Share

Rasa Aneh di Tubuhnya

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ting.

Ponsel Rafael berbunyi malam itu dan sebuah pesan pun masuk dari Alba.

Alba: "Aku akan pulang terlambat karena Tuan Kenji mengajakku makan malam di hotel Meridian."

Rafael langsung menggeram kesal membacanya sampai Onad yang sedang menyetir mobil pun langsung melirik Rafael dari kaca spionnya.

Rafael dan Onad memang baru saja selesai dari pertemuan bisnis dan sedang dalam perjalanan pulang.

"Eh, ada apa, Bos?"

"Pria Jepang itu tidak bosan-bosannya menggoda Alba, Onad."

"Maksudmu Tuan Kenji?"

"Ya, siapa lagi? Sekarang dia mengajak Alba makan malam bersama di hotel Meridian. Sial!"

"Ah, makin hari memang makin terlihat jelas bahwa dia menyukai Alba, Bos. Aku hanya tidak berani mengatakannya, tapi kadang aku juga risih melihat caranya menatap Alba. Hanya saja, Yola terus memintaku untuk berpikiran positif. Kata Yola, pria terhormat sepertinya tidak mungkin melakukan hal yang aneh-aneh. Padahal menurutku, justru pria terhormat itu lebih menakutkan karena dia bisa melakukan ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Kesenangan yang Terusik

    Alba sama sekali tidak yakin untuk mengikuti Kenji. Entah Kenji akan membawanya ke mana sampai mereka harus naik lift bersama. Asisten Kenji juga terlihat masih mengikuti di dalam lift sampai Alba makin tidak nyaman. Kenji terus menyentuh lengan Alba, sesekali membelainya. Alba merasa risih dan terus menyingkirkan tangan Kenji, tapi sialnya ada rasa yang tidak dapat dijelaskan dalam dirinya yang membuatnya menikmati sentuhan pria itu, sampai perlawanan Alba pun terlihat setengah hati. "Kita mau ke mana, Kenji?" tanya Alba dengan sisa kesadarannya. "Ke tempat yang lebih dingin, Alba. Kita sama-sama kepanasan kan? Mungkin AC restoran tadi rusak." "Tapi aku pulang saja, aku tidak perlu pindah tempat, lagipula makanan kita juga sudah habis kan? Rafael menungguku." "Nanti aku akan menelepon Pak Rafael dan mengatakan meeting kita belum selesai, Alba. Itu tidak masalah," sahut Kenji sambil kembali membelai lengan Alba sampai Alba merasakan sengatan listrik di sana yang membuat gelenyar

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Tidak Bisa Menahannya Lagi

    Kenji sontak menoleh kaget menatap Rafael yang mendadak sudah membuka pintunya dan berdiri di sana. "P-Pak Rafael?" seru Kenji yang tidak percaya ada yang masuk ke kamarnya di saat seperti ini, apalagi orang itu adalah Rafael. Rafael sendiri benar-benar sudah diliputi amarahnya melihat Kenji yang menindih tubuh Alba dan pria itu sudah bertelanjang dada.Entah sudah semarah apa Rafael tadi pada reseptionis, manager, dan pada asisten Kenji. Rafael sempat memukul asisten Kenji sampai terjadi keributan di bawah, sebelum akhirnya mereka mengijinkan Rafael naik. Dan benar saja, sedang terjadi pelecehan di dalam kamar. Rafael pun makin marah saat melihat blouse istrinya sudah diangkat dan mempertontonkan dadanya. "Kau benar-benar brengsek, Kenji Yamada!" geram Rafael yang langsung melesat mendekati ranjang dan menarik tubuh Kenji dari sana. Buk!Satu pukulan dilayangkan ke wajah Kenji sampai pria itu terhuyung dan hampir terbentur meja."Akh! Pak Rafael!" "Berani sekali kau menyentuh is

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Masih Perawan

    "Apa kau serius dengan ceritamu, Onad?" Yola memekik kaget saat Onad meneleponnya malam itu dan menceritakan apa yang dilakukan Kenji pada Alba. Onad sendiri masih duduk di lobby hotel, sedangkan Rafael sudah membawa Alba ke kamar. "Apa aku terdengar seperti sedang bercanda, Yola? Aku serius, aku sangat serius. Malahan aku bergidik ngeri mengingat bagaimana Bos menghajar Tuan Kenji tadi." "Gawat, Onad! Ini gawat! Kalau Tuan Kenji dihajar lalu bagaimana nasib proyek kita?" "Mana aku tahu, Yola! Tapi mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama kalau di posisi Bos. Pria sinting itu memberi Alba obat dan berniat menidurinya!""Oh, aku sudah merinding mendengarnya, Onad! Tapi kau benar kalau pria itu benar-benar brengsek! Padahal Tuan dan Nyonya Yamada sangat baik, bagaimana bisa anaknya seperti itu?" "Entahlah, Yola!" "Ck, kalau aku di sana, mungkin aku sudah memukul pria itu dengan sepatu hak tinggiku, Onad! Tapi bagaimana dengan Alba? Kasihan dia." "Ya, ya, awalnya memang kasih

