Tatapan tajam Levana terlihat begitu jelas menatap ke arah sang suami. Dirinya yang berusaha menahan emosinya sejak tadi mendadak kesal dan marah mendengar ucapan dari suaminya itu.“Aku hanya ini.. aku hanya itu.. Ya, aku memang istri keduamu, tetapi aku memiliki hak atas hidupku sendiri!” bentak Levana yang sudah menahan diri cukup lama.Rave terlihat terkejut mendengar bentakan Levana barusan, tetapi bukannya memilih untuk meredakan emosi sang istri, Rave justru membuat suasana semakin panas dengan balas membentak Levana.“Faktanya memang begitu! Oh Levana, apa kau lupa jika hidupmu memang sudah bukan milikmu lagi? Selama tiga tahun menikah denganku, hidupmu hanya untuk diriku dan aku berhak melarang apa yang kau lakukan!” Rave balas membentak Levana yang kini membuat Levana melangkah dan semakin menatap tajam sang suami.“Kau tahu, selama ini aku terus mengikuti apa yang kau inginkan, tapi kali ini tidak, Rave. Aku tetap akan datang ke pernikahan Ethan!” tegas Levana yang refleks
Ekspresi terkejut Levana benar-benar tidak bisa dihilangkan dari wajahnya saat melihat siapa yang datang. Sang ibu pun segera membuka pintu lebih lebar dan membiarkan tamu tersebut masuk.Yang bisa dilakukan oleh Levana saat ini hanya pergi ke dapur untuk membuatkan minuman pada tamu yang datang berkunjung, menyajikannya dan memilih untuk duduk di samping sang ibu yang memintanya untuk segera duduk.“Kau baik-baik saja, Levana?” tanya sang tamu yang langsung disambar oleh ibunya.“Kau masih bertanya, Yara? Tentu saja dia tidak baik-baik saja. Perlakuan anakmu itu benar-benar begitu kasar. Tidak pernah terpikirkan olehku jika kata-kata Rave bisa begitu kejam pada Levana!” Sang ibu langsung mengambil alih pertanyaan yang diajukan untuk Levana.Yara, sang ibu mertua pun segera pindah dan duduk mendekat ke arah ibu Levana. Bisa dilihat oleh Levana jika ibu mertuanya itu tengah menggenggam erat telapak tangan ibunya.“Maafkan putraku, Theresa. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya pada Leva
Keputusan Levana pergi ke pesta pernikahan Ethan Xander bersama sang ibu mertua pun pada akhirnya disetujuinya. Dirinya mengesampingkan bagaimana konflik antara dirinya dan Rave saat sang suami tahu ia pergi ke pesta tanpa izin darinya.Untuk sementara Levana tidak peduli akan hal itu karena yang diinginkannya hanya hadir di hari bahagia sang sahabat. Dirinya juga cukup beruntung karena sang ibu mertua mau menemaninya pergi ke sana.“Oh, Levana, kau tampak sangat cantik. Kecantikanmu benar-benar tidak pernah mengecewakanku,” puji sang ibu mertua ketika Levana selesai dirias.“Terima kasih, Nyonya, dan Anda tampak begitu elegan seperti biasa,” balas Levana balik memuji sang mertua.Tangan sang ibu mertua perlahan mengusap punggung Levana. “Sungguh, Levana, kau sangat cantik hari ini. Sepertinya kehamilanmu juga membawa aura yang begitu cerah.”Senyum tipis Levana terlihat di wajahnya saat mendengar pujian kedua dari sang ibu mertua. Ada rasa bahagia tersendiri bagi Levana, terlebih saa
“Kau baik-baik saja?”Tangan kekar yang memeluk erat pinggang Levana perlahan membantunya berdiri. Entah apa jadinya jika tangan tersebut tidak menangkap dan melindunginya.Dengan anggukan yang sangat pelan, Levana merespon pertanyaan pria tersebut. “Terima kasih sudah menolongku, Rave,” balasnya pada sang suami yang entah datang dari mana.Saat kaki Levana sudah kuat menapak, dirinya baru menyadari betapa ricuhnya aula pesta. Para awak media berusaha menerobos masuk ke dalam aula dengan niat meliput apa saja yang ada di pesta. Sayangnya, apa yang dilakukan oleh para wartawan dan awak media di sana justru membuat kekacauan di pesta pernikahan.“Ethan Xander, apakah Levana Maverick merupakan mantan kekasih yang Anda undang secara khusus?”Pertanyaan dari awak media tiba-tiba menyadarkan Levana jika kondisinya saat ini benar-benar tidak aman. Dirinya berdiri tepat di samping Rave, dan hanya beberapa langkah saja Ethan berdiri seorang diri menghadapi para wartawan.“Apa yang sebenarnya t
