Share

Chapter 48

Penulis: Author newbie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Selamat, anda positif hamil Nyonya Sherin. Usia kandungan anda sudah delapan minggu," 

Sherin syok, di tengah proses perceraiannya dengan Stefan ia dinyatakan positif hamil. Dokter memberikan sebuah kertas berisi catatan kehamilan juga foto hasil USG bayinya, tidak lupa juga dokter meresepkan beberapa vitamin agar bayi Sherin bisa bertumbuh dengan sehat. 

"Bagaimana nak? kata dokter kamu sakit apa?" tanya Hilda, ia baru saja kembali dari kantin rumah sakit membeli makanan untuk Sherin. 

"Sherin, hamil mah." jawabnya pelan. 

"Hamil? sudah berapa minggu?"

"Delapan minggu," jawab Sherin, wajah Hilda nampak terlihat bahagia saat tau Sherin hamil. 

"Cepat hubungi Stefan, dia harus tau kalau kamu lagi hamil nak." 

Sherin tidak bereaksi apa-apa, pasalnya Sherin tau kalau kini Kalina juga tengah hamil anak Stefan. Rasa benci di hati Sherin kini sudah lebih besar daripada cintanya, ia lebih memilih mengalah dan t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hello, Papa!   Chapter 49

    Kalina terpuruk meratapi nasibnya, impiannya untuk menjadi nyonya Stefan musnah sudah. Meskipun Stefan bilang ia akan bertanggung jawab, tetap saja statusnya akan tidak jelas. Kalina malu dan tidak tahu harus bagaimana menghadapi kedua orangtuanya, jika harus membesarkan anak tanpa suami Kalina dan bayi ini akan habis menjadi bahan hujatan orang-orang. Kalina melirik laci nakas yang ada di dekat ranjangnya, ia mengambil satu strip obat yang sudah ia siapkan sejak lama jika Stefan tidak mau bertanggung jawab."Maafin mamah ya nak, ini semua juga demi kebaikan kamu." ucap Kalina seraya mengelus perutnya.Kalina mengambil 1 tablet obat dan segera meminumnya, tapi hingga beberapa menit tidak ada reaksi apapun yang terjadi pada dirinya. Kalina mengambil lagi obat tersebut dan mendouble dosisnya, kini perutnya mulai terasa mulas dan nyeri tapi tidak ada tanda janin itu akan keluar. Masih belum puas juga, Kalina mengambil lagi obat tersebut dan m

  • Hello, Papa!   Chapter 50

    Berkat daftar informasi tamu undangan pesta pertunangan Ares, akhirnya Dean dapat menemukan rumah seseorang yang pasti bisa menolong Priscilla. Dean awalnya tidak mau melakukan ini, tapi melihat fisik dan mental Priscilla yang hancur perlahan membuat Dean nekat melakukannya."Saya ingin menemui Jayden, apa benar ini tempat tinggalnya?" tanya Dean."Benar, silahkan masuk." jawab Niko seraya membukakan pintu untuk Dean.Setiap hari jika tidak ada pekerjaan Jay selalu berada di ruang galeri, entah hanya untuk tertidur ataupun mencoba semua barang yang ada disini."Jay, sekretaris Ares datang. Saya gak tau dia mau apa, tolong kamu temuin dulu." ucap Niko lalu keluar lagi menemui Dean.Jay nampak heran dengan kedatangan Dean ke kediamannya, firasatnya jadi tidak enak. Jay segera keluar dari ruang galeri dan menguncinya lagi, lalu menghampiri Dean yang nampak gelisah di ruang tamu.

  • Hello, Papa!   Chapter 51

    Satu botol minuman jatuh dan pecah berserakan di lantai, entah sudah botol ke berapa Leonard menegak minuman alkohol tersebut untuk melepas penat pikirannya. Bisnisnya di ambang kehancuran, tidak ada investor yang mau bergabung di perusahaannya bahkan yang lainnya juga sudah menarik sahamnya dari perusahaannya. Andrew bisa saja kembali menaruh sahamnya disana, dengan syarat pertunangan antara Ares dan Priscilla dibatalkan tapi Leonard menolaknya.Rana dan Santi sudah tidak sanggup lagi bekerja di rumah ini, suasana rumah di rumah ini sudah jauh berbeda dan tidak lagi nyaman untuk ditinggali. Pernah suatu ketika, saat Leonard pulang dalam keadaan mabuk Rana mencoba menolong Leonard yang terjatuh di ruang tamu. Bukannya berterima kasih, Leonard justru malah hampir memperkosa Rana hingga Rana trauma keluar dari kamar saat Leonard sedang mabuk."Teh, ayo kita pergi. Mumpung pak Leonard lagi gak sadarin diri, kita pulang ke kampung halaman Sant

