Home / Romansa / Hello, Papa! / Chapter 21

Share

Chapter 21

Author: Author newbie
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Stefan meneguk gelas ke limanya, kesadarannya sudah mulai hilang seratus persen. Ia terus meracau tidak jelas, dan tertawa seperti orang tidak waras. Stefan merasa hidupnya kacau setelah meninggalkan Priscilla, memang ia banyak berbuat salah dan menyelingkuhi Priscilla dan mungkin inilah karma untuknya. Stefan baru menyadari bahwa Priscilla adalah cinta sejati di dalam hatinya, Priscilla perempuan tersabar dan terbaik yang pernah Stefan temui. Stefan ingin sekali Priscilla kembali padanya, tapi ia sadar kesalahannya pada Priscilla begitu banyak.

"Priscilla," gumamnya. 

Seorang perempuan datang ke meja Stefan dan duduk di sebelahnya, Stefan memperhatikannya lekat dengan sisa kesadaran yang ada. Sadar kalau sedang diperhatikan oleh Stefan, perempuan itu pun melontarkan senyumannya. 

"Priscilla," gumamnya lagi disertai dengan senyuman. 

Perempuan itu nampak bingung, tapi ia tidak mau ambil pusing dan terus menikmati alunan lagu yang DJ mainkan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hello, Papa!   Chapter 22

    Stefan membuka matanya perlahan, wangi aroma shampo menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Stefan memperhatikan sosok perempuan yang ada di sebelahnya, ia tengah mengeringkan rambutnya yang nampak basah. Stefan mengernyitkan kening, ia tidak mengenal siapa perempuan ini."Eh udah sadar lo," sapa Kalina."Lo siapa? kenapa gue disini?" tanya Stefan."Panjang ceritanya, oh iya lo mau sarapan apa?""Bentar, gue masih ngelag. Lo itu siapa?" Stefan memegang kepalanya yang terasa pening."Lo beneran gak inget kita semalem ngapain aja?"Stefan menggeleng, Kalina menghembuskan nafasnya pelan dan menjelaskan pada Stefan apa saja yang sudah terjadi semalam. Stefan tidak menunjukkan reaksi apapun, padahal ia bisa saja marah karena Kalina lancang memakai uangnya tanpa seizinnya."Lo serius gak marah sama gue?" tanya Kalina memastikan."Enggak, buat apa marah." sahut Stefan santai."Oh oke.

  • Hello, Papa!   Chapter 23

    Saat mengetahui Priscilla terluka Jay langsung berlari cepat menghampirinya, apalagi sampai dokter datang untuk memeriksa keadaannya membuat pikiran Jay tidak tentu arah."Priscilla!" panggilnya saat masuk ke ruangan Leonard.Priscilla menoleh ke arah Jay dan tersenyum lebar, Jay menghampirinya dan memeluknya. Priscilla heran mengapa Jay begitu khawatir, padahal lengannya hanya terluka sedikit"Kamu gak apa-apa?" tanya Jay sambil memeriksa keadaan Priscilla dari ujung kaki hingga kepala.Priscilla tertawa melihat Jay panik, "Kakak, aku gak apa-apa. Cuma luka sedikit aja kok, gak usah khawatir."Jay mencubit ujung hidung Priscilla, "Aku gak mau kalau kamu kenapa-kenapa, bisa gak sih jangan bikin ulah.""Aku gak bikin ulah, tanya aja sama Niko.""Mau siapapun yang bikin ulah tetep aja kamu luka tuh,""Iya Papa iya, maaf ya jangan marah-marah lagi nanti baby S sedih." Priscilla memasang tampang

  • Hello, Papa!   Chapter 24

    "Gue mau ngomong sama lo Sil, berdua aja." ucap Stefan."Sorry Stef, kalau mau ngomong ya disini aja ditemenin sama Kak Jay juga."Stefan tertawa sinis, "Kenapa dia mesti nemenin lo? emang dia siapa? bodyguard baru lo?""Dia calon suami gue." sahut Priscilla ketus.Mulut Stefan ternganga, nampaknya Stefan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Di mata Stefan Jay sungguh tidak cocok bersanding dengan Priscilla, bagai bumi dan langit perbandingannya."Kenapa kamu ketawa? ada yang lucu dari ucapan aku?""Haha Priscilla, kamu putus asa banget ya karena hamil sampai yang model bentukannya begini kamu terima?" ucap Stefan yang masih belum berhenti tertawa."Dia baik, gak kaya kamu bentukan luarnya aja yang jelas tapi dalemnya berantakan."Stefan terdiam, ia tidak terima dihina seperti itu oleh Priscilla. Tangan Stefan reflek menampar wajah Priscilla, hingga menimbulkan

