Share

160. Bercinta

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-19 20:04:19

Malam sudah semakin larut. Lea berdiri di depan jendela, memandangi salju yang turun perlahan. Di bawah sana, beberapa kendaraan masih melintas di jalanan yang mulai lengang. Cahaya lampu dari gedung-gedung di kejauhan terasa seperti satu-satunya teman di tengah malam yang sunyi.

Meski Kayden telah memberinya tempat tinggal yang nyaman dan hangat, hatinya tetap terasa kosong dan dingin.

Bukan karena perceraiannya dengan Noah, tetapi karena kenyataan bahwa ia harus terusir dari rumah orang tuanya akibat perceraian itu.

Lea mengeratkan pelukannya pada diri sendiri. Sudah lebih dari tiga puluh menit ia berdiri di sini. Kakinya mulai pegal, tetapi sesuatu yang tak kasat mata seolah menahannya untuk tetap tinggal.

Tiba-tiba, sebuah tangan merayap perlahan di pinggangnya, diikuti kecupan hangat yang mendarat di pucuk kepalanya.

“Mengapa belum tidur? Apa yang kamu lakukan berdiri di sini sendirian?” Suara berat dan serak itu terdengar lembut di telinga Lea.

Lea menyandarkan kepalanya di bahu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   161. Enggan

    Lea terbangun dan merasakan sesuatu yang berat melingkar di pinggangnya. Ia mengerjapkan mata perlahan sebelum menyadari bahwa itu adalah lengan Kayden. Senyum tipis terukir di bibirnya, lalu ia kembali memejamkan mata, menikmati kehangatan yang menyelimutinya.Meski jam hampir menunjukkan pukul sembilan pagi, Lea enggan beranjak dari tempat tidur. Tubuhnya terasa nyaman dalam pelukan pria itu, seolah-olah dunia luar tak lagi penting. Salju di luar mungkin turun dengan deras, tetapi kehangatan yang mengalir dari tubuh Kayden membuatnya betah berlama-lama.Ia mendengar dengusan halus di belakangnya, lalu genggaman di pinggangnya mengerat. Tanpa membuka mata, Kayden menariknya lebih dekat hingga punggung Lea menempel sepenuhnya di dadanya.“Kamu sudah bangun?” Suara serak Kayden terdengar di telinganya.Lea tersenyum kecil. “Mmm ... tapi aku belum ingin turun,” jawabnya pelan.Kayden tidak menjawab, hanya menurunkan kepalanya ke lekukan leher Lea dan menghela napas panjang di sana. Hawa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   162. Ketahuan Annika

    Lea baru saja tiba di Home & Haven. Matanya langsung berkeliling mencari keberadaan Annika. Hingga sebuah suara memanggilnya dari samping, Lea segera menoleh dan tersenyum lebar.“Anni!” serunya, lalu melangkah cepat menuju temannya itu.Annika menarik tangan Lea dengan antusias, kemudian mengajaknya berkeliling di antara deretan perabotan yang tertata rapi. Mereka berhenti di sebuah rak pajangan, di mana Annika mulai memilih beberapa hiasan untuk apartemennya. Lea ikut membantu, memberikan saran sesekali, sementara Annika tampak bersemangat menimbang pilihan.“Aku suka yang ini,” ujar Annika seraya mengangkat sebuah lampu meja berdesain minimalis. “Tapi yang itu juga bagus ….”Lea tertawa kecil. “Kamu bisa mengambil dua-duanya kalau sulit memilih.”Annika mengerucutkan bibirnya, merasa ragu, sebelum akhirnya mengangguk. Namun saat Lea hendak beralih ke bagian lain, pandangannya tiba-tiba tertuju pada sosok yang begitu familiar.‘Kayden?’ gumamnya dalam hati.Pria itu berjalan di anta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   163. Rencana Kayden: Tinggal Bersama

    “Tapi, aku kemari untuk menemani Annika memilih perabotan,” tolak Lea, berusaha menahan diri.Untuk apa lagi menghindar? Keadaannya sudah terlanjur seperti ini. Ia bisa menjelaskan semuanya nanti pada Annika.Kayden tidak bereaksi langsung, tetapi tatapannya semakin dalam menusuk. Tekanan yang ia berikan begitu kuat hingga Annika yang berdiri di samping Lea merasakan tubuhnya ikut menegang.Dengan senyum kecil yang terpaksa, Annika meraih tangan Lea dan berkata, “Aku baik-baik saja, Lea. Aku bisa memilih sendiri perabotannya.”Lalu dengan gerakan perlahan, ia mendekat dan berhenti tepat di belakang Lea.“Pergilah. Aku tidak ingin dimarahi kalau kamu menolak. Kamu bisa lihat sendiri bagaimana ekspresi CEO kita.” Suaranya merendah saat berbisik di telinga Lea. “Untuk masalah tadi, kamu bisa menjelaskannya padaku nanti.”Lea menghela napas. Lalu, ia akhirnya mengangguk pelan.Kayden menyeringai kecil, jelas puas dengan keputusan Lea. “Bagus,” gumamnya sebelum melangkah lebih dulu.Lea ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   164. Terpaksa Mengakui

