Beranda / Fantasi / Hidden Prince / Chapter 2 - Arum Jeram Duo Pangeran

Share

Chapter 2 - Arum Jeram Duo Pangeran

Penulis: ilmalaila22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 “Luar biasa sekali,” ucap Rumi dengan sorot mata berbinar melihat track sungai yang sangat panjang dan bercabang. Dia pun dapat melihat wilayah Kerajaan Pluto yang memang sebagian besar diisi oleh air sungai yang bermuara ke lautan luas.

 Meski sudah berada di tengah hari, tapi suasana di wilayah Kerajaan Pluto tidaklah terik nan panas, tapi justru cenderung berawan karena hanya mendapatkan sedikit paparan energi solar dari Kerajaan Matahari yang menjadi pusat Negeri Tata Surya Bima Sakti. Membuat mata siapa pun tidak akan silau saat melihat ke langit.

 “Sudah kubilang apa,” kata Leonardo sambil memberikan sebuah pelampung pada Rumi.

 “Ya, kau benar. Suhu udara di tempat ini juga sangat dingin. Tidak sehangat di Kerajaan Matahari,” ucap Rumi sambil memakai pelampungnya.

 “Jangankan di tempatmu, di Kerajaan Saturnus saja tidak sedingin ini,” ujar Leonardo.

 Kerajaan Saturnus adalah penghasil gas terbesar di negeri tata surya. Meski tidak selalu mendapatkan paparan energi solar yang cukup dari Kerajaan Matahari, tapi mereka mampu membuat suhu udara hangat dengan memanfaatkan sumber daya gas yang ada. Selain itu, cenderung teduh karena kebanyakan penghuninya mampu menggunakan element tanah untuk membuat bangunan dengan ventilasi udara yang sangat bagus. Termasuk diri Leonardo sendiri.

 “Kau bilang di dasar sungai ini terdapat banyak ruby, dari mana kau tahu?” tanya Rumi penasaran.

 Ruby adalah sebuah batu permata berharga yang berwarna merah. Dari mulai merah muda hingga merah darah. Memiliki nilai jual yang cukup tinggi, sama berharganya seperti batu safir, zamrud, dan intan.

 “Bukannya aku sudah menulis kata konon katanya di suratku?” elak Leonardo. Dirinya memang hanya sebatas mendengar dari warga sekitar. Tidak benar-benar tahu kepastiannya seperti apa.

 Rumi berdehem. “Hmmm... bisa jadi bawah sana mungkin terdapat pulau manusia ikan, haha,” ujar Rumi. Seusai memakai pelampungnya, ia pun melakukan pemanasan dengan menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri.

 “Pulau manusia ikan? Kau pikir ini wilayah Kerajaan Neptunus?” sindir Leonardo dengan kening yang mengkerut. Dia ikut melakukan pemanasan bersama Rumi.

 “Iya, iya, aku tahu kok kalau Kerajaan Pluto berbeda dengan Kerajaan Neptunus.”

 Bila Kerajaan Pluto dibandingkan dengan Kerajaan Neptunus, maka Pluto jauh lebih baik karena masih memiliki banyak pulau. Hampir seluruh daerah di Kerajaan Neptunus berisi air, jadi tidak heran bila di sana terdapat pulau manusia ikan di bawah laut.

 “PERGI!” seru seorang perempuan dengan suara yang cukup tinggi. Seketika saja obrolan Rumi dan Leonardo terhenti. Mereka pun melirik ke sumber suara yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada.

 “Pergi dariku! Sudah kubilang aku tidak ingin bersamamu,” ujar seorang perempuan berambut merah muda dengan bola mata berwarna biru. Dia terlihat terganggu oleh seorang laki-laki yang usianya tidak terlalu jauh dengannya.

 “Luna, kau akan menyesal bila menolakku!” ujarnya kesal.

 “Aku tidak peduli, enyahlah. Aku bukan perempuan murahan seperti yang kau pikirkan selama ini.” Perempuan bernama Luna itu pergi. Namun, laki-laki yang mengejarnya terlihat tidak ingin menyerah dan masih mengikutinya.

