"Mas nggak habis pikir, bagaimana Kamu yang nota bene nya adalah sebagai seorang guru, bisa-bisanya ikutan tawuran seperti abege kurang kerjaan begitu, Nja!! Otak kamu itu di taruh dimana hah?!!"
Abi langsung menyalak saat tiba diruang tahanan yang penuh dengan murid-murid nya sendiri maupun siswa -siswa sekolah sebelah.
Selebar wajah Senja sudah memerah menahan malu dan kesal karena di bentak-bentak didepan mata para anak didiknya. Senja lelah, lapar, kesal dan yang terlebih diatas segalanya dia MALU!!Bagaimana dia bisa menasehati siswa-siswa nya dengan dagu terangkat lagi, kalau saat ini saja dia sudah di maki-maki tanpa diberi kesempatan membela diri.
"Bu Senja gak ikut tawuran Mas. Tadi ojek Bu Senja pas melewati lokasi tawuran. Karena Bu Senja melihat kami dalam kesulitan, maka nya beliau berhenti Mas. Ibu Senja sama sekali tidak bersalah Mas, jangan dimarah-marahin terus, kasihan."
Revan yang merasa kasihan melihat ibu gurunya dibentak-bentak dimuka umum berupaya memberi penjelasan. Dia tahu Senja setengah mati menahan malu dihakimi didepan para anak didiknya seperti ini.
"Saya tidak minta penjelasan kamu Anak kecil !!"
Abi makin emosi saat melihat siswa Senja yang tampak tidak senang karena dia memarahi gurunya.
"Sudah..sudah..!!! Mari kita ke ruangan JUPER aja. Ada beberapa berkas yang perlu kalian berdua tanda tangani sebelum pulang."
Abi dan Senja pun kemudian memasuki ruangan juru periksa, dan disana dia kembali melihat Cakra dan Ayahnya yang sedang duduk menunggu giliran diperiksa.
Saat ini Senja sudah menggelung semua rambutnya keatas karena kegerahan. Jaket pinjaman dari ayah Cakra tampak begitu kebesaran ditubuh mungilnya, bahkan nyaris menutupi pencil skirt selututnya. Kalau tidak diperhatikan secara seksama, Senja seperti tidak memakai bawahan sama sekali.
"Kamu pakai jaket siapa ini Nja? Senja gelagapan, kalau dia bilang terus terang, pasti alamat bakal dimaki-maki lagi ini.
"Itu jaket Saya. Tadi Saya pinjamkan pada Bu Sen, karena bajunya robek." Ternyata malah Cakra yang menjawab pertanyaan Abimanyu.
Alhamdullilahhh!!!
Cakra menyelamatkan Senja dari situasi genting ini. Lebih baik mengetahui itu jaket muridnya daripada jaket ayah muridnya bukan?
"Nanti setelah Saya cuci, baru Saya kembalikan ke sekolah Ka— eh ke kelas kamu ya Cakra?!!"
Senja hampir saja ke ceplosan mengatakan bahwa si pemberi jaket itu musuh muridnya yang sebenarnya. Senja pun mencoba melirik sikap si empunya jaket yang sebenarnya, saat dia dan anak laki-lakinya kompak bersandiwara.
"Aryasatya Wisesa, ini kartu identitas anda dan ini kartu pelajar anak anda atas nama Cakra Prajna Wisesa. Oke masalah anda berdua sudah selesai. Anda berdua sudah boleh pulang."
JUPER itu tampak menjabat tangan ayah Cakra sambil menasehati Cakra agar jangan terlibat tawuran lagi. Sebelum mereka berdua berlalu, Senja sempat melihat ayah Cakra menatapnya sambil tersenyum tipis. Senja pun membalas senyumnya dengan sopan. Menurut Senja, Ayah Cakra itu baik dan juga gentle.
"Jangan kegenitan di kantor polisi Senja!!" Abi kembali memelototi Senja.
"Apaan sih Mas? namanya orang senyum sama kita,ya wajib kita balas dong Mas!!itu bukan ke-ge-nit-an, tapi etika ke-so-pan-an!! beda konteks nya Mas!!"
"Wajib? coba kamu tanya sama Pak JUPER ini, apakah ada dalam KUHP baik itu dalam Hukum Pidana atau Hukum Perdata? pasal apa yang mengatur tentang kewajiban membalas senyuman orang? tanya coba??!!"
"Senja malas debat kusir sama orang gila!!"