  • Hello, Papa!   Chapter 25

    Sherin menangis tersedu-sedu di pangkuan Ibunya, ia meluapkan seluruh keluh kesahnya di hadapan kedua orang tuanya. Ibunya menangis mendengar cerita Sherin tentang perlakuan Stefan dan keluarganya, tetapi justru Ayahnya merespon cerita Sherin dengan sebaliknya."Itu kan pilihan kamu, Ayah sudah memperingatkan kamu tapi kamu tetap ingin menikah dengan dia." sahut Yuda."Ayah, mau dia itu pilihan Sherin pun gak membenarkan perlakuan mereka. Kamu sebagai Ayah apa gak iba?""Sudah lah Bu, kita jangan ikut campur urusan rumah tangga anak. Biar Sherin dan Stefan sendiri yang menentukan harus bagaimana nasib pernikahan mereka, dan kamu Sherin lebih baik pulang ke rumah. Tidak baik seorang istri meninggalkan rumah ketika ada masalah," Titah Yuda.Yuda bangkit dari kursi goyang dan menghampiri burung peliharaannya, Hilda tidak habis pikir dengan suaminya."Kamu menginap saja disini satu atau dua hari untuk menenangkan pik

  • Hello, Papa!   Chapter 26

    Priscilla masih terus menangis di ruangan Leonard, Jay bahkan sampai bingung harus berbuat apa untuk Priscilla. Jay tau persis bagaimana perasaan Priscilla saat ini, itu sebabnya ia tidak berani berkata apapun pada Priscilla."Kak kita cek Baby S sekarang aja ya?" pinta Priscilla."Kamu yakin Sil? aku gak apa-apa kok kalau cek Baby S nya nanti kamu pulang dari Boston.""Gak apa-apa Kak, Kakak udah selesai kerjanya kan? yuk sekarang aja kita pergi."Jay mengangguk, mungkin hanya hal inilah yang bisa sedikit meredakan tangisan Priscilla. Jauh di dalam hati Jay sesungguhnya ia amat gelisah, Jay takut kalau ini merupakan hari terakhir pertemuannya dengan Priscilla.Sepanjang jalan Jay terus memegang tangan Priscilla erat, hingga terkadang Priscilla meringis kesakitan. Tapi setiap Priscilla bertanya ada apa Jay selalu mengalihkan pembicaraan, dan berdalih kalau ia hanya gugup."Nyonya Priscilla silahkan masuk," pangg

  • Hello, Papa!   Chapter 27

    Jay gelisah, ia ingin sekali menghubungi Niko tetapi Niko dan Priscilla pasti belum sampai di Boston. Ia terus memikirkan bagaimana caranya membatalkan rencana Leonard, jika Priscilla tau ia akan dinikahkan dengan lelaki seperti Ares sudah pasti Priscilla akan menolaknya mentah-mentah."Jay lo kenapa sih? ini kan air panas kenapa lo masukin ke dalem kulkas." tegur Kalina.Jay terkejut dan segera mengambil air panas itu, ini bukan kesalahan pertama Jay. Sebelumnya seorang staff menyuruhnya untuk memfotokopi file tapi ia malah memasukkannya ke mesin penghancur kertas, untung saja staff itu punya salinannya tapi bukan berarti Jay lolos dari amukan. Nadine benar-benar berhasil membuat pikiran Jay kacau balau."Jay lo kenapa sih? lo galau banget ditinggal Priscilla ke Boston?" tanya Kalina."Enggak Kal, gue galau karena Priscilla mau dinikahin sama Ares Lysander?" jawab Jay lemah.Kalina menaikkan satu alisnya, ia nampak familiar denga