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Hasutan yang Gagal

    Cahaya matahari bersinar begitu terang pagi itu dan Rafael adalah orang pertama yang membuka matanya. Lengannya terasa berat karena Alba tertidur dalam pelukannya. Bahkan, Alba tidak mau menjauh sama sekali dari kehangatan Rafael dan Rafael sendiri menikmatinya. Rasanya nyaman sekali dipeluk oleh istrinya. Wajah cantik Alba juga menjadi sarapan pagi yang sialnya, membuat Rafael kembali lapar, tapi Rafael tahu ini bukan waktunya untuk menikmati istrinya lagi karena ada hal penting lain yang harus diurusnya. Rafael pun akhirnya melepaskan pelukan Alba dan ia pun segera berpakaian lalu pergi dari sana. Sambil melangkah turun ke lobby, Rafael menelepon Onad sampai Onad yang masih tertidur pun langsung meloncat kaget saat suara ponselnya berbunyi. "Bos, kau menelepon?" seru Onad saat mengangkat teleponnya. "Kau di mana, Onad?" "Aku di hotel." "Di hotel mana?" "Di lobby hotel menunggumu." "Kau masih di hotel ini semalaman?" "Aku tertidur, Bos." Rafael mengembuskan napas panjangnya

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Akan Menjaga Suaminya Dari Wanita Busuk

    "Sekali lagi maafkan aku, Rafael," seru Alba saat ia dan Rafael sudah masuk ke kamar mereka di rumahnya. Mereka tidak banyak bicara sepanjang perjalanan pulang karena rasanya masih canggung membahas tentang kemarin malam lagi. "Itu sudah terjadi, Alba! Minta maaf juga percuma. Yang perlu kau ingat adalah lain kali jangan terlalu menanggapi klien pria secara berlebihan." "Aku tidak merasa berlebihan, Rafael." "Itu menurutmu! Aku pria, Alba, dan kalau kau terus menuruti aku, akan ada banyak pikiran di otakku. Kau tahu pria itu mempunyai hasrat yang jauh lebih tinggi dibanding wanita kan? Bayangkan saja kalau aku tidak mencarimu kemarin, kau pasti sekarang sudah ...." Alba menunduk malu. Rafael pun terdiam sejenak sebelum ia mengembuskan napas panjangnya. "Sudahlah! Tidak usah dibahas lagi, Alba. Yang sudah berlalu ya sudah, sekarang mari kita pikirkan bagaimana cara menyelesaikannya saja," imbuh Rafael lagi. Alba pun masih merasa bersalah, tapi ia juga canggung. Bahkan, saat meli

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Jangan Mengintip, Langsung Menyentuhnya Saja

    "Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya pada semuanya, Pak Robert dan Pak Rafael."Tuan dan Nyonya Yamada mendadak mengunjungi Williams Grup pagi itu sampai Robert pun buru-buru ikut datang ke kantor. Tuan dan Nyonya Yamada pun meminta maaf atas apa yang dilakukan oleh Kenji pada Alba. "Walaupun Kenji terus bersikeras dia tidak salah, tapi kami sangat memahami anak kami. Kejadian serupa pernah terjadi di Jepang. Kami kira dia sudah berubah. Sekali lagi maafkan kami!" Tuan dan Nyonya Yamada menunduk sampai begitu rendah. Semua orang yang melihatnya sampai sungkan sendiri. "Ah, tidak apa, Tuan Yamada. Yang penting semuanya sudah selesai," seru Robert bijak. "Tapi kami masih terlalu malu. Sekali lagi maafkan kami. Tidak perlu mengurus tuntutan itu karena kami sudah mengurusnya dan mengirimkan Kenji kembali ke Jepang. Sekali lagi kami minta maaf lagi!" Tuan dan Nyonya Yamada menunduk lagi dengan sangat tulus. "Sudah, Tuan dan Nyonya Yamada. Kami baik-baik saja. Maafkan Rafael juga