"Nah kalau kamu menyebut Mas sebagai orang gila, itu baru ada unsur pidananya dan ada pasal yang mengaturnya,byaitu KUHP pasal 315 yang berbunyi,
Tiap-tiap penghinaan yang bersifat sengaja dan tidak bersifat pencemaran,atau pencemaran tertulis terhadap seseorang dimuka umum,dengan lisan atau tulisan,maupun di muka orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan,atau dengan surat yang dikirimkan,atau diterimakan kepadanya,diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Paham kamu?" Abi menjelaskan dengan panjang lebar. Inilah cara berdebat ala Abimanyu Wicaksana. Setiap apa pun yang keluar dari mulutnya selalu ada dasar atau dalil hukumnya. Dia tidak suka berbicara omong kosong yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
"Iya Mas Iya. Senja yang salah Mas. Senja minta makan eh minta maaf yang sebesar-besarnya. Sudah cukup belum permintaan maaf Senja Mas?!!"
"Ngapain kamu minta maaf sama Mas? ada buat salah apa kamu sama Mas memangnya?! Kamu lapar ya? habis dari sini kamu mau makan apa?"
Abi menjawab santai seperti tidak mengetahui bahwa Senja sangat kepingin mencekik lehernya.
"MAKAN ORANG!!!"
Senja menjawab singkat sambil menendang tempat sampah disudut ruangan.
"Bu Senja, hati-hati dengan sikap Anda, nanti bisa Saya tambahkan pasal 406 KUHP yang berbunyi,
Barang siapa yang dengan sengaja dan melawan hukum,menghancurkan,merusakkan,atau membikin tidak dapat dipakai,atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya,atau sebagian milik orang lain,diancam dengan pidana paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah."
Ancam JUPER yang ber name tag, Hotman Marpaung itu sambil menatap Senja dengan seram.
"Ya Udah, matiin aja Saya Pak!! lepas tu buang saja di rawa-rawa biar dimakan buaya!!"
Senja langsung menghentakkan kakinya keluar ruangan si juru periksa dengan terus saja mengabsen satu persatu nama satwa dikebun binatang sesuai abjadnya.
===================
Ternyata Abimanyu membawa Senja makan disebuah rumah makan padang yang berhadapan tepat pada gedung kantornya. Abimanyu beralasan bahwa setelah mereka berdua selesai mengisi perut, Abi akan melanjutkan pekerjaannya kembali yang tadi di tinggalkannya begitu saja saat Senja meneleponnya.
Beginilah si Mr.Perfect Abimanyu. Semua hal yang dia kerjakan selalu terorganisir dengan baik. Tanggung jawab nya terhadap apapun selalu nomor satu. Segala hal selalu dia perhitungkan secara mendetail. Makanya Senja sangat heran kalau seorang Abimanyu bisa hang over dan menghamili orang. Itu bukan sifat Abimanyu sekali.
Dan sampai saat ini pun Abi masih berupaya mencari bukti bahwa dia sama sekali tidak bersalah.Setelah selesai makan, Abi pun membawa Senja yang sudah sangat kelelahan menuju kantornya. Baru saja mereka berjalan sampai ke lobby, Abi segera dipanggil ayah mertuanya untuk segera masuk ke ruang rapat yang terletak disamping kiri lobby. Senja yang memang sudah sangat kehabisan daya pada pukul tujuh malam ini pun langsung jatuh tertidur di sofa lembut yang terletak tepat di samping meja costumer service.
Hembusan air conditioner yang sejuk semakin membuat mata Senja terpejam semakin rapat dan lelap.Sabda yang baru saja tiba dikantor karena instruksi meeting mendadak dari ayahnya, tertegun sejenak melihat adik dari adik iparnya itu tertidur nyenyak di sofa kantor. Melihat posisi tubuh Senja yang tampak tidak nyaman dalam tidurnya, membuat Sabda berinisiatif menyelipkan bantal kecil ke kepala Senja dan menaikkan kakinya yang tadinya tergantung separuh di sofa.Setelah dia merasa posisi Senja sudah cukup nyaman, Sabda kemudian melepas jasnya untuk menutupi kaki telanjang Senja.
Melihat suasana kantor yang sudah begitu sepi karena semua staff-staff nya sudah pulang, Sabda menjadi was was meninggalkan Senja tertidur sendirian begitu saja di lobby. Sabda segera menghubungi Satpam kantor dan menginstruksikan tidak memperbolehkan siapapun masuk kedalam kantor tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Sabda juga mengunci pintu kaca lobby agar tidak ada satu orang pun dari luar yang bisa masuk ke lobby.
