"Hentikan dia!" peringat Ernest tak suka saat Kenzie menatap Ellina dalam.Lykaios melirik Ernest tajam. "Kau tak lihat? Mereka baru saja bertemu. Tak peduli hal apapun yang telah terjadi, dia memiliki hak untuk bertemu dengan tunangannya. Ehm, maksudku mungkin mantan tunangan."Dan kata-kata itu membungkam Ernest. Akhirnya semua diam dan hanya menonton. Duduk dalam diam dan saling mengamati. Rasa waspada mereka cukup jelas, tapi mereka menjadi sedikit lebih santai melihat Ellina yang tak bereaksi berlebihan."Bagaimana kabarmu?" tanya Ellina sangat lirih.Kenzie membeku, dia jelas masih terlalu terkejut. Bibirnya melihat bagaimana bibir tipis di hadapannya begerak menanyakan kabarnya. Dia tak menjawab, tapi tangannya terulur menyentuh pipi Ellina lalu, hidung, mata dan bibir. Perlahan, dorongan kuat menekan hatinya. Instingnya jelas merasakan kerinduan dalam dan bibirnya mengambil alih segalanya.Cup! Bibir Kenzie mendarat tepat di atas bibir Ellina. Mata Ellina terbelalak kaget. Di
Ellina memejamkan matanya dan mengutuk namanya sendiri. Ia sudah berkali kali mendengar namanya di panggil hari ini. Bergantian dan selalu ada kejadian setelahnya. Saat ini kedaaan jelas tengah memanas. Namun dia kembali mendengar panggilan namanya oleh suara yang berbeda lagi.Ellina menoleh saat semua orang juga menoleh. Dia tertegun saat melihat raut wajah tampan yang segar tengah tersenyum ke arahnya. Sosoknya yang tinggi dengan balutan jas rapi juga rambut yang sama rapinya membuat pria di sana jelas terlihat sangat tampan. Pria itu tengah tersenyum lebar dengan mengedipkan satu mata ke arahnya. Dia tertegun, namun dengan cepat ingat janji yang mereka sepakati.Tanpa terasa, Ellina tersenyum lebar. Hatinya jadi jauh lebih baik mengingat bahwa dia akan pergi untuk membuka ingatan masa lalunya. Tanpa kata, langkahnya menjauh meninggalkan Kenzie, dan yang lainnya. Menuju pria yang tengah tersenyum manis padanya. Sontak hal itu membuat tatapan mengancam dan membunuh dari lima pria t
"Jadi, itu yang kau lakukan padanya?" tanya Ernest dingin."Sepupu, kau--""Jangan ikut campur!" tekan Kenzie lirih. "Urus saja urusan kalian sendiri!"Lykaios yang melihat Ellina menangis, mencoba mendekat namun tatapan Kenzie mengancamnya. Hingga akhir dia diam ditempat. Hanya menatap seperti hal yang lain yang telah orang lakukan."Aku tak akan melakukannya," ujar Kenzie tiba-tiba mendekati Ellina. Namun Ellina mundur kebelakang. "Jadi, ayo kita pulang bersama,"Ellina menggeleng. Air matanya terus saja turun. Tatapan terlukanya terlihat jelas di wajahnya."Ellina," bujuk Kenzie lembut tapi terdengar penuh ancaman.Ellina masih menggeleng. Namun tiba-tiba tubuhnya tertarik ke belakang dan berlabuh pada pelukan seseorang."Tak apa, kau tak perlu bersamanya jika kau tak ingin.""Irlac," ucap Ellina terkejut."Jangan menyentuhnya!" ucap Kenzie, Ernest, Alvian, Nero dan Lykaios tiba-tiba secara kompak.Hal itu membuat Ellina menoleh dan membalikkan tubuhnya. Pelukan Irlac terlepas dan
