Share

Keputusan Terbaik

Penulis: Komalasari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-22 19:00:42

Christian duduk dengan setengah membungkukkan badan, sambil menopang kepala menggunakan dua tangan. Sesaat kemudian, pria tampan itu meraup kasar rambut gelap yang masih dalam kondisi acak-acakan khas bangun tidur. Kegelisahan tampak jelas, dari bahasa tubuh sang pemilik Lynch Company tersebut.

Pria tampan tiga puluh enam tahun tersebut beranjak dari tepian tempat tidur. Dia menatap Mairi, yang terlihat nyaman karena telah dibersihkan dan berganti pakaian. Bayi cantik itu tengkurap di tempat tidur, sambil terus mengoceh. Sesekali dia berbalik, sambil terus memegang mainannya. 

Jam digital di meja dekat tempat tidur, sudah menunjukkan angka delapan tepat. Christian harus segera bersiap-siap, berhubung jadwal penerbangan ke Inggris sekitar dua jam lagi. Namun, Delila belum juga datang ke kamarnya untuk mengambil Mairi. 

Christian meraih telepon genggam yang diletakkan dekat jam digital. Baru saja akan menghubungi Delila, istri Alfred tersebut telah lebih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Permudah Saja

    “Christian Lynch di sini,” sahut Christian, setelah memasang earphone. “Ada apa, Nyonya Wright?” tanyanya.“Bagaimana kabar Chelsea? Kudengar pihak panti rehabilitasi akan memindahkannya ke rumah sakit jiwa.”“Ya, itu benar. Aku baru pulang dari sana.”Ibunda Chelsea terdiam beberapa saat, sebelum kembali bicara. “Kau membiarkan hal itu? Apakah putriku benar-benar gila?” Dia melayangkanpertanyaan bernada protes.“Pihak panti jauh lebih paham akan penanganan paling tepat untuk Chelsea, Nyonya Wright. Kita berd

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Anugerah untuk Sang Malaikat Penolong

    “Seperti yang kau dengar. Pengobatan yang kujalani berhasil. Aku mendapatkan kembali gairah seksual dan ….” Lewis menatap lekat Dakota. “Seharusnya tak kulampiaskan padamu. Namun, kau sendiri yang datang menawarkan diri.”“Tak tersisakah sesuatu yang lebih istimewa untukku, Lewis?” Sepasang mata Dakota mulai berkaca-kaca, mendengar ucapan pria di hadapannya. Lewis tak menjawab. Dia menatap lekat Dakota, lalu menggeleng pelan. “Seharusnya kau tak berharap banyak,” ucap pria itu kemudian. “Sekarang pergilah. Jangan sampai Laura mendengar perbincangan kita. Aku tak mau ada masalah dengannya.” Dakota mendengar jelas apa yang Lewis katakan. Akan tetapi, kakinya terasa berat untuk beranjak dari sana. Wanita cantik berambut cokelat gelap tersebut bergeming, dengan tatapan tertuju pada pria tampan yang sudah menolaknya. Apa yang Lewis katakan memang benar. Seharusnya dia tak mengharapkan lebih, dari hubungan gelap yang dijalani bersama pria itu.“Setidaknya kau tahu bahwa dirimu sudah norma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Surga Dunia

    Perbincangan telah selesai. Laura merasa tenang, setelah Lewis menceritakan kisah masa lalunya. Walaupun tak mengetahui secara pasti, tetapi penuturan Lewis membuat Laura tak lagi berpikir negatif. Terlepas dari apa yang telah pria itu lakukan terhadap Sophia. Laura tak ingin menghakimi.“Sampai kapan kita di sini?” tanya Lewis, setelah Laura kembali dari kamar Harper.“Aku suka berada di sini. Bolehkah?”Lewis tersenyum, seraya berjalan menghampiri Laura. “Tapi, aku ke akan ke Boston besok. Ada urusan yang harus diselesaikan.”“Tidak apa-apa. Pergi saja.”“Kau yakin?” Lewis menatap ragu.Lau

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Status Harper

    Lewis terus mengemudikan sedan metaliknya dengan kecepatan sedang. Dia tak menyadari ada yang mengikuti sejak tadi. Sang pengusaha yang baru melepas masa lajang itu terlampau bahagia, bahkan sampai senyum-senyum sendiri. Embusan napas pelan dan dalam, meluncur dari bibir Bos Galaxy Smartphone tersebut. Terbayang dalam ingatan pria tiga puluh enam tahun itu, percintaan panas semalam dengan Laura. Kenikmatan dari keintiman masih terasa sehingga membuatnya harus berkali-kali menarik napas panjang, demi menetralkan gejolak yang tiba-tiba mengusik naluri kelelakiannya. “Astaga. Seharusnya aku tetap di rumah,” gumam Lewis, berakhir keluhan pelan. Namun, dia tetap melajukan kendaraan, hingga tiba di pusat kota. Seperti yang dikatakannya, pria itu datang ke kantor. Selama berada di Inggris, Lewis mengendalikan perusahaan dari jauh. Beruntung, dia mempekerjakan orang-orang kompeten di bidangnya. Mereka melakukan tugas masing-masing dengan baik sehingga stabilitas perusahaan tetap terjaga.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Bersikap Aneh

