Home / Rumah Tangga / Hasrat Yang Tertunda / BAB 2 - Kedatangan Tuan Arogan

Share

BAB 2 - Kedatangan Tuan Arogan

Author: Yurika23
last update Last Updated: 2023-07-30 14:40:27

“Semua itu berawal ketika ….

….….

Pernikahanku dengan suamiku hanya karena perjodohan keluarga besar kami yang sangat menginginkan sebuah hubungan darah dan keluarga.

Ayahku juga sangat berharap pria itu bisa menjadi suamiku, karena ia adalah tangan kanan kepercayaan ayahku.

Aku dan suamiku tidak saling mencintai. Aku bahkan tidak menyukainya karena sikapnya yang dingin, arogan dan acuh terhadapku.

Suamiku jarang sekali menyentuhku, apalagi memberikan nafkah batin, hampir tidak pernah, atau mungkin aku lupa hanya beberapa kali ketika awal menikah.

Akhirnya kami berdua sudah sangat membenci satu sama lain, aku pernah menggugat cerai dan dia juga menginginkan perceraian, tetapi mengingat kedua keluarga besar kami sangat anti dengan yang namanya perceraian. Perceraian di keluarga besar kami adalah aib dan sangat dihindari, jadi lebih baik kami tersiksa di dalam pernikahan daripada harus bercerai, maka kami tidak mengungkapkan rencana perceraian itu pada keluarga kami.

Kami bertahan dengan semua kebencian yang terpendam diantara kami. Suamiku tidak menceritakan apa yang sudah terjadi di dalam rumah tangga kami, karena dia sangat menyayangi ibunya, dan tidak ingin membuat ibunya kecewa, maka dia menyembunyikan hubungan pernikahan kami yang kelam, dan seolah semua baik-baik saja.

Dari situlah aku menjadi sakit-sakitan, menahan kebencian karena sikap suamiku, dan karena pernikahan kami yang hanya seperti bayangan, tidak ada keharmonisan sama sekali.

Aku menahan semua ini selama empat tahun lebih, dan selama itu pula aku tidak pernah tahu dan tidak pernah perduli dengan apa yang suamiku lakukan diluar sana, mungkin dengan wanita lain, aku tidak pernah perduli lagi"

“Jadi untuk apa sebenarnya pernikahan anda diteruskan nyonya?” tanya Arlin dengan serius.

“Entahlah, mungkin hanya untuk menyenangkan keluarga besar kami, hingga pada waktunya nanti kami bisa berpisah”

Arlin menghela nafas panjang.

“Jadi, berapa lama tuan akan pulang dan menetap dirumah ini nyonya?”

“Entahlah, semau dia, terkadang hanya sepekan, terkadang hanya beberapa hari. Aku rasa dia bukanlah pulang kerumah, melainkan hanya singgah”

“Aku hanya ingin kau tahu sifat suamiku, sehingga kau tidak kaget ketika bertemu dengannya” ucap Melinda.

“Baik nyonya”.

Di kamar Arlin, gadis itu sempat berfikir, alangkah teganya suami yang membiarkan istrinya tak disentuh hingga sakit-sakitan seperti itu, ‘suami macam apa dia’ batin Arlin membayangkan suami dari wanita yang tengah dirawatnya itu.

Gadis itu juga teringat kata-kata si mbok dan para pelayan tadi siang, seolah terlihat ketakutan di wajah mereka ketika membahas tentang tuan mereka, dan seolah sebuah beban besar akan mereka hadapi.

Ketika Arlin bertanya pada mereka kenapa menjadi takut seperti itu, mereka mengatakan bahwa kedatangan tuan mereka bagaikan neraka di rumah itu, karena sifat keras dan arogannya terkadang membuat para pelayan harus lebih ekstra sabar dan menyiapkan mental yang kuat.

Hingga, hari yang menegangkan akhirnya tiba.

