Home / Romansa / Hear Me / 25; I Miss You

Share

25; I Miss You

Author: Weni Anzari
last update Last Updated: 2022-04-24 23:56:11

Hari-hari berlalu begitu cepat tanpa Rinji sadari. Ternyata, sudah genap satu bulan kehidupan nya berubah total. Dari yang Rinji si wanita kuda, kini menjadi Jianna Alatas sang direktur utama Alatas Group. Kehidupan nya berjalan mulus jika dilihat dari sudut pandang orang-orang. Masih muda, cantik, pewaris utama. Begitu Jianna Alatas di pandangan khalayak umum. Namun, mereka semua tidak pernah tahu apa yang harus Rinji korban kan untuk menghidupkan nama itu.

"Nona Jia?" Lamunan Rinji buyar seketika. Lalu dia pun menoleh ke belakang dan mendapati salah satu pelayan rumah berjalan menghampiri nya, kemudian memakaikan selimut di pundak nya.

"Udara malam tidak baik untuk kesehatan." Ucap pelayan tersebut.

Rinji tersenyum, seraya membetulkan posisi selimut hingga membuat nya nyaman. "Terima kasih."

"Sama-sama. Kalau begitu saya pamit, Nona." Rinji hanya mengangguk sebagai jawaban nya.

Kepergian pelayan itu membuat sepi kembali hadir di sekitar Rinji, yang ki
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hear Me   26; Tempat Rahasia

    Setelah satu bulan lebih jadwal nya begitu padat, akhirnya hari ini Rinji senggang. Meskipun begitu, Rinji bukan tipe gadis yang suka bergelung di dalam selimut saja ketika hari nya kosong. Bahkan pagi-pagi sekali, wanita itu menyempatkan diri untuk berolahraga di sekitaran rumah nya. Setelah selesai, Rinji langsung bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat yang tidak seorang pun boleh tahu. Tapi sebelum pergi kesana, dia terlebih dahulu mengunjungi Abraham yang masih belum sadar dari koma nya. "Papi, ini Jia." Monolog Rinji seraya mengelus punggung tangan Abraham yang nampak pucat. Ada sesak di dada gadis itu saat melihat ayah angkat nya terbaring lemah tanpa sedikit pun membuka mata nya untuk waktu yang lama. Ya, tentu saja, satu bulan itu bukan waktu yang singkat. "Aku akan berusaha semampu ku untuk menjadi apa yang Mami dan Papi ingin kan." Hanya itu saja yang bisa Rinji sampaikan. Karena pikirnya, Abraham akan sangat bangga dengan nya, jika dia bisa menjadi a

    Last Updated : 2022-04-26
  • Hear Me   27; A Question

    Usai membagikan hadiah pada anak-anak di panti, Jeff tidak langsung pulang. Pria itu menyempatkan diri untuk bermain dan seru-seruan dengan mereka sampai dia merasa lelah. Jeff duduk sebentar di atas rerumputan sambil meminum air mineral dingin yang di suguhkan. "Nak Jeff, pasti capek ya meladeni mereka." Ucap Anita seraya menyodorkan pisang goreng pada Jeff. "Enggak, Bu. Saya senang bermain dengan mereka." "Syukurlah. Mereka juga senang kalau kamu datang. Ah iya, di makan dulu Nak Jeff." "Ibu, nggak usah repot-repot." Anita hanya tersenyum lalu duduk di samping Jeff. "Ibu enggak merasa di repotkan. Ayo silahkan di makan." Karena merasa tidak sopan kalau diabaikan, akhirnya Jeff mengambil satu pisang goreng tersebut untuk kemudian dia cicipi. "Nak Jeff, tolong ucapkan terima kasih banyak pada Pak Handoko yang sudah memberikan banyak bantuan untuk panti ini." "Tentu Bu." "Ibu juga berterima kasih banyak pada Nak Jeff yang rela membuan