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Gambaran yang Mulai Muncul

    Rafael sudah berusaha keras menahan hasratnya selama beberapa hari ini. Sejak menikmati istri kontraknya, tidak dapat dipungkiri, hasrat Rafael terus bangkit. Namun, Rafael tahu untuk yang pertama kalinya pasti sangat tidak nyaman bagi Alba. Mungkin akan bengkak, mungkin akan perih, mungkin akan cidera, entahlah, Rafael juga tidak pernah membahasnya. Sungguh, kalau bukan karena tangan Alba mendadak memegangi tangan Rafael yang sudah memegang celananya, Rafael pasti benar-benar membuka celananya yang sudah sesak karena sesuatu di dalam sana sudah memberontak minta dipuaskan. "Aku serius, Alba. Kalau kau sudah tidak sakit, kita sudah bisa melakukannya lagi kan?" goda Rafael yang saat ini sudah menundukkan wajahnya mendekati wajah Alba. Alba menahan napasnya sejenak, apalagi saat wajah Rafael sudah begitu dekat dengan wajahnya. "Rafael ...." Rafael tidak menjawabnya, tapi malah langsung membungkam bibir Alba dengan bibirnya. Awalnya kedua bibir itu hanya menempel, tapi saat Alba ti

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Memamerkan Kemesraan

    "Kau yakin kau sudah baik-baik saja, Alba?"Rafael terus melirik Alba saat ia sudah melajukan mobilnya lagi ke menuju ke resort. Mereka sempat pergi ke minimarket dan Alba beristirahat di sana sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. "Aku baik-baik saja, Rafael," jawab Alba yang wajahnya masih sangat pucat. "Baiklah, kalau kau sudah baik-baik saja, kau sudah bisa bercerita kan apa yang terjadi tadi? Mengapa mendadak kau melakukannya? Aku benar-benar terkejut dan kita bisa saja menabrak mobil lain, Alba." Rafael sempat marah tadi, tapi melihat Alba yang lemas dan pucat, alih-alih makin marah, Rafael malah mendadak panik. "Maafkan aku, Rafael. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, aku hanya tiba-tiba pusing dan mengira truck itu akan menabrak mobil kita, karena itu aku ... aku langsung refleks melakukannya." "Itu berbahaya, Alba!" "Aku tahu! Maafkan aku lagi, Rafael!" "Ya, tidak apa. Tapi begini saja, lebih baik kau tidur dulu saja karena perjalanan ke puncak masih lumayan lama. I

Bab terbaru

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak (END)

    "Oek ... oek ...." Satu bulan lebih sejak pernikahan Onad dan Yola akhirnya Sophia pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat gemuk dan tampan. Sungguh, prosesnya sama sekali tidak mudah karena Sophia mengalami sakit seharian sejak kemarin, sebelum hari ini akhirnya bayinya berhasil lahir dengan selamat juga. Sophia sendiri sudah lama memutuskan untuk melahirkan secara normal. Rafael yang tidak tega melihat istrinya kesakitan pun sudah berulang kali hampir menyerah dan meminta operasi saja, tapi Sophia bertahan dan ia masih yakin mampu menahan semua rasa sakit itu. Dan perjuangannya tidak sia-sia. Semua rasa sakitnya pun mendadak lenyap saat mendengar tangisan merdu dari bayi mereka. "Oh, Sophia, Sayang, bayi kita, Sayang. Bayi kita!" seru Rafael yang terus menciumi wajah Sophia yang masih berkeringat itu. Rafael terus menggenggam tangan Sophia saat Sophia mengejan dan setiap detik kesakitan Sophia membuat hati Rafael begitu pilu. Kalau bisa, Rafael saja yang sakit, janga

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Bahagia Untuk Semua

    "Hmm, akhirnya kita satu kamar lagi, Rafael." "Dan selamanya kita akan satu kamar sekarang, Sayang!" Rafael dan Sophia saling bertatapan mesra di kamar mereka malam itu. Setelah pesta sederhana di pagi hari, mereka kembali menjamu beberapa tamu makan malam sebelum mereka bisa beristirahat di malam pengantin mereka itu. Keduanya saling bertatapan mesra dan mereka pun menyatukan bibir mereka dengan mesra juga. Kali ini pagutan bibir mereka begitu menghayati karena tidak ada penonton seperti wedding kiss tadi, hanya ada mereka berdua di kamar sampai tangan Rafael pun leluasa membelai punggung Sophia. Tangan Sophia sendiri juga sama membelai punggung Rafael sambil ia terus memagut bibir suaminya. Mereka baru saling melepaskan bibir mereka saat mereka mengambil napas, namun napas mereka sendiri sudah tersengal. Rafael pun menatap Sophia dengan penuh cinta. "Dokter bilang kita sudah boleh melakukannya kan, Sayang? Aku sudah menahan diriku begitu lama," bisik Rafael dengan suara parau

