Typo bertebaran. Part blm di perbaiki. Happy reading. ***Aldric membanting semua dokumen di tangannya saat baru saja tiba di rumah. Lexsi hanya duduk di sofa dan terdiam. Pikirannya jelas terasa tidak nyaman saat mengingat penglihatannya di lokasi pakir hotel beberapa jam yang lalu. Saat itu dia jelas melihat Irlac tengah berjalan dengan seorang gadis seumuran dengan dirinya. Mereka tampak sangat serasi dari jauh namun saat memperhatikan gadis di samping Irlac, entah kenapa perasananya menjadi buruk. Itu tak mungkin dia kan? Kenapa gadis itu sangat mirip? Tidak, dia sudah mati. Aku pasti salah. Dan perasaanku pasti juga salah. Itu bukan dirinya. "Sayang, ada apa? Apa yang terjadi?" Vania yang baru saja menyeduh kopi tercengang saat melihat beberapa surat berserakan di lantai. Dia memengut kertas-kertas itu dan meletakkan di meja. Lexsi hanya mendesah. "Bu, ini tak semudah yang kita pikir. Aku tak menyangka bahwa dia akan memeriksa surat tanah tersebut."Aldric yang masih marah
Part belum di perbaiki. Typo bertebaran. Happy reading.***Malam ini Ellina berdiri di depan pintu apartemen yang akan dia tempati. Apartemen mewah di pusat kota yang memiliki empat puluh lantai itu selalu menjadi apartemen kedua terbaik setelah apartemen A di kota Z. Tangannya menggesekkan sebuah kartu dan pintu apartemen itu terbuka. Ruangan gelap itu menyambut tubuh kecilnya dengan tangan meraba dinding untuk menemukan saklar lampu. Ellina bernapas lega saat lampu ruangan menyala dan kemudian terpaku melihat luasnya apartemen yang akan dia tinggali. Semua perabotan yang ada tampak elegan dan sangat terawat. Dari sekali pandang saja, dia tahu bahwa semua yang dia lihat memiliki harga mahal dan di pesan dari negara luar. Masih mengamati, dia mulai melangkah dan menghidupkan satu lampu lagi agar apartemen itu terlihat jelas. Namun tubuhnya membeku, saat matanya melihat sosok Kenzie tengah duduk di sofa dan mengamati wajahnya dalam diam. Ellina menunduk dan membuat rambut panjang
Part belum di revisi. Typo bertebaran Happy reading. ***Lander baru saja masuk dan merasakan udara yang tak nyaman. Matanya jelas melihat darah di atas meja dengan serakan gelas yang pecah. Lalu pada tangan Kenzie yang masih terluka dan tak terbalut apa-apa. "Tuan, tanganmu terluka," Kenzie mengangkat tangannya sedikit dan memeriksanya. "Ini tak sakit. Aku akan membersihkannya. Laporkan apa yang kau dapatkan,"Lander mencari kotak p3k dan memberikan pada Kenzie. Kenzie duduk kembali di atas sofa, sedangkan Lander membersihkan pecahan gelas kaca di atas meja. Setelah selesai, Lander tampak enggan karena tak melihat Ellina sedikitpun. Melihat tuannya terluka, dia menjadi khawatir pada keadaan Nona mudanya. "Tuan, Nona ...,""Dia tidur.""Luka ini,""Aku baik-baik saja. Jadi berikan saja informasimu,"Lander mengangguk dan duduk di bangku seberang Kenzie. Mereka saling berhadapan tapi bedanya Kenzie tampak fokus membersihkan luka di tangannya. "Seperti yang tuan katakan, keduanya
