Home / Romansa / Her Arrogant Stepbrother / Bab 4: Malam Panas (21+)

Share

Bab 4: Malam Panas (21+)

Author: BabyElle
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Peringatan: Bab ini mengandung adegan dewasa (21+). Harap pembaca bijak dalam menyikapinya. Terima kasih.

'Permainan baru saja akan dimulai. Aku tidak akan membiarkanmu mencapai puncak kenikmatan, Sayang.'

***

"Well... I can't hold it anymore. I desire you so intensely," desah Adam.

Kini tangannya telah berpindah ke tubuh Pricillia, memeluknya dengan erat hingga bukit kembarnya bersentuhan dengan dada bidangnya.

Pemuda itu kemudian membelai lembut tiap lekuk tubuhnya. Sentuhannya yang mengagumkan berhasil memberikan sensasi baru pada gadis itu. Matanya terpejam seolah menikmati setiap sentuhan yang diberikan kakak tirinya. Kini dirinya merasa seperti melayang ke langit ketujuh.

Sebenarnya, ia ingin sekali memberontak dan berteriak meminta pertolongan. Namun, tubuhnya malah berbicara sebaliknya.

Mulut bisa berbohong, tapi tubuhnya tidak bisa. Gadis itu ingin mengutuk tubuhnya sendiri karena tidak bisa berpura-pura.

Air yang jatuh dari shower dan mengalir mengikuti lekukan tubuhn
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 5: Keputusan Pricillia

    'Ya, anggap saja dia tidak pernah ada di kehidupanku. Dengan begitu hidupku akan berjalan seperti semula.' *** Tik tok tik tok Suara dentang jarum jam terdengar teratur menemani sang pemilik rumah dalam kesedihannya. "Hiksss ... hikkkss hikksss, huuuhuu ...." Suara isak tangis pecah memenuhi ruang tengah yang awalnya sunyi. Tangisan Pricillia, gadis bersurai hitam sebahu yang baru saja mengalami sesuatu yang mengubah kehidupannya selama-lamanya. Ia benar-benar tak menyangka kalau malam itu adalah malam di mana ia melepas kesuciannya. Terlebih yang mengambilnya adalah pria yang kini sudah resmi menjadi kakak tirinya. Kenapa harus pemuda itu yang mengambilnya? Kenapa harus di malam yang seharusnya menjadi hari ia merayakan kebahagiaan pernikahan sang Ibu tercinta? Apakah ia tidak berhak atas kebahagiaan itu? Kenapa kakak tirinya tega melakukan itu semua padanya? Mengambil kesuciannya denga

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 6: Menghindar

    'Kamu membuat kesalahan besar, Sayang—hmmmmpphh.' *** Pricillia berusaha melarikan diri dari kejaran kakak tirinya yang penuh nafsu. Emosinya memuncak, tangannya mengepal erat, ingin sekali meninju Adam sampai menghilang dari hidupnya. "Astaga! Dia masih mengejarku juga?? Apa masih belum puas dia melakukan kebejatannya semalam penuh denganku?" batin Pricillia dengan penuh emosi. Namun, tanpa disadari, tangan Pricillia sudah mengepal kuat, ingin sekali meninju Adam sampai ke segitiga bermuda, agar lenyap selamanya. "Hei, kenapa kabur? Aku 'kan hanya mau mengobrol saja denganmu," ujar Adam dengan wajah sok polos. Pricillia membuang muka ke arah lain, semakin merasa jijik dengan sikap kakak tirinya yang tidak tahu malu. Ia bahkan tidak sudi menatapnya meski hanya sekilas. 'Dia itu kenapa, sih?? Apa urat malunya sudah putus?!' umpatnya dalam hati. Gadis itu benar-benar tak habis pikir akan kepercayaan diri kakak tirinya yang setinggi gedung pencakar langit dan mukanya yang setebal

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 7: Kartu Akses

    'You're mine now. No one can take you away from me.' *** Kreekk— Pintu kamar mandi terbuka, tampak seorang pemuda tampan bertubuh six-pack keluar dari sana dengan hanya berbalut handuk putih di sekitar area privasinya. Pemuda itu tidak lain adalah Adam. Saat ini ia baru saja selesai membersihkan dirinya usai menuntaskan 'pekerjaan'nya. Kini ia melangkah masuk ke kamar tidur yang mana di pintunya terpasang tulisan 'Pricillia's Room'. Mengamati sejenak desain interior ruangan tersebut yang tampak sedikit berbeda dari sebelumnya. Beberapa waktu berselang, ia melangkahkan kakinya ke ranjang bersprei putih yang sudah terlepas dari kasurnya. Di atas ranjang itu terdapat sosok gadis bersurai hitam yang sedang tidur meringkuk tanpa sehelai benang pun. Wajahnya sudah basah dengan air mata. Pemuda itu lalu duduk di tepi kasurnya untuk menyingkirkan helaian rambut yang meng

