Tiga hari sudah berlalu, pagi ini Maira dan sang ibu sedang berkemas, karena semalam dokter memberitahu jika ia sudah di perbolehkan pulang.
"Di mana, Ezhar, Bu?" tanya Maira yang sedang duduk menanti supir misterius nya.Ya, Maira menganggap Ezhar adalah supir misterius karena, jika di dekatnya ada sesuatu yang aneh menjalar di tubuhnya. Semakin ia menolak semakin rasa itu terasa. Ia yakin ada sesuatu di antara mereka sebelumnya, dan ia ingin mencari tahu itu."Dia sedang menyiapkan rumah, agar kamu nyaman tinggal di sana," jelas ibu."Rumah? Memangnya aku akan pulang ke mana?" tanya Maira bingung."Dion menyiapkan rumah untuk mu, Sayang. Di sana kamu akan tinggal dengan Ezhar dan, Mbok Rati.""Siapa, Mbok Rati? Dan kenapa, Ibu tak ikut?" beberapa pertanyaan pun keluar dari mulut Maira.Ibu hanya tersenyum, ia sendiri bingung bagaimana menjelaskan kebohongan yang sengaja mereka lakukan hanya demi kebaikan Maira."Sayang, dengarkan ibu. Ayah mEzhar berlari dan segera menggendong tubuh Maira untuk direbahkan di ranjang. Ia menggunakan segala cara agar kekasihnya itu cepat siuman.Tak lama, Maira pun membuka matanya. Ia menatap wajah Ezhar, dia paham jika ada sesuatu di antara mereka sebelumnya. Tetapi hingga detik ini ia masih belum bisa mengingatnya, dan jika ia memaksakan diri rasa sakit di kepalanya membuat ia tak berdaya.“Baiklah, aku akan mencari tahu semuanya pelan-pelan. Karena aku tahu, kau bukan hanya supir, Ezhar,” ucap Maira dalam hati.“Nyonya, Anda sudah sadar?” Ezhar bertanya dengan nada yang sangat cemas.Maira hanya mengangguk, ia semakin ingin segera mengetahui semuanya. Karena sudah sangat jelas masa lalunya dengan Ezhar sangat bahagia, jika dilihat dari perhatian supir itu.“Syukurlah, sekarang istirahatlah. Jika ada sesuatu panggil saya, Nyonya.” Ezhar berdiri dari duduknya dan hendak meninggalkan kamar Maira. Namun, tangannya dita
Mendengar penuturan mbok Rati, Ezhar buru-buru beranjak dari kamarnya menuju ruang makan. Benar saja, saat ia sampai di sana pemandangan membuat darahnya mendidih.Dion melingkarkan tangannya di pinggang Maira, dagunya sengaja ia sandarkan di pundak Maira. Namun, ada hal yang membuatnya semakin marah. Wajah Maira terlihat tak nyaman dalam situasi itu.“Selamat pagi, Nyonya, Tuan Dion,” sapa Ezhar untuk menghentikan tingkah gila Dion.Dion dan Maira menoleh bersamaan. Binar mata Maira terlihat bahagia saat Ezhar datang. Dari sorot matanya, ia meminta agar Ezhar menolongnya. Berbeda dengan Dion, ia justru sangat menikmati momen itu. Ia pikir dengan cara itu aktingnya akan terlihat meyakinkan, tentunya ia sedikit mencari kesempatan dalam kesempitan.“Pagi, Ezhar.” Maira kembali meminta agar Ezhar menolongnya lewat matanya.“Oh ya, Tuan. Ada hal yang ingin saya bicarakan.” Beritahu Ezhar, dengan melempar tatapan taja
“Aku juga berpikir seperti itu, aku akan mengulang saat kami mengkhianati, Dion. Tapi apa menurut kalian cara ini bisa membuat, Maira bisa mengingat kembali?” karena cinta Ezhar yang cerdas berubah sangat bodoh. Memikirkan hal semacam ini pun ia masih meminta saran dari banyak orang.Roy menepuk keningnya, ia tak menyangka Maira merubah sahabatnya itu.“Broo, kalau tak di coba darimana kita tahu hasilnya?” ucap Roy bijak.“Kau benar, aku juga sudah menghubungi, Karina untuk membantu mengembalikan ingat, Maira,” tutur Ezhar.“Apa! Kau ini benar-benar bodoh! Kenapa kau ulangi lagi kesalahanku?” Roy tampak frustrasi mendengar penuturan Ezhar.Ezhar mengerutkan keningnya, ia tak mengerti apa yang dimaksud dengan mengulang kesalahan Roy?“Otak pintarku sedang tak berfungsi, jadi katakan saja langsung jangan bertele-tele,” ucap Ezhar lesu.“Kau ingat soal, Tania? Bahkan
“Nyonya, kau kenal wanita itu?” ucap Ezhar sambil menunjuk Karina.Maira menoleh. “Ezhar, dia selingkuhan, Dion.”Ezhar semakin tercengang, apa dia mimpi atau pendengarannya yang terganggu. Mengingat dirinya saja Maira tak bisa, tetapi dalam sekali lihat Maira bisa mengenali Karina.“Dari mana, Anda tahu, Nyonya?”Maira bingung bagaimana menjawab pertanyaan Ezhar, ia sendiri pun tak tahu kenapa ia bisa mengenali Karina.“Aku tak tahu,” jawab Maira yang terlihat bingung.Ezhar menoleh ke arah Karina, tak lupa ia mengacungkan jempolnya sebagai tanda jika Karina sukses dalam rencana ini. Wanita itu pun melakukan hal yang sama dengan Ezhar tanpa membuat Dion yang berada di sampingnya curiga.Senyum penuh kemenangan pun tergambar jelas di wajahnya, untuk kedua kalinya ia sukses membuat Maira merasa kalah. Tak mau Dion curiga, Karina pun mengajak sang suami untuk segera meninggalkan tempat itu