Typo bertebaran. Part belum di revisi. ***"Aku ingat bahwa kita adalah orang asing," ujar Ellina dengan melirik Lexsi tak berminat. "Saat kita bertemu lagi, jangan menyebutku sebagai kakakmu, atau menyentuhku! Aku bukan anak dari keluarga Rexton," peringatnya sambil berlalu."Jadi kau benar-benar masih hidup?" tanya Lexsi dengan senyum tipis. Hatinya jelas berkecamuk hebat. Ada rasa tak percaya juga rasa benci yang dalam menekan jiwanya. Tapi dia memilih untuk tenang dalam menghadapi Ellina.Ellina berbalik dan tersenyum sinis. "Apa kau kecewa karena aku tidak mati?"Lexsi menarik tangan Ellina paksa. Membawa Ellina duduk dalam sebuah cafe yang sepi. Dia menatap Ellina berkali kali dan semakin menyadari bahwa gadis yang sangat ia benci itu terlihat baik-baik saja dan semakin mempesona. Itu membuat rasa bencinya naik kepermukaan, dia bahkan ingin menumpahkan teh panas yang dia pesan langsung ke wajah Ellina. Tapi dia tidak gila untuk melakukan itu semua. Dia masih mengingat bagaiman
Sore ini Ellina duduk manis di samping kemudi Ernest. Mereka berdua tengah menuju Maple Villa setelah akhirnya Ellina memilih mengadakan rapat singkat dengan bagian divisi IT terbaru perusahaan Ernest. Kehadirannya tak diragukan meski Ellina melihat banyak wajah baru yang baru dia temui. Namun pada akhirnya Alvian, Lykaios, dan Nero hadir dalam rapat dan lagi-lagi membuat keributan karena kedatangan mereka yang tiba-tiba. Seluruh karyawan bahkan tak bisa fokus karena mengetahui para pria yang tampan itu merupakan pewaris dari perusahan-perusahaan yang cukup baik di dalam negeri.Dan lagi-lagi Ernest mengamuk. Rapat itu belum selesai namun dia dengan cepat membubarkan melihat Ellina selesai memilih anggotanya. Itu hampir tak berubah, kecuali adanya satu orang tambahan dari Divisi IT terbaiknya selama dua tahun ini sebagai pengganti Ethan yang telah tiada. Saat ini mobil melaju dalam kecepatan sedang. Telepon Ernest bergetar pelan, dan Ellina menoleh saat melihat Ernest kesulitan menga
* Flashback beberapa jam yang lalu*Kenzie menatap telepon genggamnya setelah sambungan telepon itu terputus. Wajahnya masih terlihat tenang dalam ruangan bernuansa abu-abu dan putih yang dipadukan dengan sangat apik. Tak jauh darinya, Lander terlihat mengamati beberapa kertas informasi yang baru saja dia dapatkan."Tuan," panggil Lander kemudian.Tanpa menoleh, Kenzie bertanya, "Ada sesuatu yang kau dapatkan?""Ini tentang masa lalu nyonya Delvina dan kecelakaan yang baru saja terjadi di keluarga Rexton."Kenzie menoleh dengan wajah datar. Menunggu Lander melanjutkan informasinya."Kecelakaan mereka benar-benar sangat mirip, tapi kami mendapatkan plat nomer sari cctv beberapa toko yang ada disana. Kami telah menelusurinya dan menemukan keluarga korban. Disini tampak terjadi keanehan.""Keanehan?"Lander mengangguk. "Keluarga dari korban mobil yang menabrak nyonya Vania dan nona Lexsi tampak hidup lebih baik setelah kematian korban. Perbedaan ini sangat jauh. Awalnya mereka hanya oran
Lander tersenyum miris mengingat tugas tuannya beberapa jam yang lalu. Saat ini tiba-tiba dia berjalan menuju Kenzie dan Ellina. Namun dengan sengaja, dia menabrakkan kakinya pada salah satu guci kesayangan Qianzie hingga pecah tepat di kaki Ellina."Oh, ya Tuhan, aku tak sengaja." teriak Lander sedikit panik. "Menyingkir," ucap Ernest langsung memeberi peringatan pada Ellina. Tatapan matanya fokus pada Ellina dengan mata terlihat sedikit khawatir. "Jangan bergerak, kacanya pecah dan berserak.""Guci kesayanganku," ujar Qianzie sedikit berteriak. Dia menutup mulutnya refleks dengan mata membulat tak percaya. Wilton segera menghampiri Qianzie dan menyentuh pundak istrinya. Menenangkan Qianzie yang siap histeris karena terlalu terkejut. Melihat kaca guci yang berserak membuat Kenzie dengan lembut menarik Ellina untuk lebih rapat ke tubuhnya. Dia mundur sedikit kebelakang agar mereka terhindar dari serakan kaca.Lander bergerak mendekat melihat Ernest yang mulai berjongkok untuk menyi
