Share

Bab 121.

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-02-10 15:38:28

'Ohhsk..! Renny... Om juga... sampai..! Argghkss..!' lenguhan Pak Lukas terdengar samar oleh Renny, yang tengah melayang di alam kenikmatannya.

Ya, hampir bersamaan Lukas dan Renny memperoleh klimaks dari olah asmara mereka. Pancaran demi pancaran benih dari Lukas, terasa hangat dan deras menerpa di kedalaman liang surga Renny.

Renny masih memejamkan matanya dan berharap sosok Lukas tadi, hanyalah khayal semata. Dia masih berharap yang bercinta dengannya adalah pemuda gagah dan tampan itu.

Namun celakanya..!

Saat Renny membuka matanya kembali dalam mimpinya itu. Ternyata yang nampak di hadapannya tetaplah Pak Lukas, yang tengah menatap nanar penuh kepuasan ke arahnya.

'Terimakasih Renny. Tadi itu nikmat dan indah sekali sayang', ucap Lukas, seraya menunduk hendak mencium wajah Renny. Dan...

"Aihhh..! Tidakk..!!"

Sampai disitu Renny berteriak keras daan terbangun dari tidurnya, dengan nafas tersengal-sengal dan tubuh berkeringat.

'Ahh..! Syukurlah, ternyata hanya mimpi..!' bath
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 122.

    "Iya Bu. O ya, ini Mas Bimo, Bu. Tadi Fira kenalan di panti," ujar Fira senang, yang langsung memperkenalkan ibunya pada Bimo. Ya, bagi Fira melihat sang ibunya bersedia menemui Bimo, itu adalah pertanda sang Ibu berkenan dengan Bimo. Fira sama sekali belum tahu mengenai 'benda jahat' dan perjanjian Bimo dengan ayahnya. Dia mengira Bimo betah berlama-lama di kediamannya itu. Dan tentu saja hati Fira merasa senang sekali melihat hal itu. "Salam Ibu, saya Bimo teman Fira," sapa Bimo sopan, seraya menghampiri Sekar dan mencium tangannya. "Iya Bimo. Saya Sekar, ibunya Fira," sambut Sekar ramah. Simpatinya pada Bimo pun semakin besar, melihat sikap Bimo itu. Tak lama kemudian, Renny pun tiba di lantai bawah. Dia langsung melangkah ke arah ruang tamu, untuk menemui teman adiknya itu. Baru saja Renny tiba di ruang tamu, pandangannya pun seketika menatap ke arah Bimo, dan sebaliknya Bimo yang peka juga langsung menatap ke arah Renny. Dan keduanya pun saling tersentak kaget bersamaan..!

    Last Updated : 2025-02-11
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 123.

    "Hahh...!!" Seruan kaget serentak orang-orang di dalam rumah Budiman, kecuali Bimo. Karena Bimo memang sudah menduga hal itu akan terjadi. "S-suara apa itu keras sekali Bimo..?!" seru Budiman dengan wajah kaget dan panik. "Tenanglah Pak. Itu suara makhluk yang hendak menghuni benda yang ditanam di taman itu. Dia menabrak pagaran yang Bimo buat di sekeliling rumah ini. Kalau dia berhasil menembus pagaran itu, tak mungkin akan terdengar bunyi tabrakkan keras seperti itu Pak," ujar Bimo, mencoba menenangkan Budiman dan semua orang di dalam rumah itu. "S-syukurlah kalau makhluk itu gagal menembus pagaranmu Bimo. L-lalu selanjutnya bagaimana Bimo..?" Sekar ikut berseru gugup, dengan wajah panik dan ketakutan. "Selanjutnya biar Bimo saja yang keluar rumah Bu. Ibu dan yang lainnya tetap di dalam rumah saja sementara ini," ujar Bimo tersenyum tenang. "B-baiklah Bimo. Hati-hati ya," ucap Sekar terbata. Sementara yang lainnya nampak mengangguk, tanda mengerti maksud Bimo. "A-ada apa seb

    Last Updated : 2025-02-11
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 124.

