"Kau senang hari ini, Alba?" Rafael yang sudah di ranjangnya pun begitu sibuk memainkan rambut Alba yang sudah berbaring juga di sana. "Hmm, aku senang sekal, Rafael." "Kau mau ke mana lagi besok? Aku akan menemanimu.""Haha, benarkah kau mau menemaniku lagi? Kau tidak bekerja?""Aku serius, Alba. Aku akan menemanimu ke mana pun yang kau mau." Alba tersenyum senang dan mulai berpikir. "Hmm, besok aku mau ...." Alba masih berpikir sejenak sebelum mendadak ia teringat kalau Rafael ada rapat penting besok. "Eh, besok tidak bisa. Kau kan ada pertemuan dengan rekan bisnis yang baru, kau bilang pertemuan ini sangat penting kan?" Rafael pun mengerjapkan matanya sejenak sebelum ia tersadar dan memeriksa ponselnya. "Sebentar, Alba. Oh, sial, kau benar! Aku sampai tidak melihat ponselku sejak tadi. Onad meneleponku dan mengirimiku pesan tentang pertemuan besok."Rafael yang terlalu antusias memang sengaja mematikan dering ponselnya. Ia sudah berpesan pada Onad untuk menangani semuanya kar
"Ayah dengar kau akan bertemu dengan wakil Lewis Group hari ini, Rafael." Semua anggota keluarga sudah berkumpul untuk sarapan di ruang makan pagi itu dan Alba pun sudah begitu asik menemani Bella makan. Thomas sendiri nampak mengobrol santai dengan Rafael di sela-sela sarapan pagi mereka. "Benar, Ayah. Namanya Pak Jackson. Setelah jam makan siang nanti, dia akan berkunjung ke perusahaan." Thomas mengangguk mendengarnya. "Ini kemajuan pesat, Rafael. Lewis Group adalah perusahaan yang hebat, Ayah berharap kerja sama ini bisa terjalin dengan baik." "Aku juga berharap begitu, Ayah." "Hmm, tapi apa Alba sudah baikan? Ayah dengar kemarin kau sakit." "Aku tidak apa, Ayah. Hanya pusing sedikit saja, aku sudah sehat sekarang.""Syukurlah kalau begitu!" Thomas kembali mengangguk dan tersenyum. Sejak mereka kembali dari liburan dan sejak Ivana mulai membuka diri untuk hubungan Rafael dan Alba, semua terasa lebih indah.Walaupun tetap saja hubungan antara Rafael, Ivana, dan Alba belum bena
Alba masih tersenyum di posisinya berdiri saat menyapa Rafael dan Jackson di sana. Namun, senyum Alba sempat memudar saat melihat pria yang bernama Jackson itu, seolah Alba pernah mengenalnya sebelumnya. Seorang pria yang sangat tampan dengan tatapan mata yang familiar. Pria itu sama gagah dengan Rafael dan membuat jantung Alba yang tadinya sudah berdebar kencang pun menjadi berdebar makin tidak karuan. Tapi Alba pun mencoba menenangkan dirinya dan kembali tersenyum. Sedangkan Jackson sendiri yang melihat Alba, sudah membelalak dengan jantung yang berdebar kencang. Itu Sophia, istrinya yang belum kembali sampai sekarang. Sophia masih hidup dan saat ini Sophia berdiri tepat di hadapan Jackson. "S-Sophia!" lirih Jackson. Asisten Jackson sendiri pun sampai ikut mematung melihat Sophia di sana. Sedangkan Rafael dan Alba yang belum mendengarnya pun masih tersenyum. Rafael menghampiri Alba dan memeluk pinggangnya lalu membawa Alba mendekati Jackson. "Perkenalkan ini Alba istriku." R
"Apa? Kau bertemu dengan siapa, Kak Jackson?" Gemma memekik kaget saat Jackson kembali ke kantor dan memberitahunya tentang ia yang bertemu dengan wanita yang mirip Sophia. Sejak hilangnya Sophia dan Lewis sakit-sakitan, Jackson dan Gemma memang dipercaya mengendalikan perusahaan dan mereka selalu bekerja bersama. "Kau sudah mendengarku kan, Gemma? Aku bertemu dengan wanita yang mirip dengan Sophia, tapi dia bukan Sophia. Namanya Alba dan dia adalah istri dari Rafael Williams." Gemma masih menatap tidak percaya pada kakak iparnya itu. "Sulit kupercaya bisa ada dua orang yang sama persis, tapi mereka adalah orang yang berbeda." "Tapi itu kenyataannya dan akhirnya aku melihatnya.""Ya, kau ingat waktu itu Yessi juga bertemu dengan wanita yang mirip Kak Sophia kan? Mungkin saja wanita yang Yessi lihat waktu itu adalah Alba ini, tidak mungkin kan begitu banyak orang yang mirip dengan kakakku." Saat Yessi menelepon waktu itu, Gemma sedang makan malam dengan seorang pria dan pria itu
