Share

4 ~ Pria Masa Lalu

Author: MAMAZAN
last update Last Updated: 2024-12-06 22:07:40

Irene terkejut mendengar suara berat pria yang saat ini berbisik di telinganya, terasa familiar, suara yang tak dapat ia lupakan, suara seorang pria yang sudah mengambil ciuman pertamanya saat itu, "Tu-tuan Gerald?" paraunya.

Pria bertopeng itu pun cukup terkejut saat Irene masih mengingatnya, ia tersenyum tipis dan merengkuh pinggang Irene, membuat tubuh mereka semakin rapat, "Mulai detik ini, tidak kuizinkan orang lain memilikimu!"

Deg! Irene terperanjat. "Ma-maaf-"

Tanpa melanjutkan perkataan Irene, Gerald meraih dagu Irene, menyapu bibir wanita cantik di depannya. Irene kembali dibuat terkejut, "Ciuman ini..." Irene segera tersadar dan menarik tubuhnya.

Irene dapat melihat senyuman tipis tersirat di wajah pria bertopeng di depannya. Tanpa diduga Gerald membuka jas yang ia kenakan dan menaruh di bahu Irene, menutup pakaian seksi yang melekat ditubuh Irene. lalu meraih tangan Irene, membawanya turun dari atas panggung.

Owen menajamkan pandangan dan pendengarannya, "Apa yang mereka bicarakan?"

Saat mereka turun dari panggung, Irene merasa dunianya berputar. Ciuman Gerald masih terasa di bibirnya, membuatnya bingung dengan perasaannya sendiri.

"Tunggu!" Owen bergegas menghampiri mereka, namun langkahnya terhenti saat beberapa pria berbadan kekar menghalangi jalannya.

Gerald terus menuntun Irene menuju mobil mewahnya yang terparkir di luar. Tangannya menggenggam erat jemari Irene yang gemetar.

"Kita akan ke mana?" tanya Irene lirih, masih tidak percaya dengan situasi yang terjadi. Ia menoleh sesaat melihat suaminya yang ingin mendekatinya.

Gerald diam, membuat Irene tidak dapat menyembunyikan perasaan takutnya, tapi kenapa Sentuhan Gerald di tangannya terasa hangat dan menenangkan, berbeda dengan Owen yang selalu membuatnya ketakutan.

"Ingat Irene! Pria ini yang telah membelimu!" Irene segera menyadarkan dirinya dari situasi saat ini. Dimana artinya dia akan melayani Gerald. Dadanya terasa sakit. "Yah, inilah akhirku..."

Di saat Irene larut dalam pikiriannya, "Masuklah." suara Gerald membuyarkan lamunannya. "Ah iya." jawabnya dengan raut wajah datar. Hal itu membuat Gerald menaikkan satu alisnya.

Begitu Irene masuk ke dalam mobil, ia pun ikut masuk, "Jalan." titahnya kepada tangan kanannya untuk membawa mereka ke suatu tempat.

Mobil mewah itu melaju dengan cepat, meninggalkan keriuhan malam di belakang. Irene memandang ke luar jendela, mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih bercabang. Gerald duduk di sebelahnya, diam dan tidak bergerak, namun Irene bisa merasakan pandangannya yang terus-menerus mengawasinya.

Gerald membuka topeng yang ia kenakan, kemudian mendekat ke arah Irene, ia menarik pengait topeng merah yang Irene kenakan. Wajahnya yang tampan terpampang jelas di depan Irene, membuat jantungnya berdegup lebih kencang.

Irene mengepalkan tangannya erat, jantungnya berdegup kencang. "Apa yang ingin dia lakukan?" pikirnya, mencoba menenangkan diri.

Waktu bergulir dalam diam, Gerald tak melakukan apapun. Ia hanya memandang Irene dengan mata yang dalam, seolah-olah bisa melihat ke dalam jiwa Irene. Irene merasa tidak nyaman dengan pandangan itu, namun tidak bisa menarik pandangannya.

Hingga mereka tiba di sebuah mansion yang mewah, takut? tentu saja Irene takut, bersama pria asing yang telah memberikan penawaran tertinggi padanya. Pria yang membelinya tentu saja menginginkan tubuhnya bukan? pikir Irene, membuat dadanya terasa sakit.