    “A-apa maksudmu?” Dakota menatap ketakutan, pada pria tampan di hadapannya. “Jangan berpura-pura!” Lewis yang terlampau kesal, meraih lengan wanita dengan celana jeans dan blouse kemeja hijau emerald tersebut. “Cepat katakan! Dari mana kau mengetahui bahwa Harper bukan darah dagingku?” Lewis bertanya dengan penuh penekanan. “A-aku ….” Dakota tak bisa berkata-kata. Bahasa tubuhnya pun terlihat tidak nyaman. Wanita cantik tersebut memberanikan diri melawan tatapan tajam penuh amarah, yang dilayangkan Lewis terhadapnya. “Kenapa kau bersikap seperti ini?” tanya wanita itu lirih.Lewis yang kalut, tak menggubris pertanyaan mantan kekasih gelapnya. Pria itu mengempaskan tubuh indah, yang dulu selalu membangkitkan gairah dan membuatnya merasa puas. Suami Laura tersebut menatap tajam Dakota, yang terduduk di sofa. “Hanya kau yang mengetahui kondisi kesehatanku. Tak ada yang lain. Tidak juga Sophia,” ucap Lewis, setelah berhasil menetralkan laju napas jadi lebih teratur. Dia ikut duduk di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Tes DNA

    Lewis terdiam memandangi amplop yang diberikan Laura. Dia tak tahu apa isinya. Rasa penasaran muncul. Pria tampan itu memberi isyarat, seakan bertanya.Namun, Laura tidak memberikan penjelasan. Ibunda Harper tersebut hanya tersenyum kecil, seraya membalas dengan isyarat pula agar Lewis segera membuka amplop tadi.“Kuharap ini bukan sesuatu yang mengejutkan,” ujar Lewis, masih terlihat tenang. Akan tetapi, raut wajahnya seketika berubah tegang, saat mengeluarkan dua lembar foto dari dalam amplop itu. Lewis diam membeku. Otaknya bekerja keras. Antara merangkai kata yang akan dijadikan sebagai penjelasan kepada sang istri, juga mencoba memahami apa yang terjadi dan akan dihadapinya setelah ini.“Aku bisa menjelaskan semua padamu. Sungguh,” ucap Lewis setelah terdiam beberapa sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Tak Sesuai Harapan

    “Haruskah?” Lewis mengalihkan mode panggilan ke loudspeaker sehingga Laura dapat mendengar apa yang Christian katakan. “Aku hanya ingin membuktikan kecurigaan tentang status Harper. Kurasa tak ada salahnya. Iya, kan?” Lewis dan Laura saling pandang. “Bukankah sudah kutegaskan kemarin tentang hal itu? Kenapa kau masih keras kepala?”“Aku akan memperjuangkan apa yang menurutku benar. Terlebih, untuk sesuatu yang merupakan milikku. Jika kau ataupun Laura tak menyembunyikan kebenaran seperti informasi yang kudapat kemarin, kalian berdua tak perlu merasa takut? Lagi pula, ikatan darah antara ayah dengan putrinya tak akan terputus, meskipun dipisahkan belasan ribu kilometer. Kami pasti akan tetap dipersatukan Tuhan.”Christian begitu percaya diri dengan apa yang diucapkan tadi. Kali ini, pria tampan tiga puluh enam tahun tersebut yakin bahwa kebenaran akan didapat dengan melakukan tes DNA. Sementara itu, di pihak Laura dan Lewis pun tak ada pilihan selain menyetujui. Keesokan harinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Pergerakan Waktu

    Entah mengapa, perasaan Laura begitu sakit melihat sorot kecewa yang terpancar dari sepasang iris gelap Christian. Apa yang pria itu katakan pun membuatnya merasa jadi wanita paling hina. Laura seperti dapat merasakan sakit hati yang tergambar jelas di wajah sang mantan suami. Terlebih, saat menyaksikan langkah gagah Christian yang makin menjauh, hingga akhirnya hilang di balik dinding rumah sakit. Ketika dalam perjalanan pulang, Laura tak banyak bicara. Ada rasa sesal mendalam, mengingat semua yang telah dilakukannya. Ya. Demi mendapatkan hasil negatif dari tes DNA yang dilakukan, dia dan Lewis nekat memberikan sampel yang bukan milik Harper. Segala alasan Lewis kemukakan, saat petugas laboratorium meminta mengambil sampel secara langsung dari bayi tiga bulan tersebut. “Apakah kita sudah melakukan kejahatan?” tanya Laura pelan, seperti pada diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25

