Share

Ngapain Di Dalam Kamar

Author: Rich Women
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"E-elo?! Elo ngapain di sini?"

Arella kaget bukan main. Dan itu karena Gilang berada di kamarnya. Kamar pribadinya.

"Kenapa? Ini kan kamar pengantin?" Gilang sedang melepaskan baju pengantinnya, menatap Arella dengan wajah tanpa dosa.

"Yang bener aja lo!" Gadis berkebaya warna putih itu langsung menerjang masuk ke dalam dan mendorong dada Gilang. "Ini itu kamar gue! Seenaknya aja lo masuk ke sini!"

"Orang tua kamu yang nyuruh aku ke sini."

"Keluar lo dari sini!" Bentak Arella. "Lo lupa isi perjanjian isi kita waktu itu?"

"Terus aku harus tidur di mana?" tanya pemuda berkaca mata minus itu. "Lagipula, Apa kamu nggak bingung, kalau seandainya orang tua kamu nanya kenapa kita pisah ranjang?"

Pertanyaan Gilang barusan membuat Arella tertampar kenyataan.

"Tapi gue males kalau harus sekamar ama lo!"

"Ya mau gimana lagi, kan ini udah konsekuensi."

Arella mendengkus. "Tapi lo tidur di lantai!"

Gilang menghela nafas dan mengangguk. "Okey."

Gadis yang masih dibalut pakaian pengantin itu akhirnya bisa sedikit lebih rileks. Kemarahannya tidak sebesar beberapa waktu yang lalu.

"Eh— lo mau apa?" Kedua bola Arella hampir copot saat melihat Gilang kembali sibuk melepaskan beskap yang dia gunakan.

"Mau ganti baju. Emangnya apa lagi?" balas Gilang santai.

"Cowok sinting lo! Kalau mau ganti baju ya sana! Ke kamar mandi! Ngapain di depan mata gue?!" omel Arella.

"Kenapa? Kan kita udah muhrim."

"Najis banget gue!" tukas Arella kembali emosi. "Kalo lo nekat ganti di sini! Gue mending keluar aja!"

Gilang sebenarnya ingin sekali melanjutkan niatnya itu, tapi melihat kondisi Arella yang sepertinya sudah lelah sama seperti dirinya, Gilang pun memutuskan untuk berhenti menggoda perempuan 20 tahun tersebut.

"Oke. Aku ganti di kamar mandi," ucap Gilang kemudian.

"Gitu kek dari tadi!"

Arella memperhatikan Gilang yang mulai menghilang dari pandangannya. Sungguh, dia juga tidak paham kenapa begitu benci pada Gilang. Padahal pria itu tidak pernah melakukan hal yang buruk padanya. Tapi, entah kenapa, setiap hal yang dia lakukan, selalu saja membuat Arella merasa kesal.

*

"Nih! Bantal sama selimut buat alas lo tidur!"

Baru juga keluar dari kamar mandi, Gilang sudah disambut dengan lemparan bantal dari sang istri. Siapa lagi kalau bukan Arella.

"Lo tidur di bawah aja!"

Pria dengan kaos oblong lengan panjang, plus celana panjang itu memeluk bantal pemberian Arella sambil berkata, "Kamu kok udah ganti baju?"

"Kepoan banget sih?"

"Kan aku cuma nanya. Siapa tau kamu nggak mandi."

"Nggak sopan! Gue mandi di kamar bawah, anjir!" sahut Arella. Perempuan itu memang sudah ganti baju dengan piyama lengan panjangnya.

"Nanya aja nggak boleh," beo Gilang sambil menata lembaran selimut untuk dia gunakan sebagai alas tidur.

"Kalau tidur jangan lupa baca do'a!" ucap Gilang memperingatkan Arella yang sudah rebahan lebih dulu. "Biar kamu nggak mimpi buruk."

"Iya. Elo mimpi buruknya!"

"Astaghfirullah! Jahat."

Arella mendengkus. Ia menatap langit-langit kamarnya sebelum kembali berkata, "Awas aja kalo lo aneh-aneh pas gue tidur."

"Emang gue mau ngapain?"

"Ya siapa tau lo mau pegang-pegang gue atau yang lain," sahut Arella sambil memeluk guling.

"Tenang aja, aku nggak akan maksa kamu buat ML sebelum dapat ijin dari kamu. Aku nggak sebrengsek itu kok."