    Last Updated : 2022-04-26
  • Hear Me   28; Teman

    Rinji terdiam cukup lama usai mendengar pertanyaan itu. Tentu saja, dia bingung. Harus kah dia menjawab jujur, atau berbohong demi kedua identitas nya terjaga? Hingga pada akhirnya Rinji memilih mengatakan ini. "Ayah saya sakit. Jadi saya harus merawatnya." Bukan kah itu yang paling tepat. Dia tidak berbohong, tidak juga mengatakan yang sebenarnya. Tapi pada kenyataan nya, memang benar kan, Ayah nya sakit meskipun sebenarnya Rinji tidak sepenuhnya merawatnya. Dia malahan menggantikan tugas dan tanggung jawab ayah nya di perusahaan. "Ah... Jadi waktu itu kamu terburu-buru ke rumah sakit karena ayah mu?""Iya." Baiklah, Jeff sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya selama ini, semenjak Rinji menghilang. "Kamu tahu, Mama saya sempat sedih karena kamu berhenti kerja.""Iya, dia bilang juga begitu." "Hm. Dia suka banget sama kamu. Karena katanya cuma Rinji yang bisa diajak bekerja sama untuk menipu saya supaya datang ke butik

    Last Updated : 2022-04-28
  • Hear Me   29; Bulan Sabit

    Rinji baru saja menutup laptop nya ketika ponsel nya bergetar dan menampilkan nama Jeff di sana. Lantas dia pun mengambil nya untuk kemudian dia buka isi pesan nya. Ternyata isinya foto langit malam, dimana ada bulan sabit dan dua bintang berjejeran di sekitar nya. Lalu di bawahnya keterangan seperti ini;saya sedang menikmati malam dan melihat bulan sabit. Saya jadi teringat kamu Rinji. Kamu mirip bulan sabit.Karena hal tersebut, Rinji jadi terkekeh sebelum kemudian kedua jempol nya menari diatas benda pipih untuk membalas pesan tersebut. To: Jeff Wahh... Langit nya cantik. Kenapa saya sama kaya bulan sabit?Terkirim. Dan tidak perlu waktu lama, Rinji langsung mendapatkan balasan nya. From: JeffBulan sabit begitu sederhana. Sinar nya hanya setengah. Tetapi dia tetap percaya diri untuk menunjuk kan diri nya. Dan karena kepercayaan diri nya itu lah, dunia yang kebagian gelap nya malam jadi terang karena pantulan sinar nya, mes

    Last Updated : 2022-04-28
  • Hear Me   30; Panggilan Suara dari Seseorang

    Usai menghabiskan waktu bersama di dalam toserba, akhirnya Rinji dan Jeff keluar bersamaan dengan troli yang didorong Jeff menuju parkiran. Belanjaan mereka terlalu banyak, hingga tidak bisa jika hanya dibawa oleh dua pasang tangan. Meskipun datang sendiri-sendiri, tetapi pulang nya, mereka sepakat untuk barengan. Lagian tujuan mereka sama. Dan tentu saja, Rinji juga pura-pura tidak membawa mobil, padahal mobilnya terparkir tepat bersebelahan dengan milik Jeff. "Kita langsung ke Panti atau mau cari makan dulu?" Tanya Jeff setelah pintu bagasi mobilnya tertutup."Hng.... Makan dulu aja gimana?""Ayo." Lalu Jeff pun menuntun gadis tersebut untuk masuk kedalam mobilnya. Untuk beberapa saat, suasana di dalam mobil hening. Tidak ada satu pun yang memulai obrolan, hingga kemudian dering ponsel Jeff berbunyi. Pria itu pun menjawab nya, tanpa membaca terlebih dahulu siapa yang memanggil nya. "Jeff, kamu dimana?" Suara cempreng seorang wanita terdengar dari seberang sana. Ya, siapa lagi k

    Last Updated : 2023-02-10
  • Hear Me   31; Surprise!

