Sudut pandang Marcel:Aku tidak bisa mengusir bayangan wajah sedih Valerie dari pikiranku.Semakin aku mencoba memahami dan merasakannya, semakin aku menyadari betapa mustahilnya memperbaiki semuanya. Aku pikir aku sudah menjaga batasanku sebagai seorang suami ketika bersama Alisa, tetapi aku gagal melihat bahwa setiap menit aku pergi darinya, kasih sayang, kepercayaan, dan kebahagiaan istriku perlahan terkikis.Dia mencintaiku saat kami menikah, tetapi binar itu sudah padam dari matanya. Cahaya kebahagiaan ketika melihatku dan akhirnya, kepercayaan di matanya digantikan dengan kekecewaan.Kekecewaan yang kulihat saat aku meninggalkannya hari ini.Padahal dia baru mulai tersenyum padaku lagi.Aku bahkan tidak berani membayangkan seberapa besar keberanian yang dia butuhkan untuk memberitahuku tentang bayi kami. Saat itu, aku tidak melihat kebahagiaan karena buah dari pernikahan kami tumbuh di dalam dirinya. Aku tidak melihat kegembiraan seorang wanita yang untuk pertama kalinya mengalam
Sudut pandang Marcel:"Apa yang terjadi?" tanyaku pada Joshua. Pasti ada sesuatu yang memicu Alisa. Hari ini dia hanya bertemu dengan Valerie dan aku. Dia baik-baik saja saat pergi dalam dekapan saudara laki-lakinya yang baru ditemukan."Dia meneleponmu sebelum kami menemukannya di kamarnya, berlumuran darah." Joshua menatapku dengan penuh kebencian. "Jadi, katakan padaku, apa yang terjadi pada putriku? Dia mencintaimu!"Suaranya pecah ketika dia mengucapkan kata "cinta" dan saat itulah untuk pertama kalinya aku menyadari ....Alisa tidak mencintaiku. Dia tidak pernah mencintaiku. Dia menginginkanku.Dia menuntut waktuku, cintaku, dan perhatianku. Dia hanya akan bahagia jika mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dariku. Dia tidak pernah peduli dengan apa yang aku inginkan, tidak seperti Valerie."Aku akan menemuinya." Aku membuka pintu ruang rawat Alisa, tidak ingin membuang waktu dengan Joshua.Ruangan itu gelap dan sunyi. Alisa meringkuk di bawah selimut, membelakangi kami. Sulit unt
Sudut pandang Joshua Salim:Alisa tidak menyayat pergelangan tangannya. Dia hanya mencari alasan untuk bertemu dengan Marcel.Kami baru tahu tentang itu setelah kami membawanya ke rumah sakit. Aku tidak percaya anak perempuan kami, gadis kecil yang telah kami lindungi dengan sangat hati-hati, akan bermain-main dengan hidupnya seperti lelucon begini. Namun, pilihan apa yang kami punya ketika yang diinginkan oleh gadis kecil kami hanyalah berbicara dengan pria yang dia cintai dengan sepenuh hati?Apakah aku punya pilihan lain selain mengikuti permainannya? Tidak. Sama seperti dua puluh tahun yang lalu.Aku tidak tahu mengapa Ava begitu terobsesi dengan Marcel Tanzil, tetapi apa lagi yang bisa dilakukan seorang ayah? Marcel kaya, memiliki wajah tampan, dan yang terpenting, Ava benar-benar peduli kepadanya, sangat peduli. Itu yang bisa aku lihat. Lagi pula, aku tidak benar-benar menentang bantuan Marcel terhadap bisnis keluarga kami juga.Namun, Marcel tidak lagi tertarik kepada Ava belaka
Sudut pandang Marcel:Valerie terluka.Perusahaan sistem keamanan menemukan Valerie setelah alarm berbunyi. Namun, tidak ada tanda-tanda penyusupan, bahkan alarm berbunyi karena lampu dilemparkan melalui jendela, dari dalam. Rupanya, Val menyayat pergelangan tangannya dan jatuh dari tangga.Val dibawa ke rumah sakit ketika Miko tiba di sana, rumah sakit yang sama dengan Alisa. Yang dilihat Miko hanyalah genangan darah di dekat tangga. Aku tidak tahan mendengar laporannya melalui telepon, tetapi aku juga tidak berani melewatkan apa pun.Perjalanan dari bangsal Alisa ke gedung gawat darurat adalah neraka terpanjang yang harus kulalui. Lebih baik aku mati seribu kali kalau itu bisa memutar balik waktu."Di mana dia?" tanyaku kepada Miko saat aku tiba di sana, hanya untuk menyadari bahwa dia bukan satu-satunya yang menunggu di ruang gawat darurat.Liana Tantra, Aurel Demian. Semua berhasil sampai sebelum aku. Bahkan ...Diego Kumala.Para gadis itu berpelukan, mencoba saling menghibur. Pri