  • Hello, Papa!   Chapter 28

    "Sepi banget Sil gak ada kamu," gumam Jay.Jay menatap teras halaman rumahnya yang nampak sepi dan. kosong, biasanya Priscilla selalu menyambutnya saat pulang kerja. Jay masuk ke dalam rumahnya dan merebahkan diri di atas ranjang dengan mata tertutup, wangi aroma Priscilla masih tertinggal jelas di ranjang Jay. Jay membuka matanya, ia hampir saja lupa kalau ia ada janji makan malam dengan Andrew. Jay segera mandi dan berdandan rapih agar tidak diremehkan lagi oleh pihak resto, kali ini Jay menggunakan kemeja berwarna nude dengan aksen kerah shanghai.Jay melangkahkan kakinya ke dalam restoran, beberapa perempuan muda terpesona melihat penampilan Jay malam ini."Hai Kak, boleh minta nomer Kakak?"Seorang gadis berusia kira-kira sembilan belas tahun menghampirinya Jay dan menyodorkan ponselnya, wajahnya tersipu malu saat pandangan matanya bertemu dengan mata Jay."Maaf ya, tapi saya udah punya istri dan anak." sahut Jay seramah mung

  • Hello, Papa!   Chapter 29

    Perjalanan Priscilla yang melelahkan akhirnya berakhir juga, sebelum mereka menuju ke rumah sakit Priscilla meminta izin pada Niko untuk membeli ponsel terlebih dahulu namun Niko tidak mengizinkannya. Niko beralasan masih banyak waktu untuk membeli ponsel, dan lagi tujuan prioritas Priscilla ke Boston adalah untuk melihat keadaan Julie. Dengan berat hati Priscilla menuruti Niko, tapi dengan syarat ia bisa menghubungi Jay lewat ponsel Niko."Pak Leonard, saya dan Priscilla sudah sampai di Boston." ucap Niko lewat panggilan telepon, Niko begitu seksama mendengarkan perintah dari Leonard."Nona, Pak Leonard bilang kita lebih baik beristirahat dulu di apartemen. Setelah itu baru kita pergi ke rumah sakit,""Oke, aku juga pengen tiduran dulu Nik. Perut aku gak nyaman rasanya berlama-lama di pesawat,"Setibanya di apartemen Priscilla langsung merebahkan dirinya di atas ranjang, pinggangnya serasa mau patah karena melewati perjalanan yang lumay

Latest chapter

  • Hello, Papa!   Chapter 103 (End)

    Malam hari, Di bawah temaramnya lampu balkon kamar, Priscilla berdiri menatap ke arah bintang yang tengah bersinar dengan indahnya. Rambut panjangnya tergerai indah ke belakang tersapu angin malam, bulu matanya yang lentik menciptakan sebuah bayangan di bawah matanya. Priscilla berbalik dan tersenyum hangat ke arah Jay, salah satu tangannya mengulur untuk menyambut Jay ke dalam pelukannya. Gadis yang dulu ia tolong saat ingin bunuh diri, ternyata adalah jodohnya. Rasa kasihan di hati Jay yang dulu ada untuk Priscilla, kini sudah berganti menjadi rasa cinta yang begitu mendalam untuk perempuan yang ada di hadapannya. Jay tidak pernah menyangka bahwa ia akan mencintai seorang perempuan sampai seperti ini, Priscilla benar-benar membuat Jay tergila-gila padanya. Jay menyambut uluran tangan Priscilla dan menggenggamnya erat, netra mereka saling bertemu dan mengisyaratkan betapa mereka saling mencintai satu sama lain. Jay memeluk Priscilla erat, dan menjamah tiap inci

  • Hello, Papa!   Chapter 102

    Sesampainya mereka di bandara, seketika suasana langsung berubah haru. Priscilla yang sedari kemarin berusaha untuk tetap tenang akhirnya menangis juga saat tinggal beberapa waktu lagi Jay akan pergi, begitu juga Niko yang nampak galau karena akan ditinggal Jay padahal mereka baru saja dekat belum lama ini. "Kamu baik-baik ya disana, makan dan tidur yang teratur. Rajin-rajin hubungin aku, terus jangan genit sama cewek-cewek bule. inget!" Priscilla menyentil hidung Jay, Jay hanya bisa tertawa pelan saat mendengar ucapan terakhir istrinya. "Iya istriku sayang, kamu juga jaga diri ya selama jauh dari aku." Jay mengecup ujung kepala Priscilla. "Nik, gue titip anak sama istri gue ya. Jangan sampe ada yang berani godain dia," "Tenang aja Jay, saya bakal jagain Priscilla dan Sera dengan baik." "Kamu tenang aja Jay, papi ada disini buat menantu dan cucu papi. Gak akan ada yang berani ganggu mereka selama ada papi," ujar Andrew. Jay memeluk Priscilla sejenak, dan

