Home / Romansa / Hello!! Mr. CEO / 5 - Perjanjian

Share

5 - Perjanjian

Author: Caty Perii
last update Last Updated: 2021-08-03 15:57:31

Arion yang tengah mengadakan rapat mendadak menghentikan kegiatannya tersebut karena menerima telepon dari nomor asing yang ia yakini sebagai wanita itu, Jesslyn. Semua yang ada di ruangan  itu sontak saja terheran terlebih Joshua yang duduk di sebelah atasannya tersebut. 

Arion hanya berkata bahwa rapat kali ini akan dilanjutkan esok, dan tiba-tiba saja Arion pergi meninggalkan ruangan rapat. Dengan mempertahankan wajah datarnya Arion membuat seseorang yang tengah presentasi dilanda gundah karena berpikir itu adalah salahnya. 

Arion berdehem sejenak sebelum mengangkat panggilan dari nomor asing yang ia yakini sebagai milik Jesslyn tersebut.

"Ya?"

Arion merasakan jantungnya berdebar, seharusnya dia tak merasakan ini, tidak pernah ada  yang membuatnya merasakan hal  ini sebelumnya. 

"Pak, ini Jesslyn..."

Senyum Arion terbit perlahan, ya dia sudah mengetahuinya. Mendengar suara yang begitu ia ingat membuat api gairah nya kini menyala dan dia menginginkan Jesslyn lagi. 

"Ohh Jesslyn, setelah satu hari akhirnya kamu menghubungiku, jadi bagaimana?"

Arion memasuki ruangannya dan duduk di atas kursi kerjanya sembari menatap  pemandangan dari jendela kaca di belakang mejanya. 

"Bisa saya bertemu Bapak sore ini?"

"Sayangnya, aku harus pergi ke luar kota untuk meninjau proyek yang tengah ku bangun, sepertinya lusa baru kembali, hari itu kita bisa bertemu" Tidak, Arion tidak serius dia hanya mau mendengar apa yang akan Jesslyn katakan. 

Namun menunggu lama, Arion tak mendengar balasan dari sebrang dia harus menjauhkan ponselnya dan melihat apakah ponselnya masih tersambung dengan ponsel Jesslyn namun belum sempat ia melakukannya, sebuah isakan yang mampir ke telinganya membuat ia berkerut kening.

"Pak... Saya tidak ada waktu lagi... Saya benar-benar butuh bantuan Bapak"

Arion menghela napasnya, ia tak tau di sana Jesslyn tengah berakting atau tidak, namun mengingat dia yang tadi bertemu dengan gadis itu dengan kondisi Jesslyn yang nampak terburu-buru membuatnya tak yakin jika Jesslyn tengah berakting.

"Oke, malam nanti datang ke apartemenku, aku kirimkan alamatnya padamu" 

"Baik Pak"

Arion menatap ponselnya dan senyumnya terbit, sedikit lagi untuk mendapatkan gadis itu. Hanya karena Jesslyn yang berhasil membangkitkan gairah terpendamnya yang bertahun-tahun lamanya tak pernah lagi  ia salurkan pada orang lain kini dia begitu menginginkan Jesslyn.

Bibirnya menyunggingkan sebuah senyum, dia tak sabar menanti gadis itu malam ini. 

**

Jesslyn yang mendapat sedikit kekuatan bangkit dan melihat tubuh adiknya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit itu. Meski dia sangat membenci Kean yang hanya bisa membuat hidupnya susah, namun dia juga akan tersakiti juga kehilangan jika pria itu mati dengan tidak wajar.

Tak menunggu lama bagi Jesslyn untuk datang ke apartemen Arion yang berada di dekat kantor, setelah mendapat pesan dari Arion untuk menemuinya pukul 8 malam namun Jesslyn sudah menunggu sejak pukul 5 sore hingga Arion yang baru pulang dari kantornya pukul 7 malam menaikan alisnya karena sudah melihat Jesslyn yang tengah duduk di depan pintu kamarnya. 

"Pak Arion" 

Jesslyn yang sudah amat mengantuk tiba-tiba menjadi segar kembali karena orang yang dinantinya sudah tiba di depan matanya. "Bukankah aku menyuruhmu datang jam 8?" Jesslyn mengangguk kuat "Iya Pak, saya yang terlalu cepat datang" 

Arion mendengus dan mengambil kunci apartemennya sebelum masuk ke dalam ruangannya yang tak disinari penerangan terkecuali dari sinar bulan dan lampu-lampu jalanan dan gedung di luar jendela sana. 

"Masuklah" Jesslyn mengikuti langkah Arion dan kedua matanya dibuat terpukau oleh keindahan dan betapa luas  apartemen Arion saat pria itu menyalakan lampunya. Yang menjadi favorit Jesslyn adalah jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan lampu-lampu  bangunan dan jalanan di luar sana. 

 "Duduklah, biarkan aku membersihkan tubuhku dulu, baru kita membahas persoalan bantuanmu itu" Jesslyn mengangguk singkat dan memandang punggung  lebar Arion yang hilang di lantai 2. Jesslyn memilih duduk di sofa single yang memandang lansung ke jendela kaca  besar yang menampilkan keindahan kota di malam hari.