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 8: Awal dari Penderitaan

    'Satu hal yang perlu kamu ingat. Jangan pernah macam-macam dengannya, atau kamu akan mengalami yang lebih parah dari ini. Mengerti?' *** Usai turun di halte dekat kampus. Pricillia kemudian melanjutkannya dengan berjalan kaki. Tanpa ia ketahui, salah satu mahasiswi dari kelompok penggemar Adam mengintipinya dari balik tembok pagar. Ketika ia sudah menapakkan kakinya di gerbang kampus. Mahasiswi tersebut langsung menarik lengannya dengan kasar dan membawanya ke belakang bangunan kampus. Pricillia kaget bukan main ketika mahasiswi tersebut menarik lengannya secara kasar. Beberapa kali ia mencoba melepas cengkraman tangan mahasiswi tersebut. Namun, cengkraman di lengannya semakin kuat sampai membuatnya merintih kesakitan. BRUKK! Mahasiswi tadi mendorong tubuh Pricillia hingga tersungkur ke jalanan beraspal. "Aaw ...," rintihnya ketika merasakan jeansnya robek dan membuat lututnya terluka akibat bergesekan dengan aspal. "Heh! Bangun!" bentak mahasiswi lainnya. Pricillia tidak men

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 9: Menolak Tawaran

    'Dari kabar yang beredar selama ini di kalangan mahasiswa, Adam memang dijuluki sebagai seorang womanizer. Sudah banyak wanita yang telah tidur dengannya.' *** "Jadi, bagaimana? Mau atau tidak?" tanya Adam sembari menatapnya sinis. Pricillia hanya menatapnya dalam hening. Tidak menolak, tapi juga tidak menyetujuinya. Sepertinya ia sedang mempertimbangkan dampak baik dan buruknya bila menerima tawaran pemuda itu, terlebih setelah mendapat perlakuan kasar dari para fans fanatiknya. Setelah hening cukup lama, gadis bersurai hitam itu melangkahkan kakinya kembali ke arah halte. Sikapnya membuat kakak tirinya itu bertanya-tanya. 'Apa itu artinya dia menolak tawaranku?' batin Adam penuh tanda tanya. Menghela napas kasar, kini pemuda itu memutuskan untuk turun dari motornya kemudian ikut duduk di kursi sebelahnya. "Apa kamu yakin menolak tawaranku?" tanyanya lagi. Pricillia masih tidak menunjukan reaksi apapun. Hal itu membuatnya sedikit frustasi dan menghela napas kasar lagi untuk ya

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 10: Perundungan

    'Kamu akan semakin merasakan sakit bila berani menggoda Adamku tersayang. Mengerti?'***Deg deg—'Kok perasaanku tiba-tiba jadi tidak enak ya? Apa jangan-jangan si brengsek itu masuk ke unit apartemenku??' batin Pricillia dengan gelisah ketika mengingat kalau kartu aksesnya masih ada pada kakak tirinya.Saat ini dirinya sedang makan malam bersama tantenya dan semua anak panti.Melihatnya melamun seperti itu, tante Helena menegurnya dengan bertanya, "Pricillia, ada apa? Kamu belum menyentuh makananmu sama sekali, lho."Suara tantenya sukses membuat Pricillia tersadar dari pikirannya dan mulai menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya.'Aku harus secepatnya merebut kembali kartu aksesku dari pria itu. Semoga saja besok aku tidak bertemu dengan Linda dan gengnya itu,' batinnya sembari mengunyah makanan di mulutnya....Keesokannya, Pricillia memutuskan u

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 11: Pengakuan Adam (21+)

