Share

Bab 128.

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-02-13 00:05:11

"Haahh..!!" seru kaget serentak ketiga orang tamu agung itu.

Tentu saja mereka kaget, karena Ki Tapa muncul begitu saja dihadapan mereka bagaikan hantu.

"Kalian dengar kataku barusan..?!" sentak Ki Tapa lagi agak geram, karena ucapannya tak direspon segera oleh ketiga tamunya itu.

"Ba-baik Ki Tapa..! Aku dengar..!" seru Thomas gemetar ketakutan. Dia tak ingin mengundang amarah sepuh sesat itu lagi.

"I-iya Ki Tapa..!" sahut gugup Lukas dan Bagyo bersamaan.

"K-kami pamit Ki..!" ucap ketiga orang itu. Lalu tanpa panjang kata lagi, mereka bertiga pun langsung keluar dari kediaman Ki Tapa.

Brrmm..! Nngngg..!

Terdengar suara mobil menjauh dari kediamna Ki Tapa.

***

Bimo merasa dia harus tetap membicarakan perihal perbuatan Lukas pada Renny.

Namun dia merasa saat itu bukanlah saat yang tepat. Untuk membicarakan hal yang bersifat sangat rahasia dan pribadi bagi Renny, di depan keluarganya.

"Lukas..! Kau selama ini sudah kuanggap saudara..! Sungguh tega sekali kau.." seru Budiman ber
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 129.

    Tepat jam sembilan, Bimo telah menanti di depan gerbang Fakultas Pertanian. Terdapat sebuah halte di depan gerbang itu, dan Bimo pun menanti di sana. Ada kumpulan mahasiswa dan mahasiswi, yang nampak telah berada di sana menanti bis kampus. Ada yang berbincang, membaca buku, dan juga duduk diam seperti halnya Bimo. Diam-diam beberapa mahasiswi nampak mencuri pandang ke arah Bimo. 'Hmm. Keren juga tuh cowok', bathin beberapa mahasiswi di halte itu. "Bimo..!" seru tersenyum seorang wanita yang baru saja keluar gerbang fakultas, seraya lambaikan tangannya ke arah Bimo. "Hai Mbak Renny..!" balas Bimo tersenyum tenang. 'Ahh..! Pantas saja keren. Ternyata dia sahabatnya Kak Renny', bathin beberapa mahasiswi, yang memperhatikan Bimo tadi. Bimo dan Renny pun saling menghampiri dan bertemu di sisi halte itu, tempat dimana Bimo memarkirkan motornya. "Bimo. Kita langsung saja ke Curug Ciberlem yuk..! Nanti kita jalan-jalan dan makan dulu di sana saja ya," ujar Renny tersenyum. Entah kena

    Last Updated : 2025-02-13
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 130.

    'Akhirnya dia bicara sendiri soal mimpi itu', bathin Bimo. "Ceritakan saja jika Mbak Renny percaya sama Bimo. Siapa tahu Bimo bisa membantu," ujar Bimo tenang. Ya, Bimo berusaha mendorong keberanian Renny, untuk mengatakan hal yang sebenarnya terjadi padanya. "Bimo. Apakah hanya melalui mimpi orang bisa melakukan apa saja pada diri kita..? Apakah ada kemampuan seperti itu di dunia ini, Bimo..?" tanya Renny pelan, dengan tatapan serius menanti jawaban Bimo. "Mbak Renny, sebaiknya Bimo buka saja sekalian disini ya. Sebenarnya sejak pertama kali Bimo melihat Mbak Renny, Bimo melihat sesosok makhluk astral yang menempel di tubuh Mbak Renny. Itulah hal yang membuat Bimo terkejut saat itu sebenarnya Mbak Renny," ungkap Bimo, membuka penjelasannya. "Lalu, kenapa Bimo tak mengatakan saja saat itu pada Renny..?" tanya Renny penasaran. "Karena pada saat itu, aku belum bisa memastikan jenis makhluk apa, yang menempel pada diri Mbak Renny," sahut Bimo. "Lho..? Berarti Bimo sekarang sudah

    Last Updated : 2025-02-13
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 131.

