Share

Chapter 54

Penulis: Author newbie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ares terus mondar mandir di dalam ruang sempit yang dihuni banyak orang, pikirnya sebentar lagi akan ada utusan dari Damian yang bertugas membebaskannya. Namun berjam-jam menunggu bahkan sampai seharian tidak ada yang datang mengunjunginya, ia terus berteriak memanggil polisi agar bisa menghubungi Damian. Biasanya mereka akan memperlakukan Ares dengan hormat meskipun statusnya adalah tahanan, tapi sekarang di mata para polisi itu Ares sama saja dengan para tahanan lainnya. Ares lupa kalau selama ini ia bisa hidup bak seorang raja berkat Damian, dan ketika Damian mengangkat kedua tangannya maka Ares hanya akan menjadi orang biasa.

"Brengsek! siapapun yang sudah menjebloskan saya ke penjara akan menerima akibatnya!" rutuknya sembari menggenggam erat jeruji besi pembatas.

"Woy berisik! ganggu orang aja!" ucap seorang lelaki bertubuh gempal dengan tato di sekujur tubuhnya.

"Diam kamu! berani kamu membentak saya?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hello, Papa!   Chapter 55

    Hari ini Jay berencena ingin mengunjungi Priscilla di rumah sakit, ia membawa satu buket bunga sebagai permintaan maaf untuk Priscilla. Jay tentu tidak tau apakah cara ini akan berhasil atau tidak, dan jika tidak Jay akan berusaha mencari cara yang lain demi bisa mendapatkan maaf dari Priscilla."Mau kemana?" tanya Niko yang masih sibuk sarapan di meja makan."Mau ke rumah sakit liat Priscilla," sahut Jay."Ya udah titip salam dari saya buat dia ya. Oh iya Jay, tadi pak Andrew berpesan kalau pagi ini kamu harus datang ke kantornya. Tapi karena kamu mau menemui Priscilla dulu, jadi biar saya yang akan menyampaikannya pada pak Andrew alasan keterlambatan kamu." jelasnya."Hmm," Jay mengangguk dengan mulut penuh roti, sengaja ia makan buru-buru agar bisa cepat menemui Priscilla."Jangan lupa kasih makan molly sebelum berangkat Nik!" titahnya.

  • Hello, Papa!   Chapter 56

    "Silahkan duduk," ucap Abimana, Jay kini duduk berhadapan dengan dokter muda tersebut."Sebelum saya memberitahukan tentang kondisi Priscilla, boleh saya tau dulu anda siapanya?" tanya Abimana.Jay terdiam, ia bingung bagaimana menjelaskan pada Abimana tentang siapa dirinya. Jika Jay bilang kalau ia adalah teman Priscilla, Jay rasanya tidak rela disebut teman. Namun jika menyebut dirinya pacar atau calon suami Priscilla juga tidak mungkin, karena yang Abimana tau Priscilla adalah tunangan Ares."Saudara Jay?" panggil Abimana."Saya orang terdekatnya, lebih dekat dari siapapun." jawab Jay."Anda kakak kandungnya? karena tadi saya dengar anda menyebut diri anda kakak pada Priscilla?"Jay mulai agak kesal dengan pertanyaan Abimana, apa hubungannya tentang siapa dirinya bagi Priscilla dengan kondisi Priscilla."Bisa tolong jelaskan saja keadaannya? tidak penting kan saya siapa, lagipula saya sudah bilang kala

  • Hello, Papa!   Chapter 57

    Stefan menggandeng erat Sherin ke dalam rumah seakan tidak ingin istrinya itu terluka sedikitpun, mereka baru saja pulang berlibur dari luar negri sebagai hadiah untuk Sherin atas kehamilannya. Lilyana menyambut mereka dengan hangat, sikapnya pada Sherin juga berubah menjadi sangat baik. Tidak ada lagi Sherin yang murung, tidak ada lagi Sherin yang tersakiti oleh perlakuan keluarga Dinata. Namun ada satu orang yang iri akan kehamilan Sherin yaitu Stefani, semenjak Sherin hamil Lilyana jadi bersikap agak cuek padanya. Stefani tadinya ikut berbahagia atas kehamilan iparnya itu, tapi melihat sikap ibunya yang berubah ia jadi sedikit agak tersakiti."Bayi itu padahal belum lahir, tapi sudah disanjung-sanjung sedemikian rupa." gumam Stefani, lalu menghela nafas berat."Sherin, kamu mau apa sayang? biar mami sediain apapun yang kamu mau." tawar Lilyana."Sherin gak pengen apa-apa kok mi, tapi kayaknya Sherin pengen banget makan seafood.""Oke, sekarang juga kita berangkat