"Iya. Gue lupa, selain nggak brengsek— lo kan juga letoy," ejek Arella.

Gilang hanya memasang wajah datar saat lagi-lagi sang istri menyebutnya seperti itu. "Ya itu karena kamu belum kenal aku secara utuh."

"Ya terus? Kalau gue kenal lo secara mendalam, gue bakal jatuh cinta gitu sama lo? Enggak ya! Nggak bakal!"

"Itu cuma masalah waktu kok."

"Jangan terlalu berharap."

Hening. Gilang tidak mengatakan apapun. Dia malah sibuk berpikir sambil menghadap ke atap. Posisinya sama persis dengan Arella.

"Aku boleh nanya sesuatu nggak?"

"Nggak. Gue males jawab soalnya," balas Arella dengan suara yang lebih pelan. Dia sepertinya sudah mulai merasa mengantuk. Dan itu normal karena sekarang sudah hampir jam 01.00 malam.

"Aku penasaran, kenapa kamu sampai nggak bisa move on dari Sakti. Padahal kalian udah nggak sama-sama lebih dari 3 tahun."

Pertanyaan Gilang itu membuat Arella kembali segar. Dia tidak menyangka jika suaminya itu akan membahas masalah Sakti.

"Kenapa lo tiba-tiba nanyain dia?"

"Ya aku pengen tau, pria seperti apa yang bisa menaklukkan perempuan berhati batu seperti kamu." Gilang memasang ekspresi datar, menunggu jawaban istrinya membuat ia sedikit deg-degan.

"Dia—" Arella menahan nafas. Gadis itu mendadak jadi sangat kalem ketika membahas mendiang mendiang kekasihnya. "Dia baik, ganteng, perhatian."

"Semuanya relatif, Rel. Pasti ada satu hal yang membuat kamu benar-benar jatuh hati ke dia."

Arella memejamkan mata. Pertanyaan Gilang membuat ia harus menguras kembali kenangan manis saat bersama dengan Sakti. Banyak hal yang membuat ia merasa jatuh cinta pada lelaki itu. Bahkan hanya dengan melihat senyum di wajah sakti saja, sudah berhasil membuatnya merasa nyaman.

"Gue nggak tau. Gue nggak ngerti kenapa bisa secinta itu ke dia." Akhirnya, jawaban itulah yang keluar dari bibir Arella. "Lagian, kenapa sih lo malah bahas gituan? Mau lo tau gimana sikap Sakti ke gue selama ini, lo nggak bakal bisa gantiin dia."

"Aku tau kok. Emang cinta pertama itu ngga bakal bisa dilupain," ucap Gilang sambil tersenyum pasrah. "Bahkan Aisyah aja pernah cemburu sama Khadijah gara-gara Rasulullah masih ingat dan sering nyebut nama istri pertamanya."

"Nah itu elo ta—"

"Tapi, pemenangnya adalah orang yang sampai terakhir bisa menemani kamu. Orang yang bertahan buat kamu, orang yang selalu ada buat kamu. Itu menurutku."

Kali ini Arella benar-benar tidak bisa berkata apapun lagi. Menurutnya, Gilang memang terlalu percaya diri.

"Jadi, walaupun di hati kamu masih ada Sakti. Aku nggak pernah mempermasalahkan itu, Rel. Karena gimana pun juga, cuma aku yang bisa nikahin kamu dan aku yakin— suatu saat nanti hati kamu juga bakal jadi milikku." Gilang mengatakan semua itu dengan raut wajah yang tampak serius. Dia tampaknya sedang tidak main-main dengan ucapannya. Walaupun Arella tidak bisa melihat bagaimana Aura Gilang yang terasa berbeda ketika mengatakan itu semua.

"Lo kayaknya udah kecapekan deh! Bicara lo makin ngelantur!" balas Arella sedikit kikuk.

"Mungkin sekarang kamu nggak nganggap serius apa yang aku katakan. Tapi aku yakin suatu saat nanti kamu bakalan tahu kalau kalimat aku ini benar adanya."

Arella menarik bedcover di bawah kakinya dan mulai menutupi wajahnya dengan guling. "Diem lo! Jangan bicara yang enggak-enggak! Gue mau tidur!" ucapnya sambil mati-matian menahan rasa tak nyaman di hatinya.