Sabda memandangi sekali lagi wajah cantik Senja sebelum akhirnya berjalan menuju ruang rapat yang sedari tadi seharusnya didatanginya.
Abimanyu terus menerus melirik jam dipergelangan tangannya. Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul 10.40 WIB, itu berarti dia sudah meninggalkan Senja selama 3 jam 40 menit. Dia tidak tahu pasti apa yang sedang dilakukan Senja saat ini. Mau menelepon tidak enak dengan para pesertameetingyang merupakan pentolan-pentolan penanam saham besar di JagaKarsa Group ini. Mau meninggalkan pesan? itu berarti dia juga harus mengeluarkan ponsel ditengah-tengah rapat penting begini. Karena perasaannya terus saja tidak enak,bkursi empuk begini pun rasa-rasanya seperti penuhi duri.Segala kegelisahan Abimanyu pun ternyata tidak luput dari pandangan Sabda. Dia tahu sedari dia masuk tadipun, Abi sebenarnya sudah tidak fokus untuk mendengarkan semua poin poin penting selamameetingkali ini. Selama Abi bekerja pada perusahaan mereka, tidak pernah satu kalipun dia gagal fokus. Tetapi kali ini, dia bahkan sampai kehilangan orientasi. Dan
Senja melipat rapi jaket pinjaman dari ayah Cakra ke dalampaper bag. Rencananya setelah pulang mengajar, dia akan singgah ke sekolah sebelah untuk menitipkan jaket kepada Cakra.GadingCute :Njaaa,ntar malem jadi kita ikutan galang dana buat gempa di Lombok?SenjaSetrong:Jadi Bu,Lolangsung aja ke TKP,kita ketemuan disana aja ya?MarthaSitumorang :Guentar disana ikut stand live music aja ya Nja?!!TitaImoet :Gue ikutan stand jualan aja,biar bisa sekalian ngemil hahahaha...teutep makan.SenjaSetrong :Apa aja deh yang pentingLo Lop
Sabda baru saja tiba di kediaman adik bungsu nya, saat telinganya mendengar tangisan memilukan adiknya yang berasal dari arah dapur. Dia sengaja singgah ke rumah adiknya saat membaca komen instagram adiknya yang mengatakan bahwa dia sedang sendirian dirumah, sementara suami sialannya itu sibuk menjadiherderdi acara galang dana adikjadi-jadiannya.Didapur Sabda melihat adik kesayangannya itu sedang menangis sedih sambil membersihkan meja makan. Bermacam-macam hidangan yang tampak menggugah selera, telah dimasukkan oleh adiknya kedalam lemari es. Perut buncitnya tampak membuat gerakan adiknya yang biasanya begitu gesit itupun menjadi lamban."Kamu kenapa Tari? Koq nangis hmmm? Apa yang kamu sedihkan? Sini ceritakan sama Abang."Tari yang melihat sosok sang kakak sedang bersandar di pintu dapur, langsung menghambur dan memeluk sosok gagah itu dengan berurai air mata."Mas
Setengah berlari Senja mengitarilobbyhotel mewah yang luas ini dan berhenti tepat didepan meja resepsionis di hotel Dirga Surya."Se la mat malam Mbak. Saya Senjahari, kemarin malam Pak Aryasatya sudah mendaftarkan nama saya sebagai salah satu peserta yang akan mengikuti wawancaraprivatedengan Bapak Guntur Permadi di President Suite 156. Bisa sekarang saya langsung ke sana Mbak?"Dengan nafas terengah-engah sehabis berlari cukup jauh Senja menjelaskan maksud kedatangannya kepada petugas resepsionis. Kemacetan panjang yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas menjadikan Senja terlambat dua puluh menit dari waktu yang dijadwalkan."Oh benar, semalam diinstruksikan di kamar 156, tetapi baru saja tadi staff beliau mengatakan Bu Senja dipersilahkan masuk ke kamar 157, Bu. Ada perubahan mendadak katanya. Nanti ibu langsung masuk saja."Ujar resepsionis cantik bername
