Sudut pandang MarcelAku hampir tidak bisa menemukan wanita yang kunikahi di dalam Valerie yang baru ini.Entah bagaimana, aku merasa telah membunuh wanita yang galak itu.Aku tidak pernah tahu dia bisa begitu sulit diajak bicara. Setiap kata yang kuucapkan selalu dibalasnya dengan kata-kata yang pahit. Kupikir dia sekadar tidak bersahabat dengan Alisa, ternyata aku salah besar. Valerie membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi seribu kali lebih jahat kepada Alisa jika dia mau.Kemudian, yang paling mengejutkanku adalah aku tidak bisa merasakan kemarahan membara yang membuatku menandatangani surat-surat itu, yang dahulu selalu kurasakan."Alisa, tolong, apa kamu bisa pergi dengan Alfred hari ini?" Aku mengeluarkan ponselku untuk menelepon Alfred. Aku tidak punya energi untuk berurusan dengan mereka berdua hari ini. Aku tidak suka ketika aku dipaksa menikah, tetapi aku juga benci jika dipaksa keluar dari pernikahan itu.Keberadaan Adrian tidak membantu. Dia bukan pria yang tepat untuk Val.
Sudut pandang Valerie:Agak konyol mendengar Alisa menuduh Marcel mencintaiku, tetapi entah mengapa, aku tahu penyebabnya.Marcel memang selalu mencintainya, tetapi Alisa bukanlah satu-satunya gadis yang dimilikinya.Alisa setahun lebih tua daripada aku dan tiga tahun lebih muda daripada Marcel. Bagi seorang remaja, tiga tahun adalah jarak yang sangat jauh. Untuk waktu yang sangat lama, Marcel hanya menganggap Alisa sebagai adik perempuan yang ingin dilindunginya, bukan kekasih. Aku tahu karena Marcel punya banyak pacar di SMA, bahkan saat kuliah.Setelah aku menikah dengan Marcel, aku baru mengetahui bahwa Marcel memutuskan hubungan dengan gadis-gadis itu sering kali atas permintaan Alisa.Rupanya, pacar-pacar Marcel punya kebiasaan menindas Alisa. Sebagai "pengganggu terbesar" Alisa, aku tidak tahu seberapa banyak kebenaran dalam cerita-cerita itu.Aku merasa kasihan kepada gadis-gadis yang berpacaran dengan pria yang tidak punya cinta untuk mereka, tetapi siapa yang pantas kukasihan
Sudut pandang Marcel:Valerie tidak mencintaiku sekarang. Masih sulit untuk terbiasa dengan hal itu, tetapi aku tidak bisa menyangkalnya lagi.Tidak seharusnya aku begini, tetapi aku merasa kehilangan sesuatu yang berharga. Bagaimana mungkin kamu merasa sedih karena kehilangan sesuatu yang sejak awal tidak pernah kamu inginkan?Apa ini adil? Aku tidak menginginkannya, tetapi dia memaksakan cintanya ke tanganku, lalu sekarang dia mengambilnya kembali, masih secara paksa juga. Aku tidak pernah punya kesempatan untuk membuat keputusan dalam hal ini.Baru sekarang aku merasakan memiliki keinginan yang tidak bisa dicapai yang belum pernah kurasakan sepanjang hidupku.Aku tidak pernah menyadari apa yang kumiliki sampai sesuatu itu hilang. Namun, ia hilang terlalu cepat. Detik pertama, ia sekeras tanah di bawah kakiku, lalu detik berikutnya ia hilang begitu saja. Bagaimana mungkin seseorang menghentikan cintanya dengan begitu kuat dan tegas?Val tidak hanya merawat rumah kami, dia membangun r
Sudut pandang Valerie:Aku bersedia memberikan segalanya untuk rentetan kalimat seperti itu darinya, lima tahun lalu.Astaga. Aku sudah memberikan segalanya ketika aku meminta apa yang dia tawarkan kepadaku hari ini. Kalau saja dia tidak sekejam itu kepadaku selama lima tahun terakhir ini. Kalau saja dia percaya kepada Nenek dan tidak membiarkan emosinya mengaburkan penilaiannya.Namun, hidup tidak mengenal kata "kalau saja". Aku sudah tidak di sana lagi. Aku tidak bersemangat maupun bahagia. Aku hanya lelah.Aku hanya ingin menjalani hidupku sendiri tanpa mereka yang terus menyakitiku.Aku tidak bisa kembali, tidak untuk keinginan Nenek, tidak untuk bayiku yang akan lahir, tidak untuk Marcel yang masih belum melihatku.Marcel masih tidak tahu bahwa akulah yang diselamatkannya di hutan, bukan Alisa.Aku baru tahu tentang kesalahpahaman ini lima tahun lalu. Ketika Alisa datang membanggakan diri kepadaku dengan rekaman Marcel yang mengucapkan tiga kata keramat itu kepadanya, berjanji bah