Salah satu impiannya dulu adalah memiliki tempat tinggal di apartemen mewah seperti ini, dengan di kelilingi oleh pemandangan malam kota yang cantik. Jesslyn tak akan pernah bosan memandang ke luar sana. 

Tak menunggu waktu sampai 30 menit, Arion sudah tiba dengan rambut pria itu yang basah dan menetes hingga ke T-shirt yang dipakainya. Jesslyn dapat mencium harum sabun yang terpancar  dari tubuh Arion dan itu membuatnya sedikit merona. 

"Kemarilah, kita akan membahas persoalan tawaranku itu bukan?" 

Jesslyn mengangguk kecil dan melayangkan langkahnya menuju sofa di dekat Arion.  Kemudian dia duduk di  hadapan Arion yang menatapnya datar. Jesslyn benar-benar malu dan jantungnya berdebar gila dibuatnya. 

"Kamu yakin menerima pekerjaan ini? Tugasmu bukan hanya menemaniku dimanapun tapi harus membantuku menyalurkan hasratku yang sudah kamu bangunkan" wajah Jesslyn memerah malu, dan dia dengan berani mengangkat pandangannya untuk menatap Arion untuk memberinya anggukan bahwa dia sudah tau resikonya dan dia menyetujuinya. 

"Baguslah. Tunggulah sebentar lagi, aku menyuruh Joshua mengantar berkas yang harus kamu tanda tangani selama kamu bekerja padaku" 

Jesslyn hanya mengangguk dan tak berani menatap Arion, sementara pria itu tak berhenti tersenyum puas melihat Jesslyn yang pasrah di depannya. Setelah 10 menit menunggu sang sekertaris dan mendengar bel pintu yang berbunyi membuat Arion bangkit untuk membukanya. 

Jesslyn yang hanya melirik Arion pergi menjauh untuk membuka pintu itu, mendesah lega dan mengurangi ketegangan yang sedari tadi meliputinya saat hanya berdiam diri saat Arion melirik tubuhnya. Jesslyn tau meski ia tak melayangkan kedua matanya pada Arion sudah jelas pria itu tengah memindai tubuhnya. 

Tak sampai 5 menit Arion kembali duduk di depannya membawa sebuah map plastik dan diberikan pada Jesslyn yang duduk di depannya. "Baca dan tanda tangani" 

Jesslyn menerima map tersebut "Ini apa?" dia membuka lembaran demi lembaran dan mencoba memahami apa yang tertulis di sana. "Baca, itu adalah peraturan saat bekerja padaku"

Jesslyn membacanya dengan teliti, wajah Jesslyn yang tengah serius membuat Arion meneguk salivanya kasar, berkali-kali pria itu mengenyahkan pikiran anehnya saat melirik bibir Jesslyn yang begitu menggoda.

Dia menginginkan bibir itu menyentuhnya.

Arion memejamkan kedua matanya dan mencoba berpikir normal, sungguh pesona Jesslyn membuat perubahan yang begitu drastis dari hidupnya.

Padahal ia tak pernah tertarik dengan wanita lainnya meski dia juga bukan seorang gay, namun kehilangan satu satunya cinta yang dia punya sudah membuatnya pupus untuk berhubungan dengan wanita lainnya.

Dan dengan Jesslyn yang membangkitkan hasrat seks nya, membuat ia menginginkan Jesslyn lagi dan akan ia buat Jesslyn terus berada di sisinya sampai ia bosan dan membuang Jesslyn.

Dia tak perduli mau sebarapa banyak bayaran yang wanita inginkan darinya, karena Arion tau kenapa Jesslyn menerima pekerjaan ini darinya tentunya uang, karena wanita dan uang dua hal tersebut tak bisa dipisahkan.

"Pak, Saya harus tinggal bersama dengan Bapak?"

Pikiran Arion buyar dan kedua matanya melirik Jesslyn yang menunjuk isi dari map tersebut. Pria itu mengangguk membenarkan ucapan Jesslyn.

"Kamu akan terus berada di sampingku sampai aku mengizinkan kamu untuk pergi, tapi tenang aku memberimu waktu libur untuk dirimu sendiri di hari sabtu dan minggu setelahnya kamu harus kembali ke sini dan tinggal bersamaku"

Jesslyn nampak menimbang sebentar lalu menutup map di hadapannya setelah menandatanganinya. "Di situ tertulis bahwa saya bisa meminta berapapun gaji saya pada Bapak apa benar?"

Arion mengangguk tanpa ragu, berapapun akan ia keluarkan.

"Kalau begitu saya... Berikan saya satu milyar"

Kedua mata Arion membulat lebar, dia memang akan memberi berapapun nominal uang yang akan Jesslyn ajukan namun dia terkejut karena wanita ini begitu enteng mengatakan jumlah uang yang baginya tak bernilai tersebut.

"Kamu tau bukan, jumlah segitu tidak sedikit? Mau buat apa uang sebanyak itu?"

Jesslyn mengangguk cepat "Saya tau Pak, Bapak boleh tidak menggaji saya sampai satu tahun tapi tolong beri uang itu pada saya, dan tentang persoalan kedua sepertinya saya tak perlu menjawabnya, karena itu privasi saya"

Arion tersenyum sinis, memang benar bukan wanita itu tak jauh terikat dengan uang.