    "Ahh..! Kau benar Bimo..! Sebaiknya kita bicara di villa milik Ayah saja yuk. Tak jauh kok dari sini," sentak Renny sadar. Bahwa apa yang mereka bicarakan memang bersifat sangat pribadi. "Sepertinya itu lebih baik Mbak Renny," ujar Bimo tersenyum. Tak lama kemudian Bimo dengan motornya menuju ke villa milik keluarga Budiman, yang berada tak jauh dari area Curug Ciberlem itu. Dalam waktu beberapa menit saja, mereka telah tiba di depan pintu gerbang sebuah villa berlantai dua, yang cukup asri dan megah. Nampak tergopoh seorang pria paruh baya membukakan pagar gerbang villa itu, dengan senyum di wajahnya. "Selamat datang Non Renny. Silahkan Non," sapa pria paruh baya itu ramah. "Makasih Mang Akim. Ini teman Renny, Mang," sahut Renny ramah. "Baik Non Renny," sahut Mang Akim maklum. Dia memang diserahi tugas menjaga dan merawat villa milik Budiman itu bersama keluarganya. "Mari Mang Akim," sapa Bimo ramah, saat dia melewati penjaga villa itu. "Silahkan Mas," sahut mang Akim sopan.

    Last Updated : 2025-02-13
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 132.

    "S-sebentar Mbak Renny. Bimo ke kamar mandi dulu ya," ucap gugup Bimo, yang tiba-tiba merasa ingin buang air kecil. Renny hanya mengangguk pelan, hatinya sendiri tiba-tiba juga ikut berdebar kencang. Karena walau dia telah merasakan nikmatnya klimaks bersenggama. Namun tentulah berbeda antara dunia nyata dan mimpi. Sementara Bimo tercenung sejenak di dalam kamar mandi. Ya, jika terpaksaa harus memilih antara Fira daan Renny. Jujur saja Bimo lebih memilih tipe wanita seperti Renny itu. Dewasa, kalem, dan kecantikkannya lebih beraura priyayi, bak putri keraton..! Namun Bimo segera menepis semua andai-andai itu, karena bayangan wajah Devi seketika ikut muncul di benaknya. 'Devi, sampai saat ini hatiku tetap memilihmu. Tapi apakah kau ditakdirkan menjadi jodohku..? Apakah kau pewaris Mustika Naga Hijau itu..?! Demi Tuhan, segalanya serasa gelap bagiku Devi..!' bathin Bimo tiba-tiba menumpahkan keluh kesahnya. Klekh! Bimo pun keluar dari kamar mandi, wajahnya nampak masih sedikit te

    Last Updated : 2025-02-14
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 133.

    "Aihhhssk..! Duhhs.. Bimoo..! Hhh.. hhhh..! R-renny mau pi..pissh..!" desahan keras tersengal dari Renny, terdengar begitu menggetarkan jiwa Bimo. Nampak tubuh Renny menggelinjang dan tersentak sentak tak terkendali. "T-tenanglah Renny. S-sebentar lagi selesai.." sahut terbata Bimo, seraya terus bertahan untuk tetap fokus. Di tengah gempuran dahsyat godaan Renny, yang terhampar begitu indah dan mengundang hasrat pria manapun yang melihatnya. Bimo juga melihat liang surga Renny yang nampak berkilat-kilat, karena cairan pelumasnya yang mengalir agak deras keluar. Hingga akhirnya merembes turun membasahi sprei ranjang. "Cepatlah Bimo..sh..! R-renny sudah nggak kuat..! Hhh... hh Mau pipish..!" sentak tersengal-sengal Renny. Tubuhnya nampak bergetaran, dengan mulut setengah ternganga, seksi sekali..! "Huppsh..!" Akhirnya Bimo berhasil menggenggam dan menarik lepas semua 'benih pembuahan' milik Lukas, yang menempel di dinding rahim Renny dengan tangan ghaibnya. "Ahkss..! Bimoo..sh..!"

