Home / Romansa / Hasrat Liar Sang Kakak Ipar / 149. Insiden Saat Bermain Ski

Share

149. Insiden Saat Bermain Ski

Author: Merspenstory
last update Last Updated: 2025-03-14 10:58:22

Lea menempelkan telinganya ke pintu bilik, mendengarkan dengan saksama. Saat memastikan tidak ada suara langkah kaki mendekat, ia menarik napas lega sebelum menoleh ke Kayden yang masih bersandar santai di dinding.

“Sekarang,” bisiknya cepat.

Tanpa membuang waktu, ia meraih pergelangan tangan pria itu dan menariknya keluar dari ruang ganti.

Kayden mengangkat alis, jelas terhibur dengan kepanikan Lea tetapi ia tetap membiarkan dirinya diseret keluar.

Mereka baru saja melangkah keluar dari bilik ketika suara klik terdengar dari sebelah—bunyi kunci yang diputar dari ruang ganti Annika.

“Sial!”

Lea merasa panik. Tanpa berpikir panjang, ia segera berlari ke depan pintu ruang ganti Annika, berusaha menghalangi pandangan langsung ke tempat Kayden berada.

Kayden yang awalnya berjalan santai kini menghela napas, lalu melangkah mundur ke balik loker.

Pintu bilik Annika terbuka tepat saat Lea tiba di depannya.

Wanita itu mengerjap kaget saat menatap Lea yang berdiri tepat di hadapannya dengan wa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   150. Istirahat Total

    Saat Kayden menggendong Lea keluar dari ruang hangat menuju mobilnya, sebuah kamera membidik mereka dari kejauhan. Lensa itu menangkap momen intim yang terlalu dekat untuk sekadar hubungan atasan dan bawahan, apalagi kakak ipar dan adik ipar.Klik.Tangan terampil di balik kamera terus bekerja, memperbesar gambar agar wajah keduanya terlihat jelas. Kayden tampak tegang sementara Lea yang berada dalam gendongannya menunjukkan raut cemas.Orang itu tidak berhenti sampai di situ. Ia terus menekan tombol kamera, mengambil serangkaian gambar bahkan hingga Kayden mendudukkan Lea di kursi penumpang dan ikut masuk ke dalam mobil, duduk di samping wanita itu.“Ini akan menjadi berita besar,” gumamnya penuh semangat sebelum menyimpan kameranya ke dalam tas dan bergegas pergi.Sementara itu, di dalam mobil, suasana terasa mencekam. Jonas mulai menjalankan kendaraan, membelah yang semakin dingin.Lea menggigit bibirnya, menahan nyeri yang masih menusuk di lututnya. Namun melihat ekspresi Kayden y

    Last Updated : 2025-03-14
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   151. Kunjungan Annika - Api Cemburu yang Membakar Kayden

    Setelah bermain ski kemarin, Annika tidak pernah lagi melihat Lea di manapun. Bahkan saat waktu makan tiba, wanita itu tak muncul di restoran. Annika khawatir. Ia sudah mencoba menghubungi Lea berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban sama sekali dari wanita itu.Saat matanya tak sengaja menangkap sosok Jonas yang baru saja masuk, Annika segera menghampiri pria itu.“Tuan Beckett!” seru Annika seraya berlari mendekatinya.Jonas menoleh dan melangkah maju. “Ada apa, Nona Bennett?” tanyanya.Annika berdiri tepat di depan Jonas. “Uhm, aku ingin bertanya padamu. Apa kamu melihat Lea Rose? Aku tidak melihatnya dan tidak bisa menghubunginya lagi sejak bermain ski kemarin. Aku bertanya pada instruktur yang melatihnya, katanya sempat terjadi insiden kecil. Tapi dia tidak menemukan Lea saat ingin mengambil kotak obat,” katanya panjang lebar, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.Jonas mengangguk pelan. “Benar. Nona Rose sempat mengalami insiden yang membuat lututnya cedera. Dokter meng