Namun...

Related chapters

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Bab 06

    Kalau bukan karena cahaya matahari yang masuk ke sela jendela kamarnya. Mungkin sekarang Arella masih tertidur nyenyak di balik selimut tebalnya. Tapi karena itu semua, dia terpaksa bangun dan mengecek kondisi sekitarnya.Yap— dia hampir lupa kalau semalam sudah melangsungkan pernikahan dan sekamar dengan Gilang. Tapi, ketika dia bangun pagi ini, cowok itu ternyata sudah tidak ada di kamarnya.Namun, yang lebih penting dari itu adalah—"Huuft, aman. Gue pikir dia ngapa-ngapain gue semalem," ucapnya diiringi helaan nafas lega, ketika melihat pakaiannya yang masih utuh.Arella menekuk kedua lututnya dan duduk bersila. Ia memandangi langit biru dari jendela kamarnya dan menghela nafas. "Padahal hari ini cerah banget, tapi kok hati gue ngerasa pedih ya? Kayak ada sesuatu yang bikin sedih, tapi nggak tau apa."Kedua manik gelapnya menyendu. Dia bingung kenapa mendadak jadi melow begini. Seperti akan ada sesuatu yang membuatnya merasa sedih."Kamu mau ajak Arella pindah ke apartemen sekaran

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Bab 07

    "Elo itu cowok paling nyebelin di dunia," tukas Arella sambil memegangi kepalanya. "Dan sialnya, gue orang jadi orang paling malang di dunia gara-gara nikah ama lo.""Tapi itu kan pemikiran kamu sendiri. Mungkin orang lain beranggapan sebaliknya?""Nggak mungkin. Teman-teman gue aja heran karena gue nikah ama cowok se-cupu elo."Gilang masih fokus menatap jalanan di depannya. Capek juga beradu argumen dengan Arella yang super keras kepala."Kapan sih kita sampai? Gue capek pengen istirahat?""Bentar lagi.""Bentar-bentar doang! Bosen tau!"Dengan tangan kanan yang masih memegang setir, Gilang mengeluarkan sesuatu dari kantung depan kemejanya. "Ini."Arella mengerutkan keningnya ketika Gilang menyodorkan sebuah lolipop rasa jeruk padanya. "Lo pikir gue bocil apa?""Nggak ada batasan umur kalau mau makan permen."Gadis itu menghela nafas panjang. Ia sahut lolipop itu dari tangan Gilang bukan untuk memakannya. Tapi melemparkannya ke luar jendela mobil dengan wajah murka. "Dari sini gue m

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Gak Usah Ngatur

    Tok Tok TokArella mendengkus keras. Baru juga ingin santai sendirian, tapi Gilang sudah mengedor pintunya berulang kali. "Apa sih?" sentak Arella saat baru membuka pintu."Kamu mau di pesenin makan malam?" tanya Gilang dengan nada yang cukup sabar."Enggak usah! Gue kalau laper bisa beli sendiri kok.""Sekalian aja nanti pesennya.""Ya suka-suka gue! Siapa yang lo yang bisa ngatur-ngatur."Gilang menghela nafas panjang karena bentakan sang istri. "Ya udah. Terserah kamu."Arella menyipitkan matanya sebelum berkata, "Udah ya! Awas kalau lo gangguin gue lagi. Gue bakal cabut dari rumah ini.""Dan satu lagi! Selama lo masih ada di rumah gue nggak bakalan pernah keluar dari kamar ini kecuali dalam hal yang mendesak!""Kenapa kayak gitu Rel?""Karena gue benci banget sama lo! PAHAM!!"Gilang baru saja buka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Arella lebih dahulu menutup pintu dengan cukup keras. Mengabaikan suaminya yang masih berdiri di sana.***Sekarang masih pukul 5 subuh. Gilang sudah