Pagi, pukul 07:05

Sebuah sedan Mercedess hitam berhenti di depan gerbang, klakson mobil beberapa kali berbunyi dari mobil tersebut. Mbok Min buru-buru berlari kecil dan membuka gerbang lebar-lebar.

Mobil tersebut memasuki area halaman rumah dan berhenti tak jauh dari pintu masuk utama.

Dari balik jendela kamar, Melinda menyaksikan kepulangan suaminya tanpa menyambutnya sedikitpun.

Beda halnya dengan Mbok Min, dua pelayan lainnya dan juga Arlin yang di perintahkan Melinda menyambut suaminya di depan pintu masuk.

Pria gagah berbadan tinggi tegap dan berwajah tegas tersebut mulai memasuki pintu masuk utama.

Awalnya pria itu diam, dingin dan dengan wibawanya melangkah menuju ke dalam rumah, sampai ia menyerahkan kopernya pada mbok Min, dan ketika itu Vardyn suami Melinda melihat sosok cantik yang baru ia lihat, gadis itu tertunduk berdiri disebelah mbok Min.

Vardyn melihat gadis itu beberapa saat, kemudian dengan sikapnya yang acuh ia meneruskan melangkah menuju ruang tengah.

Dua pelayan lainnya sibuk menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk tuan mereka yang baru datang.

Mbok Min beranjak ke lantai atas untuk menaruh koper ke kamar atas, sedangkan Arlin kembali ke kamar Melinda.

Pria itu langsung merebahkan pinggangnya di sofa ruang tengah sambil mengendorkan dasinya.

Melihat Arlin yang masuk ke kamar Melinda, Vardyn tertegun dan menegurnya.

“Hey!, kenapa kau masuk ke kamar itu?!, sini kamu!” ucap pria itu terkesan marah.

Arlin mendekati Vardyn tanpa berkata apapun dengan alis menaut.

“Kamu baru disini?!” tanya pria itu yang masih bersandar di sandaran sofa.

“Iya tuan, aku perawat nyonya Melinda, sudah sebulan aku bekerja disini”

Terbersit kekesalan pada wajah Arlin, karena ketidak-ramahan pria itu, juga karena cerita Melinda yang sudah melekat di benak gadis itu, bahwa yang di hadapannya adalah suami yang tega membiarkan istrinya menjadi sakit-sakitan.

Vardyn melihat Arlin dari atas sampai kebawah.

“Yasudah, rawat wanita itu sana!” ucap pria itu ketus.

Arlin melanjutkan langkahnya menuju kamar Melinda, dan menutup kamarnya. Di dalam kamar, Melinda duduk di kursi rodanya tengah melihat keluar jendela.

Wajahnya sendu dan kosong, entah apa yang di tatapnya diluar sana.

“Nyonya” sapa Arlin.

“Kau sudah bertemu suamiku kan?” ucap Melinda tanpa menoleh kearah Arlin.

“Ya nyonya, dan benar yang anda katakan, dia sangat dingin dan tidak ramah” ucap Arlin yang sudah terbentuk kebencian sedikit demi sedikit pada pria di luar kamar wanita yang dirawatnya itu.

“Dia tidak akan lama disini, kau bersabarlah beberapa hari” ucap Melinda dengan suara lirih.

“Ya, baiklah nyonya. Lalu, tuan akan tidur dimana nyonya?” tanya Arlin.

“Di kamar atas, karena dia tidak akan tidur denganku di kamar ini”

Arlin hanya mengangguk.

“Tapi, nyonya apa tidak sebaiknya nyonya menemuinya barang sebentar saja?” ucap Arlin lagi.

“Ya, nanti aku akan menemuinya, tapi tidak saat ini”

“Maaf nyonya, tapi kalau tuan hanya sekedar singgah, untuk apa kerumah ini?, bukankah dia bisa ke hotel atau penginapan?” Arlin mulai penasaran.