    Last Updated : 2025-02-14
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 134.

    "Iya Bu. Tadi Renny ketemu Bimo di jalan, karena Bimo mau ke rumah ya sekalian Renny ikut bonceng Bimo," sahut Renny lancar. "Mari kita semua masuk saja, hari menjelang magribh sekarang," ujar Budiman, seraya merangkul Bimo dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Dan perbincangan hangat pun terjadi di ruang tamu rumah itu. Tak nampak ketegangan sedikit pun di wajah Bimo dan keluarga Budiman saat itu. Ya, keluarga Budiman telah menyerahkan kepercayaan penuh pada Bimo, dan mereka juga telah siap dengan segala resiko yang terjadi. Bila ternyata Bimo gagal menghadang serangan orang suruhan Thomas cs. *** Selepas magribh di sebuah Karaoke House yang cukup berkelas di kota Gorbo. "Hahahaa..! Mari kita minum bersama Lukas, Bagyo..! Malam nanti pasti Ki Tapa akan membabat habis keluarga Budiman itu..!" seru Thomas tergelak senang.Thomas pun menuangkan Johnie Walkernya, ke dalam tiga gelas kecil di atas meja room karaoke kelas VIP itu. "Mereka pasti habis kalau Ki Tapa sendiri yang turun

    Last Updated : 2025-02-14
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 135.

    "Keluarkan kebisaanmu bocah keparat..! Aku hendak lihat sampai di mana kemampuanmu menghadapi aji Tapak Wisaku..!" bentak Ki Tapa, dengan mata melotot berkilat merah. Saking gemas dan murkanya pada Bimo. Sementara kepulan asap hitam pekat di kedua tapak tangannya makin membesar, hingga tapak tangannya tak terlihat terselubungi asap hitam itu. "Asal dan kekuatanmu dari bumi, Tapa..! Maka kau akan tertelan kembali oleh bumi..! Hiyaahh..!" Bimo berseru seraya kerahkan aji Brajamustinya. Kaki kanan Bimo pun diangkat lalu dihentakkan deras ke bumi. Dammbhs..! Bumi di sekitar kediaman Budiman bergoyang pelan, bagaikan dilanda gempa sejenak, saat kaki Bimo menghujam bumi. Padahal itu pun Bimo masih baru kerahkan sepertiga dari powernya saja. "Ladalah..! Baboo, baboo..!" sentak terkejut Ki Tapa bukan kepalang. Ya, Ki Tapa sama sekali tak menduga, jika Bimo menyimpan power yang sedemikian dahsyat dalam dirinya. Kuda-kudanya pun sampai agak bergoyang mengikuti guncangan bumi. "Ahh..! Aya

    Last Updated : 2025-02-15
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 136.

    "Tobat..! A-aji Guntur Kencana..!" seru gentar Ki Tapa. Wajahnya nampak terbelalak ngeri, dengan tangan yang menggenggam gagang cemeti ikut gemetaran. "Cukup..!" Bimo berseru lantang, seraya bersiap melepaskan pukulan aji 'Guntur Kencana'nya ke arah Ki Tapa. Dan tak ada pilihan lain bagi Ki Tapa, selain juga mengempos segenap powernya untuk beradu serangan dengan Bimo. Kttzzthk..! Krrtzhk..! Nampak kepalan tangan kanan Bimo berkeredepan di selimuti lidah-lidah petir kecil keemasan. Suara berkeretekkan bak arus listrik tegangan tinggi terdengar sungguh mengerdilkan nyali. "Hiaahh..!!" Seth..! Werrsshk..!! Ki Tapa nekat mendaahului menyerang, dengan melesat cepat dan lecutkan Ki Nogo Patinya dengan power terkuat yang dimilikinya. "Hiaahh..!" Splash..! Namun Bimo juga melesat secepat kilat, sosoknya melenting tinggi hingga berada di atas sosok Ki Tapa, yang tengah melesat ke arahnya. Dan... "Hiaahh..!" Spraatsshk..!! Bimo langsung lesatkan pukulan 'Guntur Kencana'nya ke arah ke

    Last Updated : 2025-02-15

Latest chapter

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 174.