    Blaph..! Sosok Ki Swaer Wisa lenyap seketika dari area itu. Ya, rupanya Ki Sawer Wisa lebih memilih kabur dari Bimo sejauh-jauhnya. Dan berniat menerima saja hukuman dari Tuannya, Ki Tapa! 'Seberat-berat hukuman Ki Tapa, dia takkan sampai memusnahkanku! Karena Ki Tapa pasti masih membutuhkanku, untuk bekerja padanya! Daripada aku musnah di tangan pemuda bedebah itu..!' Rupanya demikianlah pola pikir licik Ki Sawer Wisa itu! Sementara sukma Bimo malah tersenyum senang, melihat kaburnya Ki Sawer Wisa itu. Karena memang itu yang diharapkannya. Baginya membuntuti Ki Sawer Wisa yang lenyap melarikan diri itu adalah soal mudah. 'Dia pasti akan melaporkan hal ini pada Tuannya secepatnya', bathin Bimo menduga. Splash..! Sukma Bimo melesat lenyap ke arah langit. Sukma Bimo bermaksud mengikuti Sawer Wisa dari ketinggian yang tak terdeteksi oleh Ki Sawer Wisa. Dan nampak jelaslah kini, kemana arah Ki Sawer Wisa melesat saat itu. Dan bagi Bimo, kecepatan melesat Sawer Wisa masihlah terbi

    Last Updated : 2025-02-11
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 125.

    "Hahahaaa..! Turunlah..!" Blaaghk..! Ki Tapa tergelak geli, lalu dia menggebrak kembali lantai dihadapannya. Dan perlahan tubuh Thomas pun turun kembali ke bawah, hingga menyentuh lantai dengan aman. "Am-ampuun Kiii..!" seru pucat Thomas dengan suara gemetaran. menahan kengeriannya atas kejadian barusan. "Makanya jangan coba-coba main hati dengan Aki, Thomas..! Aki bisa merasaakan dan menebak isi hatimu..!" seru tenang namun tajam dari Ki Tapa, memperingatkan Thomas. "I-iya Ki Tapa..! Maaf..! Saya percaya Ki..!" seru gemetar Thomas. Dia kini yakin 100 persen, bahwa Ki Tapa memang orang linuwih. Blaphh..! Tiba-tiba saja muncul sosok Sawer Wisa di ruang tirakat Ki Tapa itu. Sosok yang hanya bisa dilihat oleh mata bathin Ki Tapa. Sementara Thomas, Bagyo, dan Lukas yang berada di ruangan itu sama sekali tak bisa melihat sosok Ki Sawer Wisa. Mereka hanya merasakan hawa panas, yang tiba-tiba saja menebar di ruang tirakat itu. "Hahh..! Baboo.. baboo..! Kenapa kau kembali sebelum mela

    Last Updated : 2025-02-12
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 126.

    'Hmm..! Tunggulah saatnya nanti, sebentar lagi tawa kalian akan berubah menjadi rintihan terpedih..!' bathin Bimo. "Hei..! Apa kalian tak merasakan..? Sekarang ruangan ini terasa sejuk sekali..! Aneh..?!" seru Thomas pada kedua rekannya. "Ahh..! Iya benar..! Padahal tadi panas sekali hawanya..!" seru kedua rekannya berbarengan. Ya, mereka yang tadinya merasa hawa panas di ruangan itu, akibat kedatangan Ki Sawer Wisa, kini merasakan hawa ruangan begitu sejuk. Hal itu sebenarnya tak lain adalah hawa aura, yang memancar dari sukma Bimo. Kini sukma Bimo urung mengejar Sawer Wisa.Bimo merasa sudah cukup informasi yang didapatkannya, dari percakapan tiga orang brengsek di ruangan itu. 'Aku harus mengabarkan informasi ini pada Pak Budiman secepatnya. Karena tak lama lagi, sepertinya aku harus berhadapan dengan Tuan dari Sawer Wisa yang bernama Ki Tapa itu'. Splasph..! Sukma Bimo pun melesaat cepat sekali, dan menembus begitu saaja dinding kediaman Ki Tapa. *** Sementara di kediaman

    Last Updated : 2025-02-12
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 127.