 “Sudah, abaikan saja. Itu bukan urusan kita,” ujar Leonardo sambil menepuk pundak Rumi.

 “Kau benar, mereka bukan urusan kita.” Angguk Rumi.

 Tidak berselang lama, seorang kakek tua yang ada di tempat penyewaan alat-alat arum jeram melambaikan tangannya pada Leonardo. Seketika saja Leonardo menarik Rumi untuk menghampiri sang kakek.

 “Ayo ke sana, sebentar lagi giliran kita,” ujar Leonardo dengan senyuman lebar yang menampakkan gigi putihnya.

 “Kita akan memakai pemandu?” tanya Rumi penasaran. Sedikit khawatir bila kakek yang melambaikan tangannya pada Leonardo adalah sang pemandu arum jeram mereka. Bagaimana mungkin seorang kakek tua bisa mengimbangi hobi dua anak muda yang merupakan pangeran dari kerajaan kuat?

 “Tentu saja tidak, kau meragukan kemampuan kita? Bukankah sejak dulu kita berdua sudah pernah berlatih olahraga ini?” bantah Leonardo.

 Rumi hanya menyunggingkan bibirnya. Dia dan Leonardo memang sudah banyak saling mengenal. Terlebih saat berada di tempat pelatihan eksklusif khusus para pangeran dan bangsawan muda terpilih.

**

  Di tempat lain, ayah Rumi yang bernama Muazzam terlihat kesal setelah mengetahui kalau Rumi tidak berada di kamarnya.

 “Apa yang sedang dilakukan Rumi? Pergi ke mana dia,” ujar Raja Muazzam sambil memutar jemarinya pada tatakan telepon. Dia memang sudah terbiasa menggunakan jaringan telekomunikasi. Tidak berselang lama, komunikasi pun langsung terhubung dengan seorang raja dari Kerajaan Saturnus yang bernama Valentino.

 Raja Valentino: Hey, hey, hey, sudah lama kau tidak menghubungiku. Bagaimana kabarmu, Azzam?

 Raja Muazzam: Belum juga satu bulan kita berjumpa, kau sudah bilang lama?

 Raja Valentino: Kalau begitu ada apa? Anakmu hilang?

 Raja Muazzam: Tepat sekali, apa Rumi ada di sana?

 Raja Valentino: Jangankan Rumi, anak kurang ajarku saja tidak ada di istana.

 Raja Muazzam: *menghela napas*

 Raja Valentino: Sudahlah biarkan saja, kau tinggal menghukumnya kalau mereka sudah kembali.

 Raja Muazzam: Hah? Pantas saja anakmu Leonardo terus berbuat ulah, kau sendiri dengan mudahnya berkata seperti itu.

 Raja Valentino: Lantas mau apa lagi? Mereka bisa menjaga dirinya sendiri. Tidak usah terlalu dimanjakan. Biarkanlah saja mereka dengan dunia masa mudanya. Mereka harus bisa bertanggungjawab dengan kehidupannya.

 Raja Muazzam: Kau benar. Sepertinya aku terlalu memanjakan Rumi.

 Raja Valentino: Kalau ini pertama kalinya anakmu kabur, paling juga cepat atau lambat kau akan mendapatkan sinyal bantuan darinya. Kau tunggu saja sambil minum teh.

 Raja Muazzam: Baiklah, akan aku lakukan saranmu itu.

 Tidak berselang lama, sambungan telekomunikasi pun terputus. Raja Muazzam menghela napasnya sambil bersandar di kursi megahnya. Berharap apa yang dikatakan oleh Raja Valentino benar adanya. Rumi bisa menjaga dirinya sendiri.

 Raja Muazzam mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. Selama ini Rumi cenderung terlihat senang bersyair dan menggeluti sastra seperti dirinya. Kehebatan keluarga kerajaan dalam bersyair membuat Kerajaan Matahari menjadi kerajaan yang harmoni dengan segala sumber daya alam yang ada. Terutama sumber daya solar yang didistribusikan ke seluruh negeri di tata surya.