    "Aku datang Tuanku Bimo..!" suara berat bergema terdengar di belakang Bimo. "Siapa kau..?!" seru Bimo terkejut. Namun dia tetap fokus kerahkan daya bathinnya yang kini semakin kuat, untuk menahan desakkan daya magis Andrew cs. "Aku Brajangkala dan empat panglimaku, datang untuk membantu Tuan Bimo," sahut suara berat itu lagi. "Ahh..!" hanya seruan terkejut bingung saja yang keluar dari mulut Bimo. Dia sama sekali tak menduga, jika Brajangkala yang datang dengan membawa bala bantuan untuknya. Tadinya Bimo menyangka yang datang membantunya adalah Ki Sabdo, penasehat spiritual Hendra itu. Namun ternyata dia salah. 'Aneh..?! Atas dasar pertimbangan apa Brajangkala membantuku..?!' sentak bathin Bimo heran. Namun dia tak mau terlalu larut dlam kebingungannya itu. Karena Andrew cs kini terasa meningkatkan daya serang terhadapnya. "Ayo..! Maksimalkan penyaluran power kalian..! Rupanya si sialan itu juga memiliki pasukkan di belakangnya..!" seru murka Andrew, saat melihat sosok-sosok hal

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 173.

    Blaph..! Blaph..! ... Blashp..!!! Dan mewujudlah puluhan sosok tak lumrah manusia, yang melayang di sisi kiri dan kanan Andrew. Kesemua sosok yang muncul itu memiliki tubuh layaknya manusia, namun memiliki sayap bak sayap kelelawar di punggungnya.Sementara hampir semua sosok itu, memiliki dua tanduk kecil di kepalanya. Hanya satu sosok saja yang memiliki satu tanduk di kepalanya, namun sosoknya nampak memiliki aura hitam yang paling pekat dibanding sosok-sosok lainnya. "Hahahaa..!!" "Hihihii..!!" Terdengar tawa bergema riuh rendah seperti dari kejauhan. Suara tawa riuh rendah bergema itu, seolah bukan datang dari alam nyata. "Akhirnya kau butuh juga dengan bantuan kami Tuan Andrew..!" seru bergema sosok bertanduk satu itu. "Terpaksa Gallant..! Karena yang kuhadapi nanti bukanlah musuh biasa..! Bersiaplah Gallant, dan juga kalian semua..!" seru Andrew menyahuti, sekaligus mengingatkan para sekutunya. Wrrrnngg...! Sebuah helikopter nampak mendekat ke arah lokasi Andrew cs dan K

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 172.

    Sementara Andrew dan Lidya telah tiba di Hotel Mauli Sanayen. Andrew langsung mengarahkan dan membawa Lidya, menuju ke kamarnya yang terletak di lantai paling atas hotel itu. Setibanya di dalam kamarnya, Andrew langsung memberi garis darah ghaibnya. Dan dia langsung menerapkan ilmu'Tabir Wujud'nya pada sekeliling ruang tidur kamarnya. Ya, Andrew tak menyadari bahwa dia telah terlambat untuk itu. Karena Bimo telah melihat hotel tempatnya berada dalam lintasannya, tepat saat Andrew bergesekkan dengan Lidya di dalam mobil tadi. "Masuklah Ratuku sayang. Kita akan menjadikan malam ini penuh, bagi kita berdua," ucap lembut Andrew, mempersilahkan Lidya yang terpaku di sisinya. "Baik." Lidya berkata datar, seraya masuk ke dalam ruang tidur yang telah dipagari dengan ilmu 'Tabir Wujud' oleh Andrew itu. 'Hmm. Akan kusadarkan kau dari pengaruh hipnotisku, di tengah pemainan asmara kita nanti Lidya. Disaat kau sudah hanyut, dan tak bisa menolak lagi hunjaman asmaraku..! Hahahaa..!' bathin

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 171.