  • Hello, Papa!   Chapter 52

    Sejak kemarin Leonard belum makan apapun dan hanya meminum minuman keras, perutnya terasa sakit tapi ia tidak punya uang untuk makan. Bahkan bensin mobilnya saja sekarang hanya tinggal sedikit, jika sudah habis maka mobil ini tidak bisa digunakan lagi. Karena tidak punya uang untuk memarkir mobilnya di tempat yang aman, terpaksa ia memarkirkan mobilnya di sebuah halaman kosong perkampungan. Leonard tidak tau sekarang sedang berada dimana, karena sedari tadi ia terus mengemudi tanpa tujuan.Leonard keluar dari mobilnya, ia membawa handphone yang kelak akan di jual untuk biaya makan juga mengisi bensin mobilnya. Lima belas meter dari jaraknya saat ini, ada sebuah warung makan yang lumayan ramai. Leonard berjalan ke warung tersebut, berharap bisa mendapatkan kemurahan hati si pemilik warung. Namun alangkah terkejutnya Leonard saat mengetahui siapa pemilik warung tersebut, perempuan yang dulu Leonard buang kini menjadi penjual warung makan dengan pakaian seder

  • Hello, Papa!   Chapter 53

    Suara desahan dan lenguhan terdengar keras dari dalam kamar Ares, malam ini ia tengah menyewa seorang perempuan untuk melampiaskan nafsunya. Ia sudah jenuh menyetubuhi Priscilla, karena semakin hari Ares merasa seperti menyetubuhi orang dalam gangguan jiwa.Semakin hari kewarasan Priscilla semakin hilang, semua itu terjadi karena tekanan dan siksaan dari Ares juga obat-obatan yang selalu Ares suntikan padanya. Priscilla selalu menjerit ketakutan saat melihat sesuatu benda yang sekiranya bisa dibuat untuk mengikat tubuh, bahkan ia juga ketakutan setiap kali ada yang menyentuh tubuhnya termasuk Firda dan Dini. Firda dan Dini menjadi agak kesulitan dalam mengurus Priscilla, karena setiap Firda ingin memandikannya Priscilla selalu meronta-ronta dan bahkan Priscilla pernah menggigit lengan Firda hingga nyaris luka robek. Setiap Dini memberikan makan Priscilla juga selalu menolaknya, Priscilla selalu bilang kalau ia ingin mati saja menyusul Julie.Malam ini Prisc

  • Hello, Papa!   Chapter 54

    Ares terus mondar mandir di dalam ruang sempit yang dihuni banyak orang, pikirnya sebentar lagi akan ada utusan dari Damian yang bertugas membebaskannya. Namun berjam-jam menunggu bahkan sampai seharian tidak ada yang datang mengunjunginya, ia terus berteriak memanggil polisi agar bisa menghubungi Damian. Biasanya mereka akan memperlakukan Ares dengan hormat meskipun statusnya adalah tahanan, tapi sekarang di mata para polisi itu Ares sama saja dengan para tahanan lainnya. Ares lupa kalau selama ini ia bisa hidup bak seorang raja berkat Damian, dan ketika Damian mengangkat kedua tangannya maka Ares hanya akan menjadi orang biasa."Brengsek! siapapun yang sudah menjebloskan saya ke penjara akan menerima akibatnya!" rutuknya sembari menggenggam erat jeruji besi pembatas."Woy berisik! ganggu orang aja!" ucap seorang lelaki bertubuh gempal dengan tato di sekujur tubuhnya."Diam kamu! berani kamu membentak saya?