Bab terbaru

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Senja di Akhir Kisah yang Sempurna

    Semenjak itu, Laura memutuskan kembali menetap di Inggris. Dia membiarkan rumah peninggalan Lewis, meskipun masih sering memantau dengan menghubungi asisten kepercayaannya. Bagaimanapun juga, semua aset peninggalan Lewis merupakan amanat yang harus dijaga. Laura tak ingin mengkhianati pria yang telah begitu baik terhadapnya dan Harper. Dia akan tetap melakukan kewajiban, menjalankan bisnis yang diwariskan Lewis. Setidaknya, itu membuat rasa bersalah sedikit tertutupi karena memilih kembali pada Christian. ********** Waktu terus berlalu. Musim pun, silih berganti. Laura menjalani biduk rumah tangga yang harmonis dengan Christian. Saat ini, dia bahkan tengah mengandung. "Kuharap kau tidak kecewa karena tak jadi memiliki tiga bidadari cantik," ujar Laura, diiringi senyum lembut. Dia menatap penuh cinta pada Christian, yang tengah fokus mengemudi. "Ini sangat menggembirakan. Hidupku terasa begitu sempurna," ucap Christian. Dia tak henti tersenyum. Hasil USG yang sudah dilakukan tadi,

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Pernikahan Kejutan

    Semenjak malam itu, hubungan Laura dan Christian mulai menghangat. Christian tak sungkan berkunjung, bertemu dan berbincang dengan Grace. Begitu juga Emma dan Jamie, yang akan melangsungkan pernikahan. Hanya tinggal menghitung hari. Momen istimewa yang sudah Jamie nantikan selama bertahun-tahun akan terwujud. Pria itu sudah tak sabar menantikan dirinya dan Emma berdiri di altar, untuk mengucap janji suci pernikahan. Sementara itu, kedekatan antara Harper dan Mairi kian terjalin erat. Mairi yang mengetahui bahwa Harper belum diperbolehkan menari, selalu mengajak putri Laura tersebut melakukan banyak hal menyenangkan. “Kami sangat sibuk hari ini. Kau sudah tahu besok adalah hari pernikahan Emma dengan Jamie,” ucap Laura, saat menjawab panggilan telepon dari Christian. “Sayang sekali karena aku harus menghadiri acara penting sampai sore,” balas Christian, diiringi embusan napas berat. “Bagaimana Mairi? Kuharap dia tak merepotkanmu.” “Oh, tenang s

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Dalam Dekapan Hangat Christian

    “Christian …,” desah Laura pelan, merasakan sentuhan lembut menjalari tubuhnya. Dia membiarkan pengusaha tampan itu menurunkan tali kecil dari pundak, hingga bagian atas slip dress yang dikenakannya terbuka lebar.Christian beranjak dari tempat tidur, lalu menarik dress satin merah marun itu. Dia melemparnya sembarang ke lantai. Pria bermata gelap itu terdiam sejenak, memandangi seonggok daging putih mulus yang dulu sering dinikmati kapan saja dirinya inginkan.Perlahan, Christian mencondongkan tubuh. Dia menarik celana dalam Laura. Pelan tapi pasti, segitiga pengaman dengan pinggiran berbahan lace itu terlepas dari kaki kiri Laura dan berhenti di mata kaki sebelah kanan. Christian seperti sengaja melakukannya.“Kau masih secantik dulu,” ucap Christian pelan dan dalam, sera

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Kembalilah

    Laura tersenyum kikuk. Dia berusaha menyembunyikan rasa gugup karena ucapan Christian tadi. Laura mengalihkan semua itu pada anak-anak, yang tengah berbincang asyik. Wanita itu bergabung dengan mereka berdua.Sementara Christian hanya diam memperhatikan interaksi antara Laura dengan kedua gadis kecil itu. Laura tak membeda-bedakan Harper dengan Mairi.Christian teringat pada waktu Laura menyarankan untuk mengambil bayi Chelsea setelah dilahirkan, seakan-akan bersedia merawatnya. Padahal, saat itu dia mengira bayi dalam kandungan Chelsea merupakan darah daging Christian. Oleh karena itulah, kini Laura bersikap baik terhadap Mairi.Malam terus merayap. Jarum jam di arloji Christian telah menunjuk angka sembilan lewat beberapa menit. Setelah berbagai keseruan yang dilakukan, pengusaha tampan tersebut

