Beranda / Romansa / His Dark Secrets / Menguak Tabir Hitam

Share

Menguak Tabir Hitam

Penulis: Kifa Ansu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-01 12:51:51

“Bagaimana perkembangan suamimu, Kay?” tanya Umi Ratna melalui telepon.

“Aku tidak tahu Umi. Sampai sekarang belum ada bukti kalau dia memang bermain api lagi. Tapi aku merasa ada yang tidak beres. Hari ini dia pulang dari pelatihan. Selama ini sikapnya biasa saja, kami juga akrab, seperti pasangan normal lainnya. Dia kan pandai menyembunyikan sesuatu.”

“Ya sudah kamu lihat saja dulu perkembangannya. Tidak gampang mengajak orang kembali ke jalan Allah. Apalagi kalau dia sendiri belum berniat. Kamu harus mengetuk hatinya berulang kali,” papar Umi Ratna.

Aku tahu beliau berniat menguatkan. Meski sebenarnya Umi Ratna telah lama menyarankan perpisahan. Sebab, analisanya secara hitung-hitungan psikologis menyatakan Sultan memang tidak akan berubah, kemungkinannya kecil sekali.  Jika bukan karena Allah sendiri yang menyentuhnya, maka ia akan tetap seperti itu.

Yah, Sultan hatinya keras. Bagaimana

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • His Dark Secrets   Jembatan Asa

    Mobil berhenti setelah duapuluh menit melaju kencang. Kini aku berdiri disisi jembatan. Dibawahnya ada sungai yang mengalir. Kupandangi langit yang mulai menampakkan bintang-bintang. Udara dingin berhembus sejak tadi. Meski aku mengenakan pakaian dan jilbab panjang yang menutup tubuh dengan sempurna, tetap saja hawa dingin itu terasa. Terbayang kisah masa lalu.“Terimakasih sudah menerima pinanganku. Sekarang kamu adalah bidadari yang akan menjadi teman hidupku. Batinku merasa damai.”Kalimat pertama yang diucapkan Sultan sesaaat setelah lamaran usai. Jantungku melompat kegirangan. Sekuat tenagamenahan rasa malu saat itu. Keindahan yang kini hanya menjadi ilusi. Bayangan manis dan pahit pun silih berganti. Akukah bidadarimu? Keraguan menggelayut. Bukan, akulah tameng yang sengaja diambil untuk menutupi kebusukan.Jam 10 malam. JembatanKali Lanangsudah sepi. Tiada orang atau kendaraan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • His Dark Secrets   Ponsel Siapa?

    Adnan sekolah diantar Bude Larsih. Aku tidak berminat keluar rumah.Segala urusan butik di-handleAyana dan Nirmala. Rasapenasaran terhadap apa yang Sultan sembunyikan membuatku gamang. Dia belum bangun, baru tidur selepas subuh. Mencari ponsel Sultan yang disembunyikan, menjadi misi kali ini. Dengan kaki melangkah perlahan, mirip seperti pencuri, aku mengendap-endapmasuk ke kamar.Dimulai darilaci meja dan lemari,tapi tak menemukan apapun. Kantong celana yang kemarin dia pakaipun kosong. Tak lupakolong bawah tempat tidur, hasilnyajuganihil.MobilSultan! Mungkin ada di sana. Aku hafal dimana ia meletakkan kunci mobil.Berbagai sisi mobil sudah tersentuh tangan, tapi tak menunjukkan tanda-tanda keberadaan gawai sialan itu. Lalu, tampak ujung sebuah benda yangtertutup dengan boneka kura-kura. Ini dia ponselnya. Setelah dapat,aku justru terkejut.Ini ponsel siapa?

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • His Dark Secrets   Adakah Rindu?