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Suami Pengertian

    "Ini kan?"Arella cukup kaget saat melihat isi paket yang baru saja dia dapatkan. Di mana di dalamnya terdapat canvas, cat air, palet cat, dan beberapa benda untuk keperluan melukis."Kenapa Gilang beli ginian?" tanya Arella pada dirinya sendiri. "Apa ini buat gue?"Arella memang suka melukis. Biasanya gadis itu menghabiskan waktu luangnya untuk menggambar apa saja yang dia sukai.Tapi yang menjadi pertanyaan, bagaimana Gilang tau kalau dia menyukai hobby yang satu ini?"Apa gue telfon aja si Gilang?" pikirnya lagi. "Gue penasaran banget ama alat-alat ini beneran buat gue atau enggak."Setuju dengan idenya, Arella pun mengambil handphone miliknya untuk menelfon sang suami. Tapi belum sempat ia melakukan itu, Gilang lebih dahulu menelponnya. Pria itu seperti sudah dapat feeling kalau dia sedang membutuhkan kejelasan dari Gilang.["Halo, Assalamu'alaikum."] Gilang menyapa dari line seberang."Gilang elo—"["Jawab dulu dong salamnya!"]Arella berdecih. Padahal dia mau langsung to the poin

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Sabarnya Gilang

    Sekitar pukul 8 malam, Gilang kembali ke apartement miliknya. Suasana di tempat itu begitu sepi. Hanya terdengar suara dari Air Conditoner yang berada di tengah ruangan."Assalamu'alaikum, Rel. Aku udah pulang nih." Gilang berteriak memanggil istrinya. Sambil duduk di ruang tamu, ia mulai mencopot sepatu kerjanya dan menaruhnya ke rak dekat pintu masuk.Ia melihat sekeliling, tak ada penampakan istrinya di manapun. "Apa Arella udah tidur ya?" tanyanya pada diri sendiri.Pemuda itu menyingsingkan lengan kemejanya. Lalu berjalan ke arah kulkas untuk mengambil air dingin. Ia melihat beberapa piring bekas makan Arella yang terletak di wastafel. Tidak hanya itu, ada juga panci bekas mie yang sepertinya baru selesai di gunakan.Pemuda berkacamata minus dengan bingkai hitam itu tidak marah sama sekali saat tau jika Arella tidak membereskan itu semua. Dia justru merasa lega karena istrinya sudah makan malam walaupun mereka tidak bisa makan berdua.Selesai mencuci piring, Gilang berniat untuk l

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Diajak Party?

    "Hari ini kamu ada rencana apa?"Arella menatap dingin ke arah suaminya. Dia muak sekali ditanya-tanya seperti bocah."Kalau emang mau pergi, usahakan bilang dulu ya! Biar aku nggak khawatir," sambung Gilang karena sang istri tidak kunjung memberikan jawaban.Arella meletakkan gelasnya dengan kasar, lalu mendekati Gilang. Ia tarik kerah kemeja pria itu sebelum berkata, "Dari awal gue udah bilang ke elo, buat berhenti buat ikut campur segala urusan gue. Jadi sekali lagi lo banyak aturan kayak tadi, gue nggak akan segan-segan pergi dari rumah ini," ucap wanita itu dengan tegas.Gilang hanya diam saja. Ia menatap balik wajah wajah perempuan itu dari balik lensa kacamatanya. Bukannya Gilang takut pada Arella, tapi pemuda itu terlalu malas untuk menanggapi kemarahan dengan kemarahan."Lo paham kan?!""Hm," balas Gilang menyerupai gumaman. "Ya udah, ayo makan sama-sama.""Aaarghhh!" Arella berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. Tinggal bersama Gilang cuma memberikan dua efek pada

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Seseorang yang Pernah Menyukaimu

    Setelah beberapa waktu berpikir, akhirnya Arella mengambil sebuah dress selutut warna hitam. High heels warna senada dan juga tas jinjing kecil. Masih banyak waktu sampai nanti malam. Jadi dia bisa istirahat sebentar dan bersiap setelah tidur siang.Sekitar jam 6 petang, gadis cantik itu pun pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Bahkan setelahnya Arella tidak lupa untuk menstiyling rambutnya agar kelihatan rapi. Ia sudah final untuk memakai gaun yang tadi.Dia tidak mau orang-orang beranggapan jika dia tidak bisa mengurus diri setelah menikah.Pukul 8 tepat. Arella sudah otw ke tempat janjian dengan taksi. Seperti yang sudah di tentukan mereka bertemu di club malam. Dia bersyukur Gilang belum sampai rumah hari ini. Jadi dia bisa kabur tanpa harus adu mulut dengan suaminya yang kurang pergaulan itu."Bagus deh si Gilang belom nyampek rumah. Bisa ngoceh dia kalau tau gue pergi," gumam Arella dalam hati.Tapi— entah Gilang memang panjang umur atau apa, tiba-tiba saja cowok itu mengir