  • Hello, Papa!   Chapter 55

    Hari ini Jay berencena ingin mengunjungi Priscilla di rumah sakit, ia membawa satu buket bunga sebagai permintaan maaf untuk Priscilla. Jay tentu tidak tau apakah cara ini akan berhasil atau tidak, dan jika tidak Jay akan berusaha mencari cara yang lain demi bisa mendapatkan maaf dari Priscilla."Mau kemana?" tanya Niko yang masih sibuk sarapan di meja makan."Mau ke rumah sakit liat Priscilla," sahut Jay."Ya udah titip salam dari saya buat dia ya. Oh iya Jay, tadi pak Andrew berpesan kalau pagi ini kamu harus datang ke kantornya. Tapi karena kamu mau menemui Priscilla dulu, jadi biar saya yang akan menyampaikannya pada pak Andrew alasan keterlambatan kamu." jelasnya."Hmm," Jay mengangguk dengan mulut penuh roti, sengaja ia makan buru-buru agar bisa cepat menemui Priscilla."Jangan lupa kasih makan molly sebelum berangkat Nik!" titahnya.

  • Hello, Papa!   Chapter 56

    "Silahkan duduk," ucap Abimana, Jay kini duduk berhadapan dengan dokter muda tersebut."Sebelum saya memberitahukan tentang kondisi Priscilla, boleh saya tau dulu anda siapanya?" tanya Abimana.Jay terdiam, ia bingung bagaimana menjelaskan pada Abimana tentang siapa dirinya. Jika Jay bilang kalau ia adalah teman Priscilla, Jay rasanya tidak rela disebut teman. Namun jika menyebut dirinya pacar atau calon suami Priscilla juga tidak mungkin, karena yang Abimana tau Priscilla adalah tunangan Ares."Saudara Jay?" panggil Abimana."Saya orang terdekatnya, lebih dekat dari siapapun." jawab Jay."Anda kakak kandungnya? karena tadi saya dengar anda menyebut diri anda kakak pada Priscilla?"Jay mulai agak kesal dengan pertanyaan Abimana, apa hubungannya tentang siapa dirinya bagi Priscilla dengan kondisi Priscilla."Bisa tolong jelaskan saja keadaannya? tidak penting kan saya siapa, lagipula saya sudah bilang kala

Bab terbaru

  • Hello, Papa!   Chapter 103 (End)

    Malam hari, Di bawah temaramnya lampu balkon kamar, Priscilla berdiri menatap ke arah bintang yang tengah bersinar dengan indahnya. Rambut panjangnya tergerai indah ke belakang tersapu angin malam, bulu matanya yang lentik menciptakan sebuah bayangan di bawah matanya. Priscilla berbalik dan tersenyum hangat ke arah Jay, salah satu tangannya mengulur untuk menyambut Jay ke dalam pelukannya. Gadis yang dulu ia tolong saat ingin bunuh diri, ternyata adalah jodohnya. Rasa kasihan di hati Jay yang dulu ada untuk Priscilla, kini sudah berganti menjadi rasa cinta yang begitu mendalam untuk perempuan yang ada di hadapannya. Jay tidak pernah menyangka bahwa ia akan mencintai seorang perempuan sampai seperti ini, Priscilla benar-benar membuat Jay tergila-gila padanya. Jay menyambut uluran tangan Priscilla dan menggenggamnya erat, netra mereka saling bertemu dan mengisyaratkan betapa mereka saling mencintai satu sama lain. Jay memeluk Priscilla erat, dan menjamah tiap inci

  • Hello, Papa!   Chapter 102

    Sesampainya mereka di bandara, seketika suasana langsung berubah haru. Priscilla yang sedari kemarin berusaha untuk tetap tenang akhirnya menangis juga saat tinggal beberapa waktu lagi Jay akan pergi, begitu juga Niko yang nampak galau karena akan ditinggal Jay padahal mereka baru saja dekat belum lama ini. "Kamu baik-baik ya disana, makan dan tidur yang teratur. Rajin-rajin hubungin aku, terus jangan genit sama cewek-cewek bule. inget!" Priscilla menyentil hidung Jay, Jay hanya bisa tertawa pelan saat mendengar ucapan terakhir istrinya. "Iya istriku sayang, kamu juga jaga diri ya selama jauh dari aku." Jay mengecup ujung kepala Priscilla. "Nik, gue titip anak sama istri gue ya. Jangan sampe ada yang berani godain dia," "Tenang aja Jay, saya bakal jagain Priscilla dan Sera dengan baik." "Kamu tenang aja Jay, papi ada disini buat menantu dan cucu papi. Gak akan ada yang berani ganggu mereka selama ada papi," ujar Andrew. Jay memeluk Priscilla sejenak, dan