Deg! Irene tersentak saat pintu di sampingnya terbuka, "Turunlah." sambil mengulurkan tangannya. Suara Gerald terdengar santai, namun Irene bisa merasakan tekanan di baliknya.

Irene menggigit bibir bawahnya, saat tangannya hendak meraih tangan Gerald, ia mengepalkan dan menarik tangannya kembali. Tapi sayangnya tangan Gerald lebih cepat, menggapit tangan Irene. "Jangan takut, Irene," katanya, suaranya lembut namun penuh otoritas. "Aku tidak akan menyakitimu."

Irene menatap wajah Gerald, mencoba mencari tahu apa yang tersembunyi di balik mata tampan itu. Namun, yang ia temukan hanya kepastian bahwa ia tidak bisa melawan pria ini. Dengan perlahan, Irene membiarkan Gerald menariknya turun dari mobil, memasuki mansion yang mewah dan misterius.

Saat mereka memasuki mansion, Irene dipenuhi dengan decak kagum. Interior yang mewah dan elegan, membuatnya terasa seperti di dalam dongeng. Namun, perasaan itu segera hilang, digantikan dengan ketakutan yang mendalam. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa yang diinginkan Gerald darinya?

Gerald menarik Irene ke dalam ruangan yang lebih dalam, membuatnya merasa seperti terjebak dalam labirin.

Irene menelan ludah, mencoba menemukan suaranya. "Apa... apa yang ingin tuan lakukan denganku?" tanyanya, suaranya terdengar lirih.

Gerald menoleh sesaat, "Berhenti memanggilku dengan sebutan Tuan." Matanya menatap Irene dengan intens, seolah-olah memastikan ia memahami perintahnya.

Irene membekap mulutnya, "Tapi..." Suaranya terputus, tidak berani melanjutkan protesnya.

Gerald menghela napas pelan, pria tampan dan manik berwarna hijau emerald itu berdiri menatap Irene, "Lakukan apa yang aku katakan." Suaranya tegas, tidak ada ruang untuk negosiasi.

Irene mengepalkan tangannya, "Ma-maaf." Suaranya lirih, menunjukkan kepatuhannya.

"Duduklah." Gerald pun melepaskan tautan tangannya, berjalan menuju sebuah meja mengambil wine untuk mereka berdua. Irene mematuhinya, duduk di sofa yang disediakan, masih terasa tidak nyaman.

Deg! Betapa terkejutnya Gerald saat berbalik mendapat Irene sudah melepaskan jas yang ia sematkan dan menurunkan dress merah yang melekat di tubuhnya. "Kamu bisa memulainya sekarang," suara Irene terdengar gemetar. Dimana tubuhnya saat ini terekspos di depan pria asing.

"Irene... Kau?" Gerald mengambil langkah lebar, berdiri tepat di depan Irene yang saat ini tertunduk. Ekspresi wajahnya sulit dibaca, namun matanya bersinar dengan api yang tidak tersembunyi.

Pria bertubuh tegap itu menatap Irene begitu intens dan dingin, ia meneguk habis wine yang ada di gelas dan melemparnya asal ke lantai. Membuat suara pecahan kaca yang membuat Irene terkejut dan mengangkat wajahnya.

Tepat Irene menaikkan wajahnya, Gerald menyambar bibir Irene kembali, membuat wine yang ada di mulutnya berpindah ke mulut Irene.

Membuat Irene seketika bergidik mendapatkan jilatan yang intens di leher jenjangnya. Tubuhnya terasa meleleh di bawah sentuhan Gerald, membuatnya kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.

Gerald menarik Irene ke dalam pelukannya, membuat tubuh mereka saling menempel. ""Aku tak berniat melakukan ini, tapi kamu yang memulainya, Irene"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
thea&jared
mamahhh... Ada visual nya gak niihhh...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   5 ~ Malam Yang Berbeda