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Mabuk di Club Malam

    ["Gilang, ini istri lo kan?"]Baru saja Gilang mendapatkan info dari satpam apartemen jika unitnya kosong. Tak berapa lama kemudian, teman kantornya alias Yudha juga ikut mengirimnya gambar seorang wanita bergaun hitam tengah berada di sebuah klub malam.Tanpa banyak omong, Gilang langsung menelpon Yudha dan bertanya mengenai detail yang sebenarnya."Lo liat Arella di mana?" Tanpa banyak basa-basi, Gilang langsung bertanya mengenai keberadaan istrinya ketika Yudha baru selesai menelponnya.["Di club X ama beberapa orang sih."]"Cowok apa cewek?"["Cowok cewek."]"Gue OTW ke sana, tolong lo awasin dia bentar."["Eh tunggu! Jadi dia beneran istri—"]Gilang mematikan ponselnya bahkan sebelum Yudha selesai bertanya. Kening Gilang berkerut dalam. Rahangnya mengeras. Tanda jika dia sedang kesal."Lo bener-bener keterlaluan, Rel."Gilang meraih kunci mobilnya dan bergerak turun ke bawah menuju basement. Mungkin Gilang bisa maklum jika Arella pergi atas ijinnya. Tapi sayangnya, gadis itu meng

Latest chapter

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   (21+) Unboxing?

    Arella mencoba menggerakkan tangannya yang terikat, tapi sia-sia. Gesper yang digunakan Gilang terlalu kuat untuk dilepaskan. Matanya semakin memerah karena ketakutan dan amarah yang berkecamuk di dalam dirinya. "Gilang, lepasin gue! Lo gak bisa ngelakuin ini!"Gilang menatapnya dengan tatapan dingin, "Kamu yang memulai ini semua, Arella. Sekarang, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu ucapkan.""Tanggung jawab apaan? Gue gak ada hubungan sama lo selain perjodohan sialan ini!" Arella berteriak, mencoba menggertak meski di dalam hati ia benar-benar ketakutan."Perjodohan atau bukan, kamu adalah istriku," Gilang membalas dengan tegas. "Dan aku berhak atas kamu."Arella mendesah kesal, mencoba mencari jalan keluar dari situasi yang menakutkan ini. Tapi sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, Gilang sudah melepaskan kemejanya, memperlihatkan tubuh berototnya yang selama ini tersembunyi di balik pakaian rapi. Arella tertegun sejenak, tidak menyangka bahwa di balik penampilan cupu s

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   (21+) Tes Keperawanan

    "Kenapa kamu bahas itu lagi? Kamu masih gak terima?""Aku khawatir Arella."Pffft—Arella tertawa cukup keras usai mendengar penuturan Gilang. "Gak usah repot-repot Gilang! Gue bisa jaga diri.""Jaga diri gimana? Kamu aja gak bisa apa-apa saat Anton hampir memperkosa kamu," tukas Gilang dengan nada begitu sinis."Ya udah, biarin aja Anton mau ngapain juga. Toh gue juga udah gak perawan," balas Arella dengan santainya.Gilang tersentak. Pandangan matanya menajam seketika itu juga. Ia memandangi sang istri yang melipat kedua tangannya di dada, menelaah apakah Arella sungguh-sungguh dengan ucapannya."Kenapa? Kenapa lo ngeliatin gue kayak gitu? Lo pasti mikir kalau gue ini masih perawan, ya kan?" Arella kembali tertawa. "Gilang... Gilang... Jaman sekarang mana ada si perempuan yang benar-benar masih perawan, apalagi cewek macem gue yang yaaah— lo tau sendiri kan gimana pergaulannya."Gilang masih diam saja. Menyimak apapun yang keluar dari bibir istrinya."Makanya, dari awal gue minta lo