“Ini rumahnya, dia berhak datang kesini, dan setiap dia akan pulang kesini, keluarganya terutama ibunya akan mengecek bahwa dia berada disini dan menelponnya melaui vidio call”

Arlin hanya mengangguk.

“Baiklah Arlin, kau boleh beristirahat” ucap Melinda.

“Baik nyonya” Arlin keluar kamar yang agak redup itu, mungkin se-redup hati yang berada di dalamnya.

Ketika Arlin akan menuju ke lantai atas, ia akan beristirahat di kamarnya, tiba-tiba suara seorang pria menegur di belakangnya.

“Hey, buatkan aku teh hangat, gulanya sedikit saja!” perintah pria itu sambil melangkah kearah ruang makan dan hendak duduk di kursi meja makan.

Arlin menghentikan langkahnya, kemudian menoleh kearah suara.

“Baik aku akan meminta mbok Min membuatkannya” ucap Arlin pada Vardyn.

“Kenapa kau menyuruh mbok Min lagi?!, aku meyuruhmu!” bentak Vardyn yang menatap tajam kearah Arlin.

“Maaf tuan, aku perawat nyonya Melinda dan bukan pelayan” ucap Arlin membela diri dan masih bernada sopan.

Spontan Vardyn bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Arlin hingga tubuh pria itu sangat dekat berdiri berada didepan gadis yang tengah merasakan aura kemarahan itu.

Arlin terperanjat takut, matanya membulat, nafasnya seolah berhenti dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Gadis itu kaku terdiam dengan ketakutannya.

* * *

Terimakasih sudah mampir ya teman-teman. Mohon bantuan dukungannya, kritik dan saran juga komennya ya...

Yuk simak bab selanjutnya....

Related chapters

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 3 - Intimidasi

    “Kau atau siapapun dirumah ini adalah pelayanku, aku pemilik rumah ini, aku bisa saja dengan mudah mengusirmu dari sini! Dan tidak ada seorangpun yang bisa membantahku, kau mengerti!” Manik mata pria itu yang hitam pekat dan garis wajah yang tegas berada di depan Arlin mencoba memberi tekanan pada gadis itu.Dengan intimidasi yang diterimanya dan ketakutan yang seolah disembunyikan, Arlin menatap balik Vardyn dengan tatapan tidak suka dan wajah terpaksa mengiyakan.“Sekarang kau yang buatkan aku teh dan bukan mbok Min, apa kau paham kata-kataku!” ujar Vardyn dengan nada menyeramkan.Arlin yang akhirnya tidak kuat dengan aura menakutkan itu akhirnya memilih mengalah dan beranjak dari hadapan Vardyn dengan diam penuh kekesalan.Gadis itu menuju kitchen set dan mulai membuat teh. Setelah selesai ia menghidangkannya di depan Vardyn tanpa berkata sepatah katapun. Teh panas yang masih mengepul, dengan aroma teh melati yang khas, sekejap membua

    Last Updated : 2023-07-31
  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 4 - Aku Perawat bukan Pelayan

    “Kalau aku ingin pelayan lain membereskan mejaku sudah kulakukan dari tadi”“Aku-mau-kau-yang-membereskannya!, Kau paham!” dengan kalimat sangat jelas Vardyn menjelaskan sambil menarik lengan Arlin sehingga tubuh gadis itu mendekat kearahnya dan pria itu menatap tajam mata Arlin dengan intens.Mata Arlin berbinar dan membulat menatap manik mata pria di depannya, wajah gadis itu agak mendongak keatas karena tubuhnya lebih mungil dibanding tubuh pria kekar di depannya dan tinggi kepalanya hanya sebatas leher pria itu, kini ketakutannya tidak bisa lagi disembunyikan.Arlin diam dengan ketakutan yang menyebar keseluruh tubuhnya.“Kau berada dirumahku, berarti kau juga pelayanku!” ujar Vardyn sambil melepaskan cengkraman tangannya di lengan Arlin.Dengan tangis tertahan yang hampir tumpah, Arlin beranjak ke meja kerja tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.Dengan keterpaksaan dan kekesalan yang sangat, Arlin membereskan dok