"Sophia? Sophia, anak Ibu!" Jenni tidak bisa menahan perasaannya saat ia melihat Sophia di hadapannya sampai alih-alih mengambil tas tangannya, Jenni malah maju dan menangkup lengan Alba sampai Alba kaget sendiri dibuatnya. Alba sendiri tadinya masih melangkah ke arah toilet saat ia melihat seorang wanita paruh baya yang ditabrak oleh dua orang anak kecil sampai tas tangannya terjatuh. Wanita itu terlihat sangat kaget sampai spontan Alba pun melangkah makin cepat dan membantu wanita itu mengambilkan tas tangannya. Namun, Alba tidak menyangka wanita itu malah menganggap Alba anaknya. Kedua mata Alba sudah membelalak lebar dan jantungnya langsung berdebar tidak karuan. Namun, anehnya, debarannya berbeda. Entah mengapa mendadak ada rasa yang menusuk di hatinya dan rasanya berat sekali. "Sophia, Sayang! Sophia, akhirnya kau kembali. Semua orang yakin kau masih hidup dan akhirnya kau kembali pada kami, Sayang!" Tanpa aba-aba, Jenni langsung memeluk Alba sampai Alba pun kembali tersen
"Sophia! Sophia!" Jenni terus memanggil Alba setelah Alba dan Rafael pergi meninggalkannya sendirian. Alba yang ketakutan mengajak Rafael segera pergi dari sana. Jenni sempat mengejarnya, tapi Alba mempercepat langkah bersama Rafael sampai wanita paruh baya itu tidak kuat mengejarnya lagi. Jenni pun hanya bisa memegangi dadanya sambil menangis begitu pilu. Lewis sendiri yang akhirnya kembali dari menelepon pun langsung melangkah ke arah toilet, tapi ia tidak menemukan istrinya. "Apa dia belum keluar dari toilet?" Lewis baru akan melangkah lagi saat ia melihat tas istrinya yang tergeletak di lantai. Entah bagaimana posisi Alba dan Jenni tadi sampai akhirnya tas Jenni kembali jatuh ke lantai. Lewis segera mengambilnya dan jantungnya pun berdebar begitu kencang. "Ada apa dengan Jenni? Ke mana dia? Jenni! Jenni!" Untungnya, Jenni sudah melangkah kembali ke arah toilet karena ia sadar ia meninggalkan segalanya di sana dan ia takut Lewis tidak bisa menemukannya. Dan saat melihat Jenn
"Ibu bertemu Sophia, Gemma! Akhirnya Ibu bertemu kakakmu." Jenni langsung mencari Gemma begitu ia tiba di rumah malam itu. Gemma yang sedang bersama Jackson pun membelalak mendengar ucapan Jenni. "Apa, Ibu? Apa?" tanya Gemma. "Ibu bertemu Sophia kakakmu, Gemma. Ibu bertemu istrimu, Jackson." Gemma dan Jackson langsung menegang mendengarnya. Mereka sengaja tidak memberitahu Lewis dan Jenni, tapi bagaimana bisa Lewis dan Jenni mendadak bertemu dengan wanita itu. "Itu ... apa Ibu yakin itu Sophia, Ibu?" tanya Jackson akhirnya. "Situasinya membingungkan, Jackson. Dia bilang dia tidak kenal Ibu dan namanya bukan Sophia, tapi Ibu yakin dia Sophia. Sophia kita masih hidup," seru Jenni dengan tawa dan juga air matanya. Lewis sendiri bersikap lebih tenang dibanding Jenni, tapi Lewis percaya Jenni tidak mungkin salah. "Ibumu hanya bertemu sebentar dengan wanita itu lalu wanita itu pergi bersama orang lain." "Ya, dia pergi bersama pria bernama Rafael," sahut Jenni yang membuat Jackson m
"Pak Lewis dari Lewis Group dan istrinya, Bu Jenni Lewis. Mereka mempunyai dua orang anak perempuan bernama Sophia Lewis dan Gemma Lewis." Rafael langsung menegang mendengar laporan dari Onad pagi itu. Begitu mendengar nama-nama dari Alba, Rafael langsung meminta Onad memeriksanya dan begitu mudahnya memeriksa tentang nama Lewis, Jackson, Sophia, dan Gemma. Ya, semuanya ada di keluarga Lewis, pemilik Lewis Group. "Sophia Lewis sendiri sudah menikah dengan seorang pria bernama Jackson yang berasal dari keluarga yang biasa saja, latar belakang keluarganya bukan pengusaha besar, hanya pengusaha kecil. Namun, baru satu bulan mereka menikah, Sophia Lewis mengalami kecelakaan dan dinyatakan hilang. Kejadiannya sekitar hampir empat bulan yang lalu," imbuh Onad yang membuat Rafael menahan napasnya sejenak dan menatap Onad dengan syok. "Apa kau bilang, Onad? Sophia ... sudah menikah dengan Pak Jackson?" tanya Rafael dengan suara yang bergetar. Onad sendiri menelan salivanya sebelum dengan