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Suami yang Misterius

    "Sayang... Sini! Ayo peluk aku! Lakuin apapun sesuka kamu. Aku rela ngasih keperawananku buat kamu, Sayang."Tubuh Gilang meremang. Belaian jemari Arella pada Juniornya membuat sekujur tubuhnya merinding."A-Arella hentikan! Kamu mabuk!""Gak! Aku nggak mabuk. Aku sadar sama apa yang aku lakuin!" Arella memeluk Gilang, sementara lututnya ia sematkan di antara kedua kaki sang suami."Sadar Arella!""Udahlah sayang, kamu jangan nolak! Cuma cara ini yang dapat kita lakukan agar Mama dan Papa gak misahin kita." Arella mengusap pipi Gilang."Ayo hamili aku! Buat aku mengandung anak kamu! Supaya aku gak jadi nikah sama si cupu itu!""Arella! Sadar!""Sakti sayang... Please... Ayo kita ngelakuin itu. Aku udah siap ML sama kamu."Haaah!!!Gilang mengunggar rambutnya dengan gusar. Masih terbayang-bayang bagaimana wajah sayu Arella ketika menggodanya semalam. Walaupun gadis itu sedang mabuk dan dalam kondisi memikirkan orang lain, tapi tetap saja sebagai lelaki normal Gilang hampir saja memanfa

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Apa yang Terjadi Kemarin?

    "Kleeek"Gilang yang sedang membuat sarapan, cepat-cepat memakai kacamatanya saat melihat suara pintu kamar terbuka. Ia sudah tau siapa yang keluar dari kamar dan berjalan mendekatinya. Siapa lagi kalau bukan Arella."Oi."Pemuda itu menoleh. Bersikap cupu di depan Arella yang sepertinya masih sedikit hangover."Kamu— baru bangun.""Lo yang ganti baju gue?" Itulah pertanyaan yang pertama kali Arella ajukan. "Lo gak macam-macam kan kemarin pas gue mabuk?" sambungnya."Iya, aku yang gantiin baju kamu. Tapi kamu gak usah khawatir, aku—""Ya sih, gue tau lo gak akan aneh-aneh, lagian apa sih yang bisa cowok cupu lakuin," sindir Arella. "Lo aja gak berani natap gue pas lagi ngobrol, apalagi aneh-aneh."Gilang meremas gagang spatula yang dia gunakan untuk memasak nasi goreng. Pria 30 tahunan itu mendengkus dan pura-pura tidak mendengar ucapan istrinya."Kemarin— apa aja yang terjadi?"Lirikan mata Gilang tertuju pada sang istri yang baru saja selesai menegak minumannya. "Lo gak buat onar di

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   (21+) Akibat Mabuk Berat

    "Sayang..."Gilang tersentak kecil saat sepasang lengan tiba-tiba merangkul perutnya dengan mesra. Ia melihat ke arah cermin. Di belakangnya ternyata sudah ada Arella sebagai pelaku pemelukan tersebut."Arella, kamu—""Sayang, aku kangen. Kamu ke mana aja? Kenapa perginya lama banget, um?"Gilang memperhatikan sang istri. Dilihat dari kondisi sekarang ini sepertinya gadis itu masih dalam pengaruh alkohol."Sayang..." Panggil Arella lagi, matanya masih terpejam dan pipinya di penuhi semburat kemerahan. "Sakti sayang, aku kangen banget sama kamu."Lagi-lagi Gilang dibuat tak bergeming ketika mendengar Arella menyebut nama pria lain."Sakti? Siapa itu Sakti?" pikirnya penasaran.Pemuda itu kembali memakai kacamatanya dan berbalik. Ia memegangi pipi Arella yang masih sempoyongan."Arella, sadar! Aku bukan Sakti! Aku Gilang.""Sakti sayang..." Arella tak merespon ucapan Gilang. Dia justru kembali merangkul pundak suaminya itu sambil meracau. "Sayang, kenapa kamu pergi? Apa kamu gak cinta la

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Amarah Gilang

    "Sialan!" maki Anton kesal. " Berani-beraninya lo nonjok gue!" Anton menarik kerah kemeja Gilang hingga keduanya sama-sama berdiri dan saling berhadapan. Pemuda itu tampak tidak gentar walaupun lawannya adalah Gilang yang jelas-jelas lebih tua darinya."Lo yang sialan!" desis Gilang balik. Sorot matanya yang tajam seperti belati yang siap menusuk Anton kapan pun dia inginkan. "Mau lo apain istri gue, hah?!" serah Gilang sembari mencengkram balik bagian depan baju yang Anton gunakan."Nggak pantes lo nyebut Arella istri, lo aja nggak pernah dia anggep sebagai suami."Bugh!Gilang meninju pipi Anton. Pun sebaliknya. Anton meninju rahang Gilang dengan keras hingga kacamata minus Gilang jatuh dan terlempar entah ke mana."Brengsek!" maki Gilang. Ia nyaris saja maju dan kembali saling serang, jika saja Yudha dan teman-teman Anton tidak datang dan menghalau keduanya. "Jangan ikut campur, brengsek! Emangnya lo siapa sok tahu banget sama urusan kita.""Kenapa? Arella sendiri yang bilang kalau