    Last Updated : 2023-08-01
  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 5 - Tak Tahan

    Di dapur, Arlin mendapati mbok Min tengah membantu seorang pelayan memasak sebuah hidangan yang beda dari biasanya.“Masak apa mba?” tanya Arlin setelah beberapa saat yang lalu meletakkan pakaian kotor kedalam mesin cuci baju.“Ini non, menu spesial buat tuan Vardyn. Katanya dia mau masakan yang enak. Haduh non, kita ini kalau sudah diminta tuan untuk masak suka deg-degan, takut …” ucap pelayan yang biasa memasak di rumah tersebut yang tengah mengaduk-aduk masakannya.“Memangnya kenapa mba?, kok takut?” tanya Arlin dengan alis mengerut.“Ya soalnya kalau nda cocok sama lidah tuan, bisa-bisa kita kena damprat, hiii ngeri” ucap pelayan wanita itu sambil bergidik sendiri.“Hahaha, mba ini … ya kalau tidak enak di lidah tuan kita-kita saja yang makan” canda Arlin.“Ih non Arlin sih belum tau kelakuan tuan, tuan itu kalau sudah tidak suka maunya marah-marah”“Ya namanya juga Bos mba, wajarlah kalau sering marah-marah. Yaudah

    Last Updated : 2023-08-01
  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 6 - Pengganggu Lagi

    Hari terakhir di rumah Melinda sebelum kepergian Arlin,Saat itu Vardyn tengah keluar untuk menemui relasi bisnis nya. Arlin akan berpamitan pada Melinda, tapi bersamaan dengan itu, seorang pria tinggi besar dan lumayan tampan menghampiri rumah besar itu.Arlin yang sudah berada di halaman depan yang telah siap dengan koper dan tas besarnya melihat dan berpapasan dengan pria itu, kemudian pria itu juga menatap Arlin agak lama.“Apa Melinda ada?, katakan padanya aku Fedri” tanyanya pada Arlin.“Ya, ada tuan, sebentar” ucap Arlin yang kemudian melangkah lagi ke dalam rumah.“Nyonya, ada seorang pria di depan ingin bertemu anda, namanya Fedri” ucap Arlin.Paras Melinda spontan berubah.“Fedri …” seolah melihat sebuah harapan, Melinda bersemangat dengan raut wajah yang sangat senang juga menyiratkan kebingungan.“S-suruh dia masuk Arlin, Arlin … terimakasih untuk semuanya” ucap Melinda.“Baik nyonya, oya, aku sekalian pamit nyonya, aku permisi” ucap Arlin untuk terakhirnya di rumah itu.Ar

    Last Updated : 2023-08-02
  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 7 - Pekerjaan Lain

    "Um, apa aku harus berbicara berdiri seperti ini?" tukas Fedri.Arlin menghela nafas sesaat.“Hmm,baiklah, masuklah, tapi tolong sebentar saja ya tuan” ucap Arlin yang akhirnya mempersilahkan Fedri masuk.“Silahkan duduk” Arlin mempersilahkan Fedri duduk di sofa sederhana di rumah sewa yang juga sederhana.“Begini, apa kau tidak bisa kembali merawat nyonya Melinda?, dia sepertinya sedikit stress dengan kelakuan suaminya, sebaiknya ada seseorang yang bisa menghiburnya”Ucap Fedri dengan kedua lengan bertumpu pada lututnya.“Maaf tuan, tapi aku sudah memutuskan untuk tidak kembali kesana selama suami nyonya Melinda ada disana” ucap Arlin.“Hah?, apa itu berarti kau bermasalah dengan suami Melinda?” wajah Fedri tiba-tiba serius.“Ah, bukan, bukan seperti itu, tapi aku hanya tidak kuat dengan sikap tuan Vardyn, karenanya aku memutuskan untuk berhenti dari sana”“Benar dugaanku, ini semua pasti karena pria brengsek itu” geram Ferdi.“Tapi, ini juga tidak sepenuhnya salah tuan Vardyn, karena

    Last Updated : 2023-08-02
  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 8 - Dia lagi?