    "Baik." Ya, Lidya bagai kerbau dicucuk hidungnya terhadap Andrew. Dengan hanya mengenakan baju tidurnya, Lidya melangkah keluar dari kamarnya. Andrew pun mengikuti di belakangnya. Sungguh keadaan rumah Lidya sangat mendukung aksi Andrew, karena Bi Inah sudah tenggelam dalam mimpi di kamarnya. Lidya langsung meraih kunci mobilnya yang tergeletak di meja ruang tengah. Lalu dia pun menuju ke garasi, dengan Andrew menjajari langkahnya. Klekh..! Lidya pun masuk ke dalam mobil bersama Andrew yang duduk di sebelahnya. "Kita ke Hotel Mauli Sanayen Lidya sayang," ujar lembut Andrew, dengan menahan gejolak hasratnya yang meledak-ledak terhadap gadis jelita itu. Ya, Lidya memang memiliki kecantikkan yang natural. Bahkan tanpa make up seperto saat itu pun, dia tetaplah segar menantang di mata pria sehat dan normal mana pun juga. Termasuk Andrew..! "Baik," sahut datar Lidya, dingin tanpa ekspresi. Brrmm..! Tin..! Tinn..! Security yang berjaga di posko samping gerbang pun bergegas membuka

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 170.

    "Tanya Bos..! Berapa lama kami harus latihan dan siap kerja nantinya..?!" tanya seorang anggota lagi. "Itu sangat tergantung pada keseriusan, dan kemampuan kalian dalam menyerap ilmu yang kuberikan. Sepertinya waktu 2-4 bulan saja cukup untuk persiapan kalian bekerja. Asalkan kalian menjalani latihan dengan serius.Tinggalkan kebiasaan mabuk-mabukkan..! Karena itu hanya akan melemahkan kondisi dan stamina tubuh kalian..! Kalian mengerti..?!" kembali Bimo berkata lantang. "Hahh..?! Hanya 2 sampai 4 bulan saja..?!" "Siap Boss..!!!" "Yang penting dapat pekerjaan..! Kami siapp..!" Seruan-seruan gembira dan penuh harapan terdengar dari seluruh anggota. Karena sesungguhnya mereka semua juga telah berpikir, jika tak selamanya mereka akan hidup dari jalanan. Layaknya kebanyakkan orang, mereka juga ingin menjalani kehidupan yang wajar dan tenang di masa mendatang. Bekerja, menikah, dan memiliki keluarga..!Ya, tawaran Bimo bagaikan memberi 'jalan terang' bagi mereka untuk hidup lebih bai

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 169.

    "Selamat datang semuanya..! Masuklah..!" seru Bimo tersenyum lebar, seraya menuruni teras rumahnya menyambut Denta cs. "Baik Bos Bimo..! Ayo kawan semua..! Kita masuk..! Parkir yang rapih dan teratur..! Hahaha..!" seru Denta tergelak senang. Dia berada paling depan di barisan gank motornya. "Siapp..!!!" "Malam Bos Bimo..!!!" Ngungg..! Ngenngg..! ... Ngunngg..!!! Dan berbondong-bondong barisan gank motor itu pun masuk ke halaman kediaman Bimo. Nampak tak kurang dari 75 unit motor meluncur masuk dan parkir berderet secara teratur, di halaman depan dan samping. Beruntung Bimo memiliki halaman yang cukup luas, untuk menampung semua kendaraan itu. Tutt.. Tuutt..!Ponsel Bimo berdering, 'Toko Ben;S Food memanggil'. Klikh..! "Ya. Apakah pesanan saya sudah berangkat..?" sapa Bimo. "Benar Tuan Bimo. Kami mengabarkan saat ini sedang di jalan, dan tak sampai 5 menit lagi akan tiba di tujuan." "Baik. Nanti langsung masuk saja, pagar sudah terbuka." "Baik Tuan Bimo." Klikh! "Silahkan

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 168.