Sudut pandang Valerie:Aku menoleh ke Adrian Malik dan Marcel langsung tergesa-gesa berkata, "Jangan pergi bersamanya, kumohon!""Maafkan aku karena memaksamu lima tahun lalu." Secara ajaib, aku bisa berbicara kepadanya dengan tenang sekarang. "Tapi, kita berdua tahu kamu nggak mungkin menikahi Alisa saat itu kalaupun aku nggak melakukannya. Jadi, anggap saja impas? Sekarang, Alisa sudah sembuh dan Nenek juga sudah menyetujuinya. Kamu bisa terus maju dan mewujudkan keinginanmu kali ini. Hanya saja ...."Aku merasa tidak enak karena tidak mengatakan yang sebenarnya, tetapi aku tidak ingin dia tahu tentang kesalahannya sekarang. Itu hanya akan mempererat hubungan yang tidak lagi kuinginkan di antara kami, dan itu akan merusak satu-satunya kenangan indahku tentangnya."Hanya saja, pastikan kali ini benar-benar yang kamu inginkan. Oke?"Aku tiba-tiba mengerti apa yang dimaksud Nenek ketika mengatakan dia hanya bisa menyelamatkan Marcel sekali. Aku hanya bisa menyelamatkannya sekali. Marcel
Sudut pandang Valerie:"Kamu dan Marcel! Kalian bukan benar-benar 'musuh bebuyutan', 'kan?" Seharusnya aku tahu dari cara Adrian berbicara kepada Nenek. Bahkan jika Adrian tidak menyukai Marcel, tidak mungkin dia benar-benar akan mencelakai kerajaan bisnis Tanzil.Adrian Malik menatapku dengan aneh, merasa geli.Namun, itu hanya menambah teka-teki."Lalu, kenapa kamu membantuku?" Jika tujuannya bukan gosip tentang Marcel?"Maksudmu, kenapa aku menerima proposal filmmu atau kenapa aku mengantarmu pulang?" Adrian mengangkat alis, kesenangan terlihat di wajahnya."Yang pertama," kataku. "Sebenarnya, sekalian keduanya!"Dia tertawa terbahak-bahak."Baiklah," katanya dengan nada mengejek, matanya yang seperti menyeringai terus menatap jalan. "Aku mengantarmu pulang untuk memenuhi janjiku kepada dua wanita itu. Aku benci mengecewakan wanita cantik. Untuk jawaban pertanyaan pertama ...."Nada bicaranya membuatku gugup tanpa alasan yang jelas. Aku tidak menyadari telah menahan napas sampai dia
Sudut pandang Valerie:Aku sama sekali tidak melihat Adrian Malik yang digambarkan Aurel sebagai "iblis".Berbicara dengan Adrian sangat menyenangkan. Ketika aku pertama kali menghubungi Adrian, yang aku tahu tentang dia hanyalah takhtanya sebagai musuh Marcel dan jutaan keluhan tentang betapa "kejam dan piciknya" dia dari Aurel.Rupanya, saat Aurel sedang bermain sandiwara, Adrian mengolok-olok riasannya. Adrian mengacak-acak rambut Aurel, lalu Aurel jatuh ketika mencoba membalasnya. Tentu saja itu membuat Adrian makin mentertawakannya. Adrian pun menjadi musuh Aurel dan masuk dalam setiap daftar hitamnya.Kurasa Adrian sudah insaf dari anak laki-laki yang kejam itu, berkebalikan dengan Marcel.Namun, makin baik Adrian kepadaku, makin aku merasa bersalah kepada Aurel. Aku mendatangi Adrian karena dia musuh kami bersama, tetapi ternyata dia bukan."Kamu dan Marcel sahabat?" seruku, rahangku menganga. Aku tidak pernah tahu! Aku! Aku penggemar berat Marcel selama bertahun-tahun ini, teta
Sudut pandang Marcel:"Apa maksudnya dia nggak pulang?"Aku baru saja sampai di kantor ketika aku mendapat telepon dari Joshua yang menanyakan apakah Alisa menginap bersamaku. Untuk apa dia menginap? Alisa tidak pernah menginap di tempat lain selain rumahnya, termasuk rumahku. Dia seperti boneka yang rapuh."Kamu menjemputnya, jadi kenapa kamu nggak mengantarnya pulang?" Joshua langsung meledak, berteriak sekeras-kerasnya, "Bagaimana kamu bisa begitu nggak bertanggung jawab? Kamu nggak tahu betapa berbahayanya bagi dia di luar sana?"Aku ingin mengatakan bahwa Alisa sudah dewasa sekarang, tetapi ini bukan saat yang tepat."Aku akan mengurusnya," kataku kepadanya. "Nanti kuhubungi lagi."Aku menelepon Alfred berikutnya, tetapi Alfred mengatakan bahwa dia menurunkan Alisa di vila Keluarga Salim dan benar-benar melihat Alisa masuk. Jadi, entah Joshua Salim berbohong tentang Alisa yang belum pulang, atau Alisa keluar sendiri setelah Alfred pergi untuk suatu alasan.Joshua Salim tidak akan
"Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran
Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o
Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set
Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se
Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa
Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru
Itulah frasa yang tidak pernah bisa dipahami Val, rasa ingin tahu yang kelam.Sambil melihat sekeliling, Val perlahan menggeleng, matanya dipenuhi rasa jijik saat melihat penghinaan di mata para penonton yang ingin tahu. Apa yang mereka tunggu? Agar dia menangis karena dipermalukan oleh seorang wanita tua yang bahkan tidak mengenalnya?Agar dia merasa malu karena seseorang yang menyebutnya "saudari" justru secara terbuka menunjukkan cara untuk mempermalukannya, sambil berpura-pura bersikap baik dengan akting canggungnya?Dia bukan orang yang seharusnya merasa malu di sini."Terima kasih atas undangannya, Nyonya Wibowo," Val menunduk ringan, nadanya tenang dan sopan.Nyonya Wibowo akhirnya menatap Val, seolah melihatnya untuk pertama kali. Dia mengamati Val selama beberapa detik yang terasa lama dan kerutan di wajahnya semakin dalam. Pada titik ini, Val cukup terkejut. Apa yang bisa Alisa katakan sampai membuat Nyonya Wibowo langsung membencinya terlebih hanya dengan melihatnya?"Hmph."
Val sempat kehilangan fokus sejenak.Apa yang barusan Marcel katakan?Selama ini, Val mengira Joshua ada hubungannya dengan kematian ibunya. Setidaknya, dia menyaksikannya dan tidak menolong, hanya melihat Erin meregang nyawa lalu membawa Val pulang. Val sudah menyelidiki kecelakaan mobil itu dengan memanfaatkan sumber daya Nico dalam waktu yang cukup lama. Belum lagi, sumber daya itu sangat besar.Hasilnya? Tidak ada.Val tidak menemukan satu pun bukti yang menunjukkan keberadaan Joshua di dekat lokasi kecelakaan dan dia berpikir mungkin semua jejaknya telah dihapus. Lagi pula, Joshua pasti telah berusaha menutupi jejaknya juga.Namun, jika yang dikatakan Marcel benar ...."Gimana kamu bisa tahu? Kamu punya bukti? Sudah berapa lama kamu mengetahuinya dan menyembunyikannya dariku hanya untuk ...?" Val meledak dengan rentetan pertanyaan seperti senapan mesin.Ting, ting, ting!Suara dentingan gelas yang tajam memecah keheningan, membuat Val langsung berhenti. Bahkan sebelum dia bisa men
"Aku baru sadar, kamu terlihat menggemaskan saat marah."Saat itu, Val benar-benar ingin menghantam kepala pria konyol itu dan langsung pergi. Namun, seluruh lobi sudah sunyi dan semua mata tertuju pada orang-orang di tengah. Jika dia berani bertindak sekarang, dia akan menjadi pusat perhatian. Jadi itu alasan Marcel begitu berani sekarang?"Kalau kamu sudah nggak peduli lagi dengan ular kecilmu itu ...." Val menggertakkan giginya, tetapi dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Marcel menyeringai percaya diri dan menyelanya dengan santai ...."Kamu bahkan belum mendengar tawaranku."Val berbalik untuk pergi, tetapi Marcel sudah lebih dulu membaca gerakannya dan menarik pinggangnya sebelum dia bisa menghindar. Walaupun dia gagal membuat keributan dan hanya menarik perhatian segelintir orang di sekitar mereka, dia kini berada dalam pelukan Marcel, dengan erat."Kamu ...!"Val nyaris berteriak. Nyaris.Val tidak pernah suka berdandan, tidak seperti sekarang. Dia belajar merias di