    Staapph..! Sebuah benda terbungkus plastik berisi kain hitam yang dirajah dengan tinta emas. Tiba-tiba saja telah tergenggam di tangan kanan Bimo yang terkembang tadi. Ya, benda itu meluncur dan muncul begitu saja dri dalam tanah. Tanpa bekas sama sekali di permukaan tanah tempat keluarnya benda jahat itu. Ajaib..! Cesshhk..! Terdengar suara bagai bara besi yang dicelupkan ke dalam air, seiring dengan mengepulnya asap hitam dari benda yang berada dalam genggaman Bimo. "Hahh..?!" "Aisshk..!!" Terdengar seruan-seruan kaget dan ngeri, dari Budiman dan keluarganya. Saat mereka menyaksikan kejadian dalam penarikkan benda jahat itu, dengan hati berdebar tegang. Akhirnya asap hitam itu pun sirna beberapa saat kemudian. Bimo langsung membawa benda hasil tarikkannya itu ke teras rumah. "Bapak, Ibu. Inilah benda jahat yang ditanam oleh tikang suruhan Lukas itu. Dan Lukas ini ternyata tak bekerja sendirian Pak Budiman. Ada dua orang lain di belakang layar selain Lukas itu," ujar Bimo te

    Last Updated : 2025-02-12
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 128.

    "Haahh..!!" seru kaget serentak ketiga orang tamu agung itu. Tentu saja mereka kaget, karena Ki Tapa muncul begitu saja dihadapan mereka bagaikan hantu. "Kalian dengar kataku barusan..?!" sentak Ki Tapa lagi agak geram, karena ucapannya tak direspon segera oleh ketiga tamunya itu. "Ba-baik Ki Tapa..! Aku dengar..!" seru Thomas gemetar ketakutan. Dia tak ingin mengundang amarah sepuh sesat itu lagi. "I-iya Ki Tapa..!" sahut gugup Lukas dan Bagyo bersamaan. "K-kami pamit Ki..!" ucap ketiga orang itu. Lalu tanpa panjang kata lagi, mereka bertiga pun langsung keluar dari kediaman Ki Tapa. Brrmm..! Nngngg..! Terdengar suara mobil menjauh dari kediamna Ki Tapa. *** Bimo merasa dia harus tetap membicarakan perihal perbuatan Lukas pada Renny.Namun dia merasa saat itu bukanlah saat yang tepat. Untuk membicarakan hal yang bersifat sangat rahasia dan pribadi bagi Renny, di depan keluarganya. "Lukas..! Kau selama ini sudah kuanggap saudara..! Sungguh tega sekali kau.." seru Budiman ber

    Last Updated : 2025-02-13
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 129.

    Tepat jam sembilan, Bimo telah menanti di depan gerbang Fakultas Pertanian. Terdapat sebuah halte di depan gerbang itu, dan Bimo pun menanti di sana. Ada kumpulan mahasiswa dan mahasiswi, yang nampak telah berada di sana menanti bis kampus. Ada yang berbincang, membaca buku, dan juga duduk diam seperti halnya Bimo. Diam-diam beberapa mahasiswi nampak mencuri pandang ke arah Bimo. 'Hmm. Keren juga tuh cowok', bathin beberapa mahasiswi di halte itu. "Bimo..!" seru tersenyum seorang wanita yang baru saja keluar gerbang fakultas, seraya lambaikan tangannya ke arah Bimo. "Hai Mbak Renny..!" balas Bimo tersenyum tenang. 'Ahh..! Pantas saja keren. Ternyata dia sahabatnya Kak Renny', bathin beberapa mahasiswi, yang memperhatikan Bimo tadi. Bimo dan Renny pun saling menghampiri dan bertemu di sisi halte itu, tempat dimana Bimo memarkirkan motornya. "Bimo. Kita langsung saja ke Curug Ciberlem yuk..! Nanti kita jalan-jalan dan makan dulu di sana saja ya," ujar Renny tersenyum. Entah kena

    Last Updated : 2025-02-13

Latest chapter

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 174.

