Home / Romansa / Hear Me / 20; Is that You?

Share

20; Is that You?

Author: Weni Anzari
last update Last Updated: 2022-03-28 20:33:36

Dunia yang mewah adalah milik Jianna, sedangkan Rinji kebalikan nya. Dunia Rinji sangat sederhana namun dia berhasil menemukan banyak kehangatan, terlebih di Panti Asuhan.

Namun sayang nya, dunia Rinji yang sederhana hanya sebentar, karena ketika dia bertemu dengan Abraham dan Mauryn di sana, dunia nya berubah jadi kemewahan.

Dan Rinji bukan lagi namanya, karena ketika orang tua angkat nya membawa dia ke dalam rumah megah bak istana, mereka memanggil Rinji menjadi Jia.

"Jia. Mulai sekarang, nama kamu kami ganti dengan Jia. Jianna Cleory Alatas." Iya, Rinji bahkan tidak akan melupakan nya saat Mauryn mengatakan itu. Padahal, saat itu Rinji masih berusia enam tahun.

"Dan kami adalah orang tua kamu. Panggil saya Papi, dan ini Mami." Sambung Abraham seraya menunjuk dirinya sendiri, lalu sang istri.

Saat itu memang tidak ada penolakan, karena Rinji belum mengerti banyak hal. Rinji masih terlalu kecil untuk membantah, hingga suatu hari... Ada satu hal yang membuat Ri
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hear Me   21; Drunk Girl

    Begitu selesai menyapa David dan Megan sang pemilik acara, Rinji langsung hengkang, untuk memilih tempat yang sedikit sepi. Kepala nya cukup pusing karena anggur merah yang dia tenggak tadi, tapi hal itu tidak membuatnya melepaskan gelas berisikan minuman beralkohol tersebut. Malahan, dia mengambil satu gelas lagi untuk kemudian dia nikmati sendirian, tepat di bawah pohon besar yang di kelilingi lampu tumblr di setiap ranting besar nya.Pikir Rinji, setidaknya dengan meminum itu segala hal semrawut yang ada di kepala nya jadi sedikit membaik. Dia jadi lupa perihal masalah-masalah yang datang pada nya. Sampai kemudian, ketika pandangan nya sudah mulai memburam, Rinji memilih untuk mengedarkan pandangan nya, berniat untuk mencari keberadaan Mona yang entah ada dimana. Hingga tanpa dia duga, bola mata nya berhenti pada sosok pria jangkung yang berdiri beberapa meter dari nya, yang ternyata juga sedang menatap nya."Jeffrey Karenzio?" Gumam Rinji pelan, seraya mengerjapkan

    Last Updated : 2022-03-29
  • Hear Me   22; Rasa Penasaran

    Jianna Alatas.Sejak semalam, nama itu terngiang-ngiang di kepala Jeff. Iya, itu adalah nama yang tertera di kartu nama yang semalam Jeff terima. Pemilik nama yang berwajah mirip dengan Rinji, seseorang yang beberapa hari terakhir sering dia temui karena kebetulan. Sayang sekali, mereka beda orang, pikir Jeff---begitu tahu identitas wanita yang semalam ambruk dalam dekapan nya.Tapi tunggu. Bukan kah wanita itu menyebutkan nama lengkap Jeff? Lalu, bagaimana bisa dia tahu nama itu, sedangkan diri nya pun bukan putra konglomerat yang nama nya ada dimana-mana. Sungguh, memikirkan hal itu membuat Jeff sampai harus berhenti sebentar dari pekerjaan nya yang sedang membuat laporan. Jeff menengadah seraya mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan kasar. "Jianna Alatas, Rinji Kamila Averaya. Kenapa mereka sangat mirip?" Gumam Jeff pelan. "Bukan hanya wajah, tapi dari rambut nya, tinggi nya, tatapan mata kosong nya. Semua nya sama." Benar. Diin

    Last Updated : 2022-03-31
  • Hear Me   23; Perihal Anting

    Avocado Caffe adalah tempat yang Rinji putus kan untuk bertemu dengan seseorang yang tadi menghubungi nya. Dia lantas turun dari mobil yang di kendarai nya, untuk kemudian masuk ke dalam kafe tersebut. Avocado Caffe sangat luas, ada indoor dan outdoor. Di area indoor, suasana nya nampak begitu asrih dengan tembok putih dan tanaman kecil yang di gantung pada dinding, beriringan dengan gambar quotes-quotes estetik yang senada. Di tengah-tengah kafe, ada kolam ikan yang cukup besar dengan di hiasi air mancur di bagian tengah nya. Tempat yang cukup nyaman. Tapi sayang nya, Rinji harus bertemu dengan orang yang menelepon nya di area outdoor. Di area outdoor sendiri, di bagi menjadi dua. Ada yang di bawah, bersebelahan dengan area indoor, yang mana hanya di batasi oleh dinding kaca transparan. Lalu satu lagi nya di atas, atau biasa di kenal dengan area rooftop. Ya, dan di area itulah Rinji harus bertemu dengan pria yang menelepon nya. Di rooftop suasana nya s

    Last Updated : 2022-04-05
  • Hear Me   24; Malam yang Panas?