    Peringatan: Bab ini mengandung adegan dewasa (21+). Harap pembaca bijak dalam menyikapinya. Terima kasih. 'Please ... I want you to stay with me.' *** “Baiklah. Sekarang kembali ke urusan kita yang belum selesai.” Tanpa aba-aba, Adam menarik paksa pergelangan tangan Pricillia dan menyuruhnya untuk ikut naik ke motor ninjanya. ‘Eeehhh?? Mau apa diaaa?? Seseorang tolong akuuuu!!’ pekik Pricillia dalam hatinya dengan nada panik. “Berhenti memberontak!” bentak Adam sembari mencengkram kedua pergelangan tangan gadis itu agar berhenti melawannya. Bentakannya sukses membuat Pricillia tertegun sesaat, kedua manik biru langitnya kini memancarkan rasa takut. Ditambah dengan sorot mata tajam dari pemuda itu yang semakin menguatkan rasa takutnya. Usai menghela napas kasar, Adam akhirnya melunak, “Bisakah sekali saja kamu menuruti perkataanku?” Sorot mata Pricillia seolah melontarkan pertanyaan ‘Kenapa aku harus menurutimu?’ padanya. “Karena aku ini sudah menjadi kakakmu! Suka atau tidak

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 12: Rencana Terselubung Part 2

    'Bagaimanapun dan apapun caranya, ia harus berhasil meluluhkan adik tirinya.'***"Please," pinta Adam sembari mempererat pelukannya.'Apa yang harus aku lakukan sekarang??' batin Pricillia cemas.Ia terus berusaha melepas pelukan pemuda itu dengan sekuat tenaga. Tapi, usahanya tetap tak membuahkan hasil. Tenaganya tidak lebih kuat dari kakak tirinya.Deg deg—'Seseorang tolong aku!' teriak gadis itu dalam hatinya dengan degup jantung yang sudah tak karuan lagi.Keheningan di unit apartemen itu membuat suara degup jantungnya semakin terdengar dengan jelas memenuhi telinganya sendiri.Manik biru langitnya sedikit bergetar saat melihat tangan kekar Adam melingkari tubuhnya begitu erat sampai membuatnya sulit bergerak leluasa.Entah kenapa ketika melihat lengan kekar yang melingkar di tubuhnya memunculkan sebuah ide dalam kepalanya. Ide untuk merayunya sedikit

Latest chapter

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 47: Kecurigaan Thomas

    'Mereka tahu bahwa masa depan hubungan keluarga ini bergantung pada seberapa baik mereka bisa menyembunyikan kebenaran yang ada' *** Dalam suasana malam yang tenang, Adam dan Pricillia melangkah masuk ke ruang tamu rumah mereka setelah menghabiskan waktu berkencan di tepi danau. Kesan manis perjalanan mereka masih menggelayut di udara, namun atmosfer hangat itu terhenti ketika mereka berhadapan dengan Thomas, ayah mereka, yang duduk di sofa sambil sibuk dengan iPad di tangannya. Cahaya dari layar elektronik itu menyoroti ekspresi waspada di wajah Thomas, menciptakan ketegangan yang dapat dirasakan di ruangan itu. Thomas menyapa mereka dengan nada ramah, tetapi ekspresi wajahnya menunjukkan ketertarikan yang lebih dalam. Dengan pertanyaan yang seakan-akan mencari jawaban, ia bertanya, "Habis dari mana kalian berdua? Dan kenapa baru pulang sekarang?" Adam dengan sigap menjawab, "Kami baru saja menonton film di bioskop, Ayah." Sementara Pricillia hanya mengangguk setuju, berusaha men

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 46: Kencan Rahasia

    'Apakah ini benar-benar baik untuk kita? Ataukah kita semakin terjebak dalam labirin yang kelam?' *** Percikan cahaya bulan membingkai malam mereka saat Adam dan Pricillia memasuki wilayah terlarang untuk menjalani kencan mereka. Mereka berdua berdiri di tepi danau yang sepi, dikelilingi oleh pepohonan yang gelap dan menyiratkan keadaan misterius. Adam memandang Pricillia dengan senyum licik yang sulit diartikan. Malam itu, bulan bersinar cerah, menerangi langkah mereka yang melangkah ke wilayah terlarang. Adam memimpin Pricillia melintasi pinggir danau yang sunyi, diapit oleh pepohonan rimbun yang memancarkan aura misterius. Dalam sorotan cahaya bulan, wajah Adam terangkat, senyumnya menciptakan ketegangan yang sulit dipahami di antara mereka. Pricillia, berdiri di sampingnya, merasakan getaran emosional yang mengalir dalam kegelapan malam. "Selamat datang di tempat paling eksklusif untuk berkencan, Pricillia," ujar Adam samb