Tangan Nero bergerak cepat di atas keyboard. Dia jelas mengingat Ellina menyebut nama pria yang menjadi masalah mereka semua. Dan hal itu memudahkannya untuk mencari informasi dengan sangat cepat. Dalam hitungan detik, beberapa informasi mengalir dan terus saja berganti. Matanya bahkan tak teralih sama sekali dari layar monitor."Dia Irlac, Irlac Fallon Agate." ungkap Nero cukup keras. Membuat empat lainnya menoleh dan saling memandang. Selanjutnya semua berkumpul dan duduk di kursi mereka semula. "Dia tuan muda keluarga Agate yang terkenal playboy dan memiliki banyak skandal." lanjutnya membuat semua mata cukup terkejut."Perlihatkan padaku," ujar Kenzie cepat. Tangannya bergerak menarik laptop Nero dan tangannya dengan cepat bergerak mencari informasi dengan kunci keluarga Agate."Dia bukan Tuan Muda Agate yang itu kan?" tanya Alvian khawatir. Dia jelas tahu hal yang dia pikirkan karena dia juga tahu perkembangan bisnis di negara Y."Yang apa?" tanya Nero tak mengerti.Ernest pun te
Kawasan selatan ujung kota z itu tampak sangat tenang. Berbeda dengan pusat kota Z yang tampak padat dan ramai. Ellina mengernyitkan keningnya saat Mobil Irlac berhenti. Dia menoleh saat Irlac mematikan mesin mobil dan juga tersenyum ke arahnya."Irlac, ini?" tanya Ellina masih tak mengerti karena mereka berhenti di pinggir jalan. Dimana tak jauh dari jalan ada tembok tinggi yang sangat tertutup. Tak ada rumah di sekitarnya dan kawasan itu tampak tenang dan sunyi."Sebelum itu, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Hal apa yang kau inginkan?""Maksudmu?"Irlac terlihat sangat serius. Dia menatap Ellina lekat. "Hal yang benar-benar kau inginkan selain ingatan masa kecilmu. Katakan padaku,"Ellina tampak berpikir, dia menimbamg dan merenung. Tentang semua hal yang paling di inginkannya. Bayangan Kenzie berkelebat, lalu wajah ayahnya, Lexsi juga ibu tirinya terbayang. Tanpa terasa dia mengeratkan genggaman tangannya kuat. Kilatan marah, benci dan dendam terlintas di matanya yang bening."El
Kenzie menatap semua bawahannya yang tampak sangat ketakutan. Ekspresi datarnya terlihat kian dingin saat mata tajamnya meneliti setiap karyawan satu per satu. Sosoknya yang tengah duduk di atas kursi dengan satu kaki di tumpukan pada satu kaki lainnya membuat ssosok tampannya terlihat seprti raja dalam cerita fantasy."Jadi tak ada yang bisa kau dapatkan?" tanyanya lirih.Bellen Athena Avarista, peretas terbaik yang dimiliki perusahaannya terlihat enggan. "Ceo Ken, ini sangat tidak mudah. Keamanan perusahaan Agate tidak dapat diretas hinga tak ada satupun informasi yang kita dapatkan.""Tuan muda," ujar Lander mengambil alih. Dia menatap Bellen dan membri isyarat agar Bellen berhenti bicara. "Tuan, kurasa kita tak perlu bertindak sampai sejauh itu. Mungkin terdengar eneh, tapi menuruku, hal yang harus tuan lakukan adalah tak membiarkan nona sendirian."Mendengar itu pandangan Kenzie teralihkan. Dia hanya diam dan menunggu Lander melanjutkan kata-katanya.Lander yang paham maksud tua
Ellina tertidur pulas di dalam mobil Irlac. Mobil melaju ke pusat kota dengan kecepatan sedang. Prioritas utama Irlac adalah kenyamanan Ellina. Jadi dia akan sangat hati-hati saat menyetir dan tak akan membiarkan Ellina terbangun karena merasa tidak nyaman. Di telinga Irlac, sebuah earphone terpasang. Tatapannya mengunci jalanan dengan fokus meski telepon telah tersambung dengan orang di ujung sana. "Tuan Muda, Tuan Rexton telah menunggu.""Arahkan pertemuan di sebuah hotel terdekat selain Canuto." "Hotel seperti apa yang Tuan inginkan? Apakah itu karena tuan akan bersama Nona Ellina?" tanya Damon hati-hati. Mendapati pertanyaan itu Irlac tertawa. "Apa yang kau pikirkan tentang kami? Kau keterlaluan. Dia tertidur, lalu aku butuh melangkah ke rencana selanjutnya.""Tuan,""Dia tak ingat tanah itu. Dan dia merasa sangat terluka. Cari tahu hal apa yang dia alami selama menjadi anak keluarga Rexton.""Baik, Tuan. Tentang hotel, bagaimana dengan hotel tunangan Tuan Muda Aaric. Hotel t