"Baiklah, aku juga tak tertarik mendengar jawabanmu, aku akan memberinya dan juga aku tidak akan memotong gajimu, kamu akan tetap ku bayar mahal meski bukan satu milyar. Asalkan... Kamu bisa membuktikan padaku bahwa pelayanmu padaku itu memuaskan"

Jesslyn menegang kaku, dia menatap Arion yang memberinya senyum sinis itu. "Maksud Bapak?"

"Puaskan aku dengan bibirmu itu, lalu akan aku beri kamu satu milyar"

Jesslyn menundukan pandangannya, ia sedikit bimbang dan ragu, wajahnya memerah malu dan ia merasa harga dirinya sudah hilang entah kemana.

"Kamu tidak mau?"

Jesslyn mengangkat wajahnya dan kedua bola matanya terpaku pada wajah Arion yang kini menatap dia dengan pandangan remeh.

Akhirnya Jesslyn bangkit dan berjalan menuju Arion, kedua jantung manusia itu saling berdebar jika yang satu takut akan memulai lain dengan Arion yang berdebar karena tingkah Jesslyn yang begitu perlahan dan terkesan malu.

Arion memang sudah sangat lama tak melakukan hubungan intim selain dengan Jesslyn kini kembali memulainya membuat ia seperti anak remaja yang tengah melakukan untuk pertama kalinya. 

"Sa- saya, apa yang harus saya lakukan?" Jesslyn gugup saat sudah berdiri di dekat sofa Arion yang hanya meliriknya.

"Kamu bisa memulainya dengan membuka celanaku, dan puaskan miliku, ingat ini Jesslyn, Jika kamu tak bisa membuatku puas sepertinya kamu harus merelakan uang satu milyar itu, karena aku tidak mau membuang uangku dengan pelayanan burukmu"

Jesslyn meneguk salivanya kasar sebelum mengangguk, dia ingin menangis kali ini. Nantinya ia akan menghajar Kean karena pria itu dia harus melakukan hal ini.

Menjadi murahan karena uang.

Jesslyn sudah berlutut di hadapan Arion dan perlahan membuka celana pendek yang pria itu pakai. Jesslyn memejamkan kedua matanya saat celana yang ia pegang sudah turun hingga ke lutut Arion.

Arion terus menahan makiannya saat merasakan kerja Jesslyn yang begitu perlahan dan membuatnya begitu tersiksa hingga miliknya yang berada di bawah sana menegang karena tak sabar.

"Cepatlah Jesslyn!" Arion menggeram pelan dan melihat gadis di depannya yang memejamkan mata membuat Arion kesal.

"Buka matamu dan lihat milikku, urut perlahan lalu masukkan ke dalam mulutmu, tapi jangan sampai kena gigi-Awhh.. Pelan Jesslyn!!"

Arion mendesis sakit saat tangan bergetar Jesslyn mencengkram miliknya kasar. "Ma-Maaf Pak, saya... Saya tidak tau caranya.." Suara Jesslyn yang bergetar juga membuat Arion tak tahan untuk tak melirik gadis itu yang masih terpejam.

"Perlahan Jesslyn..." Arion tak pernah merasakan rasa ini sebelumnya, gerakan amatir yang Jesslyn buat justru membuatnya sangat bergairah.

Jesslyn yang kedua tangannya sudah menggenggam milik Arion yang sangat besar di kedua tangannya tak berani melirikkan matanya ke atas sana.

Dia merasa sangat malu dan takut untuk mencobanya, namun mendengar desisan dan desah pelan yang dikeluarkan Arion membuatnya penasaran hingga terkadang Jesslyn membuka kedua matanya hanya untuk melihat pria itu yang mengatur napas dan terpejam karena nikmat.

"Masukkan..."

Jesslyn mengangguk dan membuka bibirnya, mencoba memasukkan benda tersebut ke dalam mulutnya yang kecil, namun belum ada setengahnya dia sudah mual dan tak terbiasa hingga ia harus mengeluarkannya lagi dan terbatuk.

"Coba lagi"

Jesslyn kembali mengurut perlahan dan memasukkannya ke dalam mulut menggerakkannya maju mundur, mendengar desisan nikmat dari Arion entah mengapa membuat hatinya puas, meski dia awam dan amatir namun mendengar Arion yang kenikmatan dengan service nya membuat dia senang, karena jika Arion senang dia akan mudah mendapatkan uang itu.

"Ahh.. Jesslyn masukan semua"

Kedua tangan Arion mencengkram rambut Jesslyn saat gadis itu memasukkan lebih dalam kejantanannya ke dalam mulut kecilnya, Jesslyn menahan mual saat kejantanan Arion masuk sampai ke dalam tenggorokkannya dan tak lama pria itu mengerang dan mengeluarkan senjatanya dari mulut Jesslyn dan menyemprotkan cairannya tepat di hadapan wajah Jesslyn.

"Ahh.. Shit!"

Jesslyn terbatuk dan mencoba mengatur napasnya yang memburu, juga Arion yang menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dan satu tangannya menutup kedua matanya.