    "Aku datang Tuanku Bimo..!" suara berat bergema terdengar di belakang Bimo. "Siapa kau..?!" seru Bimo terkejut. Namun dia tetap fokus kerahkan daya bathinnya yang kini semakin kuat, untuk menahan desakkan daya magis Andrew cs. "Aku Brajangkala dan empat panglimaku, datang untuk membantu Tuan Bimo," sahut suara berat itu lagi. "Ahh..!" hanya seruan terkejut bingung saja yang keluar dari mulut Bimo. Dia sama sekali tak menduga, jika Brajangkala yang datang dengan membawa bala bantuan untuknya. Tadinya Bimo menyangka yang datang membantunya adalah Ki Sabdo, penasehat spiritual Hendra itu. Namun ternyata dia salah. 'Aneh..?! Atas dasar pertimbangan apa Brajangkala membantuku..?!' sentak bathin Bimo heran. Namun dia tak mau terlalu larut dlam kebingungannya itu. Karena Andrew cs kini terasa meningkatkan daya serang terhadapnya. "Ayo..! Maksimalkan penyaluran power kalian..! Rupanya si sialan itu juga memiliki pasukkan di belakangnya..!" seru murka Andrew, saat melihat sosok-sosok hal

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 173.

    Blaph..! Blaph..! ... Blashp..!!! Dan mewujudlah puluhan sosok tak lumrah manusia, yang melayang di sisi kiri dan kanan Andrew. Kesemua sosok yang muncul itu memiliki tubuh layaknya manusia, namun memiliki sayap bak sayap kelelawar di punggungnya.Sementara hampir semua sosok itu, memiliki dua tanduk kecil di kepalanya. Hanya satu sosok saja yang memiliki satu tanduk di kepalanya, namun sosoknya nampak memiliki aura hitam yang paling pekat dibanding sosok-sosok lainnya. "Hahahaa..!!" "Hihihii..!!" Terdengar tawa bergema riuh rendah seperti dari kejauhan. Suara tawa riuh rendah bergema itu, seolah bukan datang dari alam nyata. "Akhirnya kau butuh juga dengan bantuan kami Tuan Andrew..!" seru bergema sosok bertanduk satu itu. "Terpaksa Gallant..! Karena yang kuhadapi nanti bukanlah musuh biasa..! Bersiaplah Gallant, dan juga kalian semua..!" seru Andrew menyahuti, sekaligus mengingatkan para sekutunya. Wrrrnngg...! Sebuah helikopter nampak mendekat ke arah lokasi Andrew cs dan K

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 172.

    Sementara Andrew dan Lidya telah tiba di Hotel Mauli Sanayen. Andrew langsung mengarahkan dan membawa Lidya, menuju ke kamarnya yang terletak di lantai paling atas hotel itu. Setibanya di dalam kamarnya, Andrew langsung memberi garis darah ghaibnya. Dan dia langsung menerapkan ilmu'Tabir Wujud'nya pada sekeliling ruang tidur kamarnya. Ya, Andrew tak menyadari bahwa dia telah terlambat untuk itu. Karena Bimo telah melihat hotel tempatnya berada dalam lintasannya, tepat saat Andrew bergesekkan dengan Lidya di dalam mobil tadi. "Masuklah Ratuku sayang. Kita akan menjadikan malam ini penuh, bagi kita berdua," ucap lembut Andrew, mempersilahkan Lidya yang terpaku di sisinya. "Baik." Lidya berkata datar, seraya masuk ke dalam ruang tidur yang telah dipagari dengan ilmu 'Tabir Wujud' oleh Andrew itu. 'Hmm. Akan kusadarkan kau dari pengaruh hipnotisku, di tengah pemainan asmara kita nanti Lidya. Disaat kau sudah hanyut, dan tak bisa menolak lagi hunjaman asmaraku..! Hahahaa..!' bathin

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 171.