Typo bertebaran. Part blm di perbaiki. Happy reading. ***Aldric membanting semua dokumen di tangannya saat baru saja tiba di rumah. Lexsi hanya duduk di sofa dan terdiam. Pikirannya jelas terasa tidak nyaman saat mengingat penglihatannya di lokasi pakir hotel beberapa jam yang lalu. Saat itu dia jelas melihat Irlac tengah berjalan dengan seorang gadis seumuran dengan dirinya. Mereka tampak sangat serasi dari jauh namun saat memperhatikan gadis di samping Irlac, entah kenapa perasananya menjadi buruk. Itu tak mungkin dia kan? Kenapa gadis itu sangat mirip? Tidak, dia sudah mati. Aku pasti salah. Dan perasaanku pasti juga salah. Itu bukan dirinya. "Sayang, ada apa? Apa yang terjadi?" Vania yang baru saja menyeduh kopi tercengang saat melihat beberapa surat berserakan di lantai. Dia memengut kertas-kertas itu dan meletakkan di meja. Lexsi hanya mendesah. "Bu, ini tak semudah yang kita pikir. Aku tak menyangka bahwa dia akan memeriksa surat tanah tersebut."Aldric yang masih marah
Hutan perbatasan itu tampak sangat sunyi tapi asri. Rumah kayu yang tampak sepi itu masih terlihat kokoh meski tak berpenghuni. Ellina baru saja turun dari mobil dan berdiri terpaku menatap rumah yang sangat dia kenali sejak dua tahun lalu. Sosoknya yang lemah tampak tersenyum dengan rasa rindu yang tercetak jelas. Rambut panjangnya tampak bergoyang pelan tertiup angin, dengan mata bulat hitam yang berair dan jernih, sosoknya terlihat kian cantik dengan kulit putih pucat yang menampilkan bibir merah cerrynya."kau tinggal di sini?" Ellina menoleh saat tangan Kenzie merangkul pundaknya dengan tatapan meneliti rumah kayu di depannya. Senyumnya tampak sangat lemah saat mengingat kejadian berat dua tahun lalu yang harus dia alami. Trauma dalamnya membuatnya tak bisa hidup dengan baik saat itu. Dia harus mengalami mimpi buruk yang panjang hingga hampir gila karena ketakutan. Dan pria di sampingnya yang kini kembali menjadi suaminya adalah orang yang membuatnya seperti itu."Aku tak menyan
dua suara itu terdengar dalam waktu bersamaan. irlac tak dapat merespon sebelum menyadari bahwa pintu kamar itu terdobrak dan satu hantaman melayang ke wajahnya. pukulan itu terus saja datang tanpa jeda dan tak memberinya ruang untuk bergerak apalagi membalas. tapi dari sudut matanya yang terbuka, dia tahu bahwa orang itu adalah kenzie!bagaimana bisa! bagaimana bisa kenzie menemukan lokasinya dengan sangat cepat? dia yakin sudah mengacaukan segalanya, tapi pria ini berhasil datang dan menemukan ellinanya. dia tak bisa bergerak saat pukulan yang entah keberapa kali dia terima membuat seluruh kesadarannya menghilang.melihat irlac tak bergerak, mata kenzie mengedar dengan teriakan yang tertahan. dia dengan cepat menghampiri jendela dan menggenggam erat tangan ellina. saat ini, dia merasa seluruh nyawanya terhisap dan dia akan kehilangan segalanya. segalanya yang membuat hidupnya tak berarti jika itu terjadi."ellina!" teriaknya kuat. dia merasa ellina mencoba menghindari tangannya, dan