    Rumah ibu adalah tempat paling nyaman yang pernah kutemui. Lebih nyaman dari huniankusendiri. Meski tidak luas, sederhana, bahkan beberapa bagian dinding rumah ini masih terbuat dari kayu. Tapi kedamaian begitu terasa.Bapak duduk di kursi ruang keluarga sambil menyeruput kopi kental kesukaannya,ditemani dengan pisang goreng hangat buatan Ibu. Ditangannya ada sebatang rokok yang sudah hampir habis. Aku mendekati Bapak, Adnan baru saja tidur. Ibu sedang di dapur menyelesaikan pekerjaannya menggoreng pisang.“Wes tilemAdnan?”“Sampun, Pak.”Hening suasana malam. Angin semilir terasa makin dingin. Daun-daun pohon belimbing yang kekuningan didepan rumah mulai berjatuhan. Suara jangkrik bersahut-sahutan. Sesekali kucing mengeong melihat burung gagak berterbangan didekat rumah. Ibu datang dengan pisang goreng yang masih hangat. Kemudian,beliau duduk disebela

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • His Dark Secrets   Alvin

    “Kay... aku ingin bercerita sesuatu. Untuk pertama kalinya kisah rahasia ini sampai ke telinga orang lain. Jangan tanya alasan kenapa aku memilih cerita denganmu.”“Apa... ada hubungannya sama aku?”Alvin menghela napsa. Dia memejamkan mata seolah sedang menggali ingatan yang jauh. Perlahan bibirnya mulai mengucapkan kata-kata. Sebuah cerita yang kamu juga harus tahu. Bahwa tidak ada orang yang sempurna, termasuk Sultan, aku, juga Alvin.***“Sayang, kamu pulang jam berapa?” tanya seorang perempuan cantik melalui sebuah sambungan telepon. Suara di seberang sana menjawab dengan santai.Padahal perempuan bergaun biru muda itu tengah menunggu dengan cemas. Ia berkali-kali menggigit kukunya yang runcing lalu menutup ponsel dan membuang dengan kasar ke atas tempat tidur.Mata bulatnya menatap sendu jalanan ibu kota. Jendela apartemen tempat tinggalnya sangat jernih. Ia bisa melihat seekor kucing yang tengah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • His Dark Secrets   Kebimbangan

    “Dinda.Bapak sepertinya tambah parah. Kita bawa ke rumah sakit saja ya?”Wajah ibu panik. Aku mengiyakan. Setelah membawa perlengkapan secukupnya kami berangkat mengantar Bapakke rumah sakit. Bapak tidak sadarkan diri. Tubuhnya dingin. Aku masih bisa merasakan pria berusia 69 tahun itubernapas,meski sangat lemah. Ibu menggenggam tanganku erat-erat. Terlihatkecemasan diwajahnya, meski ia tetap berusaha untuk tampak tenang.Para perawat membawa Bapakke UGD sebelum akhirnya ditempatkan di sebuah ruangan kelas satu. Bapak nampak tertidur, dokter baru saja memeriksa keadaannya.Ponselku berdering.“Iya Alvin, maaf aku gak bisa nerima telpon dulu.”“Kenapa Kay? Kamu kok kayanya panik.”“Bapak masuk rumah sakit, kata dokter tekanan darah tingginya naik.”“Oh gitu ya udah gak apa-apa. Pulang kantor nanti aku akan jenguk Bapak. Assalamu&

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • His Dark Secrets   Tentang Katrina

    “Ada apa sih Mbak?Ya udah iya iya aku pulang sekarang.”Wajah Sultan berubah kemerahan. Terlihat matanya menatap lesu ke layar ponsel. Lalu, terdengar bunyi ponsel. Alis Sultan berkerutsekilas setelah membaca pesan itu. Ia memejamkan mata. Tangannya memegangi pelipis sambil sedikit memijat. Pria itu seperti sedang dalam tekanan.Dia terperanjat menyadari kau berdiri di dekatnya.“Kay, aku harus kembali ke Batu. Mbak Widya ngirimpesannyuruh aku pulang dulu.”Aku menatapnya datar, tapipenasaranjuga. Kenapa Mbak Widya menelponnya? Ada masalah baru lagikah? Mungkin masalah mertuaku yang terlilit hutang rentenir atau mereka bertengkar hebat lagi. Sultan pamit pada Bapakyang menatap kepergian menantunya dengan mata basah. Ibu seperti biasa,tersenyum lembut.Adnan merengek ingin ikut pulang dengan ayahnya. Anak itu memang selalu ingin ikut kenmanapun Sultan pergi. Sult

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • His Dark Secrets   Berdamai Dengan Luka