Sesungguhnya Arion malu, karena belum ada 5 menit Jesslyn mengurutnya ia sudah cepat keluar, karena kenikmatan dan gerak tangan Jesslyn membuatnya begitu bergairah hingga ia harus keluar dengan cepat.

"Bapak... Sudah selesai kah?"

Jesslyn menatap Arion tanpa mau memandang milik Arion yang sudah kembali layu. "Siapa bilang? Aku masih membutuhkanmu di atas ranjang sana, sejujurnya aku masih belum seratus persen puas dengan service mu" 

Kedua pundak Jesslyn turun dengan lesu, "Kamu mau uang satu milyarkan? Kalau begitu turuti mauku lalu aku beri padamu" Jesslyn mengangguk daan melihat Arion yang bangkit berdiri membetulkan celana yang melorot sampai mata kakinya dan membetulkannya tanpa malu pada wajah Jesslyn yang berpaling. 

"Tapi kata Bapak hanya puaskan dengan bibirku saja, apa sekarang Bapak juga mau melakukannya dengan tubuhku?" Jesslyn menunduk saat melihat tatapan Arion yang setajam elang memandangnya. "Kamu tidak mau?" 

Jesslyn mengangguk, dia mau uang itu, namun dengan persetubuhan itu apa Jesslyn akan menolaknya? Dia pernah melakukannya dan rasanya memang nikmat hanya saja saat permulaannya begitu sakit dan dia takut merasakan kesakitan itu lagi. 

"Saya- saya mau pak"

"Bagus, kalau begitu ikuti aku" Arion berjalan menuju kamar tamu yang akan ia jadikan kamar Jesslyn nanti jika gadis itu sudah tinggal bersamanya. Arion menarik  Jesslyn saat mereka sudah tiba di dalam kamar dan mengusap wajah gadis itu yang memerah terpejam menikmati belaiannya di wajahnya. 

"Jesslyn ada satu peraturan lagi yang harus kamu turuti yang tidak tertulis di atas kertas itu..." 

Jesslyn membuka kedua matanya dan menatap pada wajah Arion yang begitu dekat dengan wajahnya. "Apa?" Arion mengusap bibir merah Jesslyn yang ia  tau tak menggunakan pewarna bibir itu dengan gerak sensual. "Jangan jatuh cinta... karena aku tidak akan bisa membalas perasaanmu" 

Jesslyn sedikit kecewa mendengar peraturan yang Arion katakan, harusnya dia setuju namun sudut kecil hatinya merasakan rasa kecewa itu. Namun tak mau menunjukkannya pada Arion Jesslyn tersenyum dan mengangguk. "Tapi bagaimana jika sebaliknya? Bagaimana jika Bapak yang jatuh cinta sama saya?"

Arion tersenyum dan menggeleng "Aku tidak akan memiliki perasaan itu padamu..." Karena semua cinta yang aku punya sudah terkubur bersama Karen. Arion menambahkan kalimatnya itu dalam hati. Kemudian bibirnya memagut bibir Jessslyn yang membalasnya dengan tak kalah  bergairah. 

Saat ciuman keduanya makin intim dengan gerak lidah yang ikut menari, Jesslyn menghentikan permainan dengaan mendorong dada Arion. "Kenapa?" Arion bertanya dan Jesslyn menahan kedua tangan Arion yang ingin membuka kemeja kerjanya. 

"Berikan dulu uangnya..."

Senyum remeh itu kembali terbit di bibir Arion, melihat sendiri bagaimana Jesslyn yang begitu cinta terhadap uangnya membuat ia semakin yakin bahwa tipikal gadis di depannya akan membuat dia cepat bosan, namun Arion akan menikmati tubuh Jesslyn terlebih dahulu sampai dia benar-benar muak dengan gadis ini. 

Arion menjauh dari Jesslyn dan membuka lemarinya untuk mengambil cek dan menuliskan nominal yang akan diberikannya pada Jesslyn. "Satu milyar, dan sudah bolehkah aku mencicip tubuhmu yang begitu mahal ini?" 

Jesslyn yang mengambil cek dari Arion, kedua matanya berkaca dan dia begitu bersyukur bahwa permasalahan dengan para pria gila yang membuat adiknya terbaring di ranjang rumah sakit itu selesai. Jesslyn tersenyum dan menunjukan raut senangnya pada Arion yang berkerut bingung atas reaksi Jesslyn. 

"Terimakasih, sekarang anda boleh melakukan apapun pada tubuh saya Pak" 

Arion sesungguhnya merasa janggal dengan wajah Jesslyn yang nampak lega mendapat cek itu darinya, tapi dia tak mau memusingkannya dan menarik Jesslyn ke atas ranjang untuk menyatukan tubuh mereka berdua. 

TBC...