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 45: Psikiater

    'Kita sudah menjalani petualangan ini cukup lama, dan sekarang, kita akan menjelajah wilayah yang lebih gelap dan rumit.' *** "Oke, kalau memang itu yang kamu mau, jangan salahkan aku kalau besok berita tentang hubungan kita yang tak seharusnya menyebar ke seluruh kampus." Deg deg! Ucapan itu dari mulut Adam berhasil menghidupkan kembali kenangan akan perlakuan buruk dan cemoohan yang pernah dialami Pricillia di kampus. Tubuhnya tiba-tiba lemas, terutama saat membayangkan betapa hancurnya hati ibunya nanti ketika mengetahui tentang hubungan mereka yang tak seharusnya. Dunianya kembali terasa gelap, sunyi, dan sepi. Tak ada siapa pun di sana, kecuali dirinya dan Adam. Perasaan bersalah kembali menyergap Pricillia. Pikirannya menjadi kacau. Terlebih lagi, tatapan pemuda berkulit hitam itu bagaikan rantai yang mengikat tubuhnya kuat, membuatnya sulit untuk bernapas. Lidahnya terasa kelu, tak bisa mengeluarkan suara atau sepatah kata pun. Entah mengapa semuanya terasa begitu sulit

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 44: Dilema

    'Tapi tekadnya kembali digoyahkan ketika suara berat Adam yang penuh intimidasi itu masuk ke telinganya.' *** "BA*INGAN! KEPA*AT!!!" Sudah di ambang batas kesabaran, Thomas langsung bergegas ke arah wanita yang pernah menjadi pendamping hidupnya. Tanpa aba-aba, pria paruh baya itu langsung melayangkan pukulan sekaligus tamparan keras. Serangannya yang tanpa ampun menyebabkan kepala Diana terbentur lantai dengan cukup keras. Hingga darah segar mengalir dari pelipisnya. Melihat ayahnya murka seperti itu, Adam bersorak penuh kemenangan di dalam hatinya.Tanpa membuang waktu lagi, ia berpura-pura memasang ekspresi ketakutan seraya buru-buru memakai kembali boxer juga celana panjangnya. Sementara, Elle yang terkejut dengan apa yang baru saja terjadi di depan matanya, hanya bisa bergeming. Otaknya seakan memerlukan lebih banyak waktu untuk mencerna maksud dari perilaku tak lazim yang dilakukan oleh seorang ibu kandung pada putra semata wayangnya sendiri. Sementara Pricillia hanya bisa

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 43: Rekayasa (+21)

    Peringatan: Bab ini mengandung adegan dewasa (21+). Harap pembaca bijak dalam menyikapinya. Terima kasih. 'Nalar dan adab sama sekali tidak ada dalam kamusnya. Ia hanya ingin kembali merasakan sesuatu yang disebut surga duniawi.' *** "Se-sekarang Adam berada di rumah ... Diana." Seketika iris mata Thomas membulat dengan sempurna. Rahangnya tampak mengeras. Bahkan, gemuruh emosi terpancar jelas dari sorot matanya. Elle bahkan sempat bergidik ngeri ketika merasakan aura membunuh terpancar dari suaminya. Bagaimana Adam bisa tahu di mana sosok wanita itu berada? Apa selama ini mereka masih saling berhubungan satu sama lain? Apa wanita itu yang memaksa Adam untuk terus berhubungan dengannya? Pria paruh baya itu semakin dibuat frustasi oleh pikirannya sendiri. Perasaannya juga semakin was-was ketika ingatan akan perbuatan bejat mantan istrinya terhadap Adam kembali berputar di kepalanya. "Adam sudah mengirim lokasinya saat ini ke ponsel Pricillia. Jaraknya cukup jauh dari sini. Ja

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 42: Hal Tak Terduga

    'Suaranya seperti tercekat.Terlebih ketika dirinya harus menyebutkan nama dari sosok yang paling dibenci oleh suaminya.' *** "Umm ... Nick. Sepertinya Tante dan Pricillia harus pulang. Jadi, maaf karena malam ini kami tidak bisa menemanimu lebih lama lagi. Tapi, tenang saja. Besok kami akan kemari lagi. Selamat malam," ujar Elle usai menutup sambungan telepon dari Thomas. Pricillia langsung mengerutkan dahinya, menatap khawatir sang Ibu. Gadis bermanik biru langit itu kemudian menyentuh lengan Elle. Sentuhannya membuat wanita paruh baya itu menoleh ke arahnya. Ketika iris mata mereka saling bertemu, Elle memberinya sebuah senyum yang tak sampai ke mata. Senyum yang terkesan dipaksakan. Menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, Pricillia. Jangan khawatir," ucap Elle kemudian mengajak Pricillia untuk bergegas ke kediaman Thomas. Gadis bernetra biru langit itu hanya diam dan mengikuti ibunya dari belakang. Meski Elle berkata tidak apa-apa, Pricillia tahu pasti ada yang tidak beres. Terliha