    "Baik." Ya, Lidya bagai kerbau dicucuk hidungnya terhadap Andrew. Dengan hanya mengenakan baju tidurnya, Lidya melangkah keluar dari kamarnya. Andrew pun mengikuti di belakangnya. Sungguh keadaan rumah Lidya sangat mendukung aksi Andrew, karena Bi Inah sudah tenggelam dalam mimpi di kamarnya. Lidya langsung meraih kunci mobilnya yang tergeletak di meja ruang tengah. Lalu dia pun menuju ke garasi, dengan Andrew menjajari langkahnya. Klekh..! Lidya pun masuk ke dalam mobil bersama Andrew yang duduk di sebelahnya. "Kita ke Hotel Mauli Sanayen Lidya sayang," ujar lembut Andrew, dengan menahan gejolak hasratnya yang meledak-ledak terhadap gadis jelita itu. Ya, Lidya memang memiliki kecantikkan yang natural. Bahkan tanpa make up seperto saat itu pun, dia tetaplah segar menantang di mata pria sehat dan normal mana pun juga. Termasuk Andrew..! "Baik," sahut datar Lidya, dingin tanpa ekspresi. Brrmm..! Tin..! Tinn..! Security yang berjaga di posko samping gerbang pun bergegas membuka

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 170.

    "Tanya Bos..! Berapa lama kami harus latihan dan siap kerja nantinya..?!" tanya seorang anggota lagi. "Itu sangat tergantung pada keseriusan, dan kemampuan kalian dalam menyerap ilmu yang kuberikan. Sepertinya waktu 2-4 bulan saja cukup untuk persiapan kalian bekerja. Asalkan kalian menjalani latihan dengan serius.Tinggalkan kebiasaan mabuk-mabukkan..! Karena itu hanya akan melemahkan kondisi dan stamina tubuh kalian..! Kalian mengerti..?!" kembali Bimo berkata lantang. "Hahh..?! Hanya 2 sampai 4 bulan saja..?!" "Siap Boss..!!!" "Yang penting dapat pekerjaan..! Kami siapp..!" Seruan-seruan gembira dan penuh harapan terdengar dari seluruh anggota. Karena sesungguhnya mereka semua juga telah berpikir, jika tak selamanya mereka akan hidup dari jalanan. Layaknya kebanyakkan orang, mereka juga ingin menjalani kehidupan yang wajar dan tenang di masa mendatang. Bekerja, menikah, dan memiliki keluarga..!Ya, tawaran Bimo bagaikan memberi 'jalan terang' bagi mereka untuk hidup lebih bai

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 169.

    "Selamat datang semuanya..! Masuklah..!" seru Bimo tersenyum lebar, seraya menuruni teras rumahnya menyambut Denta cs. "Baik Bos Bimo..! Ayo kawan semua..! Kita masuk..! Parkir yang rapih dan teratur..! Hahaha..!" seru Denta tergelak senang. Dia berada paling depan di barisan gank motornya. "Siapp..!!!" "Malam Bos Bimo..!!!" Ngungg..! Ngenngg..! ... Ngunngg..!!! Dan berbondong-bondong barisan gank motor itu pun masuk ke halaman kediaman Bimo. Nampak tak kurang dari 75 unit motor meluncur masuk dan parkir berderet secara teratur, di halaman depan dan samping. Beruntung Bimo memiliki halaman yang cukup luas, untuk menampung semua kendaraan itu. Tutt.. Tuutt..!Ponsel Bimo berdering, 'Toko Ben;S Food memanggil'. Klikh..! "Ya. Apakah pesanan saya sudah berangkat..?" sapa Bimo. "Benar Tuan Bimo. Kami mengabarkan saat ini sedang di jalan, dan tak sampai 5 menit lagi akan tiba di tujuan." "Baik. Nanti langsung masuk saja, pagar sudah terbuka." "Baik Tuan Bimo." Klikh! "Silahkan

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 168.