Related chapters

  • Hello!! Mr. CEO   6 - Hukuman

    Jesslyn memejamkan kedua matanya saat Arion yang berada di bawah sana tak berhenti memberinya nikmat dari lidah pria itu yang terus menjelajahi inti dirinya."Buka matamu saat aku menyatukan diri denganmu!"Jesslyn membuka kedua matanya melihat wajah Arion yang sudah sejajar dengan wajahnya, sebelum pria itu melebarkan kedua kakinya dan mengusap miliknya dengan kejantanannya yang sudah tegak sempurna."Ah.. Bapak!"Jesslyn mengerang kecil saat Arion menggodanya degan mengeluar masukkan miliknya di bawah sana."Stop panggil Bapak ketika aku menyentuhmu, aku bukan Bapakmu!"Jesslyn hanya mengangguk dan memejamkan kedua matanya saat dengan perlahan Arion memasukkan miliknya."Ahh Arion! Pelan ..." Jesslyn tersentak kaget saat Arion kembali melepasnya dan pria itu bangkit membawa tubuhnya duduk dengan tubuh yang saling berhadapan. Pria itu tersenyum miring melihat wajah Jesslyn yang kecewa namun juga diliputi gairah."Bergera

    Last Updated : 2021-08-04
  • Hello!! Mr. CEO   7 - Mulai Tinggal Bersama

    Jesslyn merapatkan kakinya, dia sungguh tak nyaman saat di bawah sana, miliknya itu tak tertutupi apapun lagi. Wanita itu melirik Arion yang masih sibuk dengan laptopnya dan tak menghiraukannya yang tadi sudah membuatnya frustasi karena perbuatan Arion yang menghentikan permainan saat dia ingin meraih puncak.Berdiam diri di ruangan Arion dan tak melakukan apapun juga membuat kantuknya datang sehingga tak jarang Jesslyn menutup mulutnya karena sering menguap. Matanya sudah berat dan dia membutuhkan waktu untuk merebahkan kepalannya.Saat kantuknya kembali datang, Jesslyn tak tahan untuk tak berbicara pada Arion yang masih seperti robot di kursi sana, "Pak, apa tidak ada sesuatu yang bisa saya kerjakan?"Arion melirikkan kedua matanya pada Jesslyn sebelum pria itu beri gelengan. Jesslyn mendesah lelah, "tapi saya ngantuk jika tak ada kerjaan" Arion hanya diam dan tak menghiraukan Jesslyn.Wanita itu berdecak sebal dan meletakkan kepalanny

    Last Updated : 2021-08-05
  • Hello!! Mr. CEO   8 - Tamu tak Diharap

    "Ini kamarmu, mulai hari ini sampai hari jum'at besok kamu resmi tinggal di apartemenku"Jesslyn hanya menganggukkan kepalanya mengerti, kamar yang ditunjuk Arion tentu Jesslyn ingat, tempat mereka bercinta setelah dia menandatangani kertas perjanjiannya dengan Arion."di depannya adalah kamarku, ingat! Jangan pernah masuk ke dalam kamarku tanpa aku suruh, dan jangan mengacau di apartemenku. Selalu siap saat aku memanggilmu"Jesslyn kembali mengangguk dan Arion menyuruh Jesslyn untuk masuk ke dalam kamarnya melalui kode dari wajahnya."Masuklah, istirahat di dalam sana"Arion kemudian berlalu meninggalkan Jesslyn dengan menutup pintu kamarnya, pria itu mendesah pasrah dan melihat bingkai foto Karen yang terpajang besar di kepala ranjangnya.Senyumnya tersungging lebar, meski dia menikmati percintaan panasnya dengan Jesslyn, terkadang rasa bersalah dan sedih ia rasa jika ia mengingat Karen. Kekasih hatinya yang telah lama pergi.Jessly

    Last Updated : 2021-08-06
  • Hello!! Mr. CEO   9 - Penyesalan Keisa

    Arion mendesahkan napasnya gusar, ia melirik Jesslyn yang sedang meneliti laporan sebelum akan diberikan padanya, kedua telinga wanita itu tersumpal olehearphoneyang memutar musik. Sejak semalam, Arion gagal menyentuh Jesslyn dan mengingat malam tadi membuatnya berdecak sebal. Semalam saat ia dengan langkah lebar untuk melanjutkan permainan mereka, ia justru menemukan Jesslyn yang tertidur. berusaha keras untuk Arion membangunkannya namun wanita itu tak mau bangun dan memilih melanjutkan tidurnya. Pikirannya ia akan tetap menggagahi Jesslyn ketika wanita itu tertidur, tapi tentu itu sama sekali bukan dirinya, ia menginginkan melihat wajah memerah Jesslyn saat wanita itu mencapai puncak surga dunia. Dan paginya saat ia akan meminta Jesslyn memainkan miliknya, Joshua sudah tiba di apartemennya untuk menjemput dia ke kantor. Kini Arion justru melihat Jesslyn yang nampak santai bekerja di meja sana tanpa memikirkan dia yang be