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 41: Perseteruan antara Adam dan Thomas

    'Kalau kamu tetap tidak minta maaf hari ini juga. Maka uang beserta fasilitas yang telah Ayah sediakan untukmu akan Ayah sita selamanya!' *** Drap drap drap-- "Nick! Pricillia ... haahh ... ba-bagaimana ... keadaan Nick??" seru Elle dengan nada panik. Napasnya terengah-engah karena telah berlari dari depan gedung rumah sakit. {Tenang, Bu. Dokter sedang menanganinya,} sahut Pricillia lewat gerakan tangannya. Sementara itu, Adam yang juga ada di sana memilih duduk diam sambil menyilangkan kakinya. Tanpa berinisiatif untuk meminta maaf atau sekadar menjelaskan perbuatannya pada Elle. Ketika iris mata mereka bertemu, Elle langsung menegurnya dengan keras, "Adam, kenapa kamu melakukan itu? Meski dia bukan sepupu kandungmu. Tapi, kamu sadar 'kan kalau perbuatanmu itu sudah kelewat batas?" Matanya menilik tajam, seolah menuntut permintaan maaf. Adam membuang muka ke sembarang arah. Pemuda mix-raced itu hanya menghela napas panjang, malas menanggapi sikap ibu sambungnya yang menurutnya

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 40: Kecemburuan Adam (16+)

    Peringatan: Bab ini mengandung percakapan yang mungkin tak layak untuk pembaca di bawah umur. Harap bijak dalam menyikapinya. Terima kasih. 'Terpancar dari sorot matanya perasaan tak suka saat tahu wanitanya lebih memperhatikan pria lain ketimbang dirinya.' *** "Baiklah, kita sudah sampai," ujar Nick setelah memarkirkan mobilnya di halaman depan kafe. Pria itu kemudian mematikan mesin mobilnya dan beranjak keluar. Begitu pun dengan Pricillia. Mereka memasuki kafe tersebut dan memilih untuk duduk di kursi pojok belakang ruangan yang kebetulan masih kosong. Tak lama waktu berselang, tanpa sepengetahuan mereka, Adam pun tiba di depan kafe tersebut. "Hmm, mau menguji kesabaranku rupanya? Baiklah, tidak ada kata ampun lagi untukmu, Pricillia." Api cemburu yang membara dalam dadanya membuat Adam tak bisa lagi berpikir dengan jernih. Tanpa pikir panjang, ia langsung memarkirkan motornya tepat di sebelah mobil Nick lalu bergegas menyusul mereka berdua ke dalam kafe tersebut. . . "H

  • Her Arrogant Stepbrother   Bab 39: Balas Dendam (21+)

    Peringatan: Bab ini mengandung adegan dewasa (21+). Harap pembaca bijak dalam menyikapinya. Terima kasih. 'Satu hal yang Pricillia ketahui dengan jelas adalah Adam memang berniat untuk balas dendam padanya. Namun, apakah harus dengan cara sebejat itu?' *** "Uhhmm, aaah, aaahhh—hmmmhhh, ohh God! Lebih cepat—Adaam, aaahhh!" Hentakan demi hentakan yang Adam lakukan membuat salah satu mahasiswi yang menjadi tempatnya melampiaskan nafsu birahi kini mendesah cukup keras. Desahan yang keluar dari mulutnya mampu membuat para mahasiswi lainnya mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam toilet, lantaran merasa tidak nyaman sekaligus jijik. "Apa-apaan sih mereka!? Tidak bisakah mereka menyewa sebuah kamar hotel?" gerutu salah satu mahasiswi yang tak sengaja melihat adegan panas mereka dari sela-sela pintu. Ada pula mahasiswi yang diam-diam merutuki perilaku tak bermoral Adam, karena sengaja melakukannya di tempat umum. Terlebih, sang womanizer tersebut tidak menutup rapat pintu toiletnya, s

DMCA.com Protection Status