 Tidak pernah sekalipun terpikirkan kalau Rumi akan pergi tanpa kabar. Namun, semuanya sudah terjadi.

**

 Kembali pada Rumi dan Leonardo di wilayah Kerajaan Pluto. Mereka berdua berpamitan pada sang kakek yang juga penjaga hulu sungai tempat awal berarum jeram.

 “Berhati-hatilah, nak. Beberapa hari lagi akan ada Polar Night, tekanan air dan suhu sekarang pastinya akan semakin naik,” ujar sang kakek. Dia memang selalu memberikan banyak petuah dan saran pada semua orang yang datang. Terlebih pada Leonardo.

 “Siap, kek. Terimakasih banyak,” ujar Leonardo yang sudah ada di atas perahu karet bersama Rumi.

 “Terimakasih nasehatnya,” ucap Rumi sambil tersenyum.

 Sang kakek mengangguk sambil tersenyum melihat Leonardo dan Rumi. Dia mengenal Leonardo sebagai anak yang cukup bersemangat dan cukup merepotkannya ketika pertama kali datang. Dan sekarang Leonardo tidak berarum jeram seorang diri, ada Rumi yang menemaninya.

 “Kau sudah siap?” tanya Leonardo dengan wajah cerahnya.

 “Ya.” Angguk Rumi.

 Tidak berselang lama, Rumi dan Leonardo pun mulai mendayung perahu dan memulai kegiatan arum jeram mereka. Gemericik air dan derasnya air sungai membuat mereka bersemangat.

 Biasanya arum jeram dilakukan secara berkelompok dengan jumlah orang lebih dari 4 orang termasuk instruktur. Namun, Rumi dan Leonardo tidak membutuhkan hal itu. Kekuatan mereka jauh lebih besar ketimbang penduduk biasa di luar kerajaan.

 Rumi dan Leonardo tertawa-tawa saat mereka menyusuri sungai yang alirannya deras penuh batuan besar dan terkadang seperti air terjun yang menukik. Membuat adrenalin mereka terpacu dan melupakan segala stress juga beban pikiran mereka selama ini.

 Sesampainya di hiilr sungai, Rumi dan Leonardo memutuskan untuk terus mendayung hingga sampai ke laut. Mereka ingin memancing ikan sambil menikmati senja.

 “Aku yakin di sekitar sini pasti ada banyak ikan yang bisa kita tangkap,” ujar Leonardo sambil menekan sebuah rol seukuran jari telunjuknya yang kemudian memanjang membentuk sebuah alat pancing serbaguna.

 “Semoga,” kata Rumi semangat.

 “AAAAAAAAACK!” Terdengar suara teriakan janggal yang membuat Rumi dan Leonardo terkesiap kaget.

 Sebuah teriakan dari seorang perempuan berambut merah muda yang dulu pernah mereka lihat dikejar-kejar seorang laki-laki. Perempuan bernama Luna.

 “Dia tenggelam!” Rumi terbelalak saat melihat Luna yang semakin tenggelam di air. Tanpa pikir panjang, Rumi pun melepaskan helm dan pelampungnya sebelum kemudian terjun menyelam ke air.

 “RUMI?!” Leonardo terhenyak. Dia lupa belum mengatakan kalau di sekitarnya saat ini terdapat palung yang cukup curam dan dalam.

 “Rumi?! Kau jangan gila!” teriak Leonardo. Dia khawatir kalau Rumi akan terseret masuk ke dalam palung. Leonardo tahu dengan jelas kalau Rumi adalah seorang pengendali element api. Bila Rumi terlalu lama berada di dalam air, terlebih dengan tekanan air yang sangat besar dan dingin bisa membuat nyawa Rumi melayang.

 “Heeei, heeeei!” Seorang penduduk terlihat berseru pada Leonardo. Membuat Leonardo bertanya-tanya ada apa.