  • Hello, Papa!   Chapter 58

    Dua minggu berlalu, keadaan Priscilla mulai berangsur membaik berkat perawatan yang Abimana berikan. Di balik usaha Abimana, Jay juga punya andil dalam menangani kesembuhan mental Priscilla. Jay mendatangkan seorang psikolog dan psikiater terkenal untuk menangani Priscilla, karena Jay tidak tau mana yang Priscilla butuhkan jadi Jay memutuskan untuk mengutus keduanya dalam menangani Priscilla. Setiap hari yang Jay lakukan hanya memandangi Priscilla dari balik kaca pintu kamarnya, dan betapa bahagianya Jay saat sebuah senyuman tipis terukir di bibir Priscilla setelah sekian lama ia hanya diam dan menangis. "Priscilla belum sepenuhnya sembuh dari trauma yang dialaminya, tapi saya cukup senang bisa melihatnya senyum untuk yang pertama kalinya. Saya masih ingat sekali saat pertama kali Priscilla datang ke rumah sakit ini, keadaannya sangat memprihatinkan." ujar Abimana seraya memandangi wajah Priscilla dari jauh. Jay tidak menyahuti ucapan Abimana, ia masih sibuk mema

  • Hello, Papa!   Chapter 59

    "Morning, Priscilla." sapa Abimana."Morning too dokter Abimana," sahut Priscilla tanpa menoleh sedikitpun, ia masih sibuk membaca novel yang perawat Lia bawakan kemarin."Serius banget bacanya, bagus ya novel yang perawat Lia bawakan?" tanya Abimana tapi hanya di balas anggukan kepala oleh Priscilla.Abimana melepas jarum infus yang menancap di urat nadi tangan kiri Priscilla, sebenarnya ini tugas perawat tapi karena Priscilla adalah pasien istimewa jadi Abimana yang turun langsung menangani semua kebutuhannya."Kamu sudah sarapan?"Priscilla menutup buku novelnya, tapi sebelum itu Priscilla meletakkan dulu sebuah markah buku untuk menandai halaman yang terakhir ia baca."Belum, perawat Ghea belum membawakan saya makanan dokter Abimana." Senyumnya tipis, wajah Priscilla nampak pucat dan sedikit kurus."Mau sarapan bareng say

  • Hello, Papa!   Chapter 60

    Leonard mengaduk semen yang akan di gunakan untuk membangun sebuah gedung perkantoran, seorang bos yang dulu bergelimang harta Kini berubah menjadi seorang buruh kasar dengan gaji yang tidak seberapa. Hari ini Leonard akan menerima gaji pertamanya sebagai buruh kasar, tidak banyak namun cukup untuk hidup berdua. Ya, Leonard akan menjemput Priscilla untuk tinggal bersamanya. Leonard menyewa sebuah kontrakan tiga petak di belakang warung makan Nadine, untuk kebutuhan makan Nadine biasanya mengirimkan Leonard lauk pauk dari warungnya. Terkadang jika sedang libur Leonard membantu Nadine di warung, mengantarkan pesanan makanan ke pelanggan Nadine menggunakan motor.Setelah semua lepas dari genggamannya, Leonard baru menyadari betapa buruk perlakuannya dulu pada Priscilla dan Julie. Menyelingkuhi Julie saat istrinya itu tengah sakit parah, membuang Priscilla saat hidupnya sedang terpuruk dan membuat Priscilla menderita di tangan seorang lelaki biadab hing