    Last Updated : 2025-03-15
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   152. Ketahuan

    Empat hari kemudian,Lea baru saja kembali ke kediaman keluarga Easton setelah seharian bekerja. Namun, bukannya bisa beristirahat, ia malah mendapat sambutan mengejutkan dari Noah yang sengaja menunggu kedatangannya di kamar. Wajah pria itu tampak begitu marah dan murka.“N-Noah?” ucap Lea tergagap.Langkahnya seketika terhenti di ambang pintu kamar ketika tatapan tajam Noah mengunci dirinya.Lea tidak tahu mengapa Noah terlihat begitu marah. Namun, sebelum ia sempat bertanya, pria itu sudah melemparkan begitu banyak lembaran foto ke udara.Salah satu foto mendarat tepat di depan Lea, dan matanya membelalak saat melihat dirinya bersama Kayden di resor waktu itu—terlihat begitu intim.“Beraninya kamu berselingkuh dengan Kayden di belakangku!” pekik Noah dengan suara penuh kemarahan.Lea tersentak. Ia tidak mengira Noah akan semarah ini mengingat selama ini pria itu tidak peduli padanya ataupun pernikahan mereka.“Kamu tahu apa yang paling membuatku merasa terhina?” Noah mendekat denga

    Last Updated : 2025-03-15
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   153. Diasingkan

    Kaelyn Brown tidak membuang waktu. Setelah memastikan Robert tidak mengambil tindakan langsung terhadap masalah ini, ia segera keluar dari kamar dan memerintahkan salah satu pengurus rumah tangga yang paling ia percayai, Harold, untuk menemuinya di ruang baca.Tak butuh waktu lama, pria paruh baya itu berdiri tegak di depan Kaelyn, menunggu perintahnya dengan penuh kewaspadaan.“Pastikan wanita itu mendapatkan perawatan medis terlebih dahulu,” perintah Kaelyn. “Aku tidak ingin ada masalah lebih lanjut. Setelah dia stabil, segera bawa dia pergi. Jangan sampai ada yang menemukannya, terutama Kayden atau keluarganya sendiri. Dan Harold, jangan buat kesalahan.”Harold menelan ludah saat menyadari betapa seriusnya situasi ini. “Saya mengerti, Nyonya. Akan saya urus secepatnya.”Setelah melihat Kaelyn menganggukkan kepala, Harold segera bergerak. Dengan bantuan dua orang bawahannya, mereka kembali ke kamar Lea dan membawa tubuh Lea yang masih tidak sadarkan diri ke atas ranjang.Seorang dok

    Last Updated : 2025-03-16
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   154. AKu Tidak Ingin Kehilangan Dia Lagi

    Kayden baru saja tiba di kediaman keluarga Easton dan langsung menuju kamar Lea. Tanpa ragu, ia mengangkat tangannya dan mengetuk pintu.Hening. Tidak ada jawaban.Ia mengetuk sekali lagi, kali ini lebih keras. Namun, tetap saja tak ada suara dari dalam.Sebelumnya, ia sudah mencoba menghubungi Lea berkali-kali, tetapi panggilannya terus berakhir tanpa jawaban.Ada yang tidak beres.Perasaan itu mencuat begitu saja di benaknya.“Ke mana sebenarnya wanita ini?” gumamnya pelan.Tanpa membuang waktu, ia segera turun ke lantai satu. Begitu matanya menangkap sosok pelayan, ia langsung memanggilnya.Pelayan itu menghampiri dengan sikap hormat. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda?”“Di mana Lea Rose? Apa dia sudah pulang?” Suaranya terdengar serius, nyaris menuntut jawaban.Pelayan itu tampak ragu sesaat sebelum menjawab, “Maaf, Tuan … Nyonya Rose tidak ada di rumah. Dia pergi.”Ekspresi Kayden berubah serius. Mata birunya tajam menatap pelayan yang tampak gelisah.“Kemana dia?”Pelayan itu