    Pada akhirnya, malam ini Jeff lebih memilih untuk menemui Vella, alih-alih berkunjung ke Panti Asuhan bersama Rinji, seperti yang sudah dia janji kan beberapa hari lalu. Bukan maksud Jeff untuk ingkar janji, hanya saja, seperti nya Vella sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Begitu mobil nya terparkir di halaman utama rumah bergaya Amerika tersebut, Jeff buru-buru melangkah kan kaki nya masuk ke dalam. Di ketuk nya pintu kamar gadis itu dengan cepat. "Vella, ini saya." Ucap Jeff. Ada setetes peluh yang membasahi dahi nya. Namun, pria itu tidak menggubris nya sama sekali. Dia hanya mengkhawatirkan perempuan yang ada di dalam kamar tersebut, yang tak kunjung merespons nya."Vella, saya masuk ya?" Masih tetap sama. Tidak ada sahutan sama sekali, hingga kemudian, Jeff pun langsung memutar knop pintu. Pria itu sedikit lega karena Vella tidak mengunci kamar nya.Namun, saat Jeff memasuki kamar tersebut, tidak ada cahaya sedikit pun yang menerangi nya. Jeff semakin panik dibuat

    Last Updated : 2023-02-11
  • Hear Me   32. Satu Menit Terakhir

    Pukul sebelas lewat lima puluh lima. Jeff akhirnya bisa duduk santai seorang diri di tepi kolam hanya untuk memandangi air kolam yang tenang. Satu persatu orang-orang tadi bergegas pulang. Pesta pun sudah berakhir. Dan Vella, perempuan itu tidak berdaya karena alkohol memenuhi tubuh nya. Jeff berniat pulang, namun niat nya dia urung kan ketika melihat notifikasi ponsel nya. Nama Rinji tertera di sana, membuat Jeff mengukir senyum tipis nya.From: RinjiJeff, maaf mengganggu, tapi sepertinya dompet saya ketinggalan di mobil kamu.Saat membaca nya, Jeff terkekeh pelan sambil geleng-geleng kepala. Dia kemudian berdecih. "Dasar gadis ceroboh." Dan di akhiri dengan kekehan lagi.Astaga gadis itu benar-benar lucu, pikir nya. Alih-alih membalas pesan itu, Jeff malah langsung menghubungi nya."Halo?" Suara serak Rinji segera menyambut telinga Jeff. Pria itu meringis, sedikit merasa bersalah karena sudah membangun kan Rinji."Kamu sudah tidur, Rinji?""Hah? Oh, nyaris. Thanks, Jeff, kalau k

    Last Updated : 2023-02-14
  • Hear Me   33. Miss Alatas

    Dalam perjalanan menuju kantor, Rinji hanya terdiam sembari menatap pada jalanan yang basah. Jakarta pagi ini di temani gerimis yang mengundang rindu, kalau kata Dildar, ketika hujan turun. Ah cowok itu. Rinji jadi merindukan nya. Rasa nya sudah sangat lama tidak berjumpa dengan nya. Berkomunikasi pun, Rinji jarang melakukan nya, sebab dia terlalu sibuk dengan pekerjaan. "Mona?""Iya, Bu?" "Kapan saya senggang?""Hari senin, bulan depan, Bu." Rinji kontan mengesah seraya memejam kan mata nya."Bagaimana dengan jadwal saya hari ini?"Kontan Mona membuka I-pad nya, lantas membacakan jadwal untuk Ibu Bos nya."Jadwal Ibu hari ini, ada meeting dengan pemilik Saino Group, terus di lanjut dengan rapat umum pemegang saham di Kanora Corp, sekaligus makan siang bersama mereka, setelah itu Ibu harus menghadiri event pagelaran seni di Bandung---""Tunggu, Bandung? Jadi hari ini saya ada jadwal ke luar kota?"Anggukan kepala Mona membuat Rinji mengesah sekali lagi. Itu artinya, dia tidak akan b