"ellina,"ellina sempat membeku saat melihat vania berdiri di dalam ruangannya. tatapan matanya meneliti dan kemudian tersenyum sinis. "haruskah aku panggil ibu?" "aku ikut membesarkanmu," jawab vania dingin. tatapan matanya mengejek dengan tubuh yang terus mendekat. "ikut denganku," raihnya menarik tangan ellina."kenapa aku harus?" tanya ellina tak bergerak dan menahan tangannya. tatapannya dingin dengan tatapan yang menghujam. ekspresi muak terlintas di balut dengan senyum tipis yang entah kenapa di mata vania terlihat sedikit menakutkan. "lepas,"vania tertawa, "kau masih belum sadar? kenapa kau sangat mejijikkan?" ucapnya mengeluarkan kebencian. "aku, sampai mati, tak akan membiarkanmu bahagia sementara anakku mati menderita. aku tidak akan membiarkanmu menikah ataupun pergi dengannya! kau harus mati, dengan cara yang mengenaskan dan sama dengan yang lexsi alami. aku berjanji, bahwa akuakan menunjukkan neraka untukmu di depan makam putriku!" teriaknya pada akhirnya.ellina mundu
ruangan terbuka itu memiliki udara sejuk dengan tanah liat yang terlihat sedikit basah. di bagian lain, tampak rumput-rumput kering yang bergoyang saat angin pagi menyapa halus. tampaknya hujan semalam memberikan harapan untuk hidup kembali. sedangkan di ujung sana, tampak bukit hijau yang menjulang dengan awan-awan putih yang menggantung di setengah badan gunung belum menghilang. di balil bukit, tampak cahaya keemasan terlihat malu-malu untuk bergerak tinggi dan menyinari. "sial" makian itu jelasterdengar ditngah udara dan pemandangan yang baik di pagi hariini. hal itu membuat ellina mengernyit tak mengerti."apa yang terjadi pada alvian?" tanyanya sambil melangkahdengan kaki telanjang namun tiba-tiba tangan kenzie meraih tangan dan merengkuh pundaknya. gaunnya yang panjang kebelakang tampak membentang dengan punggung yang terbuka, menampilkan tato mawar merahnya yang menyala. itu cantik dan sempurna.sudut mulut kenzie membentuk senyum tipis. wajahnya dia dekatkan saat kepala elli
hari ini livian tampak sibuk mengatur seluruh keperluan pesta yang akan di adakan nanti malam. kerena irlac telah resmi keluar dan lepas tangan dari L. V. Technology sejak ellina dinyatakan sebagai pewaris sah, livian mengambil alih segalanya untuk sementara karena ellina mengatakan belum siap untuk mengatur dan menjadi pemimpin keluarga. dan semua itu menjadi tanggung jawabnya kembali seperti sebelumnya.malam ini, saat acara pesta peretasan itu resmi digelar, beberpa tamu mulai berdatangan. dengan menyewa gedung milik keluarga E. V. yang telah ellina atur sebelumnya, membuat livian medesah lega. kini dia bisa melihat acara yang dia atur cukup ramai dengan desain dan balok es sebagai hiasan yang melambangkan ornamen perangkat lunak, atau ikon-ikon ang sering digunakan dalam peretasan. pencahayaan yang pas membuat suasana pesta itu tampak mewah dan berkelas. livian memberikan sambutan saat seluruh tamu telah datang dan memanggil ellina sebagai pemenang juga sebagai pewaris keluarga
Lima hari berlalu sejak Ernest tersiksa dan merasakan menderita hingga akhirnya berujung gila! tak ada ketampananlagi di wajahnya, setiap hari dia hanya tertawa, menangis lalu merintih kesakitan saat kesadarannya pulih. kehilangan lidah, dua tangan dengan dua kaki patah benar-benar membuatnya tak berdaya. dia pun memilih bunuh biri saat damon bar saja datang untuk menyiksanya.di lain tempat, qianzie mengalami hal yang sama. beebrapa hari telah berlalu dan dia tak dapat tidur sama sekali. dia benar-benar tersiksa, saat obat tidur itu memaksa matanya untuk terpejam namun dia memaksakan untuk tidak tidur. karena jika dia tidur, tali yang mengikat tubuhnya akan terlepas karena tangannya yang tak dapat menggengam erat tali di atasnya. bing bing di bawah sana sudah pasti akan mehapnya karena mulai merasa lapar sejak satu hari yang lalu. menyaksikan bing bing setiap hari melahap anak buahnya satu persatu yang keluarga Reegan temukan, membuatnya sangat ketakutan. dia tak tahu bahwa akan di g