    Beberapa hari kemudian,“Duduklah nak. Siapa namamu tadi?” tanya seorang wanita tua, berambut coklat bercampur putih perak karena uban yang hampir merata menebar di rambutnya.“Aku Arlin nyonya” jawab gadis cantik berparas lembut itu yang tengah duduk di kursi kayu jati berukiran indah.“Ah ya, nak Arlin. Aku cuma punya tiga orang disini, supir pribadi, tukang kebun dan pelayan yang bertugas bersih-bersih. Jadi selebihnya adalah tugasmu, bagaimana nak Arlin? Apa kau sanggup dengan pekerjaan ini?” ucap wanita tua yang di kenal dengan sebutan nyonya Rubby.“Apa memasak termasuk pekerjaanku nyonya?” tanya Arlin memastikan.“Ya jika kau sanggup, karena selama ini aku hanya membeli makanan dari luar, kalau kau bisa memasak itu lebih bagus”“Baiklah, aku akan coba untuk mengerjakan sesuai kemampuanku nyonya”“Baiklah, terimakasih nak”“Oya nyonya, apa anda tinggal hanya sendirian?, maksudku apa anda memiliki keluarga yang lain?”“Suamiku sudah lama meninggal, dan aku memiliki seorang putra,

    Last Updated : 2023-08-03
  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 9 - Kenapa selalu mengikutiku

    Jericho terus mencari gadis itu, sampai ia menemukannya, ternyata gadis itu sedang memberi makan kucing liar di kebun belakang, karena kebun belakang bisa di lalui dari pintu dapur.Arlin berjongkok memberi makan kucing di kebun belakang tersebut. Kemudian ia berdiri dan ketika membalik badan, jantungnya serasa copot, nafasnya seolah berhenti sejenak, matanya yang indah membulat sempurna.Seorang pria yang ia kenal, dengan sangat tiba-tiba menyergapnya sambil menutup mulut Arlin dengan telapak tangannya yang kokoh.Tangan sebelah pria itu menahan kepala Arlin dari belakang.Arlin tidak mampu berteriak. Mata gadis itu terlihat tegang membulat dan menyiratkan keterkejutan, ketika pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Arlin dengan mulut gadis itu yang masih tersumbat telapak tangan kokoh pria itu.“Ssst!!, jangan berisik! Aku mau kau diam!” ucap pria itu dengan suara sedikit pelan.Dengan perlahan pria itu melepaskan tangannya dari mulut Arlin.“Kita bertemu lagi -pelayan-, sekarang kau

    Last Updated : 2023-08-03
  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 10 - Kesayangan Mama

    “Mau sampai kapan kau berdiri disitu?!” ucap pria itu lagi, kemudian ia memejamkan matanya dengan santai.“Aku akan memanggil si mbak saja untuk membereskan kamar anda” ucap Arlin yang akan beranjak keluar.“HEY!! DIAM DISITU!!” suara Vardyn tiba-tiba pecah menjadi keras, membuat Arlin terkejut lagi dan berhenti melangkah.“Aku mau kau yang mengerjakannya! Bukan si mbak!” perintah Vardyn yang terlihat sedikit geram.“Kenapa tuan selalu memperlakukan aku sebagai pelayan?!, aku adalah perawat nyonya Rubby!, Pe-ra-wat!, bukan pe-la-yan!” akhirnya Arlin bisa memuntahkan kekesalanya.“Apa bedanya itu disini, sama-sama bekerja untukku dan mamaku”Tiba-tiba nyonya Rubby sudah ada di belakang Arlin.“Ada apa nak?, kenapa sepertinya ada ribut-ribut?, apa putraku membentakmu?” tanya nyonya Rubby yang nafasnya sedikit tersengal karena sehabis menaiki tangga.Arlin spontan menoleh kebelakang.“Ah, nyonya?!”“Mama?!, kenapa ke atas?” Vardyn langsung bangkit dari berbaringnya.“Aku mendengar kalian