"Kalau kamu memang sangat membutuhkan uang, kenapa kamu tidak langsung saja minta pada Mas, Nja? Kenapa kamu harus menjual diri seperti ini? Mas melihatmu lahir, merangkak, berjalan, berlari dan tumbuh besar dari hari ke hari dengan bantuan kedua tangan Mas sendiri. Mas sudah mencintai kamu selama itu Nja. Selama itu!Butuh perjuangan selama bertahun-tahun buat Mas demi untuk meyakinkan ibumu, bahwa cinta yang Mas punya buat kamu adalah cinta antara laki-laki dan perempuan. Bukan seperti cinta antara seorang kakak dengan adik perempuannya. Mas hanya melihat pada satu wanita seumur hidup Mas, dan wanita itu adalah Kamu Nja!Bagaimana bisa Mas melewatkan satu sifat buruk kamu yang seperti ini? Dan bagaimana mungkin Mas bisa menyentuhmu lagi, tanpa Mas membayangkan ada laki-laki lain yang juga melakukan hal yang sama. Bagaimana bisa Nja?Bagaimana bisa?!"Abimanyu mencengkram stir mobil begitu erat. Ia seolah-olah ingin melampias
Senja mulai mengumpulkan barang-barangnya dan mengepaknya dalam satu kardus besar. Pakaian-pakaiannya sudah dimasukkan semua kedalam kopernya. Setelah perseteruan hebatnya dengan Abi yang diakhiri dengan aksi saling sindir itu membuat Senja mengambil keputusan untuk keluar dari kediaman keluarga Wicaksana. Toh memang kehadirannya disana hanya akan membuat orang-orang yang tahu siapa sebenarnya posisi Senja disana akan semakin menambah kesalah fahaman saja. "Kenapa sih Kamu mau ngekost lagi Nja? Kan lebih baik tinggal disini sama Bapak Ibu. Ada Kamu disini membuat Ibu merasa memiliki anak perempuan Nja. Tetap tinggal disini sama Ibu ya? Sampai Kamu menemukan jodoh yang baru nanti. Mau ya Nja?" Ibu Riani masih kembali berupaya membujuk Senja untuk tidak pindah rumah. Senja tersenyum. Bagaimanapun hubungannya sekarang dengan Abimanyu, tetap saja dia menyayangi Ibu Riani dan Pak Sugeng. Mereka berdua adalah sahabat ibunya sedari kecil. Senja
Sabda menonton video panas yang diperankan oleh Senja dan dirinya sendiri secara berulang-ulang. Dan anehnya dia tidak bosan. Tapi malah jadi horny pagi-pagi begini. Shit! Demi meredakan ketegangan dirinya yang sudah mencapai taraf tidak bisa mengancingkan celana, ia pun berakhir di kamar mandi dengan ponsel di tangan kiri dan tante lux di tangan kanan. Double shit! Dia merasa seperti abege puber yang tidak bisa menahan birahi sekarang! Sabda merasa hormon testoteronnya akhir-akhir ini sering tidak terkendali, setiap dia teringat kembali tubuh seksi Senja yang pernah dinikmatinya hingga tuntas. Dan demi untuk meredakan keadaan dirinya yang terus menerus on, Sabda mulai punya kebiasaan baru untuk berself service sambil membayangkan tubuh naked Senja. Ia selalu on setiap menonton video panas yang disutradarainya sendiri itu. Setelah masa pub
"Anda siapa? Maaf saat ini saya sedang berbicara dengan rekan seprofesi saya. Kebetulan juga ia merangkap sebagai bawahan saya di Perguruan Bina Bangsa. Saya sedang membahas tentang etika profesi sebagai seorang guru. Bila Anda tidak ada kepentingan dan kontribusi di sini, tolong jangan mengintervensi."Sabda menaikan sedikit sudut bibirnya dengan ekspresi mengejek. Axel membalas dengan sebuah senyuman bosan yang berkesan malas. Tetapi gesturenya tampak siap berkonfrontasi bila dalam keadaan darurat."Elahhhh... emang kode etik apaan sih yang udah dilanggar Senja di sini, Sab?Lo kaku amat sih sama peraturan? Guru juga manusia kali Sab. Butuh resfreshing juga!"Abyaz heran melihat kesensitifan Sabda terhadap Senja. Malah jatuhnya sudah menjurus seperti sentimen pribadi saja."Kode etik dia sebagai seorang guru, yang seharusnya digugu dan ditiru sikap dan tindak tanduknya. Ap