    Last Updated : 2023-06-10

Latest chapter

  • Hear Me   48; Hujan dan Desahan

    Bukan tanpa alasan kenapa Jeff takut dengan suara hujan di malam hari. Semua itu berawal saat usia nya enam tahun. Jeff kecil terbangun dari mimpi indah nya, ketika suara hujan pada malam itu mengusik tidur nya. Dia menangis sambil berharap Mama nya akan segera menghampiri nya. Namun sayang nya, belasan menit telah berlalu dan Mama nya tak kunjung datang, akhir nya Jeff memutus kan untuk berjalan mencari sang Mama. Dia membuka pintu kamar nya pelan, dan segera di sambut suara dari televisi yang menyala dengan volume besar. "Mama?" Jeff kecil bersuara pelan, berharap sang Mama akan menyadari kehadiran nya, namun beberapa kali Jeff memanggil Mama nya, sosok itu masih tetap tak muncul, sampai akhir nya, dengan penuh tekad, Jeff berjalan menuju sofa buluk yang ada di ruang tv, berniat untuk mengambil remot dan mematikan televisi tersebut. Namun sayang nya, belum sempat dia melakukan hal tersebut, langkah nya terhenti saat telinga nya mendengar suara desahan di antara berisik nya suara

  • Hear Me   47. 03 am

    Pukul tiga pagi, Jeff masih terjaga di sebuah apartmen yang beberapa waktu lalu menampung nya saat hujan badai dengan gemuruh petir yang lantang, singgah di ibu kota. Adalah apartmen milik Rinji yang saat ini sedang bermain peran sebagai Jianna. Awal nya, Jeff hanya mau mengantar kan gadis itu pulang, karena tidak bisa membiar kan wanita pulang sendirian malam-malam. Di tambah lagi, saat itu angin mulai bertiup kencang dari biasa nya, lalu di susul suara petir beserta kilat nya mulai menampak kan diri, menerangi bumi di kota Jakarta untuk seperkian detik secara terus-terusan. Maka dari itu, Rinji menyaran kan Jeff untuk singgah. Meskipun pada awal nya Jeff enggan, tapi semesta berkata lain. Saat kaki nya hendak kembali menyentuh tanah-- setelah memastikan Rinji selamat sampai unit nya, hujan dengan deras nya membasahi seluruh kota Jakarta, di susul amukan petir yang membuat malam menjelang pagi kala itu terasa mencekam, dan Jeff berakhir singgah di unit Rinji. Sebab, lelaki gagah pe

  • Hear Me   46. Ice Cream

    Rinji tidak habis pikir dengan diri nya sendiri malam ini. Bagaimana bisa dia menangis tersedu-sedu dalam dekapan seorang pria asing yang bahkan belum satu tahun dia kenal. Dildar yang sudah dia kenal dua tahunan ini, tidak dia biar kan melihat sisi rapuh nya, tapi Jeffrey, pria yang sekarang sedang menikmati ice cream itu sudah tahu sisi lemah Rinji, ya meskipun sisi lemah yang di tampil kan adalah milik Jianna. Tapi tetap saja, Rinji dan Jianna adalah orang yang sama. Entah lah, Rinji pun bingung. Mungkin karena ini hari merah nya. Bukan kah perasan perempuan menjadi campur aduk ketika sedang dalam masa periode nya. Tapi tidak bisa di pungkiri juga, Rinji suka dengan perlakukan Jeff. Dia nyaman dengan bagaimana lelaki itu memperlakukan nya tadi. Memeluk nya sambil membisik kan kalimat penenang, Rinji benar-benar suka, sampai dia sedikit berdebat ketika mata nya bersirobok dengan mata Jeff. Dan sontak, dia langsung berdeham sambil mencoba untuk terlihat biasa saja, padahal jantung

