga Geovan dan keluarga DiLaurentis telah berkumpul. Stella menggendong bayi laki-laki, dan Yuval menggendong bayi perempuan dengan hati-hati dibantu oleh Malvia. Tampak jelas kebahagiaan begitu terlihat sangatlah pada semua orang.“Sayang, lihatlah cucu kita mirip sekali seperti Shawn bayi,” ucap Stella pada Sean.Sean mengecup cucu laki-lakinya. “Aku tidak menyangka waktu akan secepat ini. Putra kecil kita sudah menjadi seorang ayah.”Stella tersenyum merespon ucapan Sean. “Kau benar, Sayang. Aku juga tidak pernah menyangka waktu berjalan dengan cepat.”“Selamat, Ariel.” Harmony, Nicole, Joice, dan Mika memeluk Ariel bergantian. Pun Savannah bersama Flora memeluk Ariel bergantian. Mereka semua mengucapkan selamat atas kelahiran anak Shawn dan Ariel.Stanley, Steve, Marcel, dan Oliver pun mengucapkan selamat pada Shawn dan Ariel.“Siapa nama anakmu, Shawn?” tanya William tak sabar.“Iya, siapa nama anakmu, Shawn?” sambung Yuval yang juga ta