"Kak, pulanglah. Aku telah membersihkan kamarmu," kini Lexsi maju dan bersikap sangat manis, membuat Aldric tersenyum puas. "Oh, kau juga?" tanya Ellina dingin. "Hal apa yang kau siapkan di dalam kamarku? Apakah itu penuh dengan paku kecil agar melukai kakiku saat berjalan? Atau kau telah merencanakan sesuatuyang lebih besar? kino aku jadi penesaran," jawab Ellina dengan senyum dingin."Ellina," ujar Aldric dan Vania bersamaan. Tatapan Ellina beralih pada Aldric dan Vania. Satu tangannya menegang kuat meremas tas yang bergantung di pundaknya. "Maaf, tapi aku tak memiliki keluarga," ujarnya sambil berlalu."Tapi kak," kejar Lexsi. Tangannya menarik satu tangan Ellina kuat dan menahannya agar Ellina tidak pergi. Dia jelas bisa melihat bagaimana kulit Ellina mulai memerah di bawah gengaman tangannya. "Kau salah paham. Ayah sama sekali tak mengeluarkanmu dari daftar keluarga. Kita berdua sama-sama anak luar. Kau tahu, aku juga bukan anak kandung ayah, kau tak perlu berkecil hati. Kita
Hutan perbatasan itu tampak sangat sunyi tapi asri. Rumah kayu yang tampak sepi itu masih terlihat kokoh meski tak berpenghuni. Ellina baru saja turun dari mobil dan berdiri terpaku menatap rumah yang sangat dia kenali sejak dua tahun lalu. Sosoknya yang lemah tampak tersenyum dengan rasa rindu yang tercetak jelas. Rambut panjangnya tampak bergoyang pelan tertiup angin, dengan mata bulat hitam yang berair dan jernih, sosoknya terlihat kian cantik dengan kulit putih pucat yang menampilkan bibir merah cerrynya."kau tinggal di sini?" Ellina menoleh saat tangan Kenzie merangkul pundaknya dengan tatapan meneliti rumah kayu di depannya. Senyumnya tampak sangat lemah saat mengingat kejadian berat dua tahun lalu yang harus dia alami. Trauma dalamnya membuatnya tak bisa hidup dengan baik saat itu. Dia harus mengalami mimpi buruk yang panjang hingga hampir gila karena ketakutan. Dan pria di sampingnya yang kini kembali menjadi suaminya adalah orang yang membuatnya seperti itu."Aku tak menyan
dua suara itu terdengar dalam waktu bersamaan. irlac tak dapat merespon sebelum menyadari bahwa pintu kamar itu terdobrak dan satu hantaman melayang ke wajahnya. pukulan itu terus saja datang tanpa jeda dan tak memberinya ruang untuk bergerak apalagi membalas. tapi dari sudut matanya yang terbuka, dia tahu bahwa orang itu adalah kenzie!bagaimana bisa! bagaimana bisa kenzie menemukan lokasinya dengan sangat cepat? dia yakin sudah mengacaukan segalanya, tapi pria ini berhasil datang dan menemukan ellinanya. dia tak bisa bergerak saat pukulan yang entah keberapa kali dia terima membuat seluruh kesadarannya menghilang.melihat irlac tak bergerak, mata kenzie mengedar dengan teriakan yang tertahan. dia dengan cepat menghampiri jendela dan menggenggam erat tangan ellina. saat ini, dia merasa seluruh nyawanya terhisap dan dia akan kehilangan segalanya. segalanya yang membuat hidupnya tak berarti jika itu terjadi."ellina!" teriaknya kuat. dia merasa ellina mencoba menghindari tangannya, dan