  • Hear Me   45. Peluk untuk Jia dan Rinji

    "Seperti nya, ada satu hal yang harus kamu tahu tentang saya." Ucap Jeff pada akhir nya. Hal itu membuat Rinji tidak bergeming untuk beberapa saat, sebelum akhir nya berdeham dan bertanya penasaran."Apa itu?" "Saya tidak mudah berteman dengan perempuan." Entah apa yang ada di kepala Jeff saat itu, sampai dia harus mengatakan kalimat tersebut."Benar kah? Lalu kenapa mau berteman dengan ku? Kamu juga mau berteman sedekat itu dengan anak boss mu." Hardik Rinji, membuat Jeff menarik napas nya dalam-dalam dan menghembus kan nya perlahan. "Vella, dia itu sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri." "Lalu bagaimana dengan ku?" Tanya Rinji, yang sejujur nya, dia pun menyesal telah menanya kan kalimat itu. Tapi, sungguh, dia benar-benar penasaran perihal alasan Jeff mau berteman begitu saja dengan nya. Karena seharus nya, jika Jeff benar-benar tidak mudah berteman dengan wanita, Jianna Alatas tidak akan pernah berteman dengan Jeff. Rinji pun demikian, apalagi sampai di ajak ke pantai, h

  • Hear Me   44. Pertemuan Tidak di Sengaja

    "Jadi, benar kan kalau kamu memperlakukan semua wanita sama saja?" "Bersikap manis, perhatian, ya... Seperti lelaki pada umum nya." Demi Tuhan, kalimat itu masih tengiang-ngiang di kepala Jeff, bahkan ketika dia hendak memejam kan kedua mata nya. Waktu sudah menunjuk kan pukul sebelas malam dan Jeff sulit memejam kan mata nya hanya karena kata demi kata yang Jianna ucap kan tadi siang. "Wanita memang rumit." Gumam Jeff seraya menghembuskan napas frustasi nya. Kemudian, pria itu memilih untuk bangkit dari ranjang, lantas bergegas keluar. Sebelum itu, terlebih dahulu dia menyambar hoodi cokelat milik nya yang ada di lemari. Jeff butuh udara segar. Maka nya, dia memilih untuk berjalan kaki. Di pikir-pikir, sudah lama juga Jeff tidak jalan santai seperti ini. Dulu, waktu dia masih sekolah, dia sering melakukan nya. Rumah Jeff masuk gang sempit yang hanya bisa di lewati satu kendaraan sepeda motor. Namun, ketika keadaan mulai berubah, semua itu Jeff tinggal kan, sebab, dia terlalu sib

  • Hear Me   43. Red Day

    Hening menyelimuti sepasang anak Adam dan Hawa yang saat ini sama-sama sedang menatap ke arah bawah pada jalan raya yang ramai. Kendaraan umum, mobil pribadi, sepeda motor, seolah saling balapan untuk sampai ke tujuan masing-masing. Belum lagi suara klakson kendaraan yang saling bersahutan, kian menambah keributan pada jalanan tersebut, hingga pada atap rumah sakit pun kebisingan nya masih terasa. Hal itu sontak membuat Rinji menghela napas lelah. Dia tidak suka keramaian yang seperti itu, karena membuat kepala nya jadi semakin runyam. Maka dari itu, dia memilih untuk membalik kan tubuh nya, menyandar kan punggung mungil nya pada tembok pembatas di sana. Dan apa yang di lakukan gadis tersebut, tentu saja memancing atensi Jeff yang ada di samping nya. "Kenapa?" Tanya pria itu. Rinji menggeleng. "Tidak suka keramaian?" "Bukan. Hanya saja, di bawah sana sangat berisik. Dan aku tidak suka. Karena itu menambah keributan di kepala ku saja." Saat menjadi diri nya sendiri di samping pri