    Last Updated : 2023-08-03

Latest chapter

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 60 - Berita mengejutkan

    Arlin diantar pulang oleh Rey. Di dalam mobil, mereka lebih banyak diam, memendam perasaan masing-masing.“Tuan Rey, besok kau tidak perlu repot untuk mengunjungiku dan menjagaku seperti ini. Aku tahu kesibukanmu” akhirnya satu kalimat terlontar dari bibir Arlin setelah sebelumnya beberapa saat hening.“Benarkah kau tidak membutuhkan aku?” tanya Rey seolah sindiran halus.Arlin hanya diam dan menunduk.Sepekan berlalu, Vardyn telah kembali ke sisi Arlin. Namun Arlin mendapati sikap Vardyn yang sedikit berubah, ia agak pendiam semenjak kepulangannya dari Luar Negeri.“Richo, kalau ada masalah mungkin kau bisa bercerita padaku” ucap Arlin di sela waktu santai mereka dan di temani suguhan teh melati hangat.“Masalah?, sepertinya tidak ada masalah. Oya, bagaimana kabar bu Siska?, kau bilang tempo hari ingin mengunjunginya?” tanya Vardyn sedikit mengalihkan pembicaraan.“Bu Siska sedang pulang kampung. Aku belum tau apa dia s

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 59 - Perasaan masa lalu

    “Yup, ini kediaman kecilku” jawab Rey santai.“Kecil?” gumam Arlin.Mereka duduk di sofa mewah tadi. Arlin agak canggung dengan keadaanya. Ia seperti anak desa yang berada di istana megah.“Apa kau tinggal sendirian disini tuan Rey?” tanya Arlin masih menyimpan kekaguman luar biasa pada pribadi Rey yang sedikit demi sedikit terkuak.“Aku tinggal bersama anak buahku dan, ohya … tadi aku ingin mengenalkanmu pada Big Black” Rey mengisyaratkan jarinya pada pria yang berdiri tegak di dekat dinding.Pria itu menghampiri Rey dan menunduk karena Rey berbisik sesuatu padanya. Pria itu mengangguk kemudian berlalu dari sana.Tak lama kemudian, si pria tadi membawa seekor anak macan kumbang yang berbulu hitam mengkilat. Ia di rantai di lehernya. Matanya kuning menyeramkan. Tapi anak macan kumbang tersebut sungguh menggemaskan, bagai kucing hitam yang lucu.“Nah, kenalkan, dia Big Black” Rey menggendong Big Black kemudian mengelusnya. Hewan itu sangat penurut di tangan Rey.“I-ini piaraanmu?. Dia s

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 58 - Kediaman Rey

    “Apa anda tidak sibuk tuan Rey?” tanya Arlin dengan keheranan yang belum sepenuhnya hilang.“Tidak, aku tidak sesibuk Vardyn” jawab Rey entang.“Anda selalu berkata seperti itu” kata Arlin sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela.Sesampainya di kediaman bu Siska. Mereka turun dari mobil. Tapi Arlin melihat rumah bu Siska sepi dan seolah sudah ditinggal beberapa hari yang lalu, terbukti dari debu yang menempel di lantai teras.Seorang tetangga sempat menghampiri Arlin, seorang ibu sedang menggendong anak bayinya melangkah mendekat kearah Arlin.“Cari bu Siska ya, Mba?” tanya si ibu sopan.“Ah, iya bu, apa bu Siska pergi ya?” Arlin juga menjawab sopan.“Iya, bu Siska sedang pulang kampung, sudah beberapa hari yang lalu” ujar si ibu tersebut.“Oh, gtu ya bu. Saya gak tau bu. Baik, terimakasih ya bu, permisi” kata Arlin sambil sedikit menundukan kepalanya.“Iya, Mba sama-sama” Arlin mendekat