Sejak hari itu masa-masa indah mereka kembali tercipta. Tanpa rasa ragu Ezhar memberikan perhatian dan cintanya pada Maira, ia mempergunakan kesempatan emas ini untuk merebut kembali hati Maira.Tak terasa dua bulan sudah berlalu semenjak Maira amnesia. Setiap hari Ezhar melakukan hal yang sama saat ia mencoba mencuri hati Maira dulu. Dalam keadaan mengingat sebagian ingatannya terutama saat ia ingat siapa Karina membuat Maira memilih lebih dekat dengan Ezhar. Kedatangan Dion pun sama sekali tak membuatnya bahagia. Apalagi setelah ia mengklaim jika dirinya telah mencintai Ezhar. Semua perasaannya seakan hanya untuk si supir tampan itu.Ia tak memedulikan lagi ingatan masa lalunya yang masih buram itu. Yang ia tahu saat ini ia mencintai Ezhar meski semua itu masih ia pendam. Ia ingin sekali lelaki yang ia cintai itu menyatakan perasaannya, karena ia lupa bagaimana rasa bahagia saat orang yang ia cintai menyatakannya.Ezhar dapat membaca semua dari wajah Maira, ap
Ezhar spontan memencet remot yang ada di tangannya, dan musik pun berhenti seketika kala Maira mengucapkan kata maaf. Ezhar berdiri kembali, ia sangat terkejut dengan jawaban yang Maira berikan. Ia pikir wanita itu akan menerimanya, akan tetapi keadaan ini di luar pemikirannya. Bahkan ini lebih buruk dari lamarannya waktu itu.“Maaf, aku yang salah. Beraninya aku mencintai majikan ku yang sudah mempunyai pasangan. Aku memang kurang ajar,” ucapnya penuh kekecewaan.Maira hanya terdiam, ia sama sekali tak mendengarkan ucapan Ezhar karena bayangan pengkhianatan Dion dan Karina memenuhi kepalanya. Maira berpikir apakah hubungannya dengan Dion masih bisa di pertahankan?“Jika aku menerima, Ezhar itu sama saja tak ada bedanya aku dengan, Dion. Tapi ... Aku mencintai, Ezhar dan aku bahagia jika bersamanya,” ucap Maira dalam hati.“Aku tahu kau ragu, tapi aku harap kau mengikuti isi hatimu.” Imbuh Ezhar yang jelas membuat Maira
Seperti janjinya pada Ezhar, Karina mulai melancarkan rencananya, ia mengingat semua momen yang paling berkesan bagi Maira. Ia pun ingat saat ia mendatangi rumah Dion dulu, dan meminta Maira melepaskan Dion untuknya. Namun, wanita itu kekeh tak mau melepaskannya.Karena penolakan Maira, Karina pun merencanakan sesuatu yang membuat Dion membenci istri pertamanya hingga saat ini.Dengan penuh percaya diri, Karina mendatangi kediaman Dion. Marah, itu pasti saat ia harus membiarkan wanita yang ia anggap sebagai penggalang dulu dan susah payah ia singkirkan malah kembali lagi ke rumah suaminya.“Aku akan menyingkirkan mu untuk yang kedua kalinya, Maira!” gumam Karina saat sampai di depan pintu rumah itu.Pandangannya mulai menyapu ke segala arah untuk mencari keberadaan Maira. Tak lama mbok Rati pun keluar dari dapur untuk melihat siapa yang datang.Sekuat tenaga mbok Rati menahan amarahnya saat kembali melihat wanita yang sudah menghancurka
Maira dan mbok Rati menaiki taksi untuk menuju rumah orang tua Maira. Sepanjang perjalanan Maira memikirkan apa yang baru saja terjadi. Rasanya semua itu tak asing baginya. Ia kembali memaksa otaknya untuk mengingat semua masa lalunya. Hingga rasa sakit yang kerap ia rasakan kembali terasa, bahkan kali ini rasa sakit itu membuat kepala Maira seperti mau pecah. Ia terus memegangi kepalanya, karena rasa sakit itu tak seperti biasanya. Tetapi Maira masih memaksakan ingatannya kembali, apalagi saat satu per satu bayangan masa lalunya muncul.“Ada apa, Nyonya?” mbok Rati mulai panik saat melihat Maira memegangi kepalanya.Maira tak menjawab, ia sedang berjuang menahan rasa sakit itu karena ingin tahu akan masa lalunya. Ia masih ingin bertahan dengan rasa sakit itu asal bisa mengingat masalalu nya, akan tetapi tubuhnya tak sejalan dengan keinginannya. Tiba-tiba saja tubuh Maira lemas, matanya perlahan menutup.Membuat mbok Rati semakin panik.&ldquo