    Malam harinya, saat Lea baru saja merebahkan tubuhnya di atas ranjang, suara dering pada ponselnya menarik perhatiannya. Dengan malas, ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Jantungnya langsung berdebar saat melihat nama Annika terpampang di layar. Wanita itu pasti ingin meminta penjelasan soal kejadian di Home & Haven tadi siang. Dengan penuh pertimbangan, Lea akhirnya menekan tombol hijau, mengangkat panggilan itu.“Lea, ayo jelaskan apa yang terjadi antara kamu dengan CEO kita?” tanya Annika antusias, suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu.Lea menggigit bibirnya, sedikit ragu, tetapi pada akhirnya ia terpaksa mengakui hubungan spesialnya dengan Kayden. Di seberang telepon, Annika langsung berteriak histeris sebelum tertawa.“Ini gila! Aku sama sekali tidak menduga kalau kamu akan berpacaran dengan CEO kita! Kayden Easton itu … wow, Lea! Dia tampan, kharismatik, dan … ah, aku iri padamu!”Lea mengembuskan napas panjang. “Tapi, aku ingin kamu merahasiakan soal ini, An

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   165. Aku Mencintaimu Sejak Awal

    Lea bahkan belum sempat bernapas lega ketika Kayden tiba-tiba menutup jarak di antara mereka.Lea membeku saat Kayden mendekat, napas pria itu menghangatkan kulitnya sebelum akhirnya bibirnya menyentuh miliknya. Lembut, namun penuh tuntutan. Seolah ingin menegaskan kepemilikannya dengan cara yang tak terbantahkan.Jari-jari Lea mencengkeram lengan Kayden, berniat mendorongnya, tetapi kekuatan dalam dirinya menguap begitu saja. Alih-alih melawan, tubuhnya justru melemas dalam dekapan pria itu.Kayden menarik wajahnya sedikit, lalu menatap Lea dengan hangat. “Masih meragukanku?” bisiknya.Lea menelan ludah, hatinya berdebar tak karuan. “Kayden, aku—”“Jangan katakan hal yang akan kamu sesali.” Kayden menempelkan dahinya ke dahi Lea, napasnya berhembus hangat di antara mereka. “Aku mencintaimu, Lea Rose. Sejak awal.”Mata Lea membesar. “Apa?” tanyanya terkejut.Kayden tersenyum samar, tetapi ada ketegasan dalam sorot matanya. “Sejak pertama kali melihatmu, aku tahu aku menginginkanmu. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   166. Playing with Fire

    Lea ragu untuk memanggil pria itu seperti yang diinginkannya. Namun, Kayden jelas bersungguh-sungguh tidak akan melepaskannya sampai kata itu keluar dari bibirnya. Meyakinkan diri, Lea akhirnya melakukannya.“Sayang, lepaskan aku,” ucapnya dengan suara rendah.Kayden tersenyum penuh kemenangan sebelum akhirnya melepaskan pelukannya dari pinggang Lea. Dengan santai, ia menarik kursi di sebelah wanita itu dan duduk.Lea buru-buru memosisikan diri di kursinya, namun pipinya terasa panas. Jantungnya masih berdegup cepat, dan detik berikutnya, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.‘Rasanya ingin menghilang saja!’ teriaknya dalam hati.“Hey, ada apa? Apa kamu malu?” bisik Kayden dengan nada menggoda. Ia meraih pergelangan tangan Lea, menariknya perlahan agar wanita itu menurunkan tangannya.Lea menggigit bibirnya, perasaan gelisah dan malu berkecamuk dalam dirinya.‘Sumpah demi semesta! Aku tidak sanggup menatapnya setelah ini!’ batin Lea berteriak.Kayden terkekeh pelan melihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   167. Naughty Kayden