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Tidak Berubah

    “Apa? Tapi, kau tahu aku sedang sibuk membantu persiapan pesta pernikahan Bibi Emma. Bukankah itu tujuan kita datang kemari?” Laura menolak ajakan itu secara halus. “Kurasa, kau bisa berkemah lain waktu atau … atau kita bisa melakukannya di sini dengan nenek dan —”“Kau tidak mengizinkanku pergi, Bu?” tanya Harper, menyela ucapan Laura. Gadis kecil itu langsung terlihat murung. Dia menundukkan wajah, kemudian berbalik. Tanpa mengatakan apa pun, Harper meninggalkan Laura dan Christian yang berdiri di ambang pintu.“Harper!” panggil Laura.Namun, gadis kecil itu tak menyahut. Dia bahkan sudah menghilang di balik dinding penyekat ruangan.“Bagus, Laura

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Hadiah Istimewa untuk Harper

    Laura tertegun sejenak, lalu menoleh pada Harper yang terbelalak tak percaya. Setelah itu, dia kembali mengalihkan perhatian pada pria tadi, untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti penerimaan barang kiriman.Sepeninggal kedua pria yang sudah menyelesaikan pekerjaan mereka, Laura menatap aneh putrinya. Dia tak percaya Christian melakukan sesuatu yang dinilai sangat berlebihan. Namun, Laura tak bisa berkomentar apa-apa, melihat antusiasme Harper yang begitu takjub menghadapi setumpuk hadiah bagus.“Ibu tahu kenapa Paman Christian mengirimkan hadiah ini untukku? Apa hari ini aku berulang tahun?” tanya Harper, seraya menoleh pada Laura.“Tidak, Sayang. Ulang tahunmu masih empat bulan lagi,” jawab Laura, diiringi gelengan pelan. Dia mengalihkan pandangan pada Grace, yang memasang

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Terungkap

    "Ampuni aku, Christian," ucap Laura, di sela isak tangis pelan. Dia menundukkan wajah, tak berani melawan tatapan penasaran yang dilayangkan pria empat puluh tahun di hadapannya."Untuk apa? Kenapa aku harus mengampunimu?" tanya Christian tak mengerti."Aku ... aku sudah melakukan dosa tak termaafkan," sahut Laura, masih terisak pelan.Christian menatap lekat Laura. Pria itu memicingkan mata, mencoba menerka ke mana arah pembicaraan yang Laura maksud. Sesaat kemudian, pengusaha tampan tersebut seperti memahami sesuatu. "Apa ini ada hubungannya dengan Harper?"Laura menghentikan tangisnya, lalu mengangkat wajah. Dia membalas tatapan sang mantan suami. "Aku sangat marah dan membencimu, Christian," ucapnya lirih. "Saat itu, aku tak ingin melihat apalagi sampai bersinggungan denganmu. Tidak. Kau harus kubuang jauh. Sangat jauh. Penolakanmu membuatku terhina dan sakit. Teramat sakit," tuturnya pilu.Christian diam menyimak, tanpa mengalihkan perhatian s

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Dosa Besar

    Christian mengembuskan napas pelan. "Aku ingin memaksamu agar bersedia menerimaku lagi. Namun, entah ini jadi ide baik atau sebaliknya," ucap pria itu, tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun dari paras cantik Laura."Jangan memaksakan kehendak lagi, Christian. Kau tahu itu tak akan berakhir baik," ucap Laura menanggapi."Apakah itu berarti kau bersedia kembali padaku dengan sukarela?"Laura tertawa pelan mendengar pertanyaan konyol Christian. Wanita itu menggeleng, lalu mengalihkan perhatian ke sekeliling. Tatapannya tertuju pada kolam renang berbentuk bulat di ujung ruangan, yang dibatasi kaca tebal di sisi sebelah luar.Laura melangkah ke sana. Dia berdiri di tepi kolam renang, lalu meletakkan gelas berisi anggur yang sedari tadi digenggam. "Apa kau pernah berenang di sini?" tanyanya, seraya menoleh pada Christian.Christian menggeleng, sembari berjalan mendekat. Dia berdiri di sebelah Laura. "Aku ingin kau jadi orang pertama yang berenang

  • Hasrat Pernikahan Suami Arogan   Hadiah Ulang Tahun

    “Apa? Kau memberitahu Paman Christian bahwa kita ada di London?”Harper mengangguk, dengan ekspresi teramat polos. “Aku rindu Mairi, Bu,” ujarnya.Laura tak bisa membantah, bila sudah menyebut nama Mairi. Dia tersenyum lembut. “Memangnya, kapan Mairi akan kemari?” “Terserah Paman Christian,” jawab Harper enteng. Gadis kecil itu merebahkan tubuh. “Selimuti aku, Bu,” pintanya.“Kau mau tidur sekarang?” Laura menaikkan sebelah alis.“Aku lelah dan kekenyangan, Bu,” sahut Harper seraya memejamkan mata.Laura kembali tersenyum. Dia meraih ujung selimut, lalu menariknya hingga me

DMCA.com Protection Status