 “Pergi dari sana, arus samudra sedang kencang. Jangan berenang! Kau bisa tertarik masuk ke dalam palung!” teriaknya. Seketika saja jantung Leonardo seolah berhenti berdetak.

Bab terkait

  • Hidden Prince   Chapter 3 - Napas Buatan di Dasar Laut

    Rumi mengernyit sambil membuka kelopak matanya. Rasa pening yang teramat sangat menyelimuti kepala Rumi.“Dimana ini?” tanya Rumi saat melihat langit yang seharusnya diisi oleh awan malah terlihat seperti pantulan cahaya lautan. Di sekitar gelombang diisi oleh berbagai jenis ikan. Dari yang berukuran kecil seperti ikan transparan, hingga yang lebar seperti ikan paus biru.“Aku bisa bernapas?!” Rumi terperanjat. Dirinya sama sekali tidak menyangka kalau di dasar lautan ada oksigen yang teramat sangat banyak. Membuatnya tidak kesulitan bernapas sama sekali. Hanya saja, mengapa bisa begini? Batin Rumi bertanya-tanya.Rumi mengambil segenggam pasir yang ada di sampingnya dengan tangan kirinya. Butiran-butiran pasir itu pun berjatuhan di antara sela-sela jemari tangan Rumi. Tekstur pasir di sekitarnya teramat sangat halus. Jauh lebih halus ketimbang pasir pantai biasanya.“Tempat apa ini sebenarnya?&r

  • Hidden Prince   Chapter 4 - Putri Duyung Cantik

    “Siapa kamu? Jangan macam-macam denganku!” seru Luna si perempuan berambut merah muda. Dia menatap Rumi dengan tatapan penuh ketakutan dan kekhawatiran.“Aku Rumi, aku hanya ingin menolongmu. Kamu sedang terluka, jadi jangan terlalu banyak bergerak,” ujar Rumi berusaha untuk menenangkan Luna.Luna terdiam menggigit bibir bawahnya yang mungil. Dirinya menatap Rumi dengan tatapan mengidentifikasi. Selama ini dirinya belum pernah bertemu dengan laki-laki berambut merah dengan dua bola mata hijau setampan Rumi di kota Charon atau pun wilayah Kerajaan Pluto lainnya.Apakah dia orang baik? Apakah dia benar-benar ingin menolongku? Batin Luna bertanya-tanya.“Aku liat kau tenggelam, jadi aku hanya ingin menolongmu. Aku tidak menyangka kalau kita pada akhirnya terdampar di sini,” ujar Rumi sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal dengan jemari telunjuk kanannya.Luna terdiam mendengar

  • Hidden Prince   Chapter 5 - Kekuatan Seorang Pangeran

    Rumi merasakan telinganya berdentum dan seluruh tubuhnya terasa ditekan. Setelah meninggalkan pulau manusia ikan, warna lautan pun berubah menjadi sangat gelap. Perbedaan tekanan air pun sudah bisa dirasakan oleh Rumi.“Luna?” tanya Rumi sambil melihat ke bawah, pada Luna yang tangannya dia genggam dengan erat.“Huh?” Luna menyahut dengan sedikit lemas. Rumi sudah dapat menebak kalau Luna juga merasakan tekanan air yang cukup kuat.“Bertahanlah,” ujar Rumi. Luna hanya mengangguk dengan lemah. Mereka berdua tidak punya pilihan lain selain mengundi nasib mereka lewat arus samudra yang membawa mereka.SRINGSatu demi satu muncul ikan yang memiliki antena bohlam. Taringnya yang sangat runcing sempat membuat Luna terkejut. Para ikan itu bersinar sendiri di tengah gelap pekatnya lautan dalam.Para ikan transparan yang bisa bercahaya dalam gelap juga mulai terlihat di lua

