Diperlakukan semanis itu oleh Niko membuat perasaan Karina berangsur berubah yang tadinya dia merasa kesal pada Amerika dan hampir saja tidak bisa menahan dirinya. Kali ini Karina langsung tersenyum manis, meraih tangan Niko lalu langsung berdiri.
Merasa senang bahwa Niko memahaminya Karina saat dia sudah berdiri berkata, “Apa ini berarti aku diperbolehkan menginap di sini.”
Sudut bibir Niko tertarik sedikit, sebenarnya dia melirik Amerika yang masih duduk dengan kepala menunduk dari balik punggung Karina lalu setelah itu Niko berkata pada Karina, “Mari kita makan dulu setelah itu biar aku yang mengantarmu kembali ke tempatmu tinggal sekarang.”
Di antara kedua alis Karina berkerut saat mendengarnya, dia sedikit terkejut tapi juga senang. Memikirkan dia tidak bisa menginap di sini, tapi yang l
BRAK!Suara keras dari luar mobil membuat Caesar yang sedang duduk dengan serius terkejut, lalu di depannya ada lebih dari sepuluh orang berdiri mengepung mobil dan juga dirinya.BRAK!Sekali lagi kap depan mobil Caesar dihantam benda tumpul yang membuat Caesar semakin geram, dengan cepat dia membuka pintu lalu membantingnya dengan kuat sampai suaranya bantingan pintu mobil terdengar keras.BRUK!“Siapa kalian? Ada apa sebenarnya?” tanya Caesar pada mereka semua.Lalu salah seorang pria mengenakn jaket kulit warna coklat yang pada bagian lehernya sedikit sobek, di sudut bibirnya ada tusuk gigi dia mainkan.Sorot matanya pen
Lalu saat itu juga semua pria bertubuh tegap dan berwajah sangar itu langsung serempak menyerang Caesar.Melihat begitu banyak orang yang menyerangnya, Caesar sedikit panik. Meski bagaimanapun dia sendirian, sekuat apa pun tenaganya dia tidak mungkin bisa menang dari mereka semua.“Hahaha … aku yakin saat ini kau pasti sedang menyesali semua perkataanmu tadi.” Teriak salah seorang pria yang sudah berdiri di depan Caesar.Pria itu melayangkan tinjunya ke arah Caesar, dengan cepat Caesar menghindar. Beruntung saja Caesar bisa membaca gerakan tinju pria itu dengan cepat dia bisa menghindar.Melihat lawannya menghindar dengan gerakan cepat, pria itu menggeram sambil berteriak, “Sialan! Bagaimana bisa dia menghindar dari serangan tinjuku yang begitu c
Di dalam mobil Karina dan Amerika berteriak histeris saat melihat mereka bertarung dengan sengit.“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Karina dengan kedua matanya yang melebar, sangat terkejut dan juga ketakutan.“Bukankah itu Bibi Bella dan yang melarikan diri itu Hudson. Kenapa mereka berdua bisa ada di sini. Dan apa yang sedang mereka lakukan?”Karina terus berkomentar sementara Amerika di belakang menutup mulutnya dengan kedua tangannya, terlihat shock dan tidak mendengar apa yang diucapkan Karina.Melihat banyak tubuh tergeletak tak bergerak membuatnya semakin ketakutan. Dahi Amerika berkerut, ada keringat yang mengalir di antara kedua alisnya.Karina merasa diacuhkan dia menoleh ke belakang
Apa reaksinya tadi saat menghajar kelompok itu membuat Amerika menjadi takut kepadanya? Saat melihat raut wajah Amerika yang pucat dan menunduk, Niko semakin yakin kalau Amerika menghindarinya. “Amerika … apa kau baik-baik saja?” tanya Niko lagi, kedua tangannya diulurkan. Amerika menggeleng untuk kesekian kalinya dan berkata dengan suara bergetar, “Jangan mendekatiku?” Kedua alis Niko terangkat mendengar apa yang dikatakan Amerika. Melihat sikap Amerika, Karina yang berdiri tidak jauh dari mereka merasa kesal dengan sikap Amerika. “Hei, kau gadis bodoh. Apa yang sudah kau lakukan. Nik sudah berbaik hati ingin membantumu.” Teriak Karina keras.