    “Aku mohon ampuni aku Katrina, jangan minta cerai!”“Masih punya muka Mas jenengan bilang begitu. Kamu pikir aku tempat sampah huh? Seenaknya kau mesum dengan pria berotot itu. Lalu pulang memasang wajah seolah tak bersalah begitu.”Mata ibu berapi-api sesuai dengan besarnya amarah yang ia luapkan. Tangannya menunjuk-nunjuk wajah Bapakyangmemelas. Pria itukuyu,persis seperti ayam kurang makan. Tampak awut-awutan.Benar-benar mencerminkan suasana pikirannya yang carut-marut.“Jangan tampakkan wajahmu di hadapanku pezina. Kamu manusia tidak tahu malu. Apa kau pikir Allah tidak melihatmu?”Percuma, kata-kata itu tidak menembus hati Bapak ternyata. Ia minta maaf karena ketahuan saja, bukan karena merasa bersalah. Jika ia merasa dilihat Allah maka,takkan ia lakukan perbuatan keji itu. Ibu bisa membaca situasi, ia sudah tahu akan percuma bicara dengan lelaki setengah wanita ini. Ing

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • His Dark Secrets   Terungkap 

    “Kenapa hidupku begini Ummi? Bapakku sama aja sama Mas Sultan. Apa aku lahir hanya untuk menjalani kehidupan gak jelas begini? Katanya karma gak ada. Kok aku seperti kena karma sih?” Aku meletakkan kepala di meja kamar dengan ponsel menempel di telinga. Setetes embun jatuh mengenai kayu berwarna cokelat tua itu.“Di dalam dirimu itu ada pola yang menjadi daya tarik bagi penyuka sesama jenis. Itu terjadi karena kamu sejak kecil melihat seorang laki-laki, yaitu Bapakmu. Sehingga standar laki-laki dalam hidupmu ya seperti Bapakmu. Secara tidak sadar, kamu membangun daya tarik bagi orang-orang yang penyuka sesama jenis, karena Bapakmu begitu.”“Hah?” Kepalaku kembali tegak sempurna. Apa tidak salah dengar? Aku yang menyebabkan pria semacam itu mendekat.“Seperti halnya anak perempuan punya ayah yang kasar. Maka orang-orang dengan tabiat kasar yang tertarik padanya. Karena dia telah membuat standar pemakluman bahwa laki

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02

Bab terbaru

  • His Dark Secrets   Hujan

    Mentari pagi bersinar cerah, musim semi memberi kehangatan di pagi hari menyapa hati yang dingin karena rindu. Udara segar berhembus mengisi paru-paru dengan energi baru. Sejak hari masih gelap, orang-orang sudah berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Munchen memang kota yang sibuk, penduduknya berjalan lebih cepat dua kali lipat dari pada orang-orang di kota Batu.Esok pernikahan Alvin dan Nirmala akan dilangsungkan. Ayana sedang menemani calon pengantin putri itu ke salon hari ini. Aku yang memaksa Nirmala. Dia harus melakukan perawatan terbaik agar besok terlihat cerah. Meski cantik Mala sama sekali tak paham tentang perawatan. Aku masih lebih baik darinya.Alvin berdiri menatap keramaian kota melalui balkon. Hanya dalam hitungan jam dia akan punya istri lagi. Dari sini kita bisa melihat halaman rumah Alvin yang amat luas. Konsep pernikahan ini nantinya pesta kebun. Panitia pesta sedang menghias berbagai sudut halaman dengan ornamen-ornamen ala aristokrat

  • His Dark Secrets   Sirotol Mustaqim

    Harusnya, hidup memberikan kebahagiaan setelah kita terkubur dalam luka. Nyatanya, takdir terlalu rumit untuk ditebak. Aku baru tahu, apa yang dialami Sultan setelah kembali dari menemui pembunuh Adnan. Sebuah cerita yang mengikis sanubari. Mataku tak sanggup menekan air yang tumpah sendiri mendengar kisah darinya.***“Rasakan pembalasanku Sultan. Anakmu mati sama seperti anak-anakku. Aku puas. Maaf, kau pasti kecewa.”Dodi tertawa di hadapan Sultan. Mereka hanya terpisah dengan meja kayu yang berwana cokelat tua. Mata Sultan menatap Dodi dengan kebencian. Giginya berbunyi gemerutuk menahan amarah. Setan apa yang ada di hadapannya ini?“Kau marah? Aku sudah minta tolong padamu. Tapi apa yang kau katakan. Atasi masalahku sendiri, begitu kan?”Tak tahan lagi. Tangan Sultan meninju wajah Dodi tepat mengenai pipi. Tak puas ia menambah pukulan pada dagu pria bertubuh tegap itu. Dodi terjengkang dari kursi. Petugas kepolisi