    Gerald kembali mencumbu Irene penuh damba, liar dan menuntut. Tanpa Irene duga, pria bertubuh atletis itu mengangkat tubuhnya ala bridal, "Tidak disini." Kemudian ia melangkah menuju salah satu ruangan. Irene yang diangkat ala bridal cukup terkejut hingga spontan mengaitkan kedua tangannya di leher Gerald agar tubuhnya tidak terjatuh.Hingga Irene kembali terpesona dengan kamar yang sangat luas dan mewah itu, di sana terlihat ranjang berukuran sangat besar dengan sprei berwarna silver. Interior yang di dominasi warna navy dan silver, elegan dan maskulin. Irene merasa seperti terjebak dalam mimpi yang tidak terkontrol.Di saat ia terpana dengan ruangan, suara Gerald kembali membuatnya tersentak, "Malam ini, kau hanya harus fokus padaku, Irene." Suaranya terdengar seperti perintah, membuat Irene merasa seperti boneka yang dikendalikan.Deg! "Sejak kapan aku di atas tempat tidur?" batinnya, sadar jika saat ini yang telah berbaring di atas ranjang, dan posisi Gerald yang mengukungnya. Ire

    Last Updated : 2024-12-06
  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   6 ~ Bukannya Kita Sepasang Kekasih

    “...tapi, malam ini, aku tidak menyesal sama sekali bertemu denganmu, Irene.” Gerald menatap tajam manik indah Irene. “Dan, maaf aku terlambat datang padamu.”Ia mengambil selimut, menutupi tubuh Irene yang polos itu.“Apa maksud kamu?” tanya Irene, tidak paham dengan perkataan Gerald yang terakhir. “Minta maaf untuk apa? Dan kenapa kamu mau menemuiku, Tu—”“Gerald,” Gerald menyela, tidak menyukai panggilan Irene yang terdengar sangat asing.Irene terdiam, ragu menatap Gerald. Tatapannya membuat Gerald ingin sekali menggodanya.“Bukannya kita sepasang kekasih?”Irene seketika membelalakkan matanya. “Ba-bagaimana…” kemudian ia membekap mulutnya dan dan menutup wajahnya. Kembali mengingat kejadian pertama kali mereka bertemu.Wajahnya merona dan terasa panas, pertemuan singkat yang tidak bisa Irene pungkiri sangat berkesan padanya. Tapi karena permasalahan keluarganya saat itu. Ia tak lagi memikirkan pria yang pernah menolongnya saat itu. Karena bantuan Gerald saat itu, ia berhasil lepa

    Last Updated : 2024-12-15
  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   7 ~ Lembut dan Hangat

    "Irene?" "Hmm?" Irene bergumam sebagai jawaban, tangisannya mulai mereda menyisakan malu pada Gerald. Bagaimana bisa ia menangis selepas itu, bahkan di dalam pelukan Gerald."Hah... Ini benar-benar memalukan..." gumamnya dalam hati sembari menutup mata.Gerald mengusap surai hitamnya beberapa kali, seolah memberikan ketenangan untuknya. Dan hal itu benar-benar bekerja, ia merasa jauh lebih baik.“Pasti dia bingung melihatku seperti ini…”Cup! Irene seketika merasa tubuhnya membeku saat mendapatkan kecupan di pipinya.Kecupan yang lembut dan hangat.Irene menutup mata dan mengepalkan tangannya, berusaha melepaskan pelukan Gerald, ia tertunduk dan berkata pelan, “Maaf dan terimakasih.”“Syukurlah, kamu sudah jauh lebih tenang.”Saat itu juga Irene mengangkat wajahnya, melihat ke arah Gerald, membuat pandangan mereka saling bertemu.“Kamu tetap terlihat menawan,” ucap Gerald sembari mengusap bawah matanya yang sembab dengan lembut.“Ge-gerald…” Irene meremas selimut, ia tidak ingin kem

    Last Updated : 2024-12-18
  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   8 ~ Penipuan?

    “Tangan Gerald seketika berhenti, melayang di udara. Namun, ia segera kembali tenang, “Kamu tidak perlu memikirkan hal itu.”“Yah, aku hanya penasaran,” jawab Irene, merasa sedikit canggung.Gerald menaikkan satu alisnya, “Tunggu, bukannya kamu menyetujui untuk auction itu? Bagaimana bisa kau tidak tahu prosedurnya?”Deg! Gerald terdiam, tidak melanjutkan pertanyaan yang hendak ia layangkan, melihat raut wajah Irene yang berubah. Ia segera meletakkan piring di atas kasur dan memegang lengan Irene. “Jangan bilang, kau dipaksa untuk melakukan hal ini, Irene?”Pertanyaan Gerald benar-benar membuat Irene terpukul. “Jadi, Gerald berpikir jika aku dengan sukarela menjual diri?” batinnya menatap Gerald dengan tatapan sinis.Irene mengepalkan tangannya, berusaha tersenyum. “Ti-tidak mungkin, tentu saja ini atas persetujuanku.”Gerald menaikkan satu alisnya, tidak percaya dengan perkataan Irene, seolah ada yang wanita ini tutupi darinya. “Irene? Jujur padaku?”“Iya, aku melakukannya dengan suk