"ellina,"ellina sempat membeku saat melihat vania berdiri di dalam ruangannya. tatapan matanya meneliti dan kemudian tersenyum sinis. "haruskah aku panggil ibu?" "aku ikut membesarkanmu," jawab vania dingin. tatapan matanya mengejek dengan tubuh yang terus mendekat. "ikut denganku," raihnya menarik tangan ellina."kenapa aku harus?" tanya ellina tak bergerak dan menahan tangannya. tatapannya dingin dengan tatapan yang menghujam. ekspresi muak terlintas di balut dengan senyum tipis yang entah kenapa di mata vania terlihat sedikit menakutkan. "lepas,"vania tertawa, "kau masih belum sadar? kenapa kau sangat mejijikkan?" ucapnya mengeluarkan kebencian. "aku, sampai mati, tak akan membiarkanmu bahagia sementara anakku mati menderita. aku tidak akan membiarkanmu menikah ataupun pergi dengannya! kau harus mati, dengan cara yang mengenaskan dan sama dengan yang lexsi alami. aku berjanji, bahwa akuakan menunjukkan neraka untukmu di depan makam putriku!" teriaknya pada akhirnya.ellina mundu
ruangan terbuka itu memiliki udara sejuk dengan tanah liat yang terlihat sedikit basah. di bagian lain, tampak rumput-rumput kering yang bergoyang saat angin pagi menyapa halus. tampaknya hujan semalam memberikan harapan untuk hidup kembali. sedangkan di ujung sana, tampak bukit hijau yang menjulang dengan awan-awan putih yang menggantung di setengah badan gunung belum menghilang. di balil bukit, tampak cahaya keemasan terlihat malu-malu untuk bergerak tinggi dan menyinari. "sial" makian itu jelasterdengar ditngah udara dan pemandangan yang baik di pagi hariini. hal itu membuat ellina mengernyit tak mengerti."apa yang terjadi pada alvian?" tanyanya sambil melangkahdengan kaki telanjang namun tiba-tiba tangan kenzie meraih tangan dan merengkuh pundaknya. gaunnya yang panjang kebelakang tampak membentang dengan punggung yang terbuka, menampilkan tato mawar merahnya yang menyala. itu cantik dan sempurna.sudut mulut kenzie membentuk senyum tipis. wajahnya dia dekatkan saat kepala elli
hari ini livian tampak sibuk mengatur seluruh keperluan pesta yang akan di adakan nanti malam. kerena irlac telah resmi keluar dan lepas tangan dari L. V. Technology sejak ellina dinyatakan sebagai pewaris sah, livian mengambil alih segalanya untuk sementara karena ellina mengatakan belum siap untuk mengatur dan menjadi pemimpin keluarga. dan semua itu menjadi tanggung jawabnya kembali seperti sebelumnya.malam ini, saat acara pesta peretasan itu resmi digelar, beberpa tamu mulai berdatangan. dengan menyewa gedung milik keluarga E. V. yang telah ellina atur sebelumnya, membuat livian medesah lega. kini dia bisa melihat acara yang dia atur cukup ramai dengan desain dan balok es sebagai hiasan yang melambangkan ornamen perangkat lunak, atau ikon-ikon ang sering digunakan dalam peretasan. pencahayaan yang pas membuat suasana pesta itu tampak mewah dan berkelas. livian memberikan sambutan saat seluruh tamu telah datang dan memanggil ellina sebagai pemenang juga sebagai pewaris keluarga
Lima hari berlalu sejak Ernest tersiksa dan merasakan menderita hingga akhirnya berujung gila! tak ada ketampananlagi di wajahnya, setiap hari dia hanya tertawa, menangis lalu merintih kesakitan saat kesadarannya pulih. kehilangan lidah, dua tangan dengan dua kaki patah benar-benar membuatnya tak berdaya. dia pun memilih bunuh biri saat damon bar saja datang untuk menyiksanya.di lain tempat, qianzie mengalami hal yang sama. beebrapa hari telah berlalu dan dia tak dapat tidur sama sekali. dia benar-benar tersiksa, saat obat tidur itu memaksa matanya untuk terpejam namun dia memaksakan untuk tidak tidur. karena jika dia tidur, tali yang mengikat tubuhnya akan terlepas karena tangannya yang tak dapat menggengam erat tali di atasnya. bing bing di bawah sana sudah pasti akan mehapnya karena mulai merasa lapar sejak satu hari yang lalu. menyaksikan bing bing setiap hari melahap anak buahnya satu persatu yang keluarga Reegan temukan, membuatnya sangat ketakutan. dia tak tahu bahwa akan di g