Mobil yang ditumpangi Niko dan Amerika melesat meninggalkan Hotel de Paris.Niko yang duduk di belakang kemudi sesekali melirik pada Amerika yang duduk di sampingnya.Amerika menarik napas panjang, saat itu juga dia bertanya pada Niko dengan nada pelan.“Apa aku boleh membuka jendela kacanya?”Niko yang mendengar langsung mengangguk sambil menjawab, “Hm …”Dari sudut bibir Niko, dia tersenyum kecil melihat Amerika sedikit santai.“Apa kau sekarang sudah merasa baikan?” tanya Niko dengan suara ragu-ragu.Amerika yang baru saja membuka kaca jendela mobil, mengangguk lalu menoleh, rambutnya tersa
“Mom, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Niko alih-alih senang dengan kedatangan ibunya yang secara tiba-tiba itu.Lisa mendengus mendengar apa yang dikatakan putranya lalu menggeleng, kini tatapannya tertuju pada Amerika yang tengah berdiri canggung dan bingung.‘Kalau Karina bilang Niko adalah pangeran, apa mungkin ibunya ini seorang ratu?’ kalimat itu yang ada dipikiran Amerika saat ini. Dia tidak berani menatap wanita berpakaian bak putri itu, begitu cantik.Dari rambut sampai ujung kaki sungguh menawan. Setelan blazer warna putih dan juga topi lebar yang menutupi sebagian wajahnya itu, Amerika berpikir lagi, kenapa dia mengenakan pakaian seperti itu. Amerika teringat para ladies yang hidup di istana yang sering dia tonton di film-film favoritnya. Apa mungkin dia … kalau Niko ada
Raut wajah Amerika seketika berubah.“Amerika, perkenalkan dia, ibuku.” Sahut Niko memperkenalkan ibunya pada Amerika.Dia hampir saja melupakannya, lalu setelah itu Niko menatap Rose, “Rose, kau senang sekali bermain-main hari ini.”“Hai …” sapa Lisa pada Amerika, tersenyum canggung.“Amerika Taylor.” Jawab Amerika balik, dia merasa Niko sangat mirip dengan ibunya saat mereka sama-sama tersenyum.“Yang Mulia …” sapa Rose lagi, sontak Lisa dan Niko meringis saat Amerika dahinya berkerut lagi, merasa bingung kenapa Rose terus memanggilnya ‘Yang Mulia’“Sebentar …” Niko saat itu
Mendengar perkataan ibunya, Niko terdiam sesaat.‘Apa aku harus memberitahunya, kalau sebenarnya Bella sudah ia temukan.’Memikirkan itu Niko menatap lekat ibunya, lalu dia mengurungkan niatnya. Kalau sampai dia mengatakan yang sebenarnya pada ibunya saat ini. Akan tidak mungkin kalau pihak yang melawannya mengetahuinya juga, dan itu akan sulit baginya untuk bertindak lebih jauh.Amina dan pendukungnya pasti akan melakukan berbagai cara untuk mencoba membuat istanah kacau, agar Bella bisa dibebaskan.“Mom, apa aku harus kembali sekarang? Aku pikir belum waktunya.” Jawab Niko.“Nik, apa kamu mau mereka terus membuat kekacauan di Rosen, agar kamu tidak menjadi pangeran mahkota selanjutnya. Pikirkan
Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.
Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”
Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert
“APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”“Adrian …” bola mata Amina melotot.“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.
Dari tempat Amerika, dia bisa mendengar suara letusan senjata yang sangat keras tapi di luar kamar tidak terdengar apa-apa.“Nik, maafkan aku! Huwaaaa … Mama … tolong aku.” Setelah berbicara Alex melihat darah segar keluar dari kakinya tak lama kemudian dia pingsan.Niko mengambil pistol miliknya lalu dia pergi meninggalkan Alex yang masih tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.“Niko …” seru Aspen.“Bereskan semuanya seperti biasa, aku hanya memberinya peringatan. Dia sendiri yang menembak kakinya.” Kata Niko raut wajahnya dingin, dia memberikan pistol yang ada di tangannya pada Aspen.“Baiklah!” kata Aspen, dia langsung masuk ke kamar setelah itu menghub
Alex membuka resleting baju Amerika saat pintu didobrak dari luar dengan keras.BRAK!Seketika Niko masuk bersama dengan Aspen dan dua orang pengawalnya.Alex terkejut bola matanya melebar saat dia melihat Niko yang langsung berjalan berlari menerjangnya.“Dasar bajingan!” teriak Niko dengan keras.Tendangannya mengenai wajah Alex.“AUW … PENGAWAL.” Teriak Alex sambil memegang wajahnya yang terasa sakit akibat tendangan keras Niko.Aspen dan yang lain langsung menghajar para pengawal yang ada di kamar sebelah saat mereka tahu bahwa ada orang lain di dalamnya.
Aspen dengan cepat mengirimkan share lokasi pada Caesar.Saat Caesar sudah keluar dan berada di halaman istana dia mendengar suara ponselnya bergetar dari saku celananya.Dengan cepat Caesar meraih ponsel miliknya lalu dia mendesah dan sedikit berteriak pada beberapa pengawal Niko.“Semuanya ikuti mobilku sekarang juga.” Seru Caesar.“Siap Tuan!” jawab mereka langsung masuk ke dalam mobil yang lainnya.Rombongan mobil itu melaju kencang ke luar istana.Penjaga gerbang istana dengan cepat membuka pintu gerbang otomatis ketika mereka melihat iring-iringan mobil Pangeran Niko bergerak keluar.Dari pesta kebun Amand
“Aspen bawa alatnya kemari.” Perintah Niko, dia berjongkok menatap tajam bola mata Bella. “A-apa yang akan kau lakukan, Niko jangan macam-macam.” Teriak Bella mengancam dan juga ketakutan saat dia sadar Niko sepertinya tahu sesuatu. Niko menyeringai jahat saat sudut bibirnya berkedut, sangat menyeramkan. Semua orang yang melihat ekspresi Niko saat ini pastinya bakalan kencing di celana seperti yang dirasakan Bella. “Aku akan menjemput anakmu, tapi sebelumnya ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu kepadamu. Sepertinya aku sudah memberimu begitu banyak waktu tapi ternyata kau saja yang tidak tahu diri dan jangan salahkan aku kalau aku bertindak seperti ini kepadamu, wahai Bibiku.” “Niko, aku mohon jangan lakukan
“Amerika, aku ada keperluan lain sebentar kau bisa kembali ke kastil bersama Caesar.” Ucap Niko, dia memajukan badannya pada Amerika, berbisik di telinganya. Karina dan juga Amanda yang sedari tadinya tanpa berkedip sekalipun mengawasi mereka dengan intens. “Kamu mau ke mana?” tanya Amerika bola matanya melebar. “Aku ada urusan yang harus aku selesaikan saat ini juga.” Jawab Niko, dia sudah berdiri. Saat itu juga Aspen pun berjalan mendekati Niko. Tapi Niko berbelok sebentar kea rah ayahnya yang sedang berbicara dengan seseorang. “Yang Mulia bisa kita mengobrol sebentar.” Niko berbisik pada ayahnya. Si tamu menundukkan bad