    Malam yang dingin berubah menjadi panas seketika, saat sepasang manusia beradu dalam satu ranjang. Gairah yang membuncah, diiringi gerakan erotik dari keduanya, sambil mengutarakan kenikmatan melalui desahan yang keluar tanpa permisi, ketika tautan bibir terlepas dari bibir lain nya. "I like your lips." Bisik sang laki-laki tepat di telinga wanita yang ada di pangkuan nya. "Mmhh... Faster." Laki-laki itu hanya mengulas senyum evil nya, sebelum kemudian membalik posisi menjadi dia yang di atas. Dan bertepatan dengan itu, terdengar bunyi sesuatu yang menggelinding jatuh ke lantai, hingga fokus mereka sempat terhenti. "Bunyi apa itu?" Tanya sang wanita. "Itu hanya angting kamu yang terjatuh. Sudahlah, ayo kita lanjut kan lagi---" "Wait! Itu anting aku yang berharga!" "Aku akan menemukan nya setelah itu." Pangkas sang laki-laki lantas melahap kembali bibir wanita yang ada di bawahnya dengan lihai. "Oh shit ini nikmat sekali." "Yeah... Fasterh

    Last Updated : 2022-04-23
  • Hear Me   25; I Miss You

    Hari-hari berlalu begitu cepat tanpa Rinji sadari. Ternyata, sudah genap satu bulan kehidupan nya berubah total. Dari yang Rinji si wanita kuda, kini menjadi Jianna Alatas sang direktur utama Alatas Group. Kehidupan nya berjalan mulus jika dilihat dari sudut pandang orang-orang. Masih muda, cantik, pewaris utama. Begitu Jianna Alatas di pandangan khalayak umum. Namun, mereka semua tidak pernah tahu apa yang harus Rinji korban kan untuk menghidupkan nama itu. "Nona Jia?" Lamunan Rinji buyar seketika. Lalu dia pun menoleh ke belakang dan mendapati salah satu pelayan rumah berjalan menghampiri nya, kemudian memakaikan selimut di pundak nya. "Udara malam tidak baik untuk kesehatan." Ucap pelayan tersebut. Rinji tersenyum, seraya membetulkan posisi selimut hingga membuat nya nyaman. "Terima kasih." "Sama-sama. Kalau begitu saya pamit, Nona." Rinji hanya mengangguk sebagai jawaban nya. Kepergian pelayan itu membuat sepi kembali hadir di sekitar Rinji, yang ki

    Last Updated : 2022-04-24
  • Hear Me   26; Tempat Rahasia

    Setelah satu bulan lebih jadwal nya begitu padat, akhirnya hari ini Rinji senggang. Meskipun begitu, Rinji bukan tipe gadis yang suka bergelung di dalam selimut saja ketika hari nya kosong. Bahkan pagi-pagi sekali, wanita itu menyempatkan diri untuk berolahraga di sekitaran rumah nya. Setelah selesai, Rinji langsung bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat yang tidak seorang pun boleh tahu. Tapi sebelum pergi kesana, dia terlebih dahulu mengunjungi Abraham yang masih belum sadar dari koma nya. "Papi, ini Jia." Monolog Rinji seraya mengelus punggung tangan Abraham yang nampak pucat. Ada sesak di dada gadis itu saat melihat ayah angkat nya terbaring lemah tanpa sedikit pun membuka mata nya untuk waktu yang lama. Ya, tentu saja, satu bulan itu bukan waktu yang singkat. "Aku akan berusaha semampu ku untuk menjadi apa yang Mami dan Papi ingin kan." Hanya itu saja yang bisa Rinji sampaikan. Karena pikirnya, Abraham akan sangat bangga dengan nya, jika dia bisa menjadi a