  • Hidden Prince   Chapter 6 - Oops Ketahuan

    Beberapa jam setelah istana yang dibuat oleh Leonardo, cuaca kembali menjadi tenang. Membuat Leonardo sedikit dongkol karena terburu-buru menggunakan kekuatannya.Leonardo masih berusaha untuk menunggu sekaligus mencari tempat yang berkemungkinan Rumi muncul. Netra matanya pun berhasil menangkap Luna yang baru saja sampai ke permukaan air.Luna terbatuk begitu dirinya keluar dari permukaan air. Segera saja Leonardo meloncat dari istananya dan menghampiri Luna menggunakan kemampuan berjalan di atas air miliknya. Sebuah kemampuan yang hanya bisa dilakukan selama 15 detik.“Hey, di mana Rumi?” tanya Leonardo sambil mengangkat Luna dari air.“Uhuk, uhuk.” Luna terbatuk. Leonardo pun membawa Luna ke istana di atas air buatannya sendiri.“Katakan padaku, di mana Rumi? Apa kau tidak melihatnya? Apa yang terjadi?” tanya Leonardo dengan membabi buta.“Ma-maafkan aku.&

  • Hidden Prince   Chapter 7 - Pangeran Bokek

    Rumi menarik napas panjang sebelum dirinya menikmati semangkuk sup hangat dan beberapa potong roti yang disajikan di kantin asrama. Pikirannya kembali teringat pada kemarin malam setelah ayahnya pergi.Rumi sangat ingin sekali bertemu dengan Luna, tapi dirinya tidak bisa karena pelayan ayahnya telah membawa Rumi untuk diobati. Beruntung saja badan Rumi sangat kuat, proses penyembuhan bisa berlangsung lebih cepat dari manusia pada umumnya.“Apa kita memang harus masuk sekolah hari ini?” tanya Leonardo setelah meminum segelas air hangat.“Mau bagaimana lagi, pelayan kemarin sudah memberitahukannya kan?” ujar Rumi sambil mengaduk sendok yang ada di mangkuk sup miliknya.Leonardo menghela napasnya. Biasanya dirinya hanya mengikuti home schooling tanpa perlu memakai seragam dan pergi ke mana pun. Terkecuali untuk pelatihan para pangeran.“Rumi, pengen itu,” ujar Leonardo sambil menu

  • Hidden Prince   Chapter 8 - Anak Seorang Bangsawan

    “Apa ada yang aneh di wajahku?” tanya Luna sembari berbisik pada Rumi. Seketika saja Rumi terkekeh.“Nggak, senang aja bisa liat kamu lagi,” jawab Rumi dengan nada suara yang cukup lembut. Membuat Luna tersipu malu.“Rumi, aku sempat khawatir kalau kamu tidak akan kembali,” ucap Luna. Dirinya masih teringat dengan kejadian saat di arus samudra. Ketika seekor ikan hiu goblin menggigit kaki Rumi dan menyeretnya ke luar arus samudra.“Kamu lihat kan, aku baik-baik saja saat ini,” sahut Rumi tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya. Luna pun membalas senyuman Rumi dengan lebih manis lagi.Tanpa Rumi sadari, Brian memperhatikan interaksi Rumi dengan Luna. Tangannya mengepal karena kesal.Selain karena tidak bisa berinteraksi dengan Leonardo, Brian juga kesal karena Luna merespon Rumi dengan sangat ramah. Padahal selama ini Brian selalu mendapat respon yang tidak ramah da

  • Hidden Prince   Chapter 9 - Pesawat Kertas

    “Apa yang ingin Rumi katakan?” tanya Luna sembari membuka pesawat kertas yang ada di mejanya.Rumi: Apa kau baik-baik saja? Bagaimana makanmu tadi?Luna tersenyum. Perhatian dari Rumi membuatnya merasa lebih baikkan setelah mejanya digebrak oleh anak perempuan di kelasnya.Setelah menulis pesan balasan untuk Rumi, Luna pun kembali melipat kertas menjadi pesawat kertas. Namun, bukannya dilempar pada Rumi, Luna malah memasukkannya ke dalam tasnya sendiri.Luna terkekeh lalu kembali memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh sang guru di depan kelas. Membuat Rumi bertanya-tanya kenapa pesan darinya tidak kunjung juga dijawab.Setelah sekian lama pelajaran berlangsung. Bel tanda pelajaran telah usai pun terdengar. Semua murid terlihat sangat bersemangat. Beberapa perempuan bahkan mendatangi Leonardo hanya untuk mengajaknya bermain keluar.“Pangeran Leo, apa kau pun