  • Hello, Papa!   Chapter 61

    Diandra membongkar isi dompet Jay kecuali di bagian ATM dan uang tunai, pertama-tama Diandra mengambil kartu nama dan identitas Jay untuk mengetahui alamatnya. Setelah mengetahui alamat rumah Jay, lalu ia mengambil dua lembar foto ukuran dompet yang ada di dalam dompet Jay."Wah, ini Jayden? ganteng banget!" pekiknya, yang Diandra lihat saat ini adalah foto Jay saat kuliah. Penampilannya masih nampak polos, tanpa piercing dan tatonya juga belum terlalu banyak.Tapi Diandra nampak tidak suka saat melihat foto yang kedua, itu adalah foto selfie Priscilla dan Jay saat masih tinggal bersama. Diandra merobek foto itu hingga hancur tidak terbentuk, wajahnya mendadak berubah badmood.Diandra baru menyadari nama belakang Jay adalah Dinata, yang Diandra tau Dinata itu adalah nama belakang seorang pengusaha yang cukup terkenal dan sukses. Diandra mengambil ponselnya dan mencari tau tentang Jay di internet, berita tent

  • Hello, Papa!   Chapter 62

    Diandra memarkirkan mobil sedan miliknya, dan melenggang masuk ke gedung perkantoran milik Andrew. Hari ini ia mengenakan rok span setengah paha dan atasan crop top berwarna pastel, tidak lupa juga ia mengenakan blazer untuk menutupi sedikit bagian atas tubuhnya. Diandra harus terlihat tampil seksi namun juga elegan saat bertemu Jay, rambut panjang bergelombangnya ia gerai dengan kacamata tersemat di atas kepalanya."Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang resepsionis."Saya ingin bertemu Jayden, apa dia sedang berada di kantor saat ini?""Pak Jayden ada di ruangannya saat ini, mohon tunggu sebentar nyonya."'Sial, aku udah tampil secantik ini kok dipanggil nyonya. Emang muka aku tua banget apa?!' gerutu Diandra dalam hati."Maaf, dengan nyonya siapa?""Bilang saja saya orang yang menemukan dompetnya di cafe," sahut Diandra ketus.

Bab terbaru

  • Hello, Papa!   Chapter 103 (End)

    Malam hari, Di bawah temaramnya lampu balkon kamar, Priscilla berdiri menatap ke arah bintang yang tengah bersinar dengan indahnya. Rambut panjangnya tergerai indah ke belakang tersapu angin malam, bulu matanya yang lentik menciptakan sebuah bayangan di bawah matanya. Priscilla berbalik dan tersenyum hangat ke arah Jay, salah satu tangannya mengulur untuk menyambut Jay ke dalam pelukannya. Gadis yang dulu ia tolong saat ingin bunuh diri, ternyata adalah jodohnya. Rasa kasihan di hati Jay yang dulu ada untuk Priscilla, kini sudah berganti menjadi rasa cinta yang begitu mendalam untuk perempuan yang ada di hadapannya. Jay tidak pernah menyangka bahwa ia akan mencintai seorang perempuan sampai seperti ini, Priscilla benar-benar membuat Jay tergila-gila padanya. Jay menyambut uluran tangan Priscilla dan menggenggamnya erat, netra mereka saling bertemu dan mengisyaratkan betapa mereka saling mencintai satu sama lain. Jay memeluk Priscilla erat, dan menjamah tiap inci

  • Hello, Papa!   Chapter 102

    Sesampainya mereka di bandara, seketika suasana langsung berubah haru. Priscilla yang sedari kemarin berusaha untuk tetap tenang akhirnya menangis juga saat tinggal beberapa waktu lagi Jay akan pergi, begitu juga Niko yang nampak galau karena akan ditinggal Jay padahal mereka baru saja dekat belum lama ini. "Kamu baik-baik ya disana, makan dan tidur yang teratur. Rajin-rajin hubungin aku, terus jangan genit sama cewek-cewek bule. inget!" Priscilla menyentil hidung Jay, Jay hanya bisa tertawa pelan saat mendengar ucapan terakhir istrinya. "Iya istriku sayang, kamu juga jaga diri ya selama jauh dari aku." Jay mengecup ujung kepala Priscilla. "Nik, gue titip anak sama istri gue ya. Jangan sampe ada yang berani godain dia," "Tenang aja Jay, saya bakal jagain Priscilla dan Sera dengan baik." "Kamu tenang aja Jay, papi ada disini buat menantu dan cucu papi. Gak akan ada yang berani ganggu mereka selama ada papi," ujar Andrew. Jay memeluk Priscilla sejenak, dan