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Bersatu Dalam Cinta

    "Apa itu anak Jackson, Sophia?" Sophia langsung dibawa ke ruang keluarga begitu Jenni mengetahui Sophia hamil. Sungguh, perasaan Sophia tidak karuan saat ini. Sebenarnya bukan hal aneh Sophia hamil karena memang ia punya suami sebelumnya, tapi yang jadi masalah adalah suaminya sudah meninggal dan anak ini bukan anak suaminya. "Ayah senang sekali akan mempunyai cucu, tapi Ayah sedih karena cucu Ayah akan lahir tanpa Papanya," seru Lewis lagi. Namun, baik Jenni maupun Sophia tidak berkomentar apa pun. "Tunggu dulu, Lewis. Sophia, bukankah kau pernah bilang kalau kau belum pernah berhubungan dengan Jackson?" tanya Jenni tiba-tiba. Lewis mengernyit mendengarnya. Tentu saja bagi Lewis, suami istri itu sudah biasa berhubungan ranjang, malahan kalau belum pernah berhubungan itu baru tidak biasa. Dan Lewis tidak tahu kalau Sophia dan Jackson belum pernah berhubungan karena Sophia tidak terbuka pada ayahnya. Sophia hanya terbuka tentang hubungan ranjang pada ibunya. "Apa maksudmu, Jenni?

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Kejutan yang Tidak Disangka

    Beberapa hari berlalu sejak meninggalnya Gemma dan semua ritual untuk penghormatan terakhir pun sudah selesai keluarga Lewis lakukan. Semua prosesnya berjalan lancar dan kali ini, keluarga Rafael datang semua untuk mengucapkan belasungkawa. Kakek Robert dan orang tua Rafael datang sebagai teman dan Lewis pun menyambut mereka dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. "Kami turut berduka cita, Pak Lewis." "Terima kasih, Pak Robert. Terima kasih, Pak Thomas dan Bu Ivana. Terima kasih." "Turut prihatin dan berduka cita, Bu Jenni," ucap Ivana sambil memeluk wanita itu. "Terima kasih, Bu Ivana. Aku tidak akan melupakan bantuanmu menemaniku di rumah sakit waktu itu. Terima kasih." Jenni masih begitu melow dan berpelukan erat dengan Ivana dan Ivana pun seolah bisa merasakan kesedihan Jenni. Bagaimanapun, kehilangan anak adalah hal yang sangat menyakitkan. "Yang sabar ya, Bu. Gemma sudah tenang di sana." Jenni hanya mengangguk dengan air mata yang belum mau berhenti menetes. Sophia

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Maaf yang Melapangkan Jalan

    Dua minggu berlalu dan kondisi Lewis terus berangsur membaik. Lewis sudah diijinkan keluar dari rumah sakit dan Rafael adalah orang yang selalu setia menemani di rumah sakit serta membantu semua untuk Lewis. Bahkan, Rafael membantu memapah Lewis ke mobil hari itu lalu mengantarnya pulang ke rumah. "Untung ada Rafael, terima kasih, Rafael," seru Jenni. "Mengapa harus merepotkan Rafael? Bukankah ada sopir?" seru Lewis yang masih kaku. Lewis sendiri sebenarnya sudah membuka hatinya. Bahkan, selama dua minggu ini, Lewis sudah tidak pernah protes melihat Rafael di kamarnya. Rafael membantu Lewis melakukan banyak hal dan menjaga Lewis saat semua orang tidak ada. Hanya saja, untuk mengatakan secara langsung masih berat bagi Lewis. Sophia yang mendengar ucapan Lewis hanya tertawa geli. "Rafael dan sopir tentu saja berbeda, Ayah. Bahkan, Rafael sampai sering meninggalkan pekerjaannya hanya demi menemani kita." "Ayah tidak pernah menyuruhnya. Tapi mana kakekmu yang tua itu? Mengapa dia t