Menghadapi perasaan Rave yang tidak tegas membuat Levana sedikit kesulitan. Di suatu waktu, Rave akan sangat membenci dirinya dan seolah menyesal karena telah menerima perjodohan tersebut. Lalu di waktu yang lain, Rave akan sangat khawatir dengan keadaan Levana seolah menganggapnya merupakan orang yang paling ia sayangi di dunia ini. Sama seperti Rave, Levana sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Saat Rave membenci dan mengatakan kata-kata kasar, Levana sangat menyesal telah menerima perjodohan tersebut. Namun, ada di suatu waktu jika Levana merasa telah jatuh hati pada sang suami. “Jam berapa kau akan bertemu dengan Newall?” tanya Rave saat keduanya berada di ruang rapat di gedung Maverick Group. “Setelah ini aku akan langsung bertemu dengannya di resto,” sahut Levana yang mana matanyaasih fokus pada berkas yang ada di meja. “Di resto? Bukankah kau hendak kunjungan ke penangkarannya?” Rave terlihat bingung dan raut kesal terlihat di wajahnya. “Aku butuh makan
“Aku tidak bisa ke sana sekarang karena ada pekerjaan yang harus kukerjakan. Lagi pula aku sedang bersama dengan Levana sekarang.”Mendengar namanya disebut oleh sang suami membuat Levana refleks menoleh ke arahnya. Dirinya tidak tahu apa dan dengan siapa Rave menelepon, dan ia mencoba untuk mengabaikan sang suami yang kini melirik ke arahnya.Ia berusaha memperhatikan area sekitar saat Kieran kembali datang dan membawakannya laporan baru. Segera saja ia sibukkan dirinya dan menandatangani apa yang Kieran minta di dalam laporan tersebut.“Kalau begitu kami pulang dulu,” ujar Levana yang langsung membuka suara begitu urusan mereka sudah selesai. Dirinya juga sudah merasa sangat lelah sekarang.Saat keduanya tiba di dalam mobil, Levana langsung membuka suara. “Kau bisa menurunkanku di pinggir jalan nantinya, biar aku pulang naik taksi saja,” ujar Levana yang membuat Rave melirik bingung ke arahnya.“Kenapa?” tanya Rave singkat yang memang tidak paham maksud dan keinginan Levana.“Aku se
“Kau yakin baik-baik saja? Kau terlihat sangat pucat,” tanya Rave yang terlihat begitu khawatir dengan kondisi Levana saat ini.“Kenapa kau lebih fokus padanya? Bukankah kau datang ke sini untuk menemuiku, tapi kau lebih mengkhawatirkannya. Rave, istrimu itu aku, bukan dia!” protes Lilian yang mana merasa tidak suka dengan sikap Rave pada Levana.Levana yang menjadi alasan dua orang di sana bertengkar pun merasa sangat tidak nyaman. Dirinya memutuskan untuk bangkit dan lebih memilih menunggu di tempat lain, tetapi niatnya itu harus diurungkannya begitu melihat Toby kembali datang bersama seorang pelayan yang datang membawa pesanan mereka.“Ternyata berita di media sosial benar nyata adanya, kalian bertiga begitu harmonis. Mungkin jika aku memiliki dua istri, aku sendiri tidak yakin kedua istriku bisa harmonis,” ucap Toby yang terlihat memuji kedekatan antara Levana, Rave dan Lilian.Berbeda dengan Rave yang menatap Toby dengan tatapan tak suka, Levana justru terus-terusan menundukkan
“Jadi, Tuan Maverick meminta Dad yang mengurus semua keterlibatan liputan acara nantinya?” tanya Levana pada ayahnya saat mereka tengah berkumpul bersama di ruang keluarga rumah Levana.“Ya, bagaimana menurutmu Levana, apa kau keberatan?” Sang ayah berbalik tanya yang kini meminta pendapat dari dirinya.Levana yang mendengarnya pun bingung kenapa ayahnya justru meminta pendapatnya. “Kenapa Dad meminta pendapatku? Bukankah hal yang bagus untuk menerima ajakan kerja sama mengingat acara amal nantinya sangat besar? Lagi pula Dad bisa membuat banyak edisi nantinya, terutama yang berkaitan dengan penangkaran satwa,” respon Levana yang membuat ayahnya mengangguk paham.“Yang kau katakan memang benar, Levana, tapi Dad takut jika kau ikut terkena masalah nantinya,” balas sang ayah yang memberitahu alasan kenapa ia ragu.Kening Levana mengernyit. “Tunggu, aku benar-benar tidak paham apa maksudnya. Bisa Dad jelaskan pelan-pelan,” pinta Levana yang kini justru sang ibu yang menyahut.“Kerja sama