    Last Updated : 2024-12-19
  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   9 ~ Ciuman Yang Menuntut

    Satu jam lewat ia berada di dalam ruangan kerjanya, Gerald berdiri dan berjalan menuju kamar utama, di mana Irene berada. Dengan masih berbalut kimono, ia membuka pintu dan betapa terkejutnya mendapati Irene duduk di lantai dengan tenggelam di lututnya yang tertekuk.“Irene?” Gerald memanggil dengan suara lembut, namun Irene tak kunjung menjawab.Pria bertubuh atletis itu melangkah cepat dan berlutut, mensejajarkan posisi mereka, “Irene?”Tapi Irene tak kunjung menjawab, “Hah... Bagaimana bisa ia tertidur seperti ini?”Gerald meraih tubuh Irene dan mengangkat wanita cantik itu ala bridal, dengan perlahan ia merebahkan Irene di atas tempat tidur.Deg! Jantungnya berdegup saat melihat tubuh Irene yang terpampang begitu indah dengan balutan gaun malam yang dipakainya.Gerald meneguk kasar salivanya, kulit putih Irene terlihat kontras dengan warna gaun dan rambutnya yang hitam pekat. “Dia sangat menawan...” tangannya naik membelai wajah cantik Irene.“Apa dia menungguku?” Gerald menggigit

    Last Updated : 2024-12-19
  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   10 ~ Milikmu

    Bab 10“Uhm...” Irene membuka matanya perlahan, matanya berusaha membiasakan cahaya yang menyilaukan.Tangannya mengusap kasur yang terasa begitu hangat, “Ah... Ini sangat nyaman...” gumamnya pelan yang semakin erat memeluk bantal yang ada di dalam pelukannya.Baru kali ini ia mendapatkan kualitas tidur yang baik, membuatnya enggan untuk terjaga.“Apa rasanya sangat nyaman?”Suara berat yang membuat Irene terlonjak kaget, ia mengangkat wajahnya, “Oh my!” serunya panik melihat posisinya yang sangat memalukan, bahkan ia bangun dengan terburu-buru.Grep! “Hati-hati!” Gerald segera menangkap tubuh Irene yang hampir saja jatuh dari tempat tidur.“Ge-gerald?” gugup Irene melihat wajah Gerald yang tepat berada di depannya. Jantungnya berdegup begitu cepat.“Apa kamu selalu ceroboh seperti ini?”Irene menggigit bibir bawahnya, “Ma-maaf.”Cup! Gerald mengecup bibir Irene dan berbisik, “Cium aku.”Deg! “Tapi—”“Euhm...” Irene tidak menunggu. Ia mulai menyesapkan lidahnya ke dalam mulut Irene sa

    Last Updated : 2024-12-20
  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   11 ~ Lagi-lagi Menyihirku

    “Kata siapa?”Irene seketika menoleh, “Ka-kata suamiku.”Hati Gerald memanas, “Suamiku?” batinya kesal. Menggertakkan gerahamnya.“Hem, lebih baik kamu siap-siap dan kita sarapan di bawah.” Gerald memutuskan tidak membahas hal ini lebih lanjut. Sebelum moodnya berantakan. Ia ingin menikmati waktunya bersama Irene.“Iya.”Gerald pun berjalan menuju pintu, tapi sebelum benar-benar keluar kamar, ia berbalik, “Irene?”“Iya?”“Hah!” Gerald menghela napas, “Tidak perlu terburu-buru, aku akan menunggu di bawah.”Irene mengangguk, “Terimakasih.”Kemudian Gerald menutup pintu meninggalkan Irene. Ia pun masuk ke kamar yang berada tepat di samping kamar utama.Sedangkan Irene sendiri memandangi lemari pakaian yang ada di depannya. “Kenapa dia menyiapkan sebanyak ini?” gumamnya pelan sembari membuka salah satu pintu lemari pakaian.Dan benar saja, masih ada label di setiap pakaian yang tergantung. Ia meraih sebuah dress selutut, lalu beralih ke drawer untuk mencari pakaian dalam. Tapi di semua dr