    Last Updated : 2022-04-26
  • Hear Me   27; A Question

    Usai membagikan hadiah pada anak-anak di panti, Jeff tidak langsung pulang. Pria itu menyempatkan diri untuk bermain dan seru-seruan dengan mereka sampai dia merasa lelah. Jeff duduk sebentar di atas rerumputan sambil meminum air mineral dingin yang di suguhkan. "Nak Jeff, pasti capek ya meladeni mereka." Ucap Anita seraya menyodorkan pisang goreng pada Jeff. "Enggak, Bu. Saya senang bermain dengan mereka." "Syukurlah. Mereka juga senang kalau kamu datang. Ah iya, di makan dulu Nak Jeff." "Ibu, nggak usah repot-repot." Anita hanya tersenyum lalu duduk di samping Jeff. "Ibu enggak merasa di repotkan. Ayo silahkan di makan." Karena merasa tidak sopan kalau diabaikan, akhirnya Jeff mengambil satu pisang goreng tersebut untuk kemudian dia cicipi. "Nak Jeff, tolong ucapkan terima kasih banyak pada Pak Handoko yang sudah memberikan banyak bantuan untuk panti ini." "Tentu Bu." "Ibu juga berterima kasih banyak pada Nak Jeff yang rela membuan

    Last Updated : 2022-04-26
  • Hear Me   28; Teman

    Rinji terdiam cukup lama usai mendengar pertanyaan itu. Tentu saja, dia bingung. Harus kah dia menjawab jujur, atau berbohong demi kedua identitas nya terjaga? Hingga pada akhirnya Rinji memilih mengatakan ini. "Ayah saya sakit. Jadi saya harus merawatnya." Bukan kah itu yang paling tepat. Dia tidak berbohong, tidak juga mengatakan yang sebenarnya. Tapi pada kenyataan nya, memang benar kan, Ayah nya sakit meskipun sebenarnya Rinji tidak sepenuhnya merawatnya. Dia malahan menggantikan tugas dan tanggung jawab ayah nya di perusahaan. "Ah... Jadi waktu itu kamu terburu-buru ke rumah sakit karena ayah mu?""Iya." Baiklah, Jeff sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya selama ini, semenjak Rinji menghilang. "Kamu tahu, Mama saya sempat sedih karena kamu berhenti kerja.""Iya, dia bilang juga begitu." "Hm. Dia suka banget sama kamu. Karena katanya cuma Rinji yang bisa diajak bekerja sama untuk menipu saya supaya datang ke butik

    Last Updated : 2022-04-28

Latest chapter

  • Hear Me   48; Hujan dan Desahan

    Bukan tanpa alasan kenapa Jeff takut dengan suara hujan di malam hari. Semua itu berawal saat usia nya enam tahun. Jeff kecil terbangun dari mimpi indah nya, ketika suara hujan pada malam itu mengusik tidur nya. Dia menangis sambil berharap Mama nya akan segera menghampiri nya. Namun sayang nya, belasan menit telah berlalu dan Mama nya tak kunjung datang, akhir nya Jeff memutus kan untuk berjalan mencari sang Mama. Dia membuka pintu kamar nya pelan, dan segera di sambut suara dari televisi yang menyala dengan volume besar. "Mama?" Jeff kecil bersuara pelan, berharap sang Mama akan menyadari kehadiran nya, namun beberapa kali Jeff memanggil Mama nya, sosok itu masih tetap tak muncul, sampai akhir nya, dengan penuh tekad, Jeff berjalan menuju sofa buluk yang ada di ruang tv, berniat untuk mengambil remot dan mematikan televisi tersebut. Namun sayang nya, belum sempat dia melakukan hal tersebut, langkah nya terhenti saat telinga nya mendengar suara desahan di antara berisik nya suara

  • Hear Me   47. 03 am

    Pukul tiga pagi, Jeff masih terjaga di sebuah apartmen yang beberapa waktu lalu menampung nya saat hujan badai dengan gemuruh petir yang lantang, singgah di ibu kota. Adalah apartmen milik Rinji yang saat ini sedang bermain peran sebagai Jianna. Awal nya, Jeff hanya mau mengantar kan gadis itu pulang, karena tidak bisa membiar kan wanita pulang sendirian malam-malam. Di tambah lagi, saat itu angin mulai bertiup kencang dari biasa nya, lalu di susul suara petir beserta kilat nya mulai menampak kan diri, menerangi bumi di kota Jakarta untuk seperkian detik secara terus-terusan. Maka dari itu, Rinji menyaran kan Jeff untuk singgah. Meskipun pada awal nya Jeff enggan, tapi semesta berkata lain. Saat kaki nya hendak kembali menyentuh tanah-- setelah memastikan Rinji selamat sampai unit nya, hujan dengan deras nya membasahi seluruh kota Jakarta, di susul amukan petir yang membuat malam menjelang pagi kala itu terasa mencekam, dan Jeff berakhir singgah di unit Rinji. Sebab, lelaki gagah pe