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 57 - Supir pribadi

    Kemudian Vardyn mendekati istrinya dan mereka menikmati kebersamaan di malam itu.Hari kepergian Vardyn ke Luar Negeri sedikit berat untuk Arlin, walau suaminya hanya pergi untuk beberapa pekan, tapi tetapi ia akan menjalani hari-harinya dengan sendirian.Arlin menatap punggung Vardyn ketika pria itu sudah akan beranjak ke mobil sedannya setelah sebelumnya mencium dan mengucapkan kata-kata perpisahaan sementara diantara mereka.Dari dalam pintu mobil yang kecanya terbuka, Vardyn menyembulkan kepalanya sambil menoleh ke belakang dan memberi lambaian tangan pada Arlin, sambil memekik agak keras, “Rey akan datang siang ini, sayang. Kau tunggu saja ya. Dah! aku pergi!”“Hah?! tuan Rey akan kesini siang ini?” ekspresi terkejut Arlin tidak sempat di saksikan suaminya, karena sudah berlalu dari sana.Arlin yang masih berdiri di posisinya masih tercengang dengan kata-kata terakhir dari Vardyn. “Dia serius akan mengirim tuan Rey untuk menemaniku”

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 56 - Menjaga Arlin

    “Vardyn, aku tahu kau masih memikirkan tentang penabrak mobilmu. Bagaimana jika pelaku penabrak mobilmu ditemukan?, apa yang akan kau lakukan?” tanya Rey.“Entahlah, mungkin aku ingin pelakunya merasakan apa yang aku rasakan. Kehilangan sebuah harapan, merasakan sakit yang mendalam” ujar Vardyn terdengar geram.Rey hanya diam dengan pernyataan sepupunya itu.“Oya Rey, sebenarnya aku ingin meminta tolong padamu, tapi aku khawatir kau tidak akan bersedia”Rey mengerutkan alisnya. “Memangnya kenapa aku harus tidak bersedia?,” tanya Rey penasaran.“Pekan ini aku harus pergi ke Luar Negeri. Ada bisnis yang harus kujalani. Aku khawatir jika meninggalkan Arlin sendirian. Maukah kau menjaganya sementara aku pergi?”“Hah?, apa kau gila Vardyn?!. Dia istrimu, mana mungkin aku menjaganya disini” tolak Rey dengan wajah heran.“Nah, kan. Aku sudah tahu jawabanmu” kata Vardyn datar.“Bukan begitu maksudku. Apa kau yakin istri

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 55 - Kepahitan

    Entah darimana datangnya, aliran deras air mata yang tiba-tiba melucur jatuh membasahi selimut Arlin. Wanita itu sudah bisa menerka apa yang terjadi walau dokter belum menjelaskannya.“A-apa itu tentang bayiku dokter?” tanya Arlin, suaranya bergetar diiringi tangis yang mulai membuncah.“Maaf nyonya, iya benar, bayi anda tidak selamat, akibat guncangan hebat maka kandungan anda mengalami pendarahan, dan terpaksa kami harus mengangkat rahim anda karena beberapa resiko yang akan kami jelaskan nanti” jelas dokter yang membuat Arlin memecahkan tangisnya.Arlin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dengan segera bu Siska yang sudah mengetahui yang sebenarnya memeluk Arlin dengan erat.Tangisan Arlin tumpah dalam pelukan bu Siska, kini keduanya berduka dan menangis.“yang sabar ya sayang …” hanya itu yang mampu di ucapkan bu Siska dengan isak tangisnya dan suaranya yang bergetar hebat.Sedangkan Arlin hanya lemas dengan air mat