  • Hidden Prince   Chapter 10 - Luna Diganggu Lagi

    Rumi mengerutkan keningnya melihat ke luar jendela. Seorang perempuan berambut merah muda sedang dikelilingi oleh tiga orang perempuan yang sebaya dengannya. Namun, ekspresi wajahnya tidak terlihat senang sama sekali.“Kurang ajar,” umpat Rumi sambil menghentakkan kepalan tangannya ke meja. Retakan kecil pun muncul di sekitar meja.“Jangan berfikir untuk pergi ke sana. Perempuan itu harus bisa membela dirinya sendiri,” ujar Leonardo yang menatap Rumi dengan tatapan tajamnya. Dirinya yang duduk di samping Rumi bisa menebak dengan jelas apa yang ada di pikiran Rumi.“Tidak bisa, aku tidak bisa diem aja ngeliat Luna diganggu,” protes Rumi sambil balas menatap Leonardo.Orang yang ditatap menghela napas dan mengacak-acak rambutnya sendiri dengan cepat. “Rumi, kamu itu pangeran dari kerajaan Matahari. Kekuatanmu itu lebih besar dari mereka. Kamu ingin menghancurkan akademi ini? Apa kamu tidak ingat sama kejadian waktu

Bab terbaru

  • Hidden Prince   Chapter 12 - Balasan Pengganggu

    “Kurang ajar. Beraninya dia membuatku hampir membeku semalam sedangkan dirinya asik berhangat dengan seorang perempuan,” gerutu Leonardo sambil memakai baju hangat yang telah dibawakan secara khusus oleh pelayan untuknya.Seusai sarapan, Leonardo pergi ke kelasnya sambil menggerutu di sepanjang jalan. Suasana yang cukup gelap membuatnya harus membawa lentera khusus karena lampu ruang saja tidak cukup untuk memberi penerangan.Leonardo mempertanyakan kenapa tidak diliburkan saja jam pembelajaran bila terjadi polar night. Dia mulanya menduga kalau tidak ada murid yang akan datang, tapi fakta berkata lain. Para penduduk di wilayah Kerajaan Pluto sudah terbiasa dengan polar night. Mereka tetap beraktifitas meski terbatasi.“Bagus, kelas ini sangat terang sekali,” ujar Leonardo ketika dirinya telah masuk ke kelas. Cahaya ruangan dua kali lipat lebih terang ketimbang hari biasanya. Membuatnya merasa berada di siang hari.

  • Hidden Prince   Chapter 11 - Polar Night

    “Enak sekali ini, tapi kenapa kios ini sepi?” tanya Rumi setelah memakan sepotong lasagna yang tersaji di piring.“Wajar sebenarnya, polar night akan segera datang. Kalian juga sebaiknya jangan terlalu sering keluar,” ujar sang pemilik kedai sembari menaruh sebungkus lasagna yang telah dibungkus rapih di atas meja.“Bukannya sekarang masih cerah ya?” tanya Rumi. Dia hampir lupa dengan polar night yang selama ini diwanti-wanti oleh semua orang.“Nak, kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dengan alam,” jawab sang pemilik kedai. Seorang pembeli lain pun datang dan membuatnya kembali sibuk.“Setelah ini kau harus segera kembali ke asrama. Jangan lupa pakai baju tebal. Apalagi untuk seorang pengguna element api sepertimu,” ujar Luna dengan nada suara lembutnya.Rumi mengangguk. “Ya, aku akan melakukannya, tapi bantu aku habiskan ini,” kata Rumi sambil menyodorkan sendok b