Bintang sedang menekuri tugas kuliahnya yang sepertinya tidak akan pernah ada habisnya itu. Matanya sampai sepet karena terus menerus dipaksa memelototi laptop yang juga balas memelototi nya galak.Saolohhh... tugas oh tugas, kapanlah engkau menjauhi diriku!TOK!!! TOK!!! TOK!!!"Masuk aja, Bu. Tidak di kunci."Bintang menyahut lemas dari dalam kamar. Perlahan seraut wajah teduh ibunya muncul dibalik pintu. Ibu nya Senjahari, masih tampak cantik di usia pertengahan empat puluhan."Bi, itu ada Kak Tian di depan. Sana temani dulu ya, Nak. Langit masih dalam perjalanan pulang. Katanya macet banget dijalan. Ayo Bi, sana temani dulu Nak Tian. Perasaan dulu waktu kecil Kamu malah bilang mau jadi istrinya Tian kan ya?"Hahahahaha...Senja tertawa menggoda putri bungsunya ini. Walau pun Langit lahir hanya lima menit lebih dulu dari Binta
Sabda melenguh penuh kepuasaan saat meraih puncak asmara tertingginya. Begini ini nikmatnya rasa bercinta setelah berpuasa cukup lama akibat puerperium atau masa nifas setelah Senja melahirkan. Hari-harinya yang gelap penuh penyiksaan akibat junior yang kebingungan mencari pelampiasan usai sudah terhitung sejak hari ini.Senja yang terlihat kelelahan setelah di mesrainya habis-habisan tampak mulai mengantuk. Bukan hal mudah mengurus dua orang bayi kembar yang kalau sudah menangis, bisa membuat kelabakan seluruh penghuni rumah."Selamat malam jummat Sayang. Mau tidur atau mau lagi?" Bisik Sabda sambil menggigit mesra telinga Senja."Astaghfirullahaladzim..Emangnya Abang nggak capek udah berkali-kali begituan masih aja nggak puas-puas?" Senja sampai ngeri melihat nafsu Sabda yang tidak puas-puas juga. Balas dendamnya niat banget sepertinya."Abang kan nunggunya ud
Senja sedang dilanda kebosanan yang luar biasa saat menanti kelahiran putra putrinya. Hasil USG bulan lalu memperlihatkan kalau ternyata dirinya mengandung anak kembar. Sejak kabar itu diketahui Sabda, suaminya yang memang posesif akut itu pun naik level menjadi suami paranoid pangkat tiga.Bagaimana tidak, suami galaknya itu bahkan sama sekali tidak memperbolehkannya melakukan kegiatan apapun, catat apapun. Ke bengkel hanya sekedar untuk bercengkrama dengan Pak Wijayakesuma atau Bang Abyaz, tidak boleh. Ngemall bareng si Lily somplak tidak diizinkan. Pengen sekedar nyamperin Tita ke kost-an, tidak ridho katanya. Bahkan saat dia ingin ke rumah Ayahnya saja, harus bersama dengan dirinya. Padahal kalau Sabda ke sana, ayahnya selalu melihatnya sebagai mahkluk tak kasat mata, alias tidak terlihat dan tidak dianggap.Hari ini Senja ingin sekali memberi kejutan pada suami kulkasnya itu dengan cara membawakan makan siang untuknya. Sedari
Perhelatan akbar pun akhirnya usai sudah. Senja yang tengah duduk di kursi rias, merasa kakinya seperti hendak patah karena terus berdiri dalam waktu yang lama. Ia harus menyalami beberapa ribu tamu yang ingin mengucapkan selamat atas pernikahannya. Ketika akhirnya semua usai, barulah ia bisa bernafas lega.Sebenarnya sewaktu di gedung tadi pun diam-diam ia telah mengganti highheelsnya dengan sendal hotel yang dibawakan Sabda. Karena menurut Sabda, dirinya sedang hamil, jadi tidak boleh berlama-lama memakai sepatu hak tinggi. Namun kendati pun telah memakai sendal yang nyaman, tetap saja kakinya kram karena berdiri diselingi duduk selama berjam-jam.Pintu kamar mandi terbuka. Menghadirkan sosok suaminya yang baru saja selesai mandi. Titik-titik air masih tampak menghiasi ujung-ujung rambutnya yang sedikit basah. Tubuh pelukable suaminya hanya ditutup oleh lilitan handuk putih yang menggantung seksi di pinggang ra
"Saya terima nikah dan kawinnya Senjahari Semesta Alam binti Aryasatya Wisesa dengan mas kawin 100 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Sabda dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya Pak Penghulu."Sahhhh!"Koor dari para saksi dan semua tamu undangan yang menyaksikan ijab kabul terdengar lantang."Alhamdullilahhhh."Setelah acara ijab kabul selesai, penghulu meminta Senja untuk keluar dan duduk di samping suaminya. Saat mata keduanya bertemu pada satu titik, Senja melihat sorot mata Sabda begitu mesra sekaligus lega. Akhirnya seperti inilah akhir kisah cintanya. Senja yang seumur hidup hanya mengenal seorang pria yang sedekat nadi di sepanjang usian