    Lea berjalan cepat menuju kamar mandi, berusaha mengabaikan jantungnya yang masih berdetak kencang setelah semua godaan Kayden di meja makan. Ia hanya ingin menenangkan diri, membiarkan air hangat membasuh kepalanya yang penuh dengan suara pria itu.Namun, begitu ia menutup pintu dan berbalik, tubuhnya langsung membeku.Kayden berdiri di ambang pintu dengan satu tangan bertumpu santai di kusen.“K-Kayden?!” Lea hendak meraih gagang pintu, berniat mendorong pria itu keluar. “Keluar! Aku mau mandi!”Alih-alih menurut, Kayden justru melangkah masuk dengan santai lalu menutup pintu di belakangnya dengan bunyi klik halus yang membuat tubuh Lea mengeras seketika.“K-Kenapa kamu ikut masuk?!” Ia mundur selangkah, matanya membulat waspada.Kayden tidak menjawab, hanya melucuti kancing piyamanya dan melepaskannya dengan gerakan sengaja.Lea semakin panik. “Jangan bercanda! Aku benar-benar mau mandi, Kayden!”“Ya, aku tahu,” sahut pria itu ringan. “Aku hanya menemanimu.”Lea menatapnya tak perc

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   168. Truth or Dare

    Dua hari kemudian.Lea bersiap untuk pergi ke kediaman Annika guna memenuhi undangan wanita itu. Dengan pakaian rapi yang dilapisi mantel serta riasan sederhana, ia tampak cantik alami. Sebagai sentuhan akhir, Lea menyemprotkan parfum di beberapa titik tubuhnya.“Sempurna,” gumamnya seraya tersenyum puas. Sekali lagi, ia memandangi pantulan dirinya di depan cermin sebelum akhirnya beranjak pergi.Saat Lea melangkah keluar dan membuka pintu, Kayden sudah berdiri di sana dengan senyum hangat menyambutnya. Tanpa ragu, Lea langsung menghamburkan diri ke dalam pelukan Kayden, meresapi kehangatan pria itu sejenak sebelum mendorong tubuhnya perlahan. Tatapannya mengunci pada mata Kayden sementara tangannya masih melingkar erat di leher pria itu.“Kamu sangat tampan malam ini, Tuan Muda Easton,” gumamnya penuh kagum.Kayden tetap mempertahankan senyum tipis di bibirnya sebelum mengecup lembut bibir Lea. Ciumannya lalu turun perlahan ke leher, membuat Lea tersentak halus.“Kamu sangat wangi, Li

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   190. Aku Tidak Akan Kehilanganmu Lagi

    Keesokan paginya, Lea menjadi orang pertama yang bangun. Ia tidak langsung mandi. Sebaliknya, ia memutuskan untuk menyiapkan sarapan lebih dulu karena tahu hari ini Kayden akan ke kantor.“Oke, semuanya beres!” serunya pelan dengan senyum lebar, merasa puas dengan sarapan sederhana dan secangkir kopi yang sudah tertata rapi di atas meja makan.Setelah memeriksa semuanya sekali lagi, Lea melangkah kembali ke kamar. Ia menaiki ranjang dengan pelan, lalu menunduk dan menciumi pipi Kayden yang masih tertidur lelap.“Selamat pagi, Tuan Muda Easton,” bisiknya lembut di sela ciumannya.Kayden menggeliat kecil, lalu membuka mata perlahan. Tatapannya langsung bertemu dengan wajah Lea yang tersenyum di atasnya.“Ini mimpi lain, hm?” gumamnya serak karena baru bangun. Tangannya terulur mengusap pipi Lea. “Karena kalau iya, aku tidak ingin bangun.”Lea terkikik pelan. “Bukan mimpi, Sayang. Sarapan sudah siap. Kamu harus bangun sebelum kopimu dingin.”Kayden menarik tubuh Lea agar jatuh ke pelukan

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   189. Melepas Rindu

    Kayden menggeleng pelan, lalu menaruh dagunya di bahu Lea. “Untuk sekarang, aku hanya ingin menikmati waktu kita. Aku sangat merindukanmu, Little Rose,” bisiknya parau.Lea tersenyum tipis. Salah satu tangannya terulur, mengusap pucuk kepala Kayden dengan lembut. “Baiklah. Kita nikmati saja waktu berdua.”Bagi Kayden, pelukan ini masih terasa seperti mimpi. Meskipun hangat kulit Lea begitu nyata di pelukannya, Kayden tak bisa mengusir keraguan dalam hatinya. Ada suara kecil yang terus bertanya—jangan-jangan semua ini hanya mimpi yang terlalu indah untuk jadi kenyataan?Setelah beberapa saat berendam, Lea tiba-tiba menarik diri dari pelukan Kayden. Tanpa berkata apa pun, ia keluar dari bath tub. Buih sabun masih menempel di beberapa bagian tubuhnya yang putih dan mulus.Dengan langkah anggun, Lea berjalan menuju shower dan menyalakan air hangat. Saat buliran air membasahi tubuhnya, ia menoleh.Senyum manis menghiasi bibirnya. “Kemarilah, Kayden,” panggilnya lembut.Kayden tidak segera