Sudut pandang Marcel:Okto pergi sendirian.Diego menutupi wajahnya, mengabaikanku sepenuhnya sementara dia menunggu dengan penuh keputusasaan. Begitu juga dengan dua teman Val. Aku sebenarnya tetap akan tinggal jika itu bisa membantu, tetapi aku tahu di mana aku lebih dibutuhkan.Aku harus pergi menemui Alisa.Jika seluruh bank darah saja tidak cukup, sumbangan seorang pria tentu tidak akan cukup. Aku selalu khawatir dengan kondisi Alisa, tetapi kami memiliki Valerie yang bisa diandalkan ketika Alisa membutuhkan darah, jadi aku tidak pernah berpikir bahwa wanita sehat dan kuat itu suatu hari akan terbaring di ruang gawat darurat, menunggu darah langka untuk menyelamatkan hidupnya.Satu-satunya orang yang bisa membantu adalah saudara perempuannya yang baru saja bertikai dengan kami.Aku tahu akan sulit untuk mendapatkan bantuan dari Alisa, tetapi aku tidak tahu akan sesulit ini."Apa yang kamu lakukan di sini?" Joshua Salim menjaga pintu, mendengus kepadaku. Dia sudah menggeram kepadak
Sudut pandang Valerie:Perutku kosong. Hal pertama yang kurasakan saat pikiranku terbangun adalah kekosongan yang mengerikan.Bukan hanya perutku. Seluruh tubuhku dikosongkan oleh mimpi panjang dan gelap yang menjebakku.Marcel ada di dalamnya, begitu pula Alisa, Joshua Salim, Aveline Salim, Diego Kumala. Mereka menyatu menjadi bayangan yang membungkusku begitu erat hingga aku tidak bisa bernapas. Namun, aku tidak bisa mati dalam mimpiku. Jadi, aku hanya bisa tercekik berulang kali, seperti terkubur hidup-hidup di peti matiku, menyaksikan hidupku berlalu di depan mataku. Secara harfiah.Dalam mimpiku, aku bukanlah Valerie, aku adalah hantu yang menyaksikan Valerie kecil menderita melalui semua kebohongan, bahaya, rasa sakit, dan darah, sampai anak itu membujuknya ke hutan gelap, melewati itu, lalu mobil yang hancur.Itu bukan mimpi. Itu semua nyata. Itu ingatanku. Aku tidak bisa mengingat apa pun dari kecelakaan mobil itu, tetapi aku menyaksikannya. Di dalam mimpi yang dalam ini, aku m
Sudut pandang Valerie:"Apa itu benar?" tanyaku kepada Marcel.Dia menghindari pertanyaanku dengan berkata, "Aku akan menyelidiki hal ini, aku janji!"Pada detik itu, semua suara menghilang. Aku tidak bisa mendengar apa pun dan tidak melihat siapa pun selain pria yang sudah kucintai lebih dari satu dekade. Pria yang pernah menyelamatkanku, yang berkata bahwa dia mencintaiku dan menginginkan kesempatan lain denganku. Pria yang memberitahuku betapa bersemangatnya dia tentang bayi yang dia berikan kepadaku."Apa kamu akan jadi saksi untuk alibinya?" tanyaku kepadanya, suaraku bergetar. Kemarahan dan ketidakpercayaan mengubah suaraku menjadi bisikan yang tertekan saat melanjutkan, "Dia, MEMBUNUH, anak kita! Dan kamu memberitahuku bahwa kamu MEMIHAKNYA? Benar begitu? Marcel Tanzil?""Aku nggak memihak dia ….""Dia, itu, pelakunya!" Aku meledak, menatap mata pria itu. "Sistem alarm nggak bunyi saat dia masuk ke rumah kita. Dia nggak mencuri apa pun yang berharga dan langsung menuju ke arahku
Sudut pandang Valerie:Pernikahan mereka.Alisa baru saja menata rambutnya. Dalam balutan gaun berbelahan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, dan sepasang sepatu hak tinggi yang menjulang, Alisa tampak menakjubkan. Kurasa mewujudkan mimpimu bisa membuat itu terjadi. Aku juga berkilauan seperti itu saat aku menjalani pernikahan impianku sendiri, yang kupikir akan memulai akhir bahagiaku.Dia bahagia. Aku benci itu.Dia akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, berapa pun harganya, karena ayahnya akan membayar tagihannya. Setelah membujukku ke hutan, mencuri kesatria putihku dan mengubahnya menjadi hitam, hidup dari darahku, dan berdiri di atas mayat bayiku, dia akhirnya merangkak ke altar suci.Bukan hanya tidak membayar perbuatannya, Alisa bahkan menjadikan Marcel saksinya. Marcel adalah saksi pembunuh anaknya sendiri!Betapa bodoh dan menyedihkannya aku berpikir bahwa anjing seperti Alisa bisa mencintaiku?"Aku lihat kamu masih belum d
"Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran
Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o
Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set
Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se
Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa
Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru
Itulah frasa yang tidak pernah bisa dipahami Val, rasa ingin tahu yang kelam.Sambil melihat sekeliling, Val perlahan menggeleng, matanya dipenuhi rasa jijik saat melihat penghinaan di mata para penonton yang ingin tahu. Apa yang mereka tunggu? Agar dia menangis karena dipermalukan oleh seorang wanita tua yang bahkan tidak mengenalnya?Agar dia merasa malu karena seseorang yang menyebutnya "saudari" justru secara terbuka menunjukkan cara untuk mempermalukannya, sambil berpura-pura bersikap baik dengan akting canggungnya?Dia bukan orang yang seharusnya merasa malu di sini."Terima kasih atas undangannya, Nyonya Wibowo," Val menunduk ringan, nadanya tenang dan sopan.Nyonya Wibowo akhirnya menatap Val, seolah melihatnya untuk pertama kali. Dia mengamati Val selama beberapa detik yang terasa lama dan kerutan di wajahnya semakin dalam. Pada titik ini, Val cukup terkejut. Apa yang bisa Alisa katakan sampai membuat Nyonya Wibowo langsung membencinya terlebih hanya dengan melihatnya?"Hmph."
Val sempat kehilangan fokus sejenak.Apa yang barusan Marcel katakan?Selama ini, Val mengira Joshua ada hubungannya dengan kematian ibunya. Setidaknya, dia menyaksikannya dan tidak menolong, hanya melihat Erin meregang nyawa lalu membawa Val pulang. Val sudah menyelidiki kecelakaan mobil itu dengan memanfaatkan sumber daya Nico dalam waktu yang cukup lama. Belum lagi, sumber daya itu sangat besar.Hasilnya? Tidak ada.Val tidak menemukan satu pun bukti yang menunjukkan keberadaan Joshua di dekat lokasi kecelakaan dan dia berpikir mungkin semua jejaknya telah dihapus. Lagi pula, Joshua pasti telah berusaha menutupi jejaknya juga.Namun, jika yang dikatakan Marcel benar ...."Gimana kamu bisa tahu? Kamu punya bukti? Sudah berapa lama kamu mengetahuinya dan menyembunyikannya dariku hanya untuk ...?" Val meledak dengan rentetan pertanyaan seperti senapan mesin.Ting, ting, ting!Suara dentingan gelas yang tajam memecah keheningan, membuat Val langsung berhenti. Bahkan sebelum dia bisa men
"Aku baru sadar, kamu terlihat menggemaskan saat marah."Saat itu, Val benar-benar ingin menghantam kepala pria konyol itu dan langsung pergi. Namun, seluruh lobi sudah sunyi dan semua mata tertuju pada orang-orang di tengah. Jika dia berani bertindak sekarang, dia akan menjadi pusat perhatian. Jadi itu alasan Marcel begitu berani sekarang?"Kalau kamu sudah nggak peduli lagi dengan ular kecilmu itu ...." Val menggertakkan giginya, tetapi dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Marcel menyeringai percaya diri dan menyelanya dengan santai ...."Kamu bahkan belum mendengar tawaranku."Val berbalik untuk pergi, tetapi Marcel sudah lebih dulu membaca gerakannya dan menarik pinggangnya sebelum dia bisa menghindar. Walaupun dia gagal membuat keributan dan hanya menarik perhatian segelintir orang di sekitar mereka, dia kini berada dalam pelukan Marcel, dengan erat."Kamu ...!"Val nyaris berteriak. Nyaris.Val tidak pernah suka berdandan, tidak seperti sekarang. Dia belajar merias di