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Penerimaan Tersirat

    "Kondisi pasien sangat kritis. Kami hanya bisa bilang kami akan berusaha semaksimal kami." Setelah menangis begitu lama melihat jasad Jackson, akhirnya keluarga Sophia kembali menunggu Gemma di depan ruang operasi. Operasi besar berjalan sangat lama karena luka yang serius di tubuh dan kepala Gemma. Dan setelah menunggu begitu lama sejak Gemma dioperasi dan dipindahkan ke ruangan lain, akhirnya dokter pun menemui Sophia dan Jenni untuk memberitahu kabar yang sama sekali tidak baik itu. "Apa maksudnya, Dokter? Apa maksudnya?" tanya Jenni lemas. Namun, Sophia terus memeluk dan menenangkan Jenni. "Tenanglah, Ibu. Dokter bilang akan berusaha semaksimal mungkin kan? Kita tunggu saja. Kita tunggu saja." Jenni hanya bisa menggeleng dan terus menangis di pelukan Sophia, sedangkan Rafael mencoba bicara dengan dokter tentang kondisi Gemma yang ternyata memang sangat kritis, tapi Gemma masih tetap bertahan. Ivana juga tetap ada di rumah sakit untuk memberikan Jenni semangat, sedangkan Yol

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Perpisahan yang Menyedihkan

    Tragis. Tidak ada kata lain yang lebih tepat lagi mengungkapkan apa yang Jackson dan Gemma alami. Mereka mengalami kecelakaan yang begitu tragis, bahkan mungkin lebih tragis dibanding kecelakaan Sophia waktu itu. Jackson sempat menyingkirkan Gemma sesaat sebelum mobil mereka menabrak pembatas beton, tapi malah sebuah benda tajam yang entah apa menembus dada Jackson. Benda tajam itu terbawa oleh mobil dengan kecepatan tinggi itu dan terus menusuk ke dada Jackson hingga rasanya begitu menyakitkan. Jackson merasakan dengan jelas detik-detik napasnya mulai memendek, detik-detik malaikat maut mempermainkannya dan menertawakannya. Semua sakit, sakit sampai Jackson tidak sanggup menjelaskan rasa sakitnya. Tubuhnya menggigil dan gemetar, perutnya bergejolak sampai ia hampir muntah. Rasanya dingin dan nyeri di sekujur tubuhnya, terutama di jantungnya, seolah organ berharga itu sedang dikoyak saat ini. Pecahan kaca dan serpihan lain dari mobil juga menghantam wajahnya dan membuat tusukan d

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Karma Instan

    Jackson masih melajukan mobilnya tidak beraturan karena ulah Gemma. Keduanya terombang ambing di dalam mobil Jackson yang sudah berjalan zig-zag, tapi Gemma belum mau menghentikan serangannya pada Jackson. Tidak hanya mencekik Jackson, Gemma bahkan mulai memukuli Jackson sampai Jackson terus mengumpat dan makin kasar pada Gemma. Jackson menarik kencang rambut Gemma sampai Gemma terjungkal ke depan dan Jackson pun memukul Gemma di bagian mana pun yang bisa ia raih dengan tinjunya. "Akhh!" pekik Gemma kesakitan dan frustasi. "Rasakan itu, Wanita Jalang!" "Kau brengsek, Jackson! Kau brengsek! Seharusnya dari awal aku tidak bekerja sama denganmu! Kau brengsek!" pekik Gemma yang berniat menyerang Jackson lagi. Gemma sendiri sudah terjungkal sampai ke kursi depan tadi. Gemma berusaha keras memperbaiki posisinya dan bermaksud mencekik Jackson lagi, tapi malah Jackson sekarang yang mencekik Gemma duluan dengan satu tangannya. "Akhh! Lepas!" Gemma memukuli tangan Jackson, tapi Jackson m

  • Hasrat Terpendam Sang Suami Kontrak    Saling Menghancurkan

    "Sayang, kau baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka kan?"Rafael begitu cemas sekaligus lega saat akhirnya ia melihat Yola membawa Sophia keluar. "Rafael! Rafael!" Sophia langsung memeluk Rafael begitu erat sambil menitikkan air matanya. "Sophia!" Rafael juga memeluk dan menciumi pelipis Sophia dengan begitu sayang. "Untunglah kau selamat, Sayang. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau sampai terjadi apa-apa padamu," ucap Rafael lagi sambil menangkup wajah Sophia. Sophia begitu terharu sekaligus sedih mendengarnya. Terharu karena ada pria yang bersedia bertaruh nyawa demi menyelamatkannya. Ucapan Rafael, tatapan mata Rafael, dan semuanya benar-benar membuat hati Sophia tersentuh akan cinta yang begitu besar. Sedangkan Jackson, suami Sophia sendiri yang seharusnya menjaga dan melindungi Sophia, tapi malah menjadi orang yang ingin membunuh Sophia. "Aku mencintaimu, Rafael! Aku mencintaimu!" ucap Sophia akhirnya yang tidak bisa menahan perasannya lagi. Sejak kembali mengi

DMCA.com Protection Status