Begitu mobil Abi memasuki pekarangan rumah dan terus lurus memasuki garasi, Sabda mengejar dan membuka paksa pintu pengemudi. Abi bahkan belum sempat mematikan mesin mobil, saat Sabda sudah menyeretnya keluar. Sabda menghempaskan tubuh Abi ke tanah dan memukulinya habis-habisan."Udah! Udahh! Bang Sabda. Jangan saling berkelahi lagi. Senja sudah capek seharian ini. Senja jadi berasa sedang shooting film The Raid2nya Iko Uwais, sejak dari bengkel tadi. Udah dong semuanya!"Sabda yang sedang menarik kerah baju Abi, seketika melepaskan Abi begitu saja. Ia segera memeluk erat Senja."Kamu nggak apa-apa Sayang? Ada yang sakit?" Dan saat pandang mata Sabda menemukan pipi Senja yang membengkak dan mulai membiru, ia kembali menerjang Abimanyu yang baru saja duduk."Banci Lo, bangsat! Lo mukul Senja hah? Kalo lo emang laki-la-""Bukan, Bang. Bukan Mas Abi yang mukul Senja. Tapi pr
Senja duduk diam dalam mobil Abi yang melaju gila-gilaan. Sesekali ia memegang sisi mobil sembari memejamkan matan. Ia merasa begitu ngeri dengan cara mengemudi Abi yang begitu emosional.Perutnya mulai mual karena terus terguncang-guncang setiap kali Abi membelokkan mobilnya. Karena Abi berbelok tanpa sedikitpun mengurangi kecepatannya. Keringat dingin kini bermanik di kening Senja. Ditambah dengan pipi bengkak dan membiru di sekitar rahangnya, membuat penampilannya mirip seperti korban KDRT."Mmm... Mas. Bisa berhenti sebentar? Senja mu-mual Mas..."Senja pun mencoba mengambil nafas pendek-pendek dan berusaha sekuat tenaga, menahan rasa mual yang sepertinya sudah mencapai tenggorokannya.Mobil pun seketika terhenti. Senja dengan segera berlari ke sudut jalan yang agak sepi. Di sana ia mengeluarkan semua isi makan siangnya di sisi jalan.Suara muntahnya yang berusaha di tahan sebenarnya s
@HallilintarSabdaAI can't wait to marry the love of my life@Senjahari#ILoveYou#couplegoals#holdinghands#theloveofmylife#TheoneandonlyDisukai oleh @DayuWijayaKesuma@BadaiPutraAlam@AbyazWijayaKesuma@CakraWisesa@ZahraZulfa@PrastithaLasmana@MarthaSitumorang@GadingPermana@ElangPramudya dan 697.632 lainnya.@ZahraZulfa Akhirnyaaaaa...kesampaian juga ya Pak, tekadnya untuk menikahi Bu @Senjahari, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah ya?Aamin.@AbyazWijayaKesuma Wohooooo...ada yang nggak sabar pengen belah duren jilid II ini?hahaha#tertawamesum@PrastithaLaksmanaSelamat ya Pak Sabda, semoga langgeng sampai kakek ne
Badai sedang duduk termenung di kebun belakang, saat menyaksikan Sabda mengantarkan Senja pulang ke kos-annya. Dalam hati, Badai malu sendiri karena mempunyai perasaan-perasaan yang mulai tumbuh terhadap 'milik' abangnya lagi. Padahal baru beberapa hari lalu ia berjanji untuk tidak lagi 'mengambil' apa yang sudah menjadi milik abangnya seperti dulu. Dalam kediamannya itu, Badai tidak menyadari kalau sang ibu menyusulnya."Dai, ibu boleh bicara?" Bu Ajeng perlahan mendekati kursi malas yang sedang diduduki Badai. Menyadari kehadiran sang ibu, Badai menegakkan tubuh. Ia mengangguk dan menggeser duduknya. Memberikan tempat agar sang ibu bisa menempatkan diri di sana."Boleh dong, Bu. Ibu mau bicara apa?" Badai mencoba bersikap santai. Padahal ia tau, pasti ada hal penting yang ingin disampaikan sang ibu. Tidak biasanya ibunya bersikap serius seperti ini."Ibu mau bicara dari hati ke hati denganmu. Bisa 'kan Nak?" Badai terdia