  • Hear Me   46. Ice Cream

    Rinji tidak habis pikir dengan diri nya sendiri malam ini. Bagaimana bisa dia menangis tersedu-sedu dalam dekapan seorang pria asing yang bahkan belum satu tahun dia kenal. Dildar yang sudah dia kenal dua tahunan ini, tidak dia biar kan melihat sisi rapuh nya, tapi Jeffrey, pria yang sekarang sedang menikmati ice cream itu sudah tahu sisi lemah Rinji, ya meskipun sisi lemah yang di tampil kan adalah milik Jianna. Tapi tetap saja, Rinji dan Jianna adalah orang yang sama. Entah lah, Rinji pun bingung. Mungkin karena ini hari merah nya. Bukan kah perasan perempuan menjadi campur aduk ketika sedang dalam masa periode nya. Tapi tidak bisa di pungkiri juga, Rinji suka dengan perlakukan Jeff. Dia nyaman dengan bagaimana lelaki itu memperlakukan nya tadi. Memeluk nya sambil membisik kan kalimat penenang, Rinji benar-benar suka, sampai dia sedikit berdebat ketika mata nya bersirobok dengan mata Jeff. Dan sontak, dia langsung berdeham sambil mencoba untuk terlihat biasa saja, padahal jantung

  • Hear Me   45. Peluk untuk Jia dan Rinji

    "Seperti nya, ada satu hal yang harus kamu tahu tentang saya." Ucap Jeff pada akhir nya. Hal itu membuat Rinji tidak bergeming untuk beberapa saat, sebelum akhir nya berdeham dan bertanya penasaran."Apa itu?" "Saya tidak mudah berteman dengan perempuan." Entah apa yang ada di kepala Jeff saat itu, sampai dia harus mengatakan kalimat tersebut."Benar kah? Lalu kenapa mau berteman dengan ku? Kamu juga mau berteman sedekat itu dengan anak boss mu." Hardik Rinji, membuat Jeff menarik napas nya dalam-dalam dan menghembus kan nya perlahan. "Vella, dia itu sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri." "Lalu bagaimana dengan ku?" Tanya Rinji, yang sejujur nya, dia pun menyesal telah menanya kan kalimat itu. Tapi, sungguh, dia benar-benar penasaran perihal alasan Jeff mau berteman begitu saja dengan nya. Karena seharus nya, jika Jeff benar-benar tidak mudah berteman dengan wanita, Jianna Alatas tidak akan pernah berteman dengan Jeff. Rinji pun demikian, apalagi sampai di ajak ke pantai, h

  • Hear Me   44. Pertemuan Tidak di Sengaja

    "Jadi, benar kan kalau kamu memperlakukan semua wanita sama saja?" "Bersikap manis, perhatian, ya... Seperti lelaki pada umum nya." Demi Tuhan, kalimat itu masih tengiang-ngiang di kepala Jeff, bahkan ketika dia hendak memejam kan kedua mata nya. Waktu sudah menunjuk kan pukul sebelas malam dan Jeff sulit memejam kan mata nya hanya karena kata demi kata yang Jianna ucap kan tadi siang. "Wanita memang rumit." Gumam Jeff seraya menghembuskan napas frustasi nya. Kemudian, pria itu memilih untuk bangkit dari ranjang, lantas bergegas keluar. Sebelum itu, terlebih dahulu dia menyambar hoodi cokelat milik nya yang ada di lemari. Jeff butuh udara segar. Maka nya, dia memilih untuk berjalan kaki. Di pikir-pikir, sudah lama juga Jeff tidak jalan santai seperti ini. Dulu, waktu dia masih sekolah, dia sering melakukan nya. Rumah Jeff masuk gang sempit yang hanya bisa di lewati satu kendaraan sepeda motor. Namun, ketika keadaan mulai berubah, semua itu Jeff tinggal kan, sebab, dia terlalu sib

  • Hear Me   43. Red Day

    Hening menyelimuti sepasang anak Adam dan Hawa yang saat ini sama-sama sedang menatap ke arah bawah pada jalan raya yang ramai. Kendaraan umum, mobil pribadi, sepeda motor, seolah saling balapan untuk sampai ke tujuan masing-masing. Belum lagi suara klakson kendaraan yang saling bersahutan, kian menambah keributan pada jalanan tersebut, hingga pada atap rumah sakit pun kebisingan nya masih terasa. Hal itu sontak membuat Rinji menghela napas lelah. Dia tidak suka keramaian yang seperti itu, karena membuat kepala nya jadi semakin runyam. Maka dari itu, dia memilih untuk membalik kan tubuh nya, menyandar kan punggung mungil nya pada tembok pembatas di sana. Dan apa yang di lakukan gadis tersebut, tentu saja memancing atensi Jeff yang ada di samping nya. "Kenapa?" Tanya pria itu. Rinji menggeleng. "Tidak suka keramaian?" "Bukan. Hanya saja, di bawah sana sangat berisik. Dan aku tidak suka. Karena itu menambah keributan di kepala ku saja." Saat menjadi diri nya sendiri di samping pri