  • Hello, Papa!   Chapter 101

    Tiga hari kemudian, Jay dan Priscilla akhirnya pulang dari masa honeymoonnya. Mereka nampak semakin lengket seakan sulit untuk dipisahkan satu sama lain, mereka baru tau tentang gagalnya pernikahan Stefan saat sedang mengunjungi Andrew dan dugaan Priscilla benar adanya kalau Shaelana memang tengah hamil. Priscilla tidak menyangka kalau ayah dari bayi yang Shaelana kandung adalah Hendrick, pantas saja kemarin Shaelana nampak gelagapan saat Hendrick meneleponnya. Semenjak batal menikah, Stefan hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Ia tidak pergi ke kantor, bahkan tidak ingin makan apapun jika Lilyana tidak memaksanya sembari menangis. Andrew tidak melakukan apapun untuk membujuknya, ia ingin memberi pelajaran kepada Stefan agar otaknya bisa lebih cerdas dalam menghadapi perempuan. Untungnya pernikahan kemarin tidak mengundang banyak orang, jika sampai mengundang banyak orang maka Andrew akan merasa sangat malu di hadapan para tamu karena mempelai wanita di bawa pergi oleh le

  • Hello, Papa!   Chapter 100

    Keesokan paginya, Stefan langsung menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahannya dengan Shaelana. Andrew sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini, karena Andrew yakin ada yang tidak beres dengan Shaelana. Namun Stefan nampaknya tidak perduli dengan kekhawatiran Andrew, ia tetap mengurus pernikahannya dengan Shaelana tanpa persetujuan Andrew. Dengan menggunakan gaun pengantin dan tuxedo yang tersedia di butik, Stefan dan Shaelana menikah dengan hanya dihadiri oleh Andrew, Lilyana dan beberapa kerabat Shaelana yang ada di Indonesia. Shaelana berjalan menuju altar di dampingi oleh sepupu jauhnya, kedua orang tua Shaelana tentu tidak tau tentang pernikahan ini. Shaelana menutupi dari seluruh kerabatnya dengan berkata kalau kedua orangtuanya berhalangan hadir hari ini, jika kedua orangtuanya tau kalau Shaelana menikah dengan lelaki lain tentu mereka akan menentang keras pernikahan ini. Bisnis keluarga Shaelana bergantung pada Hendrick, jika ia sampai gagal m

  • Hello, Papa!   Chapter 99

    Keesokan harinya, di pagi-pagi buta. Priscilla, Jay dan juga Desti sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bali. Menempuh perjalanan selama hampir dua jam, mereka kini akhirnya sampai di bandar udara Gusti Ngurah Rai. Desti yang tidak pernah berlibur sejauh ini, nampak sangat senang sampai terus mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Priscilla dan juga Jay. Karena Priscilla suka dengan suasana pantai, jadi Stefani memesankan resort yang berada dekat dengan pantai. Begitu melihat hamparan air laut di depan matanya, Priscilla langsung lupa diri dan ingin cepat-cepat sampai ke resort agar bisa bermain di pantai. Benar saja, saat mereka sampai di resort Priscilla langsung mengganti pakaiannya dan keluar menuju pantai dengan menggunakan celana hotpants dan kaus oblong oversize. Jay padahal sudah berantisipasi dengan menyembunyikan semua bikini milik Priscilla, tapi ternyata istrinya itu pintar menjaga keindahan badannya tanpa perlu Jay nasihati. Priscilla nampak b

  • Hello, Papa!   Chapter 98

    Setelah mengemasi barang untuk honeymoon besok, Priscilla merebahkan dirinya di atas ranjang Jay. Mulai hari ini ia akan tidur di kamar Jay, sedangkan kamar sebelah akan ditempati oleh Sera dan Desti. Heni, art yang mengurus rumah ini akan tinggal di paviliun. Paviliun itu tadinya hanya di gunakan sebagai gudang, namun sekarang sudah di renovasi senyaman mungkin agar Heni betah menempatinya. Tapi hingga menjelang sore Heni belum juga terlihat di rumah ini, ia juga tidak mengabari siapapun kemana ia pergi.Pada sore hari, Heni baru sampai di rumah entah darimana. Di tangannya menjinjing beberapa buku, dan wajahnya nampak sangat kelelahan. Heni sangat terkejut saat mendapati Priscilla sudah tiba di rumah dan tengah duduk di ruang keluarga, pasalnya yang Heni tau mereka baru akan pulang esok hari dan sekarang Heni tidak menyiapkan makan karena Niko biasanya sudah makan di luar."Heni, kamu darimana?" tanya Priscilla."Heni abis main ke rumah temen