    Last Updated : 2025-03-16
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   155. Ceraikan Dia

    Ponsel Kayden bergetar di tangannya, layarnya menampilkan pesan dari Jonas.[Nyonya Rose sudah ditemukan. Berikut lokasinya: Desa Winterhollow, sebuah daerah terpencil di utara Eldoria, jauh dari pusat kota]Tanpa membuang waktu, Kayden memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berbalik meninggalkan Kaelyn Brown tanpa sepatah kata pun.“Kayden!” panggil Kaelyn, suaranya dipenuhi kepanikan. Namun, pria itu tidak sedikit pun menoleh.Dengan langkah mantap, Kayden menuju mobilnya dan segera menyalakan mesin. Ia menarik napas dalam, berusaha menahan gejolak di dadanya, lalu menginjak pedal gas. Kendaraan melaju, meninggalkan rumah keluarga Easton di belakang.Cahaya matahari pagi mulai meninggi, menyinari jalanan kota yang mulai sibuk. Meski lalu lintas tidak terlalu padat, Kayden tetap memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, melewati kendaraan lain tanpa ragu. Setiap detik terasa berharga. Namun, di balik ekspresinya yang tampak tenang, pikirannya terus berpacu.“Bertahanlah ... Little Ros

    Last Updated : 2025-03-17
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   156. Menolak Bercerai

    Mendengar ancaman Kayden, Kaelyn terguncang hebat. Bayangan Noah diusir dari keluarga Easton adalah mimpi buruk baginya. Dengan penuh ketakutan, ia memohon putranya untuk menurut.“Noah, kamu harus menceraikan Lea,” suaranya bergetar cemas.Namun, Noah tetap teguh. Selama ini, ia sudah banyak mengalah pada Kayden, dan kali ini ia bertekad tidak akan menyerah.“Tidak, Bu! Aku tidak akan menceraikannya, bagaimanapun juga!” tegasnya.Kaelyn semakin panik. “Jangan bodoh, Noah! Apa gunanya mempertahankan wanita itu jika kita kehilangan segalanya?!” bentaknya.Noah menatap ibunya tajam. “Tidak akan! Dia hanya menggertak, dan Ayah tidak akan—”“Kamu pikir aku hanya bercanda?” Kayden menyela dengan tatapan dingin. “Dengan satu kalimat dariku tentang kalian berdua, Ayah pasti akan menyingkirkan kalian. Kamu tahu betul, Noah, selama ini Ayah hanya menomorsatukanku dan mendengarkanku.”Ia tersenyum tipis sebelum menambahkan, “Lagipula, sampai detik ini Ayah tidak bertindak apa pun, padahal dia s

    Last Updated : 2025-03-17
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   157. Dokumen Perceraian

    Dua hari setelah kejadian itu, malam di kediaman keluarga Easton terasa lebih sunyi dari biasanya.Lea baru saja kembali ke kamarnya setelah makan malam. Ia duduk di tepi ranjang, membiarkan keheningan menyelimuti dirinya sebelum suara pintu terbuka tanpa ketukan lebih dulu.Noah berdiri di ambang pintu dengan ekspresi dingin, tanpa emosi seperti biasanya. Tanpa berkata apa pun, ia melangkah masuk dan melemparkan sebuah amplop cokelat ke atas meja di samping tempat tidur.Lea menatap amplop itu, lalu mengangkat wajah menatap Noah dengan kening berkerut. “Apa ini?” tanyanya hati-hati.Noah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. “Bukalah, dan tandatangani,” jawabnya singkat.Tanpa menunggu reaksi dari Lea, Noah segera berbalik dan melangkah keluar, membiarkan pintu terbuka lebar di belakangnya.Lea menatap kepergiannya dengan bingung, lalu menunduk ke arah amplop itu. Jemarinya yang sedikit gemetar perlahan meraihnya, kemudian membuka segelannya dengan hati-hati.Ketika selemb