    Last Updated : 2021-08-08
  • Hello!! Mr. CEO   10 - Kebenaran yang Mengejutkan

    "Benar, tidak mau aku antar pulang?"Jesslyn mengangguk yakin, sudah 4 kali Arion bertanya dan meyakinkan dia untuk diantar pulang namun Jesslyn tetap menolaknya.Ia tidak ingin lansung pulang ke rumah kostnya. Melainkan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi sang adik."Yaudah Pak, saya pulang duluan ya"Jesslyn yang selesai membereskan barang-barangnya pamit pada Arion yang masih duduk di kursinya. Arion mengangguk dan memperhatikan punggung Jesslyn yang sudah pergi meninggalkan dia sendiri di dalam ruangannya.Dan sebelum ia tiba di rumah sakit terlebih dahulu Jesslyn membelikan buah untuk Kean.Memasuki rumah sakit, Jesslyn menemui dokter Abi yang menjelaskan kondisi Kean setelah ia menanyakannya. "Kondisinya sudah lumayan baik, sepertinya dua hari lagi dia juga sudah bisa pulang"Jesslyn tersenyum lega dan mengucapkan terimakasih sebelum ia melanjutkan jalannya ke kamar rawat Kean.Membuka pintu di hadapannya dan ia

    Last Updated : 2021-08-08
  • Hello!! Mr. CEO   11 - Mencegah Kehamilan

    "Kamu gak pulang Kak?"Jesslyn yang baru saja keluar dari kamar mandi, menatap Kean yang duduk di atas ranjang sembari menanyakan pertanyaan itu padanya.Wanita itu menggeleng menjawab tanya Kean "Udah malam, malas juga mau cari kendaraan. Aku nginep aja ya?"Kean tersenyum dan mengangguk "Iya boleh, aku jadi ada temennya juga"Jesslyn meletakkan tasnya di atas sofa yang tersedia di ruang rawat Kean yang tidak besar itu."Bukannya kemarin-kemarin juga ada temannya?"Kean menggeleng dan mengalihkan pandangannya dari Jesslyn karena wajah pria itu sedikit merona. Nampak Jesslyn masih tak mau berhenti menggoda adiknya itu."Masa sih? Lalu sama perawat tadi itu apa? Sampe disuapin loh""Ck! Kakak apasih, dia yang suka sama aku, dia maksa mau suapin Kean padahal mah Kean nya gak mau!"Kedua mata Jesslyn memicing tajam dengan senyum menggoda yang terpatri di bibirnya membuat wajah Kean makin memerah malu. "Udah ah Kak, jadi Kak

    Last Updated : 2021-08-09
  • Hello!! Mr. CEO   12 - Rafael dan rasa penasarannya

    Sepanjang hari yang dilakukan Jesslyn hanya tidur di atas ranjang atau sekedar keluar untuk mencari makan. Kegiatan ini sungguh tak ada bedanya ketika dia sedang libur di rumah. Bukankah katanya dia ingin pergi jalan?Namun jika hatinya berkeinginan begitu tidak dengan tubuhnya yang memilih kasur sebagai tujuan akhirnya.Ya, bersantai seharian di atas ranjang itu kenikmatan yang tak ada duanya.Dan disela waktu santainya itu, ada yang mengganggu karena ia mendengar sebuah ketukan di pintu kostnya. Bangkit dengan perasaan kesal untuk membuka pintu, dia justru terkejut karena kedatangan Rini yang membawa dua kantung plastik besar berisikan makanan itu."Jesslyn!! Astaga kamu harus membantuku!"Jesslyn menahan keterkejutannya saat Rini tiba-tiba saja datang dan berbicara padanya. "Ada apa? Kamu bisa mengatakannya padaku" Jesslyn membawa masuk Rini dan ia dudukan temannya itu ke sofa di ruang tamunya."Aku butuh bantuanmu

    Last Updated : 2021-08-11
  • Hello!! Mr. CEO   13 - Mencuri Dengar

    Pintu kamar itu terbuka dan menyorot sinar terang yang masuk melalui celah pintu yang terbuka di dalam kamar yang begitu gelap tersebut, Seorang yang membuka pintu tersebut melangkah masuk dan berjalan melalui sebuah nakas yang diatasnya terletak sebuah dompet yang menjadi incarannya untuk masuk ke dalam kamar ini.Mengambil dengan perlahan isi di dalamnya dan setelah apa yang diinginkannya didapat, orang tersebut kembali keluar dan menutup pintu, menghapus jejaknya seolah tak pernah memasuki kamar tersebut.**"Sebelum tidur, pintu rumah dikunci, lalu saat mau berangkat besok jangan lupa bawa kuncinya. Tadi aku sudah bilang sama Ibu kost kalau kamu sementara tinggal di sini, aku lansung berangkat dari rumah sakit"Rini memberi hormat pada Jesslyn dan tertawa pelan saat wanita itu justru memukul pelan dahinya. "Baiklah, hubungi aku jika ada masalah" Rini mengangguk dan melambaikan tangan pada Jesslyn yang kini

    Last Updated : 2021-08-12

Latest chapter

  • Hello!! Mr. CEO   77- Akhir Bahagia

    Pernikahan akan terlaksana dalam waktu dekat ini, dan persiapannya pun sudah hampir sempurna.Bahkan Jesslyn tidak melakukan apapun, semua persiapan dilakukan oleh Arion serta kedua orangtua pria itu, dia hanya tinggal memilih apa yang paling disukanya dan akan dilaksanakan oleh Arion.Jesslyn sangat dimanjakan oleh keluarga Arion ini dan membuatnya nyaman akan kedekatan yang terjalin di keluarga tersebut.Jesslyn juga sudah kembali dekat dengan para temannya, mereka yang setiap hari minggu datang ke rumah keluarga Arion hanya demi melihat sang putra dan menemani Jesslyn main itu tak membuat Arion atau kedua orangtua itu risih.Ketiganya justru nampak bahagia karena bisa melihat Jesslyn tertawa dan bercanda gurau bersama teman-temannya yang jika datang akan berkumpul di halaman belakang rumah mereka yang luas.Terkadang Nyonya Narendra ikut bergabung dan memeriahkan acara kumpul mereka, Arion yang hanya melihat dari jauh bagaimana bahag