    Last Updated : 2024-12-22
  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   12 ~ Call My Name (21+)

    “Tidak… Selama bersamaku, aku tidak ingin kamu memakainya.”Irene membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Ya… Euhmp…”Gerald lagi-lagi menciumi bibirnya, melumatnya dengan begitu… lembut?“Uhm…” Irene menaikkan tangannya, meremas kemeja milik Gerald.Dengan sekali hentakan, Gerald memindahkan posisi Irene ke atas meja makan yang terbuat dari marmer itu sembari menyesap bibir Irene dan melesakkan lidahnya.Mereka berciuman cukup lama, dan Irene mulai mengimbangi ciuman Gerald yang semakin menuntut.Ia melepaskan ciumannya dan tersenyum tipis, mengusap bibir Irene yang kemerahan, “Aku suka kamu membalas ciumanku dengan baik.”Nafas Irene tersengal-sengal, ia dapat merasakan pipinya memanas. Ciuman Gerald sungguh menggebu-gebu dan menggairahkan. Apa boleh ia merasa seperti ini dari pria lain?Bahkan kedua tangannya kini sudah melingkar di belakang leher Gerald.“Cium aku, Irene.” Gerald berbicara tepat di depan bibir Irene.Wanita cantik itu dengan pandangan berkabut

    Last Updated : 2024-12-23

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   54 ~ Austin Harold & Bella

    Bab 54"Apa kau cari mati?" suara berat itu membuat semua orang terdiam sejenak. Gerald seketika menaikkan kedua tangannya ke atas, "Aku hanya bercanda bro!"Irene? Tentu saja dia terkejut, karena tubuh Gerald mundur secara paksa. Ia melihat seorang pria tampan bermata biru. Terlihat begitu berkharisma. Matanya yang indah tidak bisa tidak memandang pria itu lebih lama."Apa dia mengganggumu sayang?" Irene memperhatikan pria itu hanya fokus apa yang ada di hadapannya, begitu Irene mengikuti sorot mata emerald blue itu. Terlihat wanita yang sangat cantik itu sedang tersenyum merekah. Wanita itu bukan lain adalah Bella, yang tadi menyapa Gerald dengan ceria."Tidak hubby," jawab Bella yang tak pernah melepaskan senyuman di wajahnya.Austin berdiri tepat di depan istrinya dan mendorong Gerald kembali, membuat pria itu terpaksa benar-benar mengambil langkah mundur, "Ah sial! Dasar posesif!" gerutunya kesal."Sudah-sudah! Kalian berdua membuat wanita cantik di sana pasti kebingungan," sela B

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   53 ~ Cemburu

    Bab 53"Aku gak perlu ikut, Gerald!" Irene kembali menyelimuti dirinya dengan selimut berwarna putih, mencoba menghindari ajakan Gerald untuk makan malam bersama. Namun, matanya yang masih terlihat lelah dan wajahnya yang masih memerah setelah aktivitas mereka sebelumnya, membuat Gerald tidak bisa tidak tersenyum.Gerald memijit keningnya, karena percuma saja rasanya ia turun jika tidak ada Irene. Sudah pasti dua manusia di bawah sana akan terus mencecarnya kembali, "Ck! Suami istri sama saja!" decaknya dalam hati, mengingat bagaimana Austin dan Bella kalau sudah Bersatu menggodanya.Ia melihat Irene yang hilang di balik selimut, ia terkekeh pelan, "Hanya makan malam saja, hmm?" Suaranya lembut, namun penuh dengan godaan yang membuat Irene tidak bisa tidak merasa tergoda."Aku tidak lapar." Irene mencoba menolak, namun Gerald tidak mau menyerah."Yakin? Setelah berjam-jam kita melakukannya, kamu tidak lapar?" tanya Gerald menggoda wanitanya itu, membuat Irene merasa semakin terjebak da

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   52 ~ Ajari Aku (21+)