  • Hello, Papa!   Chapter 101

    Tiga hari kemudian, Jay dan Priscilla akhirnya pulang dari masa honeymoonnya. Mereka nampak semakin lengket seakan sulit untuk dipisahkan satu sama lain, mereka baru tau tentang gagalnya pernikahan Stefan saat sedang mengunjungi Andrew dan dugaan Priscilla benar adanya kalau Shaelana memang tengah hamil. Priscilla tidak menyangka kalau ayah dari bayi yang Shaelana kandung adalah Hendrick, pantas saja kemarin Shaelana nampak gelagapan saat Hendrick meneleponnya. Semenjak batal menikah, Stefan hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Ia tidak pergi ke kantor, bahkan tidak ingin makan apapun jika Lilyana tidak memaksanya sembari menangis. Andrew tidak melakukan apapun untuk membujuknya, ia ingin memberi pelajaran kepada Stefan agar otaknya bisa lebih cerdas dalam menghadapi perempuan. Untungnya pernikahan kemarin tidak mengundang banyak orang, jika sampai mengundang banyak orang maka Andrew akan merasa sangat malu di hadapan para tamu karena mempelai wanita di bawa pergi oleh le

  • Hello, Papa!   Chapter 100

    Keesokan paginya, Stefan langsung menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahannya dengan Shaelana. Andrew sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini, karena Andrew yakin ada yang tidak beres dengan Shaelana. Namun Stefan nampaknya tidak perduli dengan kekhawatiran Andrew, ia tetap mengurus pernikahannya dengan Shaelana tanpa persetujuan Andrew. Dengan menggunakan gaun pengantin dan tuxedo yang tersedia di butik, Stefan dan Shaelana menikah dengan hanya dihadiri oleh Andrew, Lilyana dan beberapa kerabat Shaelana yang ada di Indonesia. Shaelana berjalan menuju altar di dampingi oleh sepupu jauhnya, kedua orang tua Shaelana tentu tidak tau tentang pernikahan ini. Shaelana menutupi dari seluruh kerabatnya dengan berkata kalau kedua orangtuanya berhalangan hadir hari ini, jika kedua orangtuanya tau kalau Shaelana menikah dengan lelaki lain tentu mereka akan menentang keras pernikahan ini. Bisnis keluarga Shaelana bergantung pada Hendrick, jika ia sampai gagal m

  • Hello, Papa!   Chapter 99

    Keesokan harinya, di pagi-pagi buta. Priscilla, Jay dan juga Desti sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bali. Menempuh perjalanan selama hampir dua jam, mereka kini akhirnya sampai di bandar udara Gusti Ngurah Rai. Desti yang tidak pernah berlibur sejauh ini, nampak sangat senang sampai terus mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Priscilla dan juga Jay. Karena Priscilla suka dengan suasana pantai, jadi Stefani memesankan resort yang berada dekat dengan pantai. Begitu melihat hamparan air laut di depan matanya, Priscilla langsung lupa diri dan ingin cepat-cepat sampai ke resort agar bisa bermain di pantai. Benar saja, saat mereka sampai di resort Priscilla langsung mengganti pakaiannya dan keluar menuju pantai dengan menggunakan celana hotpants dan kaus oblong oversize. Jay padahal sudah berantisipasi dengan menyembunyikan semua bikini milik Priscilla, tapi ternyata istrinya itu pintar menjaga keindahan badannya tanpa perlu Jay nasihati. Priscilla nampak b