  • Hello, Papa!   Chapter 101

    Tiga hari kemudian, Jay dan Priscilla akhirnya pulang dari masa honeymoonnya. Mereka nampak semakin lengket seakan sulit untuk dipisahkan satu sama lain, mereka baru tau tentang gagalnya pernikahan Stefan saat sedang mengunjungi Andrew dan dugaan Priscilla benar adanya kalau Shaelana memang tengah hamil. Priscilla tidak menyangka kalau ayah dari bayi yang Shaelana kandung adalah Hendrick, pantas saja kemarin Shaelana nampak gelagapan saat Hendrick meneleponnya. Semenjak batal menikah, Stefan hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Ia tidak pergi ke kantor, bahkan tidak ingin makan apapun jika Lilyana tidak memaksanya sembari menangis. Andrew tidak melakukan apapun untuk membujuknya, ia ingin memberi pelajaran kepada Stefan agar otaknya bisa lebih cerdas dalam menghadapi perempuan. Untungnya pernikahan kemarin tidak mengundang banyak orang, jika sampai mengundang banyak orang maka Andrew akan merasa sangat malu di hadapan para tamu karena mempelai wanita di bawa pergi oleh le

  • Hello, Papa!   Chapter 100

    Keesokan paginya, Stefan langsung menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahannya dengan Shaelana. Andrew sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini, karena Andrew yakin ada yang tidak beres dengan Shaelana. Namun Stefan nampaknya tidak perduli dengan kekhawatiran Andrew, ia tetap mengurus pernikahannya dengan Shaelana tanpa persetujuan Andrew. Dengan menggunakan gaun pengantin dan tuxedo yang tersedia di butik, Stefan dan Shaelana menikah dengan hanya dihadiri oleh Andrew, Lilyana dan beberapa kerabat Shaelana yang ada di Indonesia. Shaelana berjalan menuju altar di dampingi oleh sepupu jauhnya, kedua orang tua Shaelana tentu tidak tau tentang pernikahan ini. Shaelana menutupi dari seluruh kerabatnya dengan berkata kalau kedua orangtuanya berhalangan hadir hari ini, jika kedua orangtuanya tau kalau Shaelana menikah dengan lelaki lain tentu mereka akan menentang keras pernikahan ini. Bisnis keluarga Shaelana bergantung pada Hendrick, jika ia sampai gagal m

  • Hello, Papa!   Chapter 99

    Keesokan harinya, di pagi-pagi buta. Priscilla, Jay dan juga Desti sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bali. Menempuh perjalanan selama hampir dua jam, mereka kini akhirnya sampai di bandar udara Gusti Ngurah Rai. Desti yang tidak pernah berlibur sejauh ini, nampak sangat senang sampai terus mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Priscilla dan juga Jay. Karena Priscilla suka dengan suasana pantai, jadi Stefani memesankan resort yang berada dekat dengan pantai. Begitu melihat hamparan air laut di depan matanya, Priscilla langsung lupa diri dan ingin cepat-cepat sampai ke resort agar bisa bermain di pantai. Benar saja, saat mereka sampai di resort Priscilla langsung mengganti pakaiannya dan keluar menuju pantai dengan menggunakan celana hotpants dan kaus oblong oversize. Jay padahal sudah berantisipasi dengan menyembunyikan semua bikini milik Priscilla, tapi ternyata istrinya itu pintar menjaga keindahan badannya tanpa perlu Jay nasihati. Priscilla nampak b