    Bab 52Gerald segera menyusul Irene masuk ke dalam lift yang nyaris tertutup itu, ia menahan pintu lift dengan kakinya agar pintu kembali terbuka, "Apa aku ada salah?" tanyanya sebelum masuk ke dalam, matanya menatap Irene dengan penasaran."Tidak ada." Jawab Irene singkat tanpa membalas tatapan Gerald, wajahnya masih terlihat kesal.Gerald menghela napas, melangkah masuk. Begitu pintu lift tertutup, Gerald langsung mendorong lembut Irene di dinding kaca lift. "Ge-gerald?" Irene terkejut, tidak siap dengan Gerakan tiba-tiba Gerald.Pria tampan itu meraup bibir Irene dengan tergesa-gesa, lumatan yang begitu liar dan panas, "Uhm...." Irene terlena dalam ciuman tersebut, namun tidak bisa menikmatinya lama.Ting! Suara pintu lift menghentikan aktifitas Gerald. Melihat kesempatan, Irene melesat meninggalkan Gerald, berjalan cepat menuju kamar. Namun, ia berdecih kesal. Ia lupa jika ia tidak memiliki keycard pintu kamar ini. Membuatnya saat ini harus berdiri di depan pintu dan menunggu pria

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   51 ~ Mendaftarkan Pernikahan Kita

    Bab 51"Sekarang bagaimana Bertha? Apa kau tidak ada surat dari rumah mansion ini?" tanya Owen mendesak, wajahnya terlihat cemas karena kehilangan kontrol atas situasi. Ia harus memastikan bahwa ia bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan rumah tersebut, terutama jika Tuan Gerald yang akan membelinya.Bertha berdecak kesal, "Kalau aku punya, sudah lama aku menjual mansion ini dan memilih tinggal di rumah yang sesuai seleraku!" Ia menggelengkan kepalanya, seolah menyesali keputusan masa lalunya tidak memaksa Caruso. "Tapi, kita bisa membuat surat palsu, kan?" tambahnya dengan senyum licik."Hah!" Owen menghela napas, terlihat frustrasi. "Dalam waktu tiga hari, bagaimana kita bisa membuat akta jual beli rumah ini? Ini adalah peluang yang besar jika Tuan Gerald membelinya!" Ia berpikir cepat, mencoba mencari solusi untuk masalah ini.Bertha berjalan mendekat ke arah Owen, menarik kerah pria muda itu, "Bukan aku yang harus memikirkan itu, itu tugasmu Owen! Kau bahkan bisa memalsukan pemi

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   50 ~ Aku Ingin Bercerai

    Bab 50“Dan kau Owen! Aku ingin kita bercerai!” tegas Irene tak berkedip sedikitpun, suaranya jelas dan penuh keyakinan. Matanya tidak meninggalkan Owen, seolah menantangnya untuk membantah.Owen terkejut, "Irene!" teriak pria itu. Ia tidak menyangka Irene akan berani mengucapkan kalimat itu di depan umum, apalagi di depan Gerald."Aku ingin kita bercerai!" ulang Irene memperkuat keinginannya saat ini, suaranya tidak bergetar sedikit pun. Ia telah memutuskan, dan tidak ada yang bisa mengubah keputusannya."Tidak... Tidak...!" Owen menolak dengan tegas, wajahnya memerah karena emosi. "Aku tidak menyetujuinya. Apa salahku padamu, Irene? Ayo kita bicarakan baik-baik... Ya?" Ia berusaha mendekati Irene, namun langkahnya terhenti karena Gerald yang berdiri di antara mereka."Aku tidak peduli, Owen!" kemudian Irene menoleh ke Gerald, "Ayo?" Wanita cantik itu enggan untuk mengatakan jika ia telah melihat suaminya sendiri tidur bersama wanita yang berstatus ibu tirinya itu.Karena rasanya aka

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   49 ~ Ketegangan

    Bab 49“Tidak perlu, katakan padanya kalau dia bisa menjualnya kapan pun!” Irene bersuara penuh percaya diri, menatap Owen dengan tatapan yang tajam. Ia tidak akan membiarkan pria itu kembali membodohinya.Ekspresi wajah Owen saat ini jelas menunjukkan kebingungan dan kemarahan. “Kenapa?” tantang Irene, tidak memberi kesempatan untuk mundur pada pria yang masih berstatus suaminya itu.Gerald berdiri di sampingnya, jujur ia ingin sekali memuji wanitanya itu. “Damn! Wanitaku memang luar biasa!” gumamnya dalam hati, merasa bangga dengan keberanian Irene. Ia tidak menyangka Irene akan bertindak seberani ini. Jika Irene diam, dialah yang akan bertindak.“Irene, kamu tidak bercanda kan? Aku tahu rumah ini sangat penting buatmu,” kata Owen, berusaha mengambil alih situasi.Irene berdiri tegap, menegaskan posisinya. "Ya. Jadi panggil wanita itu.""Siapa yang kau panggil wanita itu, Irene? Aku Ibumu!" suara Bertha terdengar keras, baru saja keluar dari rumah. Ia terkejut mendengar keributan dar