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Mabuk di Club Malam

    ["Gilang, ini istri lo kan?"]Baru saja Gilang mendapatkan info dari satpam apartemen jika unitnya kosong. Tak berapa lama kemudian, teman kantornya alias Yudha juga ikut mengirimnya gambar seorang wanita bergaun hitam tengah berada di sebuah klub malam.Tanpa banyak omong, Gilang langsung menelpon Yudha dan bertanya mengenai detail yang sebenarnya."Lo liat Arella di mana?" Tanpa banyak basa-basi, Gilang langsung bertanya mengenai keberadaan istrinya ketika Yudha baru selesai menelponnya.["Di club X ama beberapa orang sih."]"Cowok apa cewek?"["Cowok cewek."]"Gue OTW ke sana, tolong lo awasin dia bentar."["Eh tunggu! Jadi dia beneran istri—"]Gilang mematikan ponselnya bahkan sebelum Yudha selesai bertanya. Kening Gilang berkerut dalam. Rahangnya mengeras. Tanda jika dia sedang kesal."Lo bener-bener keterlaluan, Rel."Gilang meraih kunci mobilnya dan bergerak turun ke bawah menuju basement. Mungkin Gilang bisa maklum jika Arella pergi atas ijinnya. Tapi sayangnya, gadis itu meng

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Seseorang yang Pernah Menyukaimu

    Setelah beberapa waktu berpikir, akhirnya Arella mengambil sebuah dress selutut warna hitam. High heels warna senada dan juga tas jinjing kecil. Masih banyak waktu sampai nanti malam. Jadi dia bisa istirahat sebentar dan bersiap setelah tidur siang.Sekitar jam 6 petang, gadis cantik itu pun pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Bahkan setelahnya Arella tidak lupa untuk menstiyling rambutnya agar kelihatan rapi. Ia sudah final untuk memakai gaun yang tadi.Dia tidak mau orang-orang beranggapan jika dia tidak bisa mengurus diri setelah menikah.Pukul 8 tepat. Arella sudah otw ke tempat janjian dengan taksi. Seperti yang sudah di tentukan mereka bertemu di club malam. Dia bersyukur Gilang belum sampai rumah hari ini. Jadi dia bisa kabur tanpa harus adu mulut dengan suaminya yang kurang pergaulan itu."Bagus deh si Gilang belom nyampek rumah. Bisa ngoceh dia kalau tau gue pergi," gumam Arella dalam hati.Tapi— entah Gilang memang panjang umur atau apa, tiba-tiba saja cowok itu mengir

  • Hasrat Tersembunyi Suami Cupuku   Diajak Party?

    "Hari ini kamu ada rencana apa?"Arella menatap dingin ke arah suaminya. Dia muak sekali ditanya-tanya seperti bocah."Kalau emang mau pergi, usahakan bilang dulu ya! Biar aku nggak khawatir," sambung Gilang karena sang istri tidak kunjung memberikan jawaban.Arella meletakkan gelasnya dengan kasar, lalu mendekati Gilang. Ia tarik kerah kemeja pria itu sebelum berkata, "Dari awal gue udah bilang ke elo, buat berhenti buat ikut campur segala urusan gue. Jadi sekali lagi lo banyak aturan kayak tadi, gue nggak akan segan-segan pergi dari rumah ini," ucap wanita itu dengan tegas.Gilang hanya diam saja. Ia menatap balik wajah wajah perempuan itu dari balik lensa kacamatanya. Bukannya Gilang takut pada Arella, tapi pemuda itu terlalu malas untuk menanggapi kemarahan dengan kemarahan."Lo paham kan?!""Hm," balas Gilang menyerupai gumaman. "Ya udah, ayo makan sama-sama.""Aaarghhh!" Arella berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. Tinggal bersama Gilang cuma memberikan dua efek pada

DMCA.com Protection Status