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   188. Bertemu Kembali

    Pagi itu, seisi dunia maya mendidih. Jagat media sosial dipenuhi spekulasi dan teori konspirasi, sementara portal-portal berita online berlomba memuat headline sensasional.‘Gempar! Roseanna Diduga Lea Rose Thompson, Putri Haram Liam Thompson yang Dikabarkan Meninggal Setahun Lalu’‘Sosialita Misterius Ternyata Putri Konglomerat? Lea Rose Thompson Muncul Kembali di Hadapan Publik!’‘Netizen Dibuat Bingung: Kematian Lea Rose Thompson Kini Dipertanyakan!’Cuplikan video saat Roseanna berdiri di atas panggung pada acara amal malam itu tersebar di berbagai platform. Sorot mata yang sama, postur tubuh, hingga suara lembut yang terdengar saat ia menyampaikan pidato—semuanya dibedah publik. Tak sedikit yang membandingkan wajahnya dengan foto-foto lama Lea semasa hidup, dan sebagian besar sepakat bahwa ini bukan kebetulan.“Ini benar-benar dia,” seseorang menulis di kolom komentar. “Putri Liam Thompson tidak mati. Dia kembali. Dengan nama baru.”Mereka yang tahu sejarah keluarga Thompson meng

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   187. Identitas Baru

    Beberapa hari setelah artikel itu menyebar, Astrid duduk di ruang kerja pribadinya yang tertutup rapat, ditemani oleh asisten barunya, Veronica—seorang wanita elegan dengan kecerdasan tajam yang selalu bisa membedakan antara informasi berharga dan gosip biasa.“Aku butuh seseorang yang bisa membalikkan opini publik,” ucap Astrid dingin. “Bukan pengacara, bukan PR biasa. Aku butuh kekuatan.”Veronica ragu sejenak, lalu membuka tabletnya. Jari-jarinya lincah mengetuk layar sebelum berhenti di sebuah nama.“Ada satu nama yang muncul dalam beberapa lingkaran tertutup. Hanya segelintir orang yang pernah melihatnya langsung. Tapi dia muncul di balik proyek-proyek amal besar dan berpengaruh … juga beberapa kebijakan bisnis pemerintah yang, entah bagaimana, selalu menguntungkan pihak tertentu.” Veronica menoleh. “Namanya Roseanna.”Astrid menyipitkan mata. “Aku belum pernah dengar.”“Wajar. Dia bukan tipe yang suka tampil. Tapi mereka yang pernah bekerja sama dengannya bersumpah dia bisa ‘men

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   186. Perang Dimulai

    Astrid duduk di ruang tamu megah rumahnya, matanya terbakar kemarahan saat ia memandang layar ponsel yang tergenggam erat di tangannya. Berita yang baru saja muncul di media sosial membuat darahnya mendidih. Judul besar itu menyoroti nama keluarganya dengan mencolok.‘Skandal Keuangan Keluarga Thompson: Penggelapan Dana dalam Proyek Pembangunan.’Tangan Astrid gemetar, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. Suaminya, Liam Thompson, sering mengingatkan untuk selalu menjaga citra mereka di public, namun apa yang ia lihat sekarang adalah bencana.Berita itu tidak hanya merusak reputasi keluarga, tapi juga mengguncang fondasi kekuasaan yang sudah mereka bangun selama bertahun-tahun.Di layar, sebuah artikel panjang menguraikan bagaimana dana besar yang mereka investasikan dalam proyek pembangunan kota terbarukan ternyata menghilang begitu saja. Beberapa nama terlibat, tetapi nama keluarganya—terutama dirinya—disebutkan dalam konteks yang sangat mencurigakan.“Sialan!” bentaknya marah.Tidak

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   185. Langkah Awal

    Setelah itu, Lea kembali naik ke kamarnya dan berpakaian. Ia merias wajahnya sedikit, lalu berjalan keluar menuju kamar seseorang. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu bercat cokelat gelap.Ia mengetuknya pelan, namun tegas.Tak lama kemudian, pemilik kamar membukakan pintu dan berdiri dengan tubuh tegap.“Aku butuh bantuanmu,” kata Lea tanpa basa-basi.Kening Silas mengernyit sebentar sebelum ia mengangguk dan mempersilakan Lea masuk. “Bicarakan di dalam.”Lea melangkah masuk dan berhenti di depan ranjang besar milik pria itu. Wajahnya serius. Tak ada keraguan di matanya.“Bantu aku membalas dendam,” ucapnya mantap. “Kata Rhael, kamu orang yang bisa membantuku untuk hal seperti ini.”Silas menutup pintu, lalu bersandar pada dinding dengan ekspresi datar. “Aku tidak suka terlibat dalam urusan yang tidak jelas. Siapa yang ingin kamu balas?”“Astrid Galen.”Mata Silas sedikit menyipit. “Siapa dia?”“Ibu tiriku,” jawab Lea tanpa ragu. “Dan dalang di balik kecelakaan yang menimpaku. D

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   184. Kamar yang Terhubung

    Lea baru saja selesai mandi ketika menyadari sesuatu yang aneh—rak handuk di dalam kamar mandinya kosong. Ia mengernyit. Handuk yang selalu tergantung di sana—handuk yang selalu ia pakai—tidak ada.Tatapannya tiba-tiba beralih ke pintu kayu kecil di sudut kamar mandi. Pintu itu sempat ia perhatikan saat pertama kali menempati kamar ini, tapi belum pernah ia buka. Julianne sempat menyebut bahwa kamar ini dulunya milik Silas saat remaja. Sejenak, Lea jadi penasaran. Kira-kira apa yang tersembunyi di balik pintu kayu itu.Perlahan, ia mendorong daun pintu yang tidak dikunci. Di baliknya, sebuah ruang baca mungil terbentang—berdebu, tapi masih tertata rapi. Di tengah ruangan itu, Silas berdiri membelakangi pintu, sedang mengelap tangannya dengan ….Itu handuknya!Lea terdiam di ambang pintu, mengenakan jubah mandi tipis, rambutnya masih basah menetes. “Itu milikku.”Silas menoleh. Sekilas tampak terkejut, tapi ekspresinya segera kembali tenang. “Aku kira ini handuk bersih. Kupikir ruang

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   183. Sampai Waktunya Tiba, Tunggu Aku Kembali

    Keesokan paginya, aroma masakan memenuhi seluruh penjuru rumah. Julianne bangun lebih awal dari biasanya dan menghabiskan waktu berjam-jam di dapur, menyiapkan berbagai hidangan hangat untuk menyambut kepulangan putra sulung Indi. Di meja makan, piring-piring terisi penuh—roti panggang, salad, potongan buah segar, dan tumisan sayur favorit Silas.Mereka semua sudah duduk mengelilingi meja. Rhael tampak santai dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur, sementara Silas mengambil tempat di seberang Lea. Posturnya tegap, sikapnya tenang, dan sejak awal sarapan pandangan matanya hampir tak pernah berpaling dari wanita di hadapannya.Julianne menyendokkan salad ke piring Lea, lalu tersenyum hangat. “Sayang, kamu sudah bertemu Silas? Dia kakaknya Rhael. Baru pulang tadi malam.”Lea membenarkan posisi duduknya sebelum mengangguk sopan. “Sudah. Kami sempat bertemu tadi malam dan berkenalan,” ujarnya singkat.Senyum Julianne melebar. “Bagus. Kalian akan tinggal serumah, jadi akan lebih nyaman

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   182. Saudara Baru, Lagi?

    Sudah satu bulan berlalu sejak insiden terakhir, dan hubungan Lea dengan Rhael perlahan membaik. Sikap saudara tirinya itu tak lagi sedingin es seperti dulu. Ucapannya pun tak setajam biasanya. Meski masih ada jarak yang terasa, setidaknya mereka mulai bisa menghabiskan waktu bersama tanpa saling menghindar.Malam itu, mereka duduk santai di ruang keluarga, menonton film aksi yang tengah populer. Makanan ringan berserakan di atas meja—semuanya hasil pesan online yang ditangani langsung oleh Rhael. Lea sesekali tertawa kecil melihat ekspresi tegang Rhael saat adegan penuh ledakan muncul di layar.“Aku ke dapur sebentar. Jus-ku habis,” ujar Lea sambil bangkit, membawa gelas kosongnya.“Ambilkan aku air juga kalau kamu sempat,” sahut Rhael santai tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.Lea mengangguk dan melangkah ringan menuju dapur. Tapi baru saja ia melintasi ambang ruangan, langkahnya mendadak terhenti. Matanya membelalak saat melihat seorang pria asing berdiri di depan kulkas, se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status