  • His Dark Secrets   Masih Mencari

    “Ya Allah Mbak Kay, cepetan dikit dong!” Seru Ayana.Dia mulai kesal sejak tadi aku tidak juga selesai mengepak barang-barang yang akan kubawa ke Jerman. Gadis ini sewot sekali, padahal penerbangan masih dua jam lagi. Nampaknya ia terlalu antusias. Aku maklum, ini pertama kalinya kami terbang keluar negeri. Gratis pula. Semua akomodasi sudah dibayar oleh Alvin.“Masih lama kan berangkatnya. Santai aja kali.”“Ih, Mbak Kay kita kan mau belanja oleh-oleh untuk Nirmala. Dia udah enam bulan sekolah di negeri yang gak ada Susu KUD atau Ketan Legendaris.”Ya tentu saja. Jangankan Jerman, rumah ibu di Klaten juga tidak menjual pemanja lidah itu. Ayana bersungut-sungut karena aku nampak tak bersemangat. Akhirnya dia sendiri yang pergi ke alun-alun kota membeli segala oleh-oleh. Aku duduk diam menunggu kendaraan online. Harusnya ini menyenangkan, ini perjalanan yang diimpikan banyak orang. Dulu semangatku menggebu, ketika kabar

  • His Dark Secrets   Keputusan

    Sultan meraih tanganku, aku masih enggan menatapnya. Sejak masalah ini terungkap, aku sudah terlanjur memasang tameng untuk mengacuhkannya. Tapi kini, rasa itu berbalik. Aku merasa tak ingin kehilangan dirinya.“Lihat aku, sebelum kujatuhkan talak. Bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kalinya?”Kepala ini terasa berat hanya sekadar untuk melihat wajahnya. Sungguh, aku tak tahu bagaimana ekspresinya saat ini. Tanpa mendengar persetujuan dariku ia tetap memelukku erat, sambil terguncang. Wajahnya ia tenggelamkan di bahuku yang membuatnya harus terbungkuk.Aku balas memeluknya, dengan air mata yang sama derasnya. Lama sekali kami saling melepaskan kerinduan. Terkadang rindu bukan hanya karena kita berjauhan, tapi saat kita selalu dekat namun jiwa kita yang saling menjauh.Dia menatapku lekat-lekat. Aku bisa melihat ada harapan, tapi tertahan karena keputusasaan yang lebih menyeruak. Tangannya menyentuh wajahku. Aku tak kuat mengeluarkan sepatah

  • His Dark Secrets   Pembalasan

    Selama ini, tidak ada orang yang bermasalah dengan orang lain. Setahuku, dia bersikap baik kepada siapa saja. Terlepas tentang pengkhianatannya terhadapku. Ungkapan tentang siapa Dodi, membuat jantungku tertusuk. Lukanya masih belum sembuh. Cerita ini memperparah sakitnya. Luka jiwa yang akan selalu melekat dalam ingatan.***“Tan, bisa gak lo ke sini? Gue butuh bantuan lo. Istri gue tahu tentang dunia itu. Dia marah banget Tan?”Sebuah suara menghubungi Sultan yang tengah sibuk mempersiapkan makanan bagi pengunjung restonya. Siang ini ramai benar. Semua kursi penuh, bahkan beberapa orang harus menunggu di luar pintu untuk bisa menempati kursi mana yang baru ditinggalkan pengunjung. Pembicaraan ini sepertinya serius, Sultan beringsut mundur ke dalam ruangan pribadinya.“Terus gue harus apa? Nemuin istri lo berlutut minta maaf. Buat apa?”“Setidaknya lo ke sini, istri gue kabur entah ke mana Tan. Gue bingung,” jaw

