Share

The Blind Map

Arnold melekatkan pandangan padaku setelah meneguk minuman dingin bersodanya. Intinya dia menanyakan berapa lama waktu yang kebutuhan untuk bisa pergi dari sini sebelum Hari H pernikahan yang mereka rencanakan. Dengan air mata bersembulan---merasa nyawa sudah di ujung tanduk---aku mengatakan kalau waktuku kurang dari tiga minggu. Arnold menyeringai, entah apa artinya. 

"Give me a pen, please?" (Beri aku pulpen, tolong?) permintaan Arnold membuat semangatku bangkit kembali. Tanpa sedikit pun berusaha untuk menghapus air mata, aku merogoh ke dalam tas. Mengambil pulpen dan buku diary. 

"Here you are, Arnold." aku mengangsurkan dua benda kesayangan itu padanya. Memandang lekat-lekat mata biru laut yang terlihat sedikit menyipit. Seb

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status