    'Baiklah..! Nanti malam akan kudatangi kau Lidya!' bathin Andrew, seraya rebahkan diri di ranjang. Lalu sepasang matanya pun terpejam dengan cepat, kaku dan dingin.! Ya, sepertinya Andrew merasa sangat nyaman berada dalam ruang kamarnya yang remang, dengan semua korden yang tertutup rapat. *** Devi tengah bersantai di ruang tengah kantornya saat itu. Dia baru saja selesai menata ruangan kerjanya, dan juga ruang kerja pribadi Bimo. Ngunngg..! Cit..! Tin.. Tinn..! "Ahh..! Mas Bimo datang..!' seru senang bathin Devi, saat melihat sosok Bimo yang masuk ke halaman depan kantor dengan motornya. Dia pun bergegas melangkah ke teras, untuk menyambut Bos sekaligus pria idamannya itu. "Hei Devi..!" seru Bimo, seraya lemparkan senyumnya ke arah Devi. "Wah, Mas Bimo langsung ke sini tho. Kirain pulang dulu ke rumah," ujar Devi balas tersenyum. "Tidak Devi. Ada hal penting yang harus kubicarakan denganmu sebelum kantor kita ini resmi dibuka." "Ok Mas Bimo. Kita masuk saja yuk," ajak Devi t

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 167.

    "Ahh..! B-baiklah Kang..! K-kami menyerah..!" seru gugup dan gentar Denta. Kini terbuka sudah matanya, bahwa yang tengah dihadapinya bukanlah sembarang orang. "A-ampun Kang..!" "Tobat Kang..!" Pengakuan menyerah Denta, segera diikuti seruan-seruan minta ampun dari para anggotanya yang kesemuanya masih terkapar di tanah. Nampak senjata-senjata rusak dan patah para anggota gank, yang berserakkan di tanah. "Gelo..!" "Luar biasa..!" "S-siapa dia..?!" Seruan kaget dan takjub juga keluar dari mulut para karyawan dan security cafe itu, yang menyaksikan pengeroyokkan gank Road Spiders pada Bimo. Mereka selama ini memang tak berani melaporkan tindak semena-mena anggota gank itu pada polisi. Karena mereka sadar dan takut akan balasan para anggota gank Road Spiders, yang jumlahnya ratusan orang itu. Ya, kekaguman dan rasa takjub menyelimuti hati mereka semuanya, setelah melihat kemampuan Bimo yang berada di luar nalar dan sangat menggetarkan nyali itu. "Baik..! Mulai saat ini anggap s

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 166.

    Seth..! Denta dan anggota lainnya pun serentak menoleh ke arah Bimo, seraya ganti menatap layar ponsel itu. Dan.. "Hmm..! Mari kita kepung dia..!" bisik tajam Denta, seraya beranjak berdiri dari duduknya. Serentak seluruh gerombolan itu pun berdiri, dan melangkah ke arah Bimo berada. 'Hmm. Mereka telah mengenaliku rupanya', bathin Bimo, seraya tetap duduk tenang di kursinya. Bimo seolah tak melihat pergerakkan gerombolan itu, yang tengah mengelilingi pohon yang menaungi mejanya. Slakh..! Slagh..! ... Sregh..! Beberapa anggota nampak telah mengunus dan mengeluarkan senjata kesayangan mereka masing-masing. Karambit, pisau lipat, celurit kecil, knuckle, bahkan pistol pun terlihat dalam genggaman anggota gerombolan itu. Dengan dikelilinginya meja Bimo, maka otomatis pengunjung lain tak bisa lagi melihat posisi Bimo saat itu. Dan para pengunjung pun langsung keluar dari cafe itu dengan tergesa, takut terkena sasaran dari kerusuhan yang mereka duga pasti akan terjadi itu. Maka otomat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status