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 57 - Kecelakaan

    “Arlin!, jangan-jangan kau hamil!” Vardyn mengeraskan suaranya menandakan semangatnya.“Hamil?” ucap Arlin yang masih menahan mualnya.“Ayo bergegas, kita ke rumah sakit!” ucap Vardyn sambil melangkah cepat ke kamar untuk mengganti pakaian.“Benarkah dok?!, istriku hamil?” wajah kegembiraan Vardyn tak bisa di sembunyikan, ia sangat bahagia mendengar Arlin hamil, karena memang selama ini ia ingin sekali memiliki keturunan.“Ya pak, usia kandungan istri bapak baru berjalan satu minggu lebih, hampir dua minggu” jelas Dokter yang memeriksa Arlin.Arlin dan Vardyn saling memandang sambil tersenyum bahagia. Hari demi hari yang mereka lalui seolah semua sempurna. Arlin juga sangat beruntung karena Vardyn mencintainya sepenuh hati. Sikap pria itu kini sangat berbeda dengan ketika pertama kali ia bertemu.Usia kandungan Arlinpun semakin membesar, sudah tiga bulan wanita cantik itu mengandung benih Vardyn.“Sayang, bukankah ini terlalu cepat, pakaian bayi bisa kita beli ketika usia kandunganku

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 56 - Pernikahan

    Arlin sedikit mendongak, ia menatap wajah Rey tanpa berkata apa-apa. Tanpa disadari mereka berdua mendekat.Rey memiringkan sedikit wajahnya, jemarinya memegang lembut leher belakang Arlin, mereka berdua menautkan bibir dalam sebuah rasa yang sama walau tak bisa bersatu.Arlin seolah tidak ingin saat itu berakhir, namun semua harus diakhiri.“Jaga dirimu baik-baik Arlin” Rey kembali mengecup kening Arlin dengan lembut. Karena bisa jadi setelah ini mereka tidak akan bertemu untuk waktu yang cukup lama.“Tuan Rey, aku…aku sangat mengagumimu” ucap Arlin lembut.“Aku juga … kau adalah wanita yang spesial untuk pria manapun” Rey mengelus pipi Arlin.“Apa kita akan bertemu lagi tuan Rey?” ucap Arlin lirih.“Aku harap begitu dan aku pasti selalu menginginkannya ” Rey menghela nafas.“Baiklah mari kita kembali ke dalam, mungkin Vardyn mencari kita” ujar Rey sambil berlalu dari hadapan Arlin, mungkin tak sanggup menatap lama gadis yang dicintainya itu.Arlin menatap punggung pria itu seolah ti

  • Hasrat Yang Tertunda   BAB 55 - Maaf ...

    Vardyn yang datang dari arah belakang Arlin langsung menghampiri Rey. Mereka saling berpelukan. Rey mencoba menguatkan Vardyn dan memintanya untuk bersabar.“Bibi Rubby adalah wanita terbaik yang pernah kutemui” ujar Rey pada Vardyn sambil menepuk-nepuk punggung sepupunya.“Yah, kita semua kehilangan” ucap Vardyn.“Dia tidak bisa menghadiri pernikahan yang sangat diinginkannya, mama sangat ingin memiliki menantu Arlin, andaikata aku lebih awal mengenal Arlin”“Hey, tidak ada yang sia-sia, semua pasti sudah diatur seperti itu” ujar Rey “Jadi kapan pernikahanmu?”“Bulan depan semua sudah siap, Hey jangan bilang kau akan kembali ke luar negeri” ucap Vardyn sambil merangkul sepupunya.“Sayangnya, itu benar, aku harus kembali secepatnya” ucap Rey sambil menunduk kemudian melihat kearah Vardyn.“Ck!, kau sok sibuk!, apa tidak bisa sehari saja disini hadir di pernikahanku” decak Vardyn.“Hey, aku memang orang sibuk bun

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status