Beberapa hari kemudian, Kenzie terlihat telah pulih meski tangannya masih di perban. Untung saja itu tidak patah, juga luka gores di lengan dan punggungnya telah sepenuhnya mengering. saat ini, Ellina berada di dalam ruangan Kenzie di rumah sakit, tengah duduk sambil membaca sebuah majalah dimana fotonya terpajang sebagai pewaris sah perusahaan L. V. dan E. V. sekaligus. dia mendesah karena merasa semua ini salah, dia meletakkan majalahnya lalu menatap Kenzie yang diam."Dimana Ernest?" Kenzie melirik Ellina datar. "Kenapa kau tanyakan itu padaku?""Kenzie," panggil Ellina lirih. dia tahu statusnya, juga tahu bahwa peringatan untuk menjauhi Ernest bukanlah main-main. tapi rasanya dia juga tak akan mengambil posisi ernest selama ini. "aku sudah mencarinya, tapi dia menghilang!""akan lebih bagus jika dia tewas!" balas kenzie kesal."kenzie" peringat ellina menunjukkan rasa tidak suka.kenzie memperhatikan ellina sekali lagi dan terlihat bahwa istrinya itu telah benar-benar pulih dan
Malam ini, Kenzie memeluk erat Ellina dalam rengkuhannya. Diam-diam dia bersukur pada kecelakaan yang telah mereka alami. Karena hal tersebut dia memiliki waktu yang banyak untuk bersama istrinya. Tapi sepertinya, keadaan tubuhnya tidak terlalu baik. Dia merasa luka-lukanya kian sakit dan semakin perih setiap waktunya. Meski begitu, dia menggunakan satu tangannya untuk memeluk Ellina erat. Lykaios memimpin langsung pencarian ke dasar jurang. Bersama anak buahnya dan beberapa dokter, dia menyusuri lembah dengan sangat hati-hati. Dia tak menyangka bahwa akan ada hutan lebat di dasar jurang curam yang seperti ini. Dia pikir, semua hanya akan ada tanah tandus bebatuan yang kering. Pencariannya tidak secepat yang dia pikir. Dia terus saja masuk ke dalam hutan dan menyusuri sungai untuk mencari arah yang lebih mudah. Waktu terus berlalu dan dia sama sekali tak berhenti untuk mencari. Dia bahkan melihat hari telah mulai pagi meski di dalam hutan ini tampak gelap karena cuaca yang mendung da
Hari dimana jati diri Ellina terungkap ke media adalah hari yang berat untuk Wilton. Saat dia baru saja berpikir untuk menjemput Ellina, dia mendapati kabar bahwa putri satu-satunya mengalami kecelakaan dan mungkin saja telah meninggal. Semua terlalu kebetulan untuknya, dia menjadi kian curiga saat sebuah surat tak bertuan melayang untuknya dengan informasi bahwa putra luarnya yang telah merencanakan pembunuhan pada putrinya. Hal itu jelas membuat darah Wilton mendidih. segera, dia mendatangi kantor E. V. Company dalam diam.Sedangkan di rumah keluarga Rexton, saat jati diri Ellina terungkap ke media, Aldric tampak linglung. Mantan istri yang dia cintai sebenarnya adalah putri dari keluarga L. V. yang tengah bersembunyi. Tapi dia, tanpa sengaja membuat hidup istrinya menderita hingga kematiannya. Terlebih pada ellina, dia baru menyadari bahwa Ellina adalah putri dari Wilton, yang artinya putri dari keluarga E. V.. Semua darah yang mengalir di tubuh Ellina adalah darah konglomerat yan