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   197. Beneath the Roses

    Pagi itu, langit New York tampak cerah.Lea duduk santai di atas sofa, melipat kedua kakinya dan membiarkan tubuhnya bersandar nyaman ke sisi Kayden. Ia mengenakan kaus tipis dan celana santai. Dan sebotol air mineral setengah kosong tergeletak di meja kopi di depannya.Suara pembawa acara berita lokal mengisi keheningan apartemen dari layar televisi.“Breaking news. Astrid Galen resmi ditahan tanpa jaminan atas dakwaan percobaan pembunuhan terhadap Lea Rose Thompson,” suara pembawa berita terdengar tajam. “Selain itu, bukti penggelapan dana dan pencucian uang yang melibatkan yayasan keluarga Thompson kini menyeret nama suaminya, Liam Thompson, dalam penyelidikan lanjutan.”Napas Lea tercekat sesaat. Ia menatap layar televisi dengan jantung yang berdebar tak terkendali. Akhirnya... hari itu datang juga.Kayden yang duduk di sebelahnya lantas mencondongkan tubuh sedikit, kemudian mengulur tangan dan membelai lengan Lea perlahan.Di televisi, potongan video memperlihatkan Astrid mengena

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   196. Senyum Licik Namun Menawan

    Lea sedang menikmati minuman soda rasa jeruk ketika ponselnya bergetar. Ia melihat nama di layar. Mama.Dengan gerakan tenang, ia meletakkan kaleng soda di atas meja dan menyambungkan panggilan.“Halo, Ma?” sapanya.Suara ibunya terdengar tenang di seberang, menyatu dengan dengung samar mesin mobil. Julianne sedang dalam perjalanan kembali ke hotel.“Sebastian Langley sudah mulai goyah,” katanya tanpa basa-basi. “Dia berpura-pura ragu, tapi nada suaranya, pilihan katanya, semua menunjukkan hal yang sama. Dia tertarik. Kalau semuanya sesuai rencana, Astrid hanya tinggal menunggu waktu sebelum ia tak punya tempat lagi untuk berdiri.”Lea menyandarkan punggung ke kursi, tatapannya fokus ke luar jendela.“Bagus,” gumamnya. “Aku sudah cukup lama menunggu momen ini.”Julianne terdengar menarik napas di seberang sebelum melanjutkan dengan nada lebih hangat. “Anggap saja ini bagian kecil dari penebusan atas kesalahan masa laluku, Lea. Karena dulu aku meninggalkanmu di rumah itu. Hidup bersama

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   195. Sebuah Tawaran

    Setelah keluar dari ruang interogasi, Sebastian menerima pesan singkat.[Kita perlu bicara. Ini tentang Astrid. Hotel Aurelle, suite 907. – J.R.]Sebastian menatap layar ponselnya lama. Rahangnya mengeras.Inisial itu saja sudah cukup menjelaskan segalanya.“Akhirnya aku berurusan dengan orang sepertinya,” gumamnya pelan.Ia menyelipkan ponsel kembali ke saku jas, lalu melangkah pergi. Ia tahu, pertemuan itu akan mempersulit kasus yang seharusnya bisa selesai dengan mudah.Beberapa jam kemudian, Sebastian Langley datang tepat waktu.Julianne sudah duduk di sana, segelas bourbon setengah penuh di tangannya. Ia tak bangkit. Hanya menatap Sebastian dengan tatapan yang membuat siapa pun merasa sedang duduk di depan hakim, bukan seorang pengacara.Sebastian berdiri di tengah ruangan. Ia tampak tegang, tapi tak benar-benar menunjukkannya.“Aku tahu kamu akan datang,” kata Julianne tanpa basa-basi.Sebastian duduk, lalu membuka jasnya sedikit. “Dan aku tahu kamu takkan tinggal diam. Jadi, ki