  • Hidden Prince   Chapter 10 - Luna Diganggu Lagi

    Rumi mengerutkan keningnya melihat ke luar jendela. Seorang perempuan berambut merah muda sedang dikelilingi oleh tiga orang perempuan yang sebaya dengannya. Namun, ekspresi wajahnya tidak terlihat senang sama sekali.“Kurang ajar,” umpat Rumi sambil menghentakkan kepalan tangannya ke meja. Retakan kecil pun muncul di sekitar meja.“Jangan berfikir untuk pergi ke sana. Perempuan itu harus bisa membela dirinya sendiri,” ujar Leonardo yang menatap Rumi dengan tatapan tajamnya. Dirinya yang duduk di samping Rumi bisa menebak dengan jelas apa yang ada di pikiran Rumi.“Tidak bisa, aku tidak bisa diem aja ngeliat Luna diganggu,” protes Rumi sambil balas menatap Leonardo.Orang yang ditatap menghela napas dan mengacak-acak rambutnya sendiri dengan cepat. “Rumi, kamu itu pangeran dari kerajaan Matahari. Kekuatanmu itu lebih besar dari mereka. Kamu ingin menghancurkan akademi ini? Apa kamu tidak ingat sama kejadian waktu

  • Hidden Prince   Chapter 9 - Pesawat Kertas

    “Apa yang ingin Rumi katakan?” tanya Luna sembari membuka pesawat kertas yang ada di mejanya.Rumi: Apa kau baik-baik saja? Bagaimana makanmu tadi?Luna tersenyum. Perhatian dari Rumi membuatnya merasa lebih baikkan setelah mejanya digebrak oleh anak perempuan di kelasnya.Setelah menulis pesan balasan untuk Rumi, Luna pun kembali melipat kertas menjadi pesawat kertas. Namun, bukannya dilempar pada Rumi, Luna malah memasukkannya ke dalam tasnya sendiri.Luna terkekeh lalu kembali memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh sang guru di depan kelas. Membuat Rumi bertanya-tanya kenapa pesan darinya tidak kunjung juga dijawab.Setelah sekian lama pelajaran berlangsung. Bel tanda pelajaran telah usai pun terdengar. Semua murid terlihat sangat bersemangat. Beberapa perempuan bahkan mendatangi Leonardo hanya untuk mengajaknya bermain keluar.“Pangeran Leo, apa kau pun

  • Hidden Prince   Chapter 8 - Anak Seorang Bangsawan

    “Apa ada yang aneh di wajahku?” tanya Luna sembari berbisik pada Rumi. Seketika saja Rumi terkekeh.“Nggak, senang aja bisa liat kamu lagi,” jawab Rumi dengan nada suara yang cukup lembut. Membuat Luna tersipu malu.“Rumi, aku sempat khawatir kalau kamu tidak akan kembali,” ucap Luna. Dirinya masih teringat dengan kejadian saat di arus samudra. Ketika seekor ikan hiu goblin menggigit kaki Rumi dan menyeretnya ke luar arus samudra.“Kamu lihat kan, aku baik-baik saja saat ini,” sahut Rumi tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya. Luna pun membalas senyuman Rumi dengan lebih manis lagi.Tanpa Rumi sadari, Brian memperhatikan interaksi Rumi dengan Luna. Tangannya mengepal karena kesal.Selain karena tidak bisa berinteraksi dengan Leonardo, Brian juga kesal karena Luna merespon Rumi dengan sangat ramah. Padahal selama ini Brian selalu mendapat respon yang tidak ramah da

  • Hidden Prince   Chapter 7 - Pangeran Bokek

    Rumi menarik napas panjang sebelum dirinya menikmati semangkuk sup hangat dan beberapa potong roti yang disajikan di kantin asrama. Pikirannya kembali teringat pada kemarin malam setelah ayahnya pergi.Rumi sangat ingin sekali bertemu dengan Luna, tapi dirinya tidak bisa karena pelayan ayahnya telah membawa Rumi untuk diobati. Beruntung saja badan Rumi sangat kuat, proses penyembuhan bisa berlangsung lebih cepat dari manusia pada umumnya.“Apa kita memang harus masuk sekolah hari ini?” tanya Leonardo setelah meminum segelas air hangat.“Mau bagaimana lagi, pelayan kemarin sudah memberitahukannya kan?” ujar Rumi sambil mengaduk sendok yang ada di mangkuk sup miliknya.Leonardo menghela napasnya. Biasanya dirinya hanya mengikuti home schooling tanpa perlu memakai seragam dan pergi ke mana pun. Terkecuali untuk pelatihan para pangeran.“Rumi, pengen itu,” ujar Leonardo sambil menu