    'Baiklah..! Nanti malam akan kudatangi kau Lidya!' bathin Andrew, seraya rebahkan diri di ranjang. Lalu sepasang matanya pun terpejam dengan cepat, kaku dan dingin.! Ya, sepertinya Andrew merasa sangat nyaman berada dalam ruang kamarnya yang remang, dengan semua korden yang tertutup rapat. *** Devi tengah bersantai di ruang tengah kantornya saat itu. Dia baru saja selesai menata ruangan kerjanya, dan juga ruang kerja pribadi Bimo. Ngunngg..! Cit..! Tin.. Tinn..! "Ahh..! Mas Bimo datang..!' seru senang bathin Devi, saat melihat sosok Bimo yang masuk ke halaman depan kantor dengan motornya. Dia pun bergegas melangkah ke teras, untuk menyambut Bos sekaligus pria idamannya itu. "Hei Devi..!" seru Bimo, seraya lemparkan senyumnya ke arah Devi. "Wah, Mas Bimo langsung ke sini tho. Kirain pulang dulu ke rumah," ujar Devi balas tersenyum. "Tidak Devi. Ada hal penting yang harus kubicarakan denganmu sebelum kantor kita ini resmi dibuka." "Ok Mas Bimo. Kita masuk saja yuk," ajak Devi t

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 167.

    "Ahh..! B-baiklah Kang..! K-kami menyerah..!" seru gugup dan gentar Denta. Kini terbuka sudah matanya, bahwa yang tengah dihadapinya bukanlah sembarang orang. "A-ampun Kang..!" "Tobat Kang..!" Pengakuan menyerah Denta, segera diikuti seruan-seruan minta ampun dari para anggotanya yang kesemuanya masih terkapar di tanah. Nampak senjata-senjata rusak dan patah para anggota gank, yang berserakkan di tanah. "Gelo..!" "Luar biasa..!" "S-siapa dia..?!" Seruan kaget dan takjub juga keluar dari mulut para karyawan dan security cafe itu, yang menyaksikan pengeroyokkan gank Road Spiders pada Bimo. Mereka selama ini memang tak berani melaporkan tindak semena-mena anggota gank itu pada polisi. Karena mereka sadar dan takut akan balasan para anggota gank Road Spiders, yang jumlahnya ratusan orang itu. Ya, kekaguman dan rasa takjub menyelimuti hati mereka semuanya, setelah melihat kemampuan Bimo yang berada di luar nalar dan sangat menggetarkan nyali itu. "Baik..! Mulai saat ini anggap s

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 166.

    Seth..! Denta dan anggota lainnya pun serentak menoleh ke arah Bimo, seraya ganti menatap layar ponsel itu. Dan.. "Hmm..! Mari kita kepung dia..!" bisik tajam Denta, seraya beranjak berdiri dari duduknya. Serentak seluruh gerombolan itu pun berdiri, dan melangkah ke arah Bimo berada. 'Hmm. Mereka telah mengenaliku rupanya', bathin Bimo, seraya tetap duduk tenang di kursinya. Bimo seolah tak melihat pergerakkan gerombolan itu, yang tengah mengelilingi pohon yang menaungi mejanya. Slakh..! Slagh..! ... Sregh..! Beberapa anggota nampak telah mengunus dan mengeluarkan senjata kesayangan mereka masing-masing. Karambit, pisau lipat, celurit kecil, knuckle, bahkan pistol pun terlihat dalam genggaman anggota gerombolan itu. Dengan dikelilinginya meja Bimo, maka otomatis pengunjung lain tak bisa lagi melihat posisi Bimo saat itu. Dan para pengunjung pun langsung keluar dari cafe itu dengan tergesa, takut terkena sasaran dari kerusuhan yang mereka duga pasti akan terjadi itu. Maka otomat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status