  • Hello, Papa!   Chapter 97

    Priscilla mengerjapkan kedua matanya saat mencium wangi aroma kopi menyeruak masuk ke dalam hidungnya, saat kedua matanya terbuka lebar ia melihat siluet Jay yang tengah berdiri di dekat jendela sembari memegang secangkir kopi. Handuk melilit bagian tubuh bawahnya, dan rambutnya yang masih setengah basah mengalirkan air ke bahunya yang bidang. "Sil, kamu udah bangun?" sapanya. "Baru bangun kok, aku ke kamar sebelah dulu ya liat Sera." Priscilla hendak bangkit dari tempat tidur, tapi Jay menjegal tengannya pelan. "Sera udah aku tengokin kok tadi, dia masih tidur. Stok ASI juga masih banyak, kamu gak perlu kesana." "Oh iya udah, aku mandi aja deh kalo gitu." Karena pertempuran semalam, badan Priscilla terasa tidak nyaman dan lengket sekali. Priscilla sudah mengambil kimono handuk miliknya, tapi tiba-tiba Jay mengambil kimono itu dan melemparkannya jauh. "Gak usah pake handuk," Jay menaikkan satu sudut bibirnya. Dal

  • Hello, Papa!   Chapter 96

    Setelah menyusui dan menyetok ASI untuk Sera, Priscilla kembali ke kamarnya karena ia sudah meninggalkan Jay hampir dua jam lamanya. Priscilla mendadak gugup saat ingin masuk ke dalam kamar, karena mulai malam ini ia akan tidur satu ranjang dengan Jay dan mungkin malam ini juga ia akan menunaikan kewajibannya sebagai istri untuk Jay. Saat Priscilla masuk ke dalam kamar, ternyata Jay sudah tertidur lelap di atas ranjang karena kemarin malam ia tidak tidur dengan nyenyak. Priscilla yang belum mandi sejak acara resepsi selesai, kini memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum menyusul Jay tidur. Priscilla membuka koper miliknya untuk mencari piyama yang akan ia kenakan malam ini, namun entah kenapa semua piyamanya kini sudah tidak ada di tempatnya dan berganti dengan beberapa lingerie seksi. Karena tidak ada yang bisa dipakai dengan layak malam ini, mau tidak mau Priscilla akhirnya memakai salah satu lingerie tersebut yang modelnya masih lebih baik daripada yang

  • Hello, Papa!   Chapter 95

    Empat jam lagi Jay akan resmi mempersunting Priscilla, rasa gugup di hatinya semakin menggebu-gebu. Sejak semalam Jay tidak bisa tidur dengan nyenyak, setiap akan memejamkan mata bayangan wajah Priscilla selalu melintas di depan wajahnya membuat Jay jadi salah tingkah. Suara tangisan Sera terdengar dari kamar sebelah, biasanya Jay akan langsung pergi kesana jika mendengar Sera menangis tapi kali ini rasanya ia tidak mampu untuk melangkah kesana. Untungnya bayi kecil itu tidak lama menangisnya, Jay kembali merebahkan dirinya di atas ranjang berharap bisa tidur sejenak agar tidak mengantuk nanti saat menjalankan prosesi pernikahan. Suara bel terdengar dari luar rumah, tidak lama kemudian suara langkah beberapa orang naik ke lantai atas. "Sebelah sini kamar pengantin wanitanya," ucap Niko, lalu mengetuk kamar Priscilla pelan. Setelah MUA dan beberapa asistennya masuk ke kamar Priscilla, gantian Niko yang masuk ke kamar Jay. Saat melihat raut wajah Jay Nik

DMCA.com Protection Status