  • Hello!! Mr. CEO   76 - Teman

    Jesslyn sudah duduk menunggu di kantin kantornya. Dia tau ketiga temannya akan datang kemari.Jesslyn menahan dan tak mau mempedulikan beberapa pasang mata yang menatap padanya. Karena kehebohan yang Arion lakukan pagi tadi, dan ketika dia keluar dari ruangan Haris tentu menjadi pusat perhatian namun Jesslyn menahannya karena dia hanya fokus untuk memikirkan apa yang akan dia katakan pada ketiga sahabatnya itu.Tiba di kantin pun masih belum ada karyawan yang datang karena memang belum masuk jam makan siang.Namun Jesslyn sudah duduk di mejanya yang dulu, meja dimana dia dan teman-temannya berkumpul yang letaknya berada di pojok ruangan dan sedikit tersembunyi.Sengaja mereka memilih meja itu karena kegiatan Jesslyn bersama teman-temannya itu suka bergosip.Memikirkan bagaimana dulu mereka membicarakan sesorang atau siapapun di meja ini memberinya kenangan yang lucu sekaligus merindukan masa-masa tersebut.&

  • Hello!! Mr. CEO   75 - Kehebohan di Kantor

    Sesungguhnya jika bisa memilih, Jesslyn tidak mau ikut dengan Arion ke kantor.Sungguh dia masih takut, dan sakit hati jika mengingat bagaimana Arion yang merendahkannya saat itu.Meski Arion meyakinkan dia tidak akan ada ucapan jahat untuknya, namun di belakang pasti banyak yang akan membicarakannya."Hei ... Semuanya akan baik-baik saja, aku juga mau memberitahukan semuanya bahwa kamulah pemilik hatiku"Arion menggenggam satu tangan Jesslyn yang diletakan di atas pahanya dengan kepalan kuat.Arion mengurai kepalan tersebut dan menggandengnya dengan hangat. Arion mau menghilangkan kegugupan dan rasa takut yang kini memenuhi diri Jesslyn.Sampai dirinya tiba di parkiran kantornya pun, Jesslyn masih terlihat sangat gelisah dan wajahnya pucat. Jujur saja, Arion tidak mau menyiksa Jesslyn seperti ini, namun dia juga butuh Jesslyn untuk menunjukan pada orang-orang kantor betapa berharganya wanita itu untuknya."Ayo kita masuk"

  • Hello!! Mr. CEO   74 - Tuan Keras Kepala

    Arion dengan segera menyelesaikan pekerjaannya, tepat ketika jam pulang kantor, dia yang biasanya keluar terakhir dari para pegawainya kini bahkan pulang lebih awal, karena perasaan rindunya yang membuncah mengingat Jesslyn berada di rumah kedua orangtuanya.Dia juga tidak sabar untuk menunjukan pada Jesslyn, tiga undangan yang sudah Joshua pilihkan.Setibanya Arion di rumah kedua orangtuanya, jantungnya berdebar cukup kuat karena dia tak sabar mengatakan pada Jesslyn, dia mau mulai mengurus semua persiapan pernikahan mereka, tentunya dibantu oleh keluarganya juga.Arion tak mau gegabah seperti dulu yang tidak pernah menanyakan pendapat orang lain, karena saat dia sedang berdiskusi pada Karen persoalan rencana pernikahan Karen yang saat itu menyerahkan segala padanya tanpa mau ikut membicarakan tak membuat semangat Arion surut.Semua dia lakukan sendiri dan setiap ia bertanya pada Karen wanita itu hanya tersenyum dan mengangguk.&nb

  • Hello!! Mr. CEO   73 - Rencana Pernikahan

    Pagi ini sarapan di meja makan yang sama dengan keluarga Arion membuat Jesslyn kembali merasakan kehangatan sebuah keluarga.Terlebih bagaimana Nyonya dan Tuan Narendra yang tak berhenti tertawa bahagia karena bermain dengan Gabriel di depannya.Tersenyum penuh raut bahagia memandang itu, Jesslyn menoleh ke sampingnya saat merasakan seseorang menggenggam tangannya dengan erat.Arion yang menjadi pelakunya nampak merasakan kebahagiaan yang sama sepertinya. "Aku tidak pernah melihat mereka tertawa bahagia seperti itu ..." Arion berbisik pelan yang bisa Jesslyn dengar, dan mendengar apa yang Arion katakan itu membuat Jesslyn kembali menatapkan kedua matanya pada kedua orangtuanya yang sangat senang bermain dengan Gabriel yang merespon dengan tawa dan kedipan matanya."Mereka senang dengan Gabriel"Arion yang juga memfokuskan pandangannya pada Kedua orangtuanya itu mengangguk setuju, "kehadiran Gabriel dan kamu ... Menguba