Beberapa hari kemudian, Kenzie terlihat telah pulih meski tangannya masih di perban. Untung saja itu tidak patah, juga luka gores di lengan dan punggungnya telah sepenuhnya mengering. saat ini, Ellina berada di dalam ruangan Kenzie di rumah sakit, tengah duduk sambil membaca sebuah majalah dimana fotonya terpajang sebagai pewaris sah perusahaan L. V. dan E. V. sekaligus. dia mendesah karena merasa semua ini salah, dia meletakkan majalahnya lalu menatap Kenzie yang diam."Dimana Ernest?" Kenzie melirik Ellina datar. "Kenapa kau tanyakan itu padaku?""Kenzie," panggil Ellina lirih. dia tahu statusnya, juga tahu bahwa peringatan untuk menjauhi Ernest bukanlah main-main. tapi rasanya dia juga tak akan mengambil posisi ernest selama ini. "aku sudah mencarinya, tapi dia menghilang!""akan lebih bagus jika dia tewas!" balas kenzie kesal."kenzie" peringat ellina menunjukkan rasa tidak suka.kenzie memperhatikan ellina sekali lagi dan terlihat bahwa istrinya itu telah benar-benar pulih dan
Malam ini, Kenzie memeluk erat Ellina dalam rengkuhannya. Diam-diam dia bersukur pada kecelakaan yang telah mereka alami. Karena hal tersebut dia memiliki waktu yang banyak untuk bersama istrinya. Tapi sepertinya, keadaan tubuhnya tidak terlalu baik. Dia merasa luka-lukanya kian sakit dan semakin perih setiap waktunya. Meski begitu, dia menggunakan satu tangannya untuk memeluk Ellina erat. Lykaios memimpin langsung pencarian ke dasar jurang. Bersama anak buahnya dan beberapa dokter, dia menyusuri lembah dengan sangat hati-hati. Dia tak menyangka bahwa akan ada hutan lebat di dasar jurang curam yang seperti ini. Dia pikir, semua hanya akan ada tanah tandus bebatuan yang kering. Pencariannya tidak secepat yang dia pikir. Dia terus saja masuk ke dalam hutan dan menyusuri sungai untuk mencari arah yang lebih mudah. Waktu terus berlalu dan dia sama sekali tak berhenti untuk mencari. Dia bahkan melihat hari telah mulai pagi meski di dalam hutan ini tampak gelap karena cuaca yang mendung da
Hari dimana jati diri Ellina terungkap ke media adalah hari yang berat untuk Wilton. Saat dia baru saja berpikir untuk menjemput Ellina, dia mendapati kabar bahwa putri satu-satunya mengalami kecelakaan dan mungkin saja telah meninggal. Semua terlalu kebetulan untuknya, dia menjadi kian curiga saat sebuah surat tak bertuan melayang untuknya dengan informasi bahwa putra luarnya yang telah merencanakan pembunuhan pada putrinya. Hal itu jelas membuat darah Wilton mendidih. segera, dia mendatangi kantor E. V. Company dalam diam.Sedangkan di rumah keluarga Rexton, saat jati diri Ellina terungkap ke media, Aldric tampak linglung. Mantan istri yang dia cintai sebenarnya adalah putri dari keluarga L. V. yang tengah bersembunyi. Tapi dia, tanpa sengaja membuat hidup istrinya menderita hingga kematiannya. Terlebih pada ellina, dia baru menyadari bahwa Ellina adalah putri dari Wilton, yang artinya putri dari keluarga E. V.. Semua darah yang mengalir di tubuh Ellina adalah darah konglomerat yan