  • His Dark Secrets   Pertengkaran

    Malam kian larut. Tidak ada satu orang pun yang beranjak tidur. Wajah-wajah tegang berkumpul di ruang keluarga. Televisi menyala terang menampilkan acara penuh gurau. Tidak ada muatan pendidikan atau nasihat sama sekali. Hanya canda tawa yang tidak lucu.Duduk di sana ibu, ibu mertua, Bapak dan Bapak mertua. Mbak Widya masih di sini bersama suaminya berbincang entah apa. Rara tenggelam dengan musik jaz yang ia dengarkan sendiri. Aku duduk membaca novel karangan ibu. Tak lama terdengar suara pintu diketuk dan seseorang mengucapkan salam. Jam 11 malam, mungkin itu Sultan.Benar. Sultan masuk dengan lunglai. Matanya menatap lantai berwarna merah bata yang licin mengkilap. Semua orang mengamatinya dengan arti yang berbeda. Bapak mertuaku berdiri mendekatinya. Tangannya langsung menghantam pipi kanan Sultan. Bunyinya bak petir. Tak cukup sekali, ada empat kali tamparan bahkan akan terus berlanjut jika saja Mas Salman tidak segera melerai. Ibu dan ibu mertua masing-mas

  • His Dark Secrets   Fakta Baru

    “Adnan, ayo Nak! Cepet! Sarapan, terus pakai sepatu kita berangkat sekolah sebentar lagi!”Kubuka pintu kamar Adnan. Ia tidak ada, mungkin sudah turun ke bawah untuk makan. Aku terus menyebut nama Adnan sambil berlari-lari kecil menuruni anak tangga.“Adnan.”Semua orang di hadapan meja makan menoleh. Ibu, Bapak, ibu dan Bapak mertua, Rara, Mbak Widya, Mas Salman. Mereka menatapku dengan sendu. Jantungku seperti berhenti berdetak. Baru kusadari Adnan tidak mungkin ada di ruang makan, dapur, taman, atau sekolah. Aku jatuh terduduk menutup wajah dengan kedua tangan agar tak nampak air mata yang menetes.Suasana ruang makan hening, hanya terdengar sesekali bunyi air yang diteguk. Tak ada yang bisa makan dengan lahap. Kepergian Adnan yang terlampau tiba-tiba membuat ruang kosong dalam di jiwa. Masing-masing sibuk dengan pikiran dan hanya menatap makanan dengan hampa.“Kalau terus begini sepertinya Adnan akan menyiram

  • His Dark Secrets   Kehilangan

    “Adnan ketemu,” suara berat Alvin seperti cahaya yang membuyarkan kegelapan hari ini. Setelah berjam-jam akhirnya terdengar juga kabar yang lebih terang. Adnan ditemukan.“Di mana anakku,” tanya Sultan.“Di rumah sakit. Ayo!”Alvin mengajakku, tapi Sultan sedang menggenggam erat tanganku.“Aku ikut Mas Sultan aja.”“Ya sudah aku bawa mobil kamu. Kalian ikuti aku.”Apa yang sebenarnya telah terjadi? Adnan ada di rumah sakit, artinya dia mengalami hal buruk. Pikiranku kacau sekali. Bayangan-bayangan perkataan tadi pagi terngiang terus mengisi kepalaku bergantian. Perjalanan ke rumah sakit yang hanya sekitar satu jam terasa seperti bertahun-tahun. Ulu hatiku nyeri membayangkan wajah Adnan yang entah seperti apa sekarang.Sampai di rumah sakit Alvin berjalan cepat. Kami tiba di sebuah ruangan di mana seorang anak kecil tengah terbaring lemah. Kepalanya diperban. Seluruh tub

  • His Dark Secrets   Ke mana Adnan?

    Pagi ini Adnan sibuk dengan peralatan sekolah barunya. Tak terasa dia sudah memasuki Sekolah Dasar. Adnan tumbuh begitu cepat. Dia makin tampan, banyak tetangga yang mendadak suka berfoto dengan Adnan sembari memamerkannya di media sosial. Sejak masih TK, Adnan bahkan sering mendapat hadiah dari teman-teman bermainnya. Dia seperti selebriti kecil di sekolah barunya.“Ibu, Adnan sayang sama Ibu. Ibu Jangan sering nangis ya!”Alisku berkerut. Memang, selama ini Adnan sering melihatku menangis dalam do’a. Kadang tak terasa bulir-bulir perih menetes tanpa sebab. Adnanlah yang selalu ada dan menghibur hati yang sudah tidak berbentuk lagi. Putraku ini kini sudah berusia 7 tahun. Ia berpikir dewasa. Mungkin karena terlalu sering bercakap-cakap dengan Pak Haryono.“Adnan tidak suka melihat Ibu menangis?”“Menangis tidak apa-apa ibu. Kata Kakek menangis akan membuat hati seorang perempuan lega. Tapi, nanti Adnan tidak bisa lagi

DMCA.com Protection Status