  • Hello!! Mr. CEO   72 - Gabriel Tian Narendra

    Bibir Arion dan Jesslyn kembali terpaut dan saling memberi lumatan.Tubuh Jesslyn juga telah rebah sepenuhnya di atas sofa panjang dengan di atas tubuhnya ada Arion yang masih menyerbu bibirnya tanpa menekan tubuhnya.Arion menunduk di atas Jesslyn, memperdalam ciumannya. Hingga dia dan Jesslyn membutuhkan napas barulah Arion melepas ciuman bibirnya.Meski hanya sebentar sebelum ia tempelkan bibirnya pada ceruk leher Jesslyn.Memberi hisapan pelan dan jilatan di sana, tersenyum senang saat mendengar rintihan pelan Jesslyn dan desah tertahan di bibirnya."Arhhion ..." Jesslyn memanggil lirih nama Arion saat ciuman pria itu perlahan turun ke dadanya yang masih terbalut dress nya.Arion memberi tanda di sana hingga kemudian dirinya bersiap merobek gaun mahal yang dibelinya di butik tadi, andai kata jika Jesslyn tidak mencegahnya."Jangan merusak gaunnya!"Jesslyn yang sudah mengetahui gerak tangan Arion yang ingin merobek kain dib

  • Hello!! Mr. CEO   71 - Saling Mencinta

    Setelah Jesslyn berhasil menghentikan tangis harunya, dia mulai melepas pelukan Arion yang hanya tersenyum geli padanya.Mulailah kedua orangtua Arion yang bertanya khawatir padanya. Namun Jesslyn berujar jika dia hanya terharu karena kehadirannya diterima dan mendapat perlakuan baik dari kedua orangtua Arion.Hal itu membuat Tuan dan Nyonya Narendra makin melihat betapa tulusnya Jesslyn, mereka makin menyukai wanita yang Arion bawa ini."Sayang sekali tidak ada Rafael, mungkin jika ada anak itu, dia akan meledek Kakaknya" Tubuh Jesslyn perlahan menegang mendengar saat Nyonya Narendra menyinggung persoalan Rafael.Meski Jesslyn berusaha melupakannya dan memaafkan, namun masih sangat berat jika mendengar nama pria itu, atau bahkan untuk bertemu."Kamu tau Jesslyn, Rafael pernah koma di rumah sakit karena Arion pukuli, kami berdua bahkan tidak tau alasan mereka bertengkar saat itu."Jesslyn tersenyum kaku dan meli

  • Hello!! Mr. CEO   70 - Dicintai (2)

    Jesslyn berdebar saat mobil Arion mulai memasuki pekarangan rumah kedua orangtuanya yang sangat megah.Arion juga menyadari bagaimana tegangnya wajah Jessyn, namun dia memilih mengusap tangan Jesslyn dan menenangkan wanita itu."Ayo masuk"Jesslyn mengangguk dan turun dari mobil, Arion membantu Jesslyn membawakan tasnya. Dan dengan tangan Arion yang merangkul pinggangnya, keduanya berjalan menuju pintu utama yang kini dibukakan oleh dua orang pelayan wanita muda.Jesslyn tersenyum pada kedua wanita yang tatapannya hanya tertuju pada Arion membuatnya sedikit kesal, bagaimana Arion yang juga tersenyum, meski senyuman pria itu ditujukan untuknya, karena Arion terus memandangnya."Tuan dan Nyonya menunggu di ruang tamu Tuan muda" Arion mengangguk mengerti dan terus merangkul pinggang Jesslyn melewati beberapa bagian rumahnya sebelum tiba di ruang tamu besar rumahnya.Sepanjang jalan Jesslyn juga meliarkan matanya untuk memuaskan kedua matanya ka

  • Hello!! Mr. CEO   69 - Dicintai

    Jesslyn berkerut kening karena melihat Arion yang membawa mobilnya memasuki apartemen pria itu."Bukankah kita akan ke rumah kedua orangtuamu?"Arion menoleh sejenak pada Jesslyn sebelum pria itu beri anggukan. "Ya, kita akan ke rumah kedua orangtuaku, tapi malam nanti ... Karena pagi sampai sore ini aku mau menghabiskan waktu bersamamu dan Gabriel"Jesslyn yang mendengar itu sedikit melongo tak percaya. "Lalu mengapa kamu tidak bilang?! Aku sudah berdandan sangat rapih Arion!"Arion melirik Jesslyn dan mengusap lembut kepala wanita itu "karena jika aku bilang malam, kamu pasti tidak mau pergi pagi ini bersamaku"Jesslyn menghela napasnya pelan "kenapa kamu bisa berasumsi sendiri seperti itu? Jika kamu mengatakannya aku tidak mungkin berdandan secara berlebihan seperti ini"Arion terkekeh pelan dan menggeleng "tidak berlebihan menurutku, kamu cantik"Tak bisa dipungkiri wajah Jesslyn memerah malu akibatucapan Arion y

DMCA.com Protection Status