  • Hear Me   42. Sorot Mata Itu

    "Bukan kah tidak ada Ibu yang tidak menyayangi anak nya?" Benar, Mauryn setuju dengan apa yang Tamara bilang. Dan tentu nya, dia juga amat sangat menyayangi Jianna, putri tunggal nya, sampai-sampai dia terjun langsung seperti ini itu, semua nya hanya untuk memastikan laki-laki yang kemarin bepergian dengan anak gadis nya. Bagaimana pun, Mauryn sadar kalau Jia gadis kecil nya sudah menginjak dewasa dan memiliki paras yang begitu cantik. Jadi wajar saja kalau banyak laki-laki terpikat."Nama nya Jeffrey. Dia harta paling berharga yang saya miliki di dunia ini." Suara Tamara kembali terdengar, membuat kesadaran Mauryn kembali."Dia pasti anak yang membangga kan.""Sangat. Sejak kecil, dia sudah mengerti banyk hal dan ketika dewasa, dia tumbuh menjadi laki-laki bertanggung jawab. Butik ini adalah bukti nyata dari hasil kerja keras nya selama ini." Kalau di lihat dari sorot mata nya, tidak ada bualan sedikit pun yang Mauryn tangkap dari kedua mata Tamara, ketika menceritakan sosok Jeffrey

  • Hear Me   41. Pertemuan Kedua Ibu

    "Lo lagi sibuk apa sih, Sam?" Tanya Dildar pada teman lelaki yang duduk di hadapan nya. Laki-laki itu sedang bersantai sebab sekarang waktu nya jam istirahat. Dan kebetulan dia bertemu Samuel, sohib nya sejak pertama kali masuk kerja. "Baca google.""Anjrit. Tumben? Ngapain deh?" Karena nya Dildar jadi terkikik geli. "Cari informasi lah.""Informasi artis idola lo yang dari Korea itu?" "Bukan. Ini gue lagi cari informasi Jianna Alatas.""Siapa tuh?" Sontak, Samuel langsung mendongak. Lelaki itu kemudian menatap Dildar dengan tidak percaya. "Lo nggak tahu, Dil?""Tahu apa?""Jianna Alatas, putri semata wayang Abraham Alatas, pemilik gedung 45 lantai itu loh, Dil." Dildar mengernyit. "Emang gue harus tahu?" Samuel mendengus. Berbicara dengan Dildar memang sedikit menguras emosi nya. "ENGGAK HARUS! TAPI AWAS AJA KALO LO KETAHUAN NAKSIR SAMA TUH CEWEK!""Ya elah... Naksir sama yang setara sama kedudukan gue aja belum tentu di terima, apalagi naksir cewek kalangan atas. Enggak leve

  • Hear Me   40. Bincang Malam

    "Ah iya, bukan kah Ayah kamu sedang di rawat di rumah sakit?" Tunggu, bagaimana bisa Jeff tahu kalau ayah Rinji berada di rumah sakit. Atau jangan-jangan lelaki itu sudah tahu kalau sebenar nya, diri nya adalah Jianna Alatas. "Rinji?""Hah? Oh iya. Kamu tahu dari mana, Jeff?""Kamu lupa, kalau saya yang mengantar kan kamu ke rumah sakit?" Pernyataab Jeff langsung membuat Rinji menepuk jidat nya. Bisa-bisa nya dia melupakan kejadian malam itu. "Ah iya! Maaf Jeff, aku benar-benar lupa. Akhir-akhir ini aku benar-benar memiliki kesibukan yang luar biasa, jadi... Aku lupa beberapa kejadian yang udah terjadi beberapa waktu lalu." Jelas Rinji sambil berharap Jeff tidak tersinggung. Karena sungguh, meskipun Rinji amat sangat berterima kasih pada lelaki itu yang sudah menolong nya, Rinji benar-benar lupa. Tentu saja, itu semua karena jadwal nya yang super padat, hal itu benar-benar membuat memori otak nya pun tidak terlalu fokus pada beberapa hal atau kejadian yang sudah terlewat beberapa w

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status