  • Hello, Papa!   Chapter 98

    Setelah mengemasi barang untuk honeymoon besok, Priscilla merebahkan dirinya di atas ranjang Jay. Mulai hari ini ia akan tidur di kamar Jay, sedangkan kamar sebelah akan ditempati oleh Sera dan Desti. Heni, art yang mengurus rumah ini akan tinggal di paviliun. Paviliun itu tadinya hanya di gunakan sebagai gudang, namun sekarang sudah di renovasi senyaman mungkin agar Heni betah menempatinya. Tapi hingga menjelang sore Heni belum juga terlihat di rumah ini, ia juga tidak mengabari siapapun kemana ia pergi.Pada sore hari, Heni baru sampai di rumah entah darimana. Di tangannya menjinjing beberapa buku, dan wajahnya nampak sangat kelelahan. Heni sangat terkejut saat mendapati Priscilla sudah tiba di rumah dan tengah duduk di ruang keluarga, pasalnya yang Heni tau mereka baru akan pulang esok hari dan sekarang Heni tidak menyiapkan makan karena Niko biasanya sudah makan di luar."Heni, kamu darimana?" tanya Priscilla."Heni abis main ke rumah temen

  • Hello, Papa!   Chapter 97

    Priscilla mengerjapkan kedua matanya saat mencium wangi aroma kopi menyeruak masuk ke dalam hidungnya, saat kedua matanya terbuka lebar ia melihat siluet Jay yang tengah berdiri di dekat jendela sembari memegang secangkir kopi. Handuk melilit bagian tubuh bawahnya, dan rambutnya yang masih setengah basah mengalirkan air ke bahunya yang bidang. "Sil, kamu udah bangun?" sapanya. "Baru bangun kok, aku ke kamar sebelah dulu ya liat Sera." Priscilla hendak bangkit dari tempat tidur, tapi Jay menjegal tengannya pelan. "Sera udah aku tengokin kok tadi, dia masih tidur. Stok ASI juga masih banyak, kamu gak perlu kesana." "Oh iya udah, aku mandi aja deh kalo gitu." Karena pertempuran semalam, badan Priscilla terasa tidak nyaman dan lengket sekali. Priscilla sudah mengambil kimono handuk miliknya, tapi tiba-tiba Jay mengambil kimono itu dan melemparkannya jauh. "Gak usah pake handuk," Jay menaikkan satu sudut bibirnya. Dal

  • Hello, Papa!   Chapter 96

    Setelah menyusui dan menyetok ASI untuk Sera, Priscilla kembali ke kamarnya karena ia sudah meninggalkan Jay hampir dua jam lamanya. Priscilla mendadak gugup saat ingin masuk ke dalam kamar, karena mulai malam ini ia akan tidur satu ranjang dengan Jay dan mungkin malam ini juga ia akan menunaikan kewajibannya sebagai istri untuk Jay. Saat Priscilla masuk ke dalam kamar, ternyata Jay sudah tertidur lelap di atas ranjang karena kemarin malam ia tidak tidur dengan nyenyak. Priscilla yang belum mandi sejak acara resepsi selesai, kini memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum menyusul Jay tidur. Priscilla membuka koper miliknya untuk mencari piyama yang akan ia kenakan malam ini, namun entah kenapa semua piyamanya kini sudah tidak ada di tempatnya dan berganti dengan beberapa lingerie seksi. Karena tidak ada yang bisa dipakai dengan layak malam ini, mau tidak mau Priscilla akhirnya memakai salah satu lingerie tersebut yang modelnya masih lebih baik daripada yang

  • Hello, Papa!   Chapter 95

    Empat jam lagi Jay akan resmi mempersunting Priscilla, rasa gugup di hatinya semakin menggebu-gebu. Sejak semalam Jay tidak bisa tidur dengan nyenyak, setiap akan memejamkan mata bayangan wajah Priscilla selalu melintas di depan wajahnya membuat Jay jadi salah tingkah. Suara tangisan Sera terdengar dari kamar sebelah, biasanya Jay akan langsung pergi kesana jika mendengar Sera menangis tapi kali ini rasanya ia tidak mampu untuk melangkah kesana. Untungnya bayi kecil itu tidak lama menangisnya, Jay kembali merebahkan dirinya di atas ranjang berharap bisa tidur sejenak agar tidak mengantuk nanti saat menjalankan prosesi pernikahan. Suara bel terdengar dari luar rumah, tidak lama kemudian suara langkah beberapa orang naik ke lantai atas. "Sebelah sini kamar pengantin wanitanya," ucap Niko, lalu mengetuk kamar Priscilla pelan. Setelah MUA dan beberapa asistennya masuk ke kamar Priscilla, gantian Niko yang masuk ke kamar Jay. Saat melihat raut wajah Jay Nik

DMCA.com Protection Status