  • Hidden Prince   Chapter 6 - Oops Ketahuan

    Beberapa jam setelah istana yang dibuat oleh Leonardo, cuaca kembali menjadi tenang. Membuat Leonardo sedikit dongkol karena terburu-buru menggunakan kekuatannya.Leonardo masih berusaha untuk menunggu sekaligus mencari tempat yang berkemungkinan Rumi muncul. Netra matanya pun berhasil menangkap Luna yang baru saja sampai ke permukaan air.Luna terbatuk begitu dirinya keluar dari permukaan air. Segera saja Leonardo meloncat dari istananya dan menghampiri Luna menggunakan kemampuan berjalan di atas air miliknya. Sebuah kemampuan yang hanya bisa dilakukan selama 15 detik.“Hey, di mana Rumi?” tanya Leonardo sambil mengangkat Luna dari air.“Uhuk, uhuk.” Luna terbatuk. Leonardo pun membawa Luna ke istana di atas air buatannya sendiri.“Katakan padaku, di mana Rumi? Apa kau tidak melihatnya? Apa yang terjadi?” tanya Leonardo dengan membabi buta.“Ma-maafkan aku.&

  • Hidden Prince   Chapter 5 - Kekuatan Seorang Pangeran

    Rumi merasakan telinganya berdentum dan seluruh tubuhnya terasa ditekan. Setelah meninggalkan pulau manusia ikan, warna lautan pun berubah menjadi sangat gelap. Perbedaan tekanan air pun sudah bisa dirasakan oleh Rumi.“Luna?” tanya Rumi sambil melihat ke bawah, pada Luna yang tangannya dia genggam dengan erat.“Huh?” Luna menyahut dengan sedikit lemas. Rumi sudah dapat menebak kalau Luna juga merasakan tekanan air yang cukup kuat.“Bertahanlah,” ujar Rumi. Luna hanya mengangguk dengan lemah. Mereka berdua tidak punya pilihan lain selain mengundi nasib mereka lewat arus samudra yang membawa mereka.SRINGSatu demi satu muncul ikan yang memiliki antena bohlam. Taringnya yang sangat runcing sempat membuat Luna terkejut. Para ikan itu bersinar sendiri di tengah gelap pekatnya lautan dalam.Para ikan transparan yang bisa bercahaya dalam gelap juga mulai terlihat di lua

  • Hidden Prince   Chapter 4 - Putri Duyung Cantik

    “Siapa kamu? Jangan macam-macam denganku!” seru Luna si perempuan berambut merah muda. Dia menatap Rumi dengan tatapan penuh ketakutan dan kekhawatiran.“Aku Rumi, aku hanya ingin menolongmu. Kamu sedang terluka, jadi jangan terlalu banyak bergerak,” ujar Rumi berusaha untuk menenangkan Luna.Luna terdiam menggigit bibir bawahnya yang mungil. Dirinya menatap Rumi dengan tatapan mengidentifikasi. Selama ini dirinya belum pernah bertemu dengan laki-laki berambut merah dengan dua bola mata hijau setampan Rumi di kota Charon atau pun wilayah Kerajaan Pluto lainnya.Apakah dia orang baik? Apakah dia benar-benar ingin menolongku? Batin Luna bertanya-tanya.“Aku liat kau tenggelam, jadi aku hanya ingin menolongmu. Aku tidak menyangka kalau kita pada akhirnya terdampar di sini,” ujar Rumi sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal dengan jemari telunjuk kanannya.Luna terdiam mendengar

DMCA.com Protection Status