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   48 ~ Mengancam

    "Hah sial! Thank you bro!" Begitu memutuskan panggilan telponnya bersama Austin. Gerald segera berlari tanpa memperhatikan apapun lagi. Victor yang sedari tadi hanya mengikutinya dari belakang segera berlari lebih cepat menuju mobil yang masih terparkir di depan pintu utama Hotel. "Silahkan Tuan." Victor membuka pintu mobil, Gerald pun masuk dengan tergesa-gesa. Ia menggeser layar ponsel dan membuka aplikasi yang Finley kirimkan. Dan luar biasanya, ia bisa tahu di mana keberadaan Irene saat ini. Titik-titik berwarna merah terlihat terus bergerak secara realtime di layar ponselnya. "Thank's Fin!" gumamnya bermonolog. Ia bersyukur langsung meminta Victor intuk langsung menginstal software peretas ini di ponsel Irene. Seandainya tidak, ia pasti akan sangat menyesalinya. Apalagi jika sampai terjadi sesuatu kepada wanitanya itu. Ia yakin akan menghabisi pria berengsek itu tanpa sisa. "Sepertinya mereka ke arah rumah itu." Tebak Gerald saat melihat arah tujuan di layar p

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   47 ~ Irene Di Bawa Pergi

    Bab 47Gerald dan Irene baru saja tiba di depan pelataran lobby Hotel. Namun langkah Irene segera terhenti saat melihat, sosok pria yang ada di depannya saat ini tengah menghadang jalan.Tanpa sadar, ia segera berjalan mundur, berdiri tepat di belakang Gerald. Ia masih belum siap untuk bertemu secara langsung seperti ini dengan Owen, di mana ia baru saja melihat kejadian menjijikan pagi ini.Tentu saja Gerald, langsung memasang tubuhnya untuk melindungi Irene. Ia tidak sangka jika pria ini sudah berada di Hotel. Kalau tahu ia akan meminta keamanan untuk melarang pria berengsek untuk menginjakkan kaki ke dalam Hotel.He can? Of course.Pemilik Hotel ini adalah sahabatnya bahkan dapat dikatakan saudara laki-lakinya. Dengan permintaannya, ia bisa melakukan hal tersebut.“Tuan Gerald, apa kabar hari ini?” Owen menyapa Gerald dengan ramah, kemudian pandangannya beralih menatap Irene, dengan wajah tersenyum miring.“Hai sayang. Kamu terlihat semakin cantik.”Gerald langsung memasang badan,

  • Hasrat Terlarang : Dijual Suami Dimanja Presdir   46 ~ Kunci

    Bab 46“Apa benar disini?” tanya Gerald memastikan tujuan mereka sudah tepat dengan yang ia instruksikan.“Benar Tuan, ini sudah sesuai dengan alamat yang Tuan berikan.”Gerald mengangguk, ia melirik ke arah Irene yang semenjak tadi lebih banyak diam di perjalanan.“Kita sudah tiba,” ucapan Gerald membuyarkan lamunan Irene.“Ah iya.” Irene menatap keluar. Terlihat sebuah rumah bergaya American style dengan aksesn ukiran klasik.“Ayo?”Irene turun dari mobil begitu Gerald mengulurkan tangan, di sambutnya tangan itu. Kemudian mereka berjalan masuk ke dalam rumah tersebut.Terlihat pria paruh baya berdiri di teras rumah, seperti memang sedang menunggu kedatangan mereka.Hanya berjarak lebih dari satu meter, Gerald dan Irene berhenti tepat di depan pria paruh baya tersebut, “Tuan Ryan Thompson?” ujar Gerald sembari mengulurkan tangannya.Suaranya yang berat dan beribawa tentu saja membuat Gerald adalah seorang pengusaha yang di segani.Ryan memandangi Gerald dan Irene bergantian, “Ya benar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status