  • Hello, Papa!   Chapter 98

    Setelah mengemasi barang untuk honeymoon besok, Priscilla merebahkan dirinya di atas ranjang Jay. Mulai hari ini ia akan tidur di kamar Jay, sedangkan kamar sebelah akan ditempati oleh Sera dan Desti. Heni, art yang mengurus rumah ini akan tinggal di paviliun. Paviliun itu tadinya hanya di gunakan sebagai gudang, namun sekarang sudah di renovasi senyaman mungkin agar Heni betah menempatinya. Tapi hingga menjelang sore Heni belum juga terlihat di rumah ini, ia juga tidak mengabari siapapun kemana ia pergi.Pada sore hari, Heni baru sampai di rumah entah darimana. Di tangannya menjinjing beberapa buku, dan wajahnya nampak sangat kelelahan. Heni sangat terkejut saat mendapati Priscilla sudah tiba di rumah dan tengah duduk di ruang keluarga, pasalnya yang Heni tau mereka baru akan pulang esok hari dan sekarang Heni tidak menyiapkan makan karena Niko biasanya sudah makan di luar."Heni, kamu darimana?" tanya Priscilla."Heni abis main ke rumah temen

  • Hello, Papa!   Chapter 97

    Priscilla mengerjapkan kedua matanya saat mencium wangi aroma kopi menyeruak masuk ke dalam hidungnya, saat kedua matanya terbuka lebar ia melihat siluet Jay yang tengah berdiri di dekat jendela sembari memegang secangkir kopi. Handuk melilit bagian tubuh bawahnya, dan rambutnya yang masih setengah basah mengalirkan air ke bahunya yang bidang. "Sil, kamu udah bangun?" sapanya. "Baru bangun kok, aku ke kamar sebelah dulu ya liat Sera." Priscilla hendak bangkit dari tempat tidur, tapi Jay menjegal tengannya pelan. "Sera udah aku tengokin kok tadi, dia masih tidur. Stok ASI juga masih banyak, kamu gak perlu kesana." "Oh iya udah, aku mandi aja deh kalo gitu." Karena pertempuran semalam, badan Priscilla terasa tidak nyaman dan lengket sekali. Priscilla sudah mengambil kimono handuk miliknya, tapi tiba-tiba Jay mengambil kimono itu dan melemparkannya jauh. "Gak usah pake handuk," Jay menaikkan satu sudut bibirnya. Dal

  • Hello, Papa!   Chapter 96

    Setelah menyusui dan menyetok ASI untuk Sera, Priscilla kembali ke kamarnya karena ia sudah meninggalkan Jay hampir dua jam lamanya. Priscilla mendadak gugup saat ingin masuk ke dalam kamar, karena mulai malam ini ia akan tidur satu ranjang dengan Jay dan mungkin malam ini juga ia akan menunaikan kewajibannya sebagai istri untuk Jay. Saat Priscilla masuk ke dalam kamar, ternyata Jay sudah tertidur lelap di atas ranjang karena kemarin malam ia tidak tidur dengan nyenyak. Priscilla yang belum mandi sejak acara resepsi selesai, kini memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum menyusul Jay tidur. Priscilla membuka koper miliknya untuk mencari piyama yang akan ia kenakan malam ini, namun entah kenapa semua piyamanya kini sudah tidak ada di tempatnya dan berganti dengan beberapa lingerie seksi. Karena tidak ada yang bisa dipakai dengan layak malam ini, mau tidak mau Priscilla akhirnya memakai salah satu lingerie tersebut yang modelnya masih lebih baik daripada yang

  • Hello, Papa!   Chapter 95

    Empat jam lagi Jay akan resmi mempersunting Priscilla, rasa gugup di hatinya semakin menggebu-gebu. Sejak semalam Jay tidak bisa tidur dengan nyenyak, setiap akan memejamkan mata bayangan wajah Priscilla selalu melintas di depan wajahnya membuat Jay jadi salah tingkah. Suara tangisan Sera terdengar dari kamar sebelah, biasanya Jay akan langsung pergi kesana jika mendengar Sera menangis tapi kali ini rasanya ia tidak mampu untuk melangkah kesana. Untungnya bayi kecil itu tidak lama menangisnya, Jay kembali merebahkan dirinya di atas ranjang berharap bisa tidur sejenak agar tidak mengantuk nanti saat menjalankan prosesi pernikahan. Suara bel terdengar dari luar rumah, tidak lama kemudian suara langkah beberapa orang naik ke lantai atas. "Sebelah sini kamar pengantin wanitanya," ucap Niko, lalu mengetuk kamar Priscilla pelan. Setelah MUA dan beberapa asistennya masuk ke kamar Priscilla, gantian Niko yang masuk ke kamar Jay. Saat melihat raut wajah Jay Nik

DMCA.com Protection Status