  • Hear Me   42. Sorot Mata Itu

    "Bukan kah tidak ada Ibu yang tidak menyayangi anak nya?" Benar, Mauryn setuju dengan apa yang Tamara bilang. Dan tentu nya, dia juga amat sangat menyayangi Jianna, putri tunggal nya, sampai-sampai dia terjun langsung seperti ini itu, semua nya hanya untuk memastikan laki-laki yang kemarin bepergian dengan anak gadis nya. Bagaimana pun, Mauryn sadar kalau Jia gadis kecil nya sudah menginjak dewasa dan memiliki paras yang begitu cantik. Jadi wajar saja kalau banyak laki-laki terpikat."Nama nya Jeffrey. Dia harta paling berharga yang saya miliki di dunia ini." Suara Tamara kembali terdengar, membuat kesadaran Mauryn kembali."Dia pasti anak yang membangga kan.""Sangat. Sejak kecil, dia sudah mengerti banyk hal dan ketika dewasa, dia tumbuh menjadi laki-laki bertanggung jawab. Butik ini adalah bukti nyata dari hasil kerja keras nya selama ini." Kalau di lihat dari sorot mata nya, tidak ada bualan sedikit pun yang Mauryn tangkap dari kedua mata Tamara, ketika menceritakan sosok Jeffrey

  • Hear Me   41. Pertemuan Kedua Ibu

    "Lo lagi sibuk apa sih, Sam?" Tanya Dildar pada teman lelaki yang duduk di hadapan nya. Laki-laki itu sedang bersantai sebab sekarang waktu nya jam istirahat. Dan kebetulan dia bertemu Samuel, sohib nya sejak pertama kali masuk kerja. "Baca google.""Anjrit. Tumben? Ngapain deh?" Karena nya Dildar jadi terkikik geli. "Cari informasi lah.""Informasi artis idola lo yang dari Korea itu?" "Bukan. Ini gue lagi cari informasi Jianna Alatas.""Siapa tuh?" Sontak, Samuel langsung mendongak. Lelaki itu kemudian menatap Dildar dengan tidak percaya. "Lo nggak tahu, Dil?""Tahu apa?""Jianna Alatas, putri semata wayang Abraham Alatas, pemilik gedung 45 lantai itu loh, Dil." Dildar mengernyit. "Emang gue harus tahu?" Samuel mendengus. Berbicara dengan Dildar memang sedikit menguras emosi nya. "ENGGAK HARUS! TAPI AWAS AJA KALO LO KETAHUAN NAKSIR SAMA TUH CEWEK!""Ya elah... Naksir sama yang setara sama kedudukan gue aja belum tentu di terima, apalagi naksir cewek kalangan atas. Enggak leve

  • Hear Me   40. Bincang Malam

    "Ah iya, bukan kah Ayah kamu sedang di rawat di rumah sakit?" Tunggu, bagaimana bisa Jeff tahu kalau ayah Rinji berada di rumah sakit. Atau jangan-jangan lelaki itu sudah tahu kalau sebenar nya, diri nya adalah Jianna Alatas. "Rinji?""Hah? Oh iya. Kamu tahu dari mana, Jeff?""Kamu lupa, kalau saya yang mengantar kan kamu ke rumah sakit?" Pernyataab Jeff langsung membuat Rinji menepuk jidat nya. Bisa-bisa nya dia melupakan kejadian malam itu. "Ah iya! Maaf Jeff, aku benar-benar lupa. Akhir-akhir ini aku benar-benar memiliki kesibukan yang luar biasa, jadi... Aku lupa beberapa kejadian yang udah terjadi beberapa waktu lalu." Jelas Rinji sambil berharap Jeff tidak tersinggung. Karena sungguh, meskipun Rinji amat sangat berterima kasih pada lelaki itu yang sudah menolong nya, Rinji benar-benar lupa. Tentu saja, itu semua karena jadwal nya yang super padat, hal itu benar-benar membuat memori otak nya pun tidak terlalu fokus pada beberapa hal atau kejadian yang sudah terlewat beberapa w

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status