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   194. Ditangkap

    Pagi itu, Astrid baru saja keluar dari rumahnya dengan langkah tenang dan senyum percaya diri. Angin musim semi menerpa rambutnya yang terurai sempurna. Namun senyumnya langsung memudar saat melihat dua mobil polisi berhenti di halaman depan.Detik berikutnya, dua petugas keluar, langkah mereka cepat dan tegas.“Astrid Galen?” tanya salah satu petugas dengan suara dingin dan berwibawa.Astrid mengerutkan kening. Ia berhenti, menatap mereka dengan sorot tak suka. “Ya?” jawabnya, alisnya terangkat dan nada suaranya penuh keangkuhan.“Kami memiliki surat perintah penangkapan untuk Anda.” Petugas itu menunjukkan dokumen dengan segel resmi.Astrid membaca cepat. Matanya membelalak ketika membaca tuduhan yang tertera—penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen, dan pembunuhan berencana.“Apa ini lelucon? Siapa yang menyuruh kalian?!” suara Astrid meninggi, nadanya berubah tajam. “Kalian sadar siapa aku?! Aku bisa membuat kalian kehilangan pekerjaan hanya dengan satu panggilan!”Petugas teta

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   193. Kecemburuan Kayden pada Silas dan Rhael

    Setelah makan malam selesai...Di luar ruang makan privat, Kayden menyentuh ringan lengan Lea untuk menahannya tetap di tempat. Yang lain sudah lebih dulu keluar.“Aku perlu tahu sesuatu,” ucapnya pelan.Lea menoleh. “Ada apa?”“Silas.” Kayden menatap Lea tajam. “Sejak kapan kalian sedekat itu?”Lea mengernyit, sedikit bingung. “Aku tinggal di kediaman Ravenwood selama setahun. Dia orang yang sopan.”“Dia terlalu tahu banyak tentangmu,” tukas Kayden. “Dan cara dia memandangmu barusan, itu bukan sekadar sopan.”Lea menghela napas. “Kami tinggal serumah cukup lama. Wajar kalau dia tahu beberapa hal.”“Dan Rhael?” tanya Kayden tanpa memberi jeda. “Sejak kapan dia juga jadi bagian dari lingkaran dekatmu?”Nada bicara Kayden terdengar tenang, tapi ada tekanan yang jelas terasa di wajahnya.Lea menatapnya tajam. “Mereka bukan ancaman. Tidak ada yang berubah, Kayden.”Kayden tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap wajah Lea, seolah mencari tanda-tanda bahwa wanita itu berbohong. Tangannya

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   192. Undangan Makan Malam

    Ruang Makan Privat – Sebuah Restoran Mewah di Midtown ManhattanPintu kaca geser terbuka perlahan. Lea melangkah masuk lebih dulu, diikuti oleh Kayden yang berjalan di belakangnya dengan langkah tenang. Ruangan itu bernuansa hangat dengan meja makan bundar yang ditata rapi dengan linen putih.Julianne menyambut mereka dengan senyum hangat, sementara Rhael hanya melirik sekilas tanpa menunjukkan ekspresi berarti.“Ma,” sapa Lea sembari menghampiri dan memeluk Julianne dengan lembut.Julianne membalas pelukan itu. “Kamu tampak lebih segar dari terakhir kali kita bertemu.”Lea tersenyum singkat, lalu menoleh ke arah Rhael. “Kamu juga datang.”“Aku tidak datang untukmu,” sahut Rhael pelan, lalu bersandar santai ke kursi. “Aku hanya penasaran ingin melihat siapa pria yang membuatmu tak bisa berpaling ke lain hati.”Lea menahan napas sejenak sebelum menoleh ke arah Kayden. “Ma, Rhael … ini Kayden.”Kayden mengangguk sopan dan melangkah maju. “Senang akhirnya bisa bertemu denganmu secara lan

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   191. Kedatangan Julianne dan Rhaelil di Apartemen

    Sepeninggal Kayden, Lea melangkah pelan lalu duduk santai di sofa tunggal yang menghadap ke luar jendela. Pemandangan kota New York masih sama—hiruk-pikuk dan gemerlap—namun ada sesuatu dalam dirinya yang berubah. Perlahan, jiwanya tak lagi serapuh dulu.Ponselnya yang tergeletak di meja kecil tiba-tiba bergetar. Lea menoleh, sekilas melihat layar, lalu segera meraihnya saat membaca nama yang tertera.“Mama …?” sapanya begitu panggilan tersambung.Di seberang, suara Julianne terdengar tergesa, bercampur keramaian. “Mama sekarang di bandara. Bisa kita bertemu?”Lea mengernyit samar. “Mama di New York?”“Ya. Bersama Rhaelil. Dia bersikeras ingin ikut karena katanya rindu padamu.”Lea tertawa kecil, merasa geli. “Apa? Jadi anak itu merindukanku?”Samar-samar, suara Rhael terdengar dari belakang. “Tidak! Aku ikut bukan karena merindukanmu! Aku ke mari untuk bersenang-senang!”Lea terkikik. “Baiklah … kalian bisa datang ke apartemenku. Nanti aku kirim alamatnya.”“Baik, Sayang. Sampai jumpa

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   190. Aku Tidak Akan Kehilanganmu Lagi

    Keesokan paginya, Lea menjadi orang pertama yang bangun. Ia tidak langsung mandi. Sebaliknya, ia memutuskan untuk menyiapkan sarapan lebih dulu karena tahu hari ini Kayden akan ke kantor.“Oke, semuanya beres!” serunya pelan dengan senyum lebar, merasa puas dengan sarapan sederhana dan secangkir kopi yang sudah tertata rapi di atas meja makan.Setelah memeriksa semuanya sekali lagi, Lea melangkah kembali ke kamar. Ia menaiki ranjang dengan pelan, lalu menunduk dan menciumi pipi Kayden yang masih tertidur lelap.“Selamat pagi, Tuan Muda Easton,” bisiknya lembut di sela ciumannya.Kayden menggeliat kecil, lalu membuka mata perlahan. Tatapannya langsung bertemu dengan wajah Lea yang tersenyum di atasnya.“Ini mimpi lain, hm?” gumamnya serak karena baru bangun. Tangannya terulur mengusap pipi Lea. “Karena kalau iya, aku tidak ingin bangun.”Lea terkikik pelan. “Bukan mimpi, Sayang. Sarapan sudah siap. Kamu harus bangun sebelum kopimu dingin.”Kayden menarik tubuh Lea agar jatuh ke pelukan

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   189. Melepas Rindu

    Kayden menggeleng pelan, lalu menaruh dagunya di bahu Lea. “Untuk sekarang, aku hanya ingin menikmati waktu kita. Aku sangat merindukanmu, Little Rose,” bisiknya parau.Lea tersenyum tipis. Salah satu tangannya terulur, mengusap pucuk kepala Kayden dengan lembut. “Baiklah. Kita nikmati saja waktu berdua.”Bagi Kayden, pelukan ini masih terasa seperti mimpi. Meskipun hangat kulit Lea begitu nyata di pelukannya, Kayden tak bisa mengusir keraguan dalam hatinya. Ada suara kecil yang terus bertanya—jangan-jangan semua ini hanya mimpi yang terlalu indah untuk jadi kenyataan?Setelah beberapa saat berendam, Lea tiba-tiba menarik diri dari pelukan Kayden. Tanpa berkata apa pun, ia keluar dari bath tub. Buih sabun masih menempel di beberapa bagian tubuhnya yang putih dan mulus.Dengan langkah anggun, Lea berjalan menuju shower dan menyalakan air hangat. Saat buliran air membasahi tubuhnya, ia menoleh.Senyum manis menghiasi bibirnya. “Kemarilah